Jenis dan Makna Pelinggih di Natah Pekarangan

Jenis dan Makna Pelinggih di Natah Pekarangan
Terkadang memang banyak umat kebingungan tentang Pelinggih di Natah Pekarangan (halaman rumah).

Saat sembahyang, banyak umat yang masih kebingungan dengan Pelinggih di Natah Pekarangan, dan siapa beliau yang kita sembah disana? 

Dari saudara Hindu yang bertempat tinggal di Bali bagian barat Pelinggih di Natah Pekarangan disebut pengijeng dan di Tabanan ada yang menyebut "Taksu". Namun, ada juga yang menyebut Pelinggih surya. 

Pelinggih di Natah Ada Dua Jenis Pelinggih Natah dengan Memakai Atap dan Padma Natah 

Memang kedua jenis Pelinggih Natah ini memiliki fungsi yang berbeda. Apa saja, yuk simak dibawah ini; 

  1. Sanggah Natah Beratap: Di Pakai Secara Umum 
  2. Sanggah Natah Panda: Dipakai Oleh Yang Menjadi Pemangku atau Jro Balian
Letak Pelinggih Natah 
Pelinggih Natah ini letaknya di tengah pekarangan antara Bale daje dan bale gede dan menghadap ke arah barat! 

Pemujaan Untuk Pelinggih Natah

Pemujaan yang di sembah adalah Siwa Reka dan ada juga yang melakukan memohon/ngayat ke Merajan jika di keluarga ada sebelan/ pakubon (Ngayat), pengayengan leluhur, rikala ring pakubon wenten upacara ngaben/kapialang.

Itulah Jenis dan Makna Pelinggih di Pekarangan Rumah, jika ada yang salah tolong di koreksi. Ini adalah pendapat saya yang saya dengar dari pengelingsir (tetua) Tiang (saya).

Walaupun Darurat, Ini Makna dan Saktinya Turus Lumbung (Sanggah Kemulan)

 

Turus Lumbung, Kayu Sakti, Hindu Itu Fleksibel Tidak Memaksa
Ilustrasi photo via sapoiha.com

Turus Lumbung adalah Sanggah Kemulan darurat, karena satu dan lain hal belum mampu membuat yang permanen. Turus lumbung dibuat dari batang (turus) kayu dap-dap banyak umat yang menggunakan pepohonan ini yang dipercayai sebagai taru sakti. Selain kayu dap-dap juga ada bambu, serta atapnya dari daun lalang. Di bagian bawah dekat ke tanah di setiap batang dap-dap agar diikatkan kwangen dengan jinah 11 keteng.


Makna Sanggah Turus Lumbung

Turus lumbung mengandung arti kias “melindungi dan menghidupi pemujanya”. Turus dapdap merupakan tameng atau perisai, yakni alat untuk melindungi diri , dan lumbung, yakni tempat untuk menyimpan padi untuk penghidupan. Bangunan ini sifatnya sementara yang nantinya akan diganti dengan bangunan yang agak permanen menurut kemampuan penghuninya. Batas waktu penggunaannya adalah 6 (enam) bulan, namun bila lewat 6 bulan belum juga bisa membangun yang permanen maka kwangennya agar diganti dengan yang baru.

Setelah penghuninya agak mampu, barulah mereka membuat bangunan untuk mengganti turus lumbung itu. Bangunan pelinggih ini dibuat dari kayu dan bambu serta memakai satu ruangan (rong tunggal) yang digunakan untuk tempat sajian. Bangunan rong tunggal inilah yang disebut kemulan atau sanggah kemulan.Peninggalan-peninggalan bangunan ini dijumpai di desa­-desa Bali Kuno, seperti di Julah, Sembiran, Lateng, Dausa, dan tempat kuno lainnya

Seiring berkembangnya jaman dari masa ke masa bangunan rong tunggal berkembang menjadi dua ruangan (me-rong kalih). Lantas berkembang lagi menjadi tiga ruangan (rong telu), untuk menghormati atau memuja para leluhur yang telah disucikan. Perkembangan Rong Tunggal hingga akhirnya menjadi rong telu disesuaikan dengan konsep Tri Murti yaitu Dewa Bhrama (Pencipta),  Dewa Wisnu (Pemelihara,) dan Dewa Siwa (Pelebur). Sehingga Rong Telu selain untuk memuja  leluhur juga untuk memuja Sang Hyang Tri Murti.

Membuat Sanggah Kemulan memang memerlukan biaya yang tidak sedikit akan tetapi jika dana belum mencukupi bisa membuat Turus Lumbung. Jadi dapat disimpulkan dalam tradisi agama Hindu khususnya di Bali. Tidaklah sebuah tradisi yang membuat miskin umatnya. Karena agama Hindu sangatlah fleksibel, yang selalu menyarankan umatnya untuk melakukan Yadnya tidak melebihi kemampuannya. Karena dalam Yadnya tidak mengutamakan kemewahan tapi ketulusan hati.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk semeton. Jika terdapat penjelasan yang kurang lengkap atau kurang tepat. Mohon dikoreksi bersama. Suksma…

Eling! Pitutur Niang (Selalu Emosi: Akan Memperlambat Segala Hurusan)

 

Eling! Pitutur Niang (Selalu Emosi: Akan Memperlambat Segala Hurusan)

Eling (mengingat) Pitutur (Pesan/berpesan) Niang (Nenek) kata ini jika di artikan menjadi selalu ingat pesan dari nenek. 

Zaman dulu, mungkin masih ada di beberapa Desa, saat nenek sedang mebase (ngunyah daun sirih) orang Tua dulu berpesan kepada anak/cucunya yang ada di sampingnya, "De Emosi" jangan pernah emosi dalam melakukan segala jurusan apapun, sambil ngunyah daun sirihnya. 

Bahasa yang dilantunkan Niang seperti Ini dalam bahasa Bali;

"Yen Cening state Emosi, Nto ngainan Cening Sukeh...

Sukeh Ngalih Gehaen - Rejeki Cening Ngekoh...

Sukeh Seger (Gelem-geleman)

Sukeng Kedemenin Anak...

Sukeh Ngai Demen...

Keto Nyan Cening...

Jika sudah Emosi, segala apapun akan susah, benar sekali Pitutur (pesan) seorang Niang

Kalau sudah Emosi apapun akan menjauh, Rejeki, susah bahagia, di benci orang, dll... 

Dari itu, kita harus menghilangkan emosi dengan cara, rajin sembahyang, rajin meditasi, rajin yoga, dan intinya mengalah dengan diri sendiri, kemauan yang keras dan sadar diri.. kemampuan kita sampai dimana. 

Agar, jangan sampai yang tidak bisa kita jangkau, itu menyebabkan emosi, stres dan menderita.

Suksma Niang...😭

Begini Cara Menetralisir Aura Negatif Pekarangan Rumah Hanya dengan Air Beras dan Garam, Simak Manfaatnya!!

 

Begini Cara Menetralisir Aura Negatif Pekarangan Rumah Hanya dengan Air Beras dan Garam, Simak Manfaatnya!!
Banyak sudah kita jumpai cara-cara agar aura rumah kita baik dan bagus untuk kedamaian penghuninya. Mulai dari hal-hal tabu dan sampai memakan biaya yang tak sedikit untuk memohon kepada orang suci/pintar untuk membantu menetralisir aura rumah kita dari unsur negatif. 

Namun, tidak pernah kita sadari bahwa sesuatu yang kita cari itu ada di sekeliling kita, bahkan kita gunakan setiap hari untuk memasak. Garam dan Air Beras, atau air banyu beras. 

Air beras ini sangat memiliki khasiat yang ampuh menangkal berbagai hal yang berbau magic, salah satu menetralisir Aura Negatif Pekarangan Rumah. 

Baca juga: 10 Pekarangan Yang Tidak Baik di Tempatkan

Selain bisa digunakan menyubur tanaman, air beras dan garam bisa menyembuhkan segala penyakit magic, dan Menetralisir Pekarangan Rumah dari Aura Negatif. 

Cara Menetralisir Pekarangan Rumah dengan Air Beras dan Garam

Menurut dari kajian Sastra Dasa Aksara, Air Beras memiliki kekuatan dari Dewi Sri dengan Sewanya Bhatara Wisnu (Dewa Air) dalam ajaran Hindu. Yang mana air merupakan pembersih, bila dioperasikan menjadi air suci untuk pemarisudha. Jika Air Beras di campur Garam berarti mempertemukan kekuatan dari Dewi Sri dan Bhatara Wisnu dimana memiliki kekuatan untuk melebur unsur Mala, Leteh, letuh,  di Bhuana Agung dan Bhuana Alit. 

Caranya; 

  • Siapkan garam besar secukupnya lalu berdoa sesuai keyakinan dengan satu niat apapun yang menyebabkan pekarangan atau usaha menjadi panas dan menyakiti agar dinetralkan oleh kekuatan Tuhan dalam wujud Batara Bharuna Sakti. Bahkan tanpa doapun bisa.
  • Tebar garam keliling searah jarum jam 3x  putaran mengelilingi pekarangan rumah atau usaha. Biarkan sekitar 15 menit kemudian cipratkan air cucian beras searah jarum jam sebanyak 3x putaran dan biarkan. Tunggu satu jam setelah mencipratkan air cucian beras dan rasakan perubahan aura pekarangan maupun usaha.
  • Secara otomatis suhu akan berubah menjadi lebih sejuk dan lebih nyaman pada saat tidur. Kenyamanan dan kesejukan itulah hasil dari sebuah proses menetralisir pekarangan dengan Garam dan air cucian beras.

Untuk menetrlisir tubuh yang sakit akibat magic :

  • Siapkan garam halus secukupnya lalu berdoa sesuai keyakinan dengan satu niat apapun yang menyebabkan sakit dalam tubuh agar dinetralkan oleh kekuatan Tuhan dalam Wujud Batara Bharuna Sakti. Bahkan tanpa doapun bisa
  • Balurkan garam ke bagian tubuh yang sakit secara merata, misalkan di bagian kaki, balurkan satu arah menurun dari paha sampai kaki. tunggu 5 sampai 10 menit. Kemudian basuh dengan air cucian beras yang telah disiapkan tadi.
  • Lakukan hal tersebut secara rutin untuk mendapatkan hasil yang maksimal, dan semoga penyakit mejik yang ada dalam tubuh sedikit demi sedikit dapat berkurang.

Jika Anda Percaya dengan Adanya Hyang Widhi/Tuhan yang Maha Kuasa... Anda wajib percaya dengan Hal ini. 

Kembali lagi dengan kepercayaan Anda.. semoga artikel ini bermanfaat. 

Ini Ciri-ciri Suami Kena Penangkeb!

 

Ini Ciri-ciri Suami Kena Penangkeb!
Ilmu Penangkeb merupakan ajaran Ilmu gaib yang seketika membuat sang suami tunduk, dan mematuhi segala keinginan sang istri. 

Ini merupakan cara halus dari tindakan istri jaman dulu di pulau Bali dari kekesalannya kepada sang suami yang melakukan KDRT ( kekerasan dalam rumah tangga). 

Ilmu "Penangkeb" adalah sarana gaib agar orang lain/orang banyak menjadi tunduk dan mematuhi perkataan kita. 

Dengan menguasai ilmu Penangkeb ini, Orang tersebut bisa mengendalikan, mengarahkan atau menguasai orang lain dengan keinginannya dengan bantuan makhluk halus. 

Kebanyakan ilmu Penangkeb ini digunakan oleh perempuan atau sang istri agar pria atau suaminya menjadi penurut. Ilmu Penangkeb ini bisa didapatkan di dukun yang menganut ilmu hitam. 

Baca Juga: Cara Menyembuhkan Ilmu Penangkeb

Di kalangan penekun ilmu spiritual ilmu Penangkeb ini tak jauh dari ilmu pengeleakan. Jika menggunakan ilmu Penangkeb ini lama-lama seorang itu bisa menguasai ilmu pengeleakan itu sendiri tanpa ia sadari. 

Ciri- ciri Seorang Pria/Suami yang Kena Ilmu Penangkeb 

Pada situasi seperti ini yang tadinya sang istri yang tersakiti KDRT atau Sang Wanita yang Ingin membuat si Pria tekuk lutut kepadanya, langsung; 

  • Kelihatan bodoh
  • Kewibawaannya hilang 
  • Matanya Sayu
  • Linglung
  • Prustasi
  • Tunduk kepada si wanita
  • Takut
Namun, percayalah apapun yang tidak baik akan selalu kalah... Anda bisa menang di dunia yang skala ini. 

Namun tidak di Niskala. Tobat dan berbenah lah menjadi manusia lebih baik dan menjadi Dharma agar anak - cucu mu tidak menerima dosa.

Percaya Atau Tidak! Ini Larangan Suami Saat Istrinya Hamil Menurut Hindu

Percaya Atau Tidak! Ini Larangan Suami Saat Istrinya Hamil Menurut Hindu

Masyarakat Hindu di Bali hingga saat ini masih banyak yang kita lihat melaksanakan tradisi budaya yang dipercaya dan dilaksanakan dengan benar dalam tradisi turun-temurun. Namun, disisi lain ada sebagian masyarakat yang tidak lagi menjalankan tradisi tersebut dengan berbagai alasan. Dan ada juga yang “sekedar” melaksanakan tradisi-tradisi ini tanpa memahami secara mendalam maksud dan tujuan dari tradisi tersebut. 


Banyak tradisi warisan leluhur Bali yang hingga saat ini masih dilaksanakan dengan benar. Tetapi magsudnya mungkin sebagian belum tau. Seperti contoh, ketika Istri Anda sedang hamil, maka Anda tidak akan memotong rambut dan dibiarkan panjang. Tapi banyak juga Orang Bali yang kurang mengerti apa maksud dari tradisi Manusa Yadnya tersebut. 

Setiap Negara, pulau maupun suku di dunia ini memiliki pantangan-pantangan yang disebut “Tabu” didalam ilmuwan Anthropologi. Ada “Tabu” yang bisa dilacak sejarahnya, ada juga yang tidak. Misalnya saja di Bali ada tradisi “Tabu”:

  • Berpergian atau bermain disaat matahari terik (jam 12) yang disebut “jejeg surya”
  • Jika bepergian atau bermain pas pada pukul 12 siang hari, maka menurut kepercayaan orang, orang tersebut akan di segap (Engkebin Memedi). 
Selai itu, ada tabu (maketus) mengajak anak yang belum tanggal gigi ke Pura Luhur Batu Karu.

Dulu pernah ada anak yang belum tanggal gigi di Bali dan diajak tangkil ke Pura Luhur Batu Karu, kemudian hilang, dan tidak dapat diketemukan lagi. Saat meluasan (ditanyakan) kepada “orang pintar (balian)”di Bali kejadian ini diartikan sebagai tanda bahwa alam niskala melarang orang tua mengajak anaknya yang belum tanggal gigi ke Pura Luhur Batu Karu. Seperti itulah tradisdi Budaya Bali yang sangat kuat dan dijalani sampai sekarang oleh masyarakat yang masih mempercayainya.



Dan khususnya yang berkaitan dengan kehamilan, masyarakat Bali juga mengenal berbagai pantangan. Secara umum pantangan buat Suami apabila saat Istrinya hamil adalah: 
  • Jangan pergi mancing
  • Jangan menjelekkan, menghina
  • Merendahkan orang lain
  • Menyiksa binatang
  • Makan/ minum berlebihan apalagi sampai mabuk
  • berjudi



Didalam Lontar Kanda Pat Rare, juga disebutkan sekilas tentang pantangan untuk suami apabila istrinya sedang mengandung, diantaranya: 
  • Tidak boleh membangunkan istri yang sedang tidur
  • Tidak boleh melangkahi (ngungkulin) istri yang sedang tidur
  • Pada saat si istri yang sedang hamil itu makanーjangan dilarang anglawatin (membayangi dengan bayangan badan) terhadap nasi atau makanan yang sedang dimakannya

Adapun alasan melakukan hal tersebut dikarenakan pada saat istri tidur, ia mendapat hubungan pemeliharaan secara gaib dari para Dewa, kala dan pitara (roh leluhur), agar bayi yang dikandungnya itu dapat hidup dan selamat.

Dalam Lontar yang sama diyakini bahwa, perkembangan bayi berkaitan dengan penstanaan para dewa di tubuh bayi, demikian juga para leluhur mulai berhubungan dengan bayi Anda.

Keyakinan ini adapula juga didukung oleh lontar agastya prana, dasa aksara, serta keyakinan bahwa TUHAN meresap pada setiap ciptaannya.

Untuk menghormati beliau yang sedang berhubungan dengan pembentukan bayi dalam kandungan, hendaknya suami menghormatinya dengan cara tidak melangkahi ataupun membangunkannya dengan mengkejutkan pada saat istri Anda tidur.

Selain dari kutipan diatas, dalam Lontar Eka Pertama juga disebutkan beberapa sikap untuk suami, sebagai kepala rumah tangga pada waktu istri hamil. Seorang suami yang seharusnya melakukan swadharma agar menurunkan anak yang baik (dharma putra), yaitu tidak diperkenankan: 
  • Memotong rambut
  • Membangun rumah
  • Menyelenggarakan pengangkatan anak
  • Membuat tambak (empang) 
  • Membuat pagar rumah atau pagar ladang
  •  Memperistri wanita lain, selingkuh. 

Dari arangan-larangan diatas berlaku bagi suami tersebut, konon merupakan petuah dari Bhatara Brahma yang disampaikan kepada Bhagawan Bergu.

Yang seharusnya/ wajib dilakukan saat Istri Anda Hamil: 
  • Membuat perasaan istri tenang/ damai/ aman/ terlindungi Melakukan derma (Drwya Yadnya – dana punia) 
  • Rajin sembahyang, bersamadhi, bermeditasi Membaca Mahabharata Saat usia kehamilan istri Anda 7 bulan
  • Adakan upacara megedong-gedongan (kalau mungkin/ bisa) jika tidak, sembahyang biasa ditujukan kepada Bhatara Guru (Sanghyang Widhi) mohon keselamatan bayi dan ibunya.

Mengendalikan panca indria, bila mampu berpuasa setiap bulan purnama dan tilem. Dimana Atma/ roh leluhur masuk segera setelah terjadi pembuahan di dalam rahim ibu.

Sering bersamadi dan berjapa, menyebutkan nama Sanghyang Widhi berkali-kali sesuai dengan jumlah japamala, atau mengucapkan mantra Gayatri satu bait berulang-ulang sambil duduk berjapa.

Memang seharusnya kita pikirkan saja secara logika saja . saat istri hamil suami seharusnya juga ikut “untuk mengkonsentrasikan” segala perhatiannya (bertapa brata) agar bayi dalam kandungan istrinya dapat tumbuh dengan sebaikbaiknya sampai

Apakah sangsinya, jika larangan diatas itu dilanggar? Apabila suami melanggar larangan-larangan tersebut, maka akan mendapat ketukan para Dewa, Kala dan Pitara. Si istri mungkin bisa mengalami keguguran, bayinya mati dalam kandungannya sulit waktu melahirkan, kemerosotan keyakinan (iman) pada anak dan sebagainya.

Adapula, pada saat istri Anda hamil, bila ia sedang makan, hendaknya jangan diajak bicara, apalagi diberi kata-kata kotor, kasar, keras yang membuatnya tersinggung dan sakit hati. Karena,pada saat itu Sang Hyang Urip sedang bersemayam pada orang yang sedang makan.

Dari stulah sebabnya kemudian muncul mitos yang mengatakan, tidak boleh membunuh orang yang sedang makan, walaupun dia seorang penjahat atau musuh sekalipun.

Oleh sebab itu, untuk suami-istri agar semua pikirkan, perkataan dan perbuatan, diarahkan pada ajaran-ajaran kebajikan (dharma), agar terhindar dari malapetaka, baik bagi mereka berdua, maupun anak yang dikandungnya.

Untuk sang istri yang sedang hamil, agar suka mendengarkan sekaligus melaksanakan nasehat-nasehat, membaca kitab-kitab bertuah seperti cerita kepahlawanan, bermacam-macam sesana (peraturan tingkah laku), memeriksakan kesehatan jasmaninya, memperhatikan makanan yang sehat dan bergizi dan sebagainya.

Semua aktivitas yang baik itu akan berpengaruh, dan menurun pada anak atau karakteristik bayinya nanti.

Sedangkan untuk sang suami hendaknya ikut pula menjaga kedamaian dan kerukunan rumah tangga, terutama terhadap istrinya yang sedang mengandung. Suami harus sigap, jika ada beberapa kegiatan yang perlu mendapat perhatian, dari suami saat istrinya hamil.

Coba kita cari lagi contoh mengenai aktivitas yang hendaknya tidak dilakukan selama istrinya hamil. Seperti:
  • Jangan mencambuk sapi tatkala bekerja di sawah
  • Tidak boleh ngetok lait, atau menyumbat segala bentuk lubang (sombah), karena menurut kepercayaan, semua perbuatan itu akan membawa efek yang kurang baik bagi calon anaknya


Ada lagi tradisi dimana menancapkan turus saat istri hamil pada jaman modern ini mungkin sudah hilang.

Untuk yang paling sering dilakukan suami pada saat istrinya hamilーpantangan cukur rambut masih seringkali ditaati para lelaki walaupun mereka mungkin tidak tahu mengapa.

Mungkin saja sang suami melakukannya saja untuk berjaga-jaga.

Meskipun juga di zaman sekarang ada banyak calon ayah yang tidak mempraktekkannya tabu pantang cukur rambut lagi, makna yang terkandung di dalam tabu ini mereka lanjutkan dalam wujud lain.

Contoh kecil saja, misalnya sang suami ikut aktif merawat kesehatan fisik dan psikis sang istri.

Mengartikan kasih sayang dengan menjaga perasaan istri jangan sampai terluka oleh perbuatannya atau kata-katanya, melayani istri terutama menyangkut soal-soal merawat kehamilannya, mencurahkan kasih yang lebih khusus pada sang istri, dan memberikan tuntunan kerokhanian

Jaga Perasaan  Istri Dengan Sebaik-baiknya

Mungkin saat ini Orang Bali sudah melupakan tradisi ini,sehingga banyak larangan (tabu) yang dilanggar, sebagai akibat umumnya adalah "tabiat anak" yang kurang bisa dikontrol, sehinga bila terjadi kemerosotan iman, sangatlah wajar,

Sebanya orang tua sianak sendiri kurang memahami dan kurang mau membaca tutur bali.

Demikianlah sekilas tentang pantangan buat suami saat Istrinya sedang hamil, semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda semua.

Hari Baik Berhubungan Suami Istri Menurut Hindu dan Hari Buruk/Larangan Berhubungan Wajib di Ketahui

Hari Baik Berhubungan Suami Istri Menurut Hindu dan Hari Buruk/Larangan Berhubungan Wajib di Ketahui

Didalam ajaran agama Hindu, ada empat tujuan hidup manusia yang disebut ‘Catur Purusa Artha’ yaitu:

  • Dharma (kebenaran; dalam kontek lebih luas dapat diartikan sebagai pengetahuan)
  • Artha (kekayaan), kama (keinginan, nafsu), dan moksa (pelepasan dari ikatan lahir-hidup-mati, kebebasan)
Berhubungan suamiーistri merupakan salah satu kebutuhan biologis bagi mahkluk hidup, khususnya oleh mahkluk yang berkaki dua, memiliki hidung, bertangan dua, berjalan dengan berdiri, memiliki pikiran, yang disebut manusia.

Hubungan ini dianggap surganya bagi pasangan suami-istri, tak jarang membuat seseorang tenggelam dalam kesenangan dunia material.

Hubungan suamiーistri (kama) merupakan salah satu tujuan hidup manusia setelah kekayaan (artha), akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut harus berlandaskan pada dharma (kebenaran, aturan, hukum).

Demikian halnya melakukan hubungan badan (bersanggama, hubungan intim) memiliki tata kramanya sendiri.

Adapun untuk “Asanggama (berhubungan badan)” haruslah dipilh juga hari baiknya, ini bertujuan untuk menurunkan putra yang “Suputra Mahotama” , penurut, pintar, berbakti pada orang tua, murah rejeki dan berwibawa.

Bila tidak maka keturunan yang akan terlahir akan menyebabkan kesusahan bagi keluarga dan lingkungannya.

Secara umum berkaitan dengan masalah tata krama senggama, sebaiknya anda tidak melakukan senggama itu pada saat hari-hari berikut ini :

Hari-hari suci atau rerahinan jagat, Bulan purnama/tilem, Tanggal ke 14 (prawani) sehari sebelum purnama/tilem, Purwanin dina dan purwanin asih, Weton suami atau istri, Pada saat menstruasi untuk masa empat hari.

Adapun hari yang paling baik untuk berhubungan badan adalah
  • Soma Umanis
  • Budha Pon 
  • Sukra Pon
Lontar Pamedasmara menetapkan hari terlarang lebih banyak lagi dan berlaku untuk umum kepada siapa saja yaitu;

Purnama, tilem, purwani, hari wetonan, kala ngruda, kala mrtyu, minggu wage, selasa paing, selasa wage, rabu kliwon, kemis pahing dan sabtu kliwon.
Hari - hari yang mesti dihindari adalah:

  • Anggara Paing
  • Redite Wage
  • Anggara Wage
  • Budha Kliwon
  • Wrespati Paing
  • Saniscara Kliwon (tumpek) Purnama dan Tilem

Saat weton ( hari Otonan / Petemuan Otonan) suami / istri.

Luang (Urip Saptawara + Urip Pancawara = Ganjil )

Selain itu adapun Hari – hari yang mesti dihindari adalah“Purwanin dina” tidak baik melakukan pekerjaan / membuat dewasa, yaitu ;

  • Anggara Klion
  • Anggarkasih
  • Budha Klion
  • Sukra Wage
  • Saniscara Klion / Tumpek.

“Purwanin Sasih” tidak baik melakukan pekerjaan / membuat dewasa, yaitu ;

tanggal dan panglong ping 6, 8, 14.

“Pati Pata” sangat tidak baik memulai sesuatu pekerjaan / memulai dewasa, yaitu;

  • Juli / Kasa tanggal 10
  • Agustus / Karo tanggal 7
  • September / Katiga tanggal 3
  • Oktober / Kapat tanggal 4
  • November / Kalima tanggal 8 panglong 10
  • Desember / Kanem tanggal 6 panglong 8
  • Januari / Kapitu tanggal 11 panglong 11
  • Februari / Kaulu tanggal 13 panglong 13
  • Maret / Kasanga tanggal 7 panglong 6
  • April / Kadasa tanggal 6 panglong 6, Mei / Jyesta tanggal 1
  • Juni / Sadha tanggal 4 “Dagdig Karana” Tidak baik membangun Karya, yaitu; Redite tanggal 2
  • Soma tanggal 1
  • Anggara tanggal 10
  • Budha tanggal 7
  • Wrespati tanggal 6
  • Sukra tanggal 2 Saniscara tanggal 7

“Pati Paten” Semua Karya dan Asanggama teramat dilarang, yaitu;

Eka Sungsang nuju Indra, Dwi Tambir nuju Sri, Tri Kaulu nuju Uma, Catur Wariga nuju Kala, Panca Pahang nuju Yama, Sad Bala nuju Brahma, Sapta Kulantir nuju Rudra, Asta Langkir nuju Uma, Nawa Uye nuju Guru, Dasa Sinta nuju Rudra “Kala Mertyu” sangatlah buruk, karena sangat berbahaya. dilarang untuk bersenggama juga, yaitu; Redite Medangkungan, Anggara Wayang, Budha Sinta /Pagerwesi, Wrespati Taulu, Sukra Pujut, Saniscara Medangsia “Kala Ngruda” tidak baik untuk memulai suatu pekerjaan Soma Umanis Sungsang, Soma Paing Menail, Redite Pon Dukut "Sampar Wangke" Soma Aryang Pengaruh Hari Senggama menurut hari Menstruasi bila persetubuhan dilakukan setelah masa mentruasi, antara lain:

  • Senggama pada hari ke 4-5, lahir anak yang pendek
  • Pada hari ke 6, lahir anak yang bodoh
  • Pada hari ke 7, lahir anak yang kelak bodoh dan mandul
  • Pada hari ke 8, lahir anak yang sifatnya ingin selalu berkuasa
  • Pada hari ke 9, 10, 12, 14 dan 16, lahir anak yang tabiat dan sifatnya bijaksana serta suci
  • Pada hari ke 11 dan 13, lahir anak yang sifatnya jelek dan bahkan malas sembahyang serta anti agama
  • Pada hari ke 15 dan 17, lahir anak yang kelak banyak keturunan.

Sifat Anak berdasarkan senggama menurut penanggal/pangelong

hubungan suami istri bila dilakukan pada penanggal antara lain:

  • Penanggal yang baik melakukan senggama, hubungan suami istri: penanggal ping 3, baik dilakukan, karena pertemuan manusia
  • Penanggal ping 5, baik sekali, akan menjadi orang yang berprilaku suci
  • Penanggal ping 7, pertemuan hadiah, baik dilakukan senggama, anak yang lahir akan jadi dermawan
  • Penanggal ping 9, baik kesedana, namanya naga maya
  • Penanggal ping 10, baik, namanya sri molek, murah sandang pangan
  • Penanggal ping 11, baik, sri molek, anak dicintai dan berlaku cinta kasih
  • Penanggal ping 13, baik, anak akan selalu berbahagia
  • Pangelong ping 5 dan 11, sangat baik, namanya sri maulekan
  • Penanggal yang dilarang dan dihindari untuk melakukan senggama, hubungan suami istri
  • Penanggal ping 1, pertemuan dewa, baik dilakukan senggama, akan tetapi anak pertama akan meninggal
  • Penanggal ping 2, jelek dilakukan, akan menemukan suatu pertentangan, anak akan suka menentang orang tua
  • Penanggal ping 4, tidak baik, anak yang lahir akan menjadi cacat
  • Penanggal ping 6, baik dilakukan, anak yang dilahirkan menjadi pintar tetapi akan menjadi licik dan jahat
  • Penanggal ping 8, mantu mesatru, anak yang dilahirkan akan selalu bermusuhan dan banyak penderitaan
  • Penanggal ping 12, tidak baik, anak akan menderita dan kesakitan
  • Penanggal ping 14, sangat tidak baik, selalu kesusahan, serba buruk
  • Penanggal ping 15, tidak boleh melakukan hubungan suami-istri. semua pangelong, hindari. Hubungan intim (senggama) Suami Istri dalam Weda Tujuan dari sebuah perkawinan adalah untuk memperoleh anak

Sebab, kelak diharapkan anak menjadi penyelamat keluarga, membebaskan leluhur dari api neraka?

Karena itulah seoran anak disebut putra, artinya dapat membebaskan orang tua, atau leluhur dari pendritaan alias neraka.

Itulah sebabnya kehadiran seorang anak begitu penting bagi keluarga Hindu, khususnya Bali.

Anak atau rare yang dapat membebaskan penderitaan keluarga, menjadi tempat berlindung orang tuanya, dan akhirnya kemudian menjadi penerus keturunan, haruslah anak yang baik, rare yang utama yang di dalam sastra

Kanda Pat Rare disebut sebagai suputra

Hal ini juga terungkap dalam beberapa sastra Hindu sebagai berikut : membuat sebuah telaga untuk umum, itu lebih baik daripada menggali seratus sumur.

Melakukan yadnya, itu lebih tinggi mutunya, daripada membuat seratus telaga.

Mempunyai seorang putra, itu lebih berguna daripada melakukan seratus yadnya, asalkan putra utama alias suputra.

Niti Sastra menyebutkan :

“Sang Hyang Candra teranggana pinaka dipa memadangi rikala ning wangi.

Sang Hyang Surya sedeng prabhasa maka di pamemadangi ri bhumi mandala.

Widya sastra sudharma dipa ri kanang tri bhuwana sumene prahaswara.

Yening putra, suputra sadhu gunawan memadangi kula wandhu wandhawa”.

Artinya : “Bulan dan bintang sebagai pelita yang menerangi di waktu malam.

Matahari yang sedang terbit sebagai pelita menerangi seluruh wilayah Bumi.

Ilmu pengetahuan, sastra utama sebagai pelita menerangi ketiga dunia dengan sempurna.

Kalau di kalangan putra (anak) maka anak yang utama (suputra) menerangi seluruh keluarga”.

Demikian pula di dalam lontar Putra Sasana dinyatakan :

“Mapa palaning suputra, pari purna dharmayukti, subhageng rat susilanya, ambek santa sedu budi, kinasihaning nasemi, pada ngakwa sanak tuhu, sami tresna sih umulat, apan wus piana ageng widhi, yan suputra unggul ring sameng.tumitah”

Artinya :

“Bagaimanakah pahala seorang suputra yang sempurna dan berbuat dharma, termasyur susila dan bagus, hatinya damai dan berbudi mulia, setiap orang mengasihinya, semua mengaku keluarga, semua jatuh hati melihatnya, oleh karena

Tuhan telah memastikan bahwa, orang-orang yang suputra unggul di antara semua mahluk”.

Untuk menciptakan atau mendapatkan anak atau rare yang suputra, amat tergantung kepada upaya-upaya yang anda lakukan.

Ada tata karma senggama yang harus anda jalani.

Seperti contoh kasus berikut ini, dikutipkan dari epos Ramayana dan Mahabharata.

Dalam Ramayana: Prabu Dasarata betul-betul mengadakan persiapan matang sebelum “membuat” anak. Atau sebelum senggama alias bersetubuh dengan istrinya.

Jadi, sebelum Dasarata melakukan “pertemuan” dengan istrinya, beliau dan istri terlebih dahulu elakukan upacara persembahyangan. Karena motivasi beliau bersenggama dengan istrinya, adalah untuk mendapatkan anak yang suputra, bukan untuk pemuasan birahi atau nafsu semata.

Karena tujuannya untuk mendapatkan anak yang suputra alias anak yang utama, maka beliau melakukan tata karma senggama, menurut anjuran para Maha Rsi, maka begitu pula yang beliau peroleh. Empat anak dari tiga istrinya di memiliki kualitas tinggi. Bahkan anak tertua, yaitu Rama tak lain adalah titisan Dewa Wisnu.

Tentu tak mudah menghadirkan “Wisnu” dalam keluarga, atau tentu tak mudah usaha yang dilakukan, sehingga dipercaya sebagai ayah Dewa Wisnu. Jika Wisnu ibarat magnit, maka beliau tentu hanya mau mendekati logam yang bersih tak berkarat. Dasarata salah satu contoh manusia yang bersih dalam arti seluas-luasnya. Contoh lain, kita bisa melihat pada kasus kelahiran Rahwana dan adik-adiknya. Wisrawa, seorang bhagawan sakti mandraguna, ketika melakukan senggama dengan Dewi Sukesi, adalah semata-mata karena dorongan nafsu birahi belaka. Mereka bukanlah suami-istri, karena kedatangan bhagawan sebenarnya adalah untuk melamar Dewi Sukesi, atas perintah atau permintaan anaknya Prabu Danapati. Tapi, malah dikawin sendiri.

Akibat perkawinan itu, lahirlah Rahwana, Suparnaka, Kumbakarna dan Wibisana.

Menurut cerita, hanya Wibisana lahir dari “prosedur” perkawinan yang benar, artinya sah secara filosofis, sosiologis dan yuridis.

Karena ketika akan mengadakan “pertemuan” terakhir itu, sang bhagawan dan sukesi baru sdar, bahwa perbuatannya yang terdahulu sungguh tidak terpuji, tidak layak dilakukan oleh seorang bhagawan.

Mereka baru menyadari, bahwa hanya sepasang suami-istri yang sah, yang bias melakukan hubungan intim begini. Karena dilandasi oleh kesadaran dan budi luhur, maka lahirlah Wibisana, manusia bijaksana dan berbudi luhur. Begitu pula dengan kelahiran Pandawa dan Korawa.

Dewi Gandari yang menjadi ibu Korawa, diliputi perasaan penuh ambisi kekuasaan ketika bersenggama dengan suaminya.

Gandari ingin punya anak banyak, karena ia berpikir dengan jumlah yang banyak pasti akan kuat.

Dengan demikian, harapan Gandari, Kerajaan Astina, yang merupakan kerajaan adikuasa, akan tetap di pegang oleh anaknya. Harapan Gandari terpenuhi, ia punya anak 100 orang, sehingga sering disebut seratus Korawa. Yang menarik adalah kasus Kunti. Kunti, Istri pandu ini, oleh seorang resi sakti, diberikan kekuatan kesaktian untuk memanggil Dewa.

Maka, ketika ia ingin anak yang bijaksana, teguh memegang dharma, ia memohon kepada Bhatara Dharma.

Ketika ingin anaknya yang teguh fisiknya, teguh juga pendiriannya, ia mohon kepada Bhatara Bayu.

Begitu pula ia mohon kepada Bhatara Indra, agar dianugrahi anak yang sakti mandraguna, ahli dalam ilmu perang, maka lahirlah Arjuna. Bahkan Kunti pun bias memanggil Dewa untuk kepentingan Madri, istri Pandu yang lain.

Madri pun melahirkan anak kembar, Nakula dan Sahadewa, karena Kunti memohon kepada Bhatara Aswin yang juga kembar.

Dalam kenyataan hidup di masyarakat, kita sering melihat banyak anak lahir tanpa tata karma perkawinan yang benar.

Di Amerika Serikat, pernah ada hasil penelitian, bahwa anak yang lahir dari hasil perkosaan sangat potensial untuk menjadi penjahat.

Seperti disadari, anak yang lahir dari perkosaan tentu anak yang tidak diharapkan.

Yang diperkosa maupun yang dipemperkosa, tentu tidak memiliki rencana dan persiapan untuk “membuat” anak.

Yang diperkosa tentu memberontak penuh dendam.

Begitu pula, yang memperkosa akan berjuang penuh nafsu untuk melampiaskan nafsu bejatnya.

Maka, hasilnya tentulah seorang anak yang dipenuhi sifat-sifat dendam dan penuh nafsu.

Bahkan setelah menikah secara sah, persenggamaan itupun tidaklah dapat dilakukan sebebasnya.

Oleh karena, pada saat-saat tertentu, masih terdapat larangan-larangan untuk melakukan persenggamaan.

Maka dari itu, bagi suami istri perlu memperhatikan sikapnya masing-masing, agar tidak mempunyai pengaruh yang tidak baik.

Menurut pandangan agama Hindu di Bali, bahwa sesungguhnya sang penganten itu, masih dikatakan mempunyai sifat-sifat wyawahara (pertentangan-pertentangan).

Wyawaraha inilah yang meresapi badan dan jiwa pengantin, yang menyebabkan mereka menjadi leteh (cemar)dan cuntaka (cacat).

Agar cemar cuntaka tersebut hilang, maka pegantin itu perlu diupacarai prayas cita (disucikan), dan disertai dengan pengupakara (sesajen) yang disebut mawidhi-widhana mesakapan byakala nganten.

Penyucian diri sang penganti itu sangat perlu, untuk menghapus cemer dan cuntaka yang ada pada diri mereka.

Dengan demikian, anak yang diperolehnya nanti itupun akan terlepas dari kecemaran dan kecatatan.

Didalam lontar Anggastyaprana disebutkan bahwa kalau “pertemuan” (persenggamaan) tidak diatur oleh ketentuan-ketentuan, maka tiada bedanya bagaikan pertemuan atau perkawinan binatang kidang atau menjangan.

Selanjutnya disebutkan pula, kalau sang istri sedang tidak suka untuk digauli, hendaknya jangan dipaksa atau diperkosa, jangan mencaci-maki dan lain-lain.

Begitu pula pada saat si istri sebel ring dewek (menstruasi) jangan diajak bersenggama.

Kalau dipaksa, maka persenggamaan itu leteh dan cuntaka. Seandainya itu terjadi, dan kebetulan menghasilkan pembuahan, maka anak yang lahir, akan membawa bermacam-macam penyakit, nakal dan angkuh terhadap ibu bapaknya, sangat menyusahkan orang tuanya. Akibat lainnya adalah sang istri sering mengalami keguguran. Proses Reproduksi yang baik dan terkendali

Dalam proses reproduksi atau pembuatan anak perlu diperhatikan waktu yang dibenarkan dan yang dilarang oleh ajaran agama Hindu atau yang pas untukmewujudkan keinginan punya anak laki atau perempuan.

Posisi tubuh atau gaya bermain kedangkalan penting diperhatikan terutama untuk pasangan yang mengalami kesulitan punya anak.

Namun sejauh itu Weda belum mengatur

Memahami waktu yang dilarang dan dibenarkan sangat diperlkan bila ingin mendapatkan anak suputra sadhu gunawan, karena lontar Pameda smara menyatakan sebagai berikut:

"Yan asanggama ring istri wenang pilihan rahinane sane kinucapayu, riwekasan yan adue anak lanang istri pahalanya dirgayusa tur saidep warah yukti,tan angambekaken dursile, tan langgana, tuhu ring karya, bhakti ring guru.

Mangkana kapanggih de sang aniti brata yukti" Artinya:

bila meggauli istri pada hari yang baik, maka bilananti punya anak akan diperoleh anak yang panjang umur, penurut, tidak nakal, tekun bekerja, hormat pada guru atau orang tua.

Itulah yang didapat oleh orang yang mampu mengendalikan diri dalam menggauli istrinya.

Dibandingkan dengan Kitab suci Sarasamuccaya dan Pamedasamara, Veda Smrti tidak banyak menetapkan hari – hari terlarang.

Misalnya; Dalam Weda Smrti III.

45-47 hanya menetapkan larangan menggauli istri pada saat menstruasi yang lamanya lebih kurang empat hari dan purwani yaitu sehari sebelum purnama atau sehari sebelum tilem.

Khusus untuk kaum brahmana, agar tetap terjaga kesuciannya dilarang menggauli istri pada bulan purnama (poornima) dan pada hari pertama, kedelapan dan keempat belas setelah bulan mati ( tilem/amavasya).

Demikian dalam Weda Smrti IV. 128. Rtu kalabhigamisyat swadaraniratah sada, parwawarjam wrajeccainam tad wrato rati kamyaya (Manawa Dharmasastra III.45) artinya: hendaknya suami menggauli istrinya dalam waktu-waktu tertentu dan merasa selalu puas dengan istrinya seorang, ia juga boleh dengan maksud menyenangkan hati istrinya mendekatinya untuk mengadakan hubungan kelamin pada hari apasaja kecuali parwani. Rtu swabhawikah strinam ratrayah sodasa smrtah, caturbhiritaraih sardhanam ahobhih adwigarhitaih (Manawa Dharmasastra III.46) artinya:

enam belas hari dan malam setiap bulannya termasuk empat hari yang berbeda-beda dari yang lainnya dan yang tercela orang yang budiman dinamakan waktu-waktu yang wajar bagi wanita.

Nasamadyasca tasrastu ninditai kadasi ca ya, trayodasi ca sesastu prasasta dasa ratrayah (Manawa Dharmasastra III.47) artinya:

tetapi diantara hari-hari itu sampai hari ke empat, hari ke 11, hari ke 13, dinyatakan terlarang dan hari-hari lainnya dianjurkan.

Amawasyamastamim ca paurnamasim caturdasim brahmacari bhawennityam apyritau snatako dwijah (Manawa Dharmasastra IV.128) artinya:

seorang brahmana dan juga snataka hendaknya tetap suci pada saat-saat sebagai pada waktu malam pertama terang bulan, pada malam bulan purnama dan sehari sebelum purnama, walaupun saatnya baik untuk bersenggama.

Didalam Veda ada dinyatakan

…O suami yang bodoh, yang penuh kejantanan, saya melarang engkau melakukan senggama pada waktu subuh dan waktu matahari memancarkan sinarnya”.

Bersenggama hanya dibenarkan pada malam hari.

Mengacu pada Bhagavata Purana 3.14.23 yang mengisahkan kehamilan Dhiti, hubungan badan yang paling ideal dapat dilakukan 3 jam setelah matahari tenggelam atau 3 jam sebelum matahari terbit dan hindari waktu-waktu saat tengah malam.

Karena dikatakan waktu-waktu yang tidak tepat seperti sandya dan tengah malam adalah waktu dimana mahluk-mahluk dan roh-roh jahat sedang berkeliaran dan saling berebut untuk mendapatkan kesempatan terlahir kembali.

Veda menegaskan bahwa proses masuknya atman (jiva) kedalam kandungan terjadi pada saat pembuahan sel telur oleh sperma, sehingga jika terjadi pada saat yang tidak tepat seperti ini dikhawatirkan yang akan menjelma adalah jiva-jiva yang berasal dari mahluk-mahluk yang bertabiat jahat.

Disamping faktor waktu, faktor lokasi berhubungan badan juga sangatlah menentukan, sehingga dianjurkan untuk melakukan hubungan badan di tempat yang bersih, menyenangkan dan nyaman di rumah.

Hubungan badan sama sekali tidak boleh dilakukan di tempat-tempat suci seperti tempat ziarah suci (tirthas), pura, kuil atau mandir.

Juga tidak dibenarkan melakukan hubungan badan di tempat-tempat angker, seperti tempat pembakaran mayat/kuburan, ashrama seorang guru, di rumah seorang Vaisnava, dibawah pohon suci seperti beringin, mangga, nim, bodi dan lain-lainnya, di Gosala (kandang sapi), di hutan dan juga di dalam air (Subudhi, narayanasmrti, 2010).

Waktu-waktu sakral yang wajib dihindari bersenggama adalah purnama, bulan mati, prawani/sehari sebelum purnama dan bulan mati, hari-hari besar keagamaan atau hari suci, hari paruh gelap ke delapan.

Kitab Sarasamuccaya menegaskan

Hendaknya seorang suami dan istri yang menghendaki hidup langgeng dalam berumah tangga, menghindari untuk melakukan senggama pada bulan mati (tilem), paruh terang dan paruh gelap ke delapan (8), paruh terang

dan paruh gelap ke empat belas/14 (prawani) serta pada bulan purnama” (Sarasamuccaya 255).

Keterangan lontar Sarasamuccaya dipertegas dalam kita Siva Purana, bahwa:

seseorang tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual pada saat hari Sivaratri (sehari sebelum bulan mati), dan juga dilarang melakukan pemujaan atau sembahyang kepada Tuhan usai melakukan hubungan seks sebelum mandi, dengan kata lain suami istri wajib hukumnya untuk menyucikan diri (mandi) jika hendak melakukan pemujaan kepada Tuhan setelah melakukan hubungan suami istri".

Dalam kitab Siva Purana terdapat kisah sebagai berikut (hanya ditulis poinnya saja): Rsi Suta berkata:

Ada sebuah peristiwa pada saat Sivaratri ketika semua sedang melakukan puasa, Sudarsana melakukan hubungan seksual dengan istrinya dan kemudian melakukan pemujaan.

Tapi sebelum ia melakukan ibadah, ia tidak mandi. Untuk perbuatan ini Deva Siva marah dan berkata. (Siva Purana, Kotirudra Samhita XIII. 26) Dewa Siva bersabda:

Wahai orang yang tidak memiliki tata krama, kamu melakukan hubungan suami istri pada saat Sivaratri.

Tanpa mandi engkau melakukan pemujaan. Engkau sebenarnya dekat dengan ketikdakbijaksanaan.

Karena engkau telah melakukan ini secara sadar, jadilah orang yang lamban dan tidak sadar.

Anda adalah orang yang tak tersentuh bagi-Ku. Hindari menyentuh-Ku. (Siva Purana, Kotirudra Samhita XIII. 29-30)

Selain itu, dalam berbagai literatur Veda (seperti Siva Purana), demikian juga dalam tradisi, bersanggama juga dilarang pada saat istri sedang menstruasi (kotor kain), seorang istri yang sedang menstruasi tidak dibenarkan

untuk diajak seranjang, bahkan tidak dibenarkan diajak berbicara (hal ini terutama dilakukan oleh orang yang mempelajari spiritual).

Hal ini dijelaskan didalam lontar Agastya Parwa

Tempat brahmahatya yang terpenting pada siang hari adalah pada wanita juga.

Sesungguhnya ia berkurang setiap bulan, brahmahatya pada wanita keluar berbentuk darah itulah yang disebut kotor kain di masyarakat.

Oleh karena itu, orang yang hendak mencapai surga tidak boleh memegang perhiasannya dan makanan apalagi satu tempat tidur dengan wanita yang sedang kotor kain, karena sebenarnya ke luar brahmahatyanya

turut pula mendapat dosa yang diajak berbicara lebih-lebih pula kalau sampai disentuh.

Sungguh-sungguh itu larangan menurut Sang Hyang Agama.

Wanita yang tidak keluar brahmahatyanya disebut kuming di masyarakat.

Tidak diajak serta dalam pergaulan, tidak dibenarkan ikut dalam upacara kematian (tileman) pada Hyang Siwamandala, dan sebagainya, Yajna Sradha.

Dia harus berhenti sebagai pelayan pekerjaan-pekerjaan itu meskipun ikut menyentuh saji.

Maka itu anak yang belum kotor kain dan wanita tua yang tidak kotor kain lagi memegang saji Bhatara sampai saat ini (Agastya Parwa halaman 58).

Orang Bali WAJIB Ketahui hal ini

Note: Sudarsana putra brahmana Dadhici (sloka 20), istri Sudarsana bernama Dukula (sloka 21).

Sudarsana melakukan penebusan dosa dengan metode pemujaan Candi dan syair agung kepada dewi Parvati dengan ketaatan yang luar biasa (sloka 37).

Dewi Parvati berkenan, Sudarsana dijadikan anak angkat (sloka 39), Sudarsana diupacarai ritual penyucian dengan Ghee, diberikan tiga senar suci dengan simpul tunggal dan isntruksi tentang Sivagayatri terdiri dari enam

belas suku kata (sloka 42-43). Kemudian, Sudarsana melakukan pemujaan Samkalpapuja (sloka 44). Ini membuat dewa Siva berkenan (45). Akan tetapi, bila memang tidak ingin mewujudkan keluarga bahagia selamat sekala-niskala, dengan anak-anak yang suputra, maka semua aturan itu tidak berlaku.

Artinya, bersenggama semata-mata untuk kesenangan atau pemuasan nafsu belaka, itu boleh dilakukan kapan saja dimana saja.

Jadi, disamping pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh kesalahan menghitung hari, dalam menentukan hari perkawinan, maka gerak pikiran, sikap, gaya, maupun sifat-sifatsaat melakukan senggama, juga berpengaruh terhadap bayi.

Kwee Tek Hoay, dalam bukunya penghidupan di Sananya Kubur, menyebutkan bahwa, pada saat menanam bibit (bersenggama) harus betul-betul memperhatikan kebersihan gerak pikirannya, agar supaya roh-roh yang tidak baik jangan sampai

menjelma sebagai anaknya kelak.

Demikian dulu info mengenai hari baik dan buruk dalam melaksanakan “Asenggama / berhubungan intim” hendaknya di patuhi karena ini merupakan berdasarkan perhitungan Wariga – Dewasa.

semoga bermanfaat.

Jangankan Untuk Masa Depan, Kerja - Agar Bisa Makan Hari Ini Saja Sudah Bersyukur Banget!

Jangankan Untuk Masa Depan, Kerja - Agar Bisa Makan Hari Ini Saja Sudah Bersyukur Banget!

1 tahun sudah dunia ini di selimuti oleh yang namanya covid-19. Ekonomi seret, perputaran uang seret, aku pun keseret- keseret, seret...

Untuk bertahan hidup segala pekerjaan aku lakukan termasuk menjadi tukang sablon kaos, apa daya karena sudah 5 bulan ini aku di berhentikan dari tempat kerjaku.

Dulu memang biasa dapat tips dari tamu-tamu di hotel, pengeluaran harian ku kadang melebihi dari tips yang kudapatkan sebagai room boy dan gaji bulannan sudah tertabung aman untuk masa depan.

Namun, apa daya sudah 1 tahun Bali tak di kunjungi wisatawan, begitu pula 1 tahun tabungan ku terkikis untuk menyambung hidupku setiap hari sampai terkikis habis.

Sekarang apa daya, pekerjaan apapun ku lakukan demi menyambung hidup. Tak ada harapan lagi untuk masa depanku, yang terhalang oleh covid-19 ini.

Bukan hanya aku saja... Mungkin banyak orang yang sama seperti ku, jangankan menabung untuk masa depan, untuk bertahan hidup hari ini saja aku sangat bersyukur.

Sampai nanti covid-19 menghilang, dan kembali ke 0 lagi.... Sedih ya... Aku.

By: payanadewa.com

Pesan Ibu: Jangan Pernah Hina Saudara Kandung Kita yang Susah, Sebab Kita Pasti Ada Waktunya Akan Susah Juga

 

Pesan Ibu: Jangan Pernah Hina Saudara Kandung Kita yang Susah, Sebab Kita Pasti Ada Waktunya Akan Susah Juga

Ini adalah pesan Setiap Ibu kepada Anak-anaknya, dan kita sebagai Anak harus selalu setia suka ataupun duka, punya ataupun tidak kita harus saling membantu dan menolong sesama saudara kandung! Bukan sebaiknya....

Bukanlah sebuah kebetulan ketika kita memiliki saudara kandung entah itu kakak atau adik. Kehadiran mereka sebetulnya memberikan banyak sekali warna dalam hidup kita. Tidak hanya ketika kita masih kecil, namun juga saat sudah dewasa. Dan alangkah lebih manis lagi, ketika kita bisa menua bersama mereka Mengapa hubungan yang sehat dengan saudara kandung sangat penting dalam kehidupan kita?.

Payanadewa.com menyebutkan setidaknya ada tiga alasan:

Yang Pertama mungkin kebanyakan teman akan datang dan pergi silih berganti, namun saudara kandung adalah sahabat yang tidak akan pergi.

Tentang hubungan bersaudara dapat dikatakan sebagai salah satu hubungan terpanjang yang dapat dimiliki manusia.

Dan yang kedua hubungan saudara tidak dibuat-buat dan selalu apa adanya.

Karena memang kita bertumbuh bersama mereka, dengan orangtua, kenangan, dan pengalaman yang sama.

Dan yang ketiga ialah hubungan dengan saudara kandung adalah hubungan yang unik, yang tidak kita temukan dalam hubungan lain.

Nah, Lalu bagaimana caranya menjalin hubungan yang sehat dengan saudara kandung kita?

Jangan biarkan pikiran negatif merasuki hubungan bersaudara

Jalinlah komunikasi yang intens dengan saudara kandung. 

Belajarlah untuk terbuka dan selalu saling berbagi dengan mereka. 

Beradu pendapat boleh, namun jangan sampai saling menyakiti hati.

Ketika sudah disibukkan dengan kesibukan masing-masing, jangan pernah lupakan keadaan saudaramu.

Kita tetap saudara walaupun seburuk apapun saudara kita, dia tetap darah daging kita, Sehina hina Saudara Dia tetap keluarga terdekat kita, sejahat jahat saudara dia tetap dikandungkan dari perut yang sama dan benih yg sama.

Jaganlah selalu lihat keburukan Saudara sehingga lupa akan kebaikan nya karna Saudara tetap Saudara cuma dilahirkan berlainan nasib dalam hidupnya. Ada yg susah ada yg senang, Janganlah kita bangga sekiranya kita lebih baik dari Saudara yg lain karna suatu hari nanti semua akan berbalik.

Janganlah kita angkuh dan sombong kepada Saudara yg kurang bernasib baik karna mereka yg akan menolong kita dgn susah payah satu hari nanti tanpa kita sangka.

Jangan terlalu berkira akan harta dan uang yg kita ada kerana harta dan duit takkan kekal selamanya.

Coba renungkan, pernakah kita terpikir siapa yg angkat jenazah kita kelak ???

Coba kita terpikirkan siapa keluarga terdekat kita yg akan membungkus mayat kita kelak?

Saudara kita sejahat jahatnya manapun Dia, Dia takkan jijik menyentuh mayat walaupun Dia hina buruk dan jahat dimata kita..

Janganlah terlalu benci akan Saudara karna Saudara tetap Saudara. Berkatnya rezeki dari tali persaudaraan saudara.

Semoga kita ingat akan siapa diri kita, kita hanya hamba yg hina di mata Tuhan Semoga kita dilembutkan hatinya dari perasaan benci kepada sesama Saudara sesama Tetangga. maupun dengan sesama manusia lainnya.

Jasa Pasang Iklan

 

gambar
Rp.1.000.000,-Rp.5.00.000,-Promo
Payana Dewa adalah blog personal yang membahas budaya, wisata dan tips... blog ini hampir 3 tahun saya buat pengunjung sudah 4 jtaan dan sehari blog ini mendapatkan pengunjung dari 10k-100k dari sebab itu saya membuka jasa iklan dengan gambar di paling bawah (side bar) 1 bulan hanya 150k

Jasa Buat Blog

 

gambar
Rp.1.000.000,-Rp.700.000,-Promo
Saya mulai buka jasa membuat blig seperti payanadewa.com ini. yang di daoat adalah blig menggunakan plafont blogspot, tempalte premium, domain com untuk satu tahun, untuk tahun berikutnya hanya membayar 200rb, artikel 10 dengan niche apa saja yang klien minta

Jual Artikel 500 Kata

 

gambar
Rp.50.000,-Rp.40.000,-Promo
Menerima segala niche yang dibutuhkan (100 organik)

Jual Artikel 200 Kata

 

gambar
Rp.25.000,-Rp.20.000,-Promo
Menerima Susuai Pesanan Artikel yang di Butuhkan (100 organik)