Arti Mimpi Buang Air Besar (Meju)

Arti Mimpi Buang Air Besar (Meju)
ilustrasi photo via menurutparaahli.com

Apakah Semeton Hindu pernah mimpi yang didalamnya ada hal yang berhubungan dengan buang air besar atau Meju?

Setiap orang pasti pernah bermimpi. Bagi setiap orang mimpi atau bunga tidur sering diabaikan begitu saja. Tapi, bagi beberapa orang yang memang percaya tentang arti mimpi apalagi buang air besar, dianggap sebagai isyarat akan datangnya suatu kejadian, sehingga harus ditafsirkan atau diartikan.

Menurut pandangan orang Hindu arti mimpi buang air besar bermakna positif, atau juga bisa untuk kehidupan Anda. Tergantung sudut pandang yang mengartikan, Sebagian orang mengatakan mimpi buang air besar/Meju ini diartikan akan kedatangan rezeki besar, ada juga yang mengartikan akan kedatangan musibah besar.

Bagaimanapun, Semeton yang memutuskan tentang arti mimpi tersebut, hanya Anda yang bisa memutuskan soal mimpi Anda sendiri, sembari memikirkan segala sesuatunya ada di tangan Anda.

Karena itulah, penafsiran makna dan arti mimpi "arti mimpi buang air besar menurut hindu" ini hanya sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam hidup Anda, bukan sebagai suatu acuan mutlak dan menjadi pegangan hidup Anda di masa medatang.

Dengan tetap bersikap dan berpikiran positif walau sebelumnya Anda sudah bermimpi tentang arti mimpi buang air besar menurut hindu akan memberikan keteguhan hati bahwa Ida Sanghyang Widhi yang Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya.

Karena itulah, dalam kondisi bagaimanapun, Anda sebaiknya tidak melupakan kekuasaan Ida Sang Hyang Widhi atas mimpi arti mimpi buang air besar menurut hindu yang Anda alami dan segala hal lainnya dalam kehidupan Anda sehari-hari.

Jika Anda adalah seorang Hindu, disarankan untuk selalu membaca doa setelah terbangun dari mimpi, baik itu mimpi baik maupun mimpi yang buruk.

Kenapa? Jika mimpi kita baik, semoga saja itu menjadi sebuah kenyataan dan apabila mimpi buruk, semoga kita semua terjaga dari mimpi tersebut atau tidak menjadi kenyataan dalam kehidupan sebenarnya.
Om Utedanim bhagawantah syamota prapitwa uta mandhye ahnam utodita maghawanta suryasya wayam dewanam sumantau syama.
Terjemahan Dari Mantra :                                                                         
Ya tuhan yang maha pemurah , jadikanlah hamba orang yang selalu bernasib baik pada hari ini , menjelang tengah hari , dan seterusnya . Semoga para dewa melindungi
 Intinya ada pada diri kita, apapun itu usahakan selalu berpikir yang positif, semoga bermanfaat.

Indah! Penampakan Pulau Bali Dari Luar Angkasa



Kicauan lama kembali viral dari pendidik sekaligus astronot NASA Ricky Arnold tentang penampakan Pulau Bali di luar angkasa kembali viral setelah akun @dewaaya mengunggahnya di Twitter, Kamis (25/4/2020). dan kembali viral di media sosial Facebook.

"Astronot Ricky Arnold sangat mencintai Bali dan sering kali menghabiskan liburan bersama keluarganya di Bali. Ditengah-tengah tugasnya di ISS dia menyempatkan diri untuk mengambil foto ini dan mengucapkan salam untuk Indonesia," tulis @dewaaya
 "Selamat pagi Indonesia – sebuah tempat yang pernah saya sebut rumah. Jawa, Bali, & Lombok semuanya berjajar rapi. Jalan sempit antara Bali dan Jawa dikenal sebagai Garis Wallace. Alfred Russel Wallace merumuskan teorinya sendiri tentang evolusi saat ia menghabiskan waktunya di pulau-pulau ini," kicau Arnold di akun @astro_ricky.

 Foto ini diunggah kali pertama pada 30 Maret 2018. Menghasilkan 3 ribuan retweet dan lebih dari 3 ribuan like.

Meski demikian, ada sebuah koreksi dari salah satu netizen terkait caption dari Arnold tersebut.


"Dear Ricky - Selamat pagi dari Bali, Indonesia. Koreksi: Garis Wallace adalah antara Bali dan Lombok, bukan Bali dan Jawa. Semoga sukses. Jika kami dapat membuat tautan, bersediakah Anda berbicara dan menginspirasi anak-anak di Bali?" tulis akun @BaliUpdateED

Ricky Arnold lahir dengan nama Richard Robert Arnold II di Cheverly, Maryland, Amerika Serikat pada 26 November 1963.  Arnold tumbuh di Bowie, Maryland dan menikah dengan Eloise Mille Arnold. Mereka dikaruniai dua orang putri.

Arnold terpilih sebagai Pendidik Spesialis-Misi oleh NASA pada Mei 2004. Pada Februari 2006 ia menyelesaikan Pelatihan Kandidat Astronaut yang mencakup pengarahan ilmiah dan teknis, instruksi intensif dalam sistem Shuttle dan International Space Station, pelatihan fisiologis, pelatihan penerbangan T-38, dan pelatihan bertahan hidup di air dan hutan belantara.

Setelah menyelesaikan pelatihannya, Arnold ditugaskan ke Tim Integrasi Perangkat Keras di Cabang Stasiun Luar Angkasa yang menangani masalah teknis dengan perangkat keras JAXA. Dia mengerjakan berbagai tugas teknis sampai dia ditugaskan ke luar angkasa.

Misi Space Shuttle STS-119 ini diluncurkan 15 Maret 2009 dan mengirimkan set terakhir array surya ke Stasiun Luar Angkasa Internasional. Dia kembali meluncur pada 2018 ke ISS di atas kapal Soyuz MS-08.

Jauh sebelum bergabung dengan NASA, pada 2001, Arnold disewa oleh International Schools Services untuk mengajar matematika dan sains di sekolah menengah di Sekolah Internasional Kuala Kencana yang dioperasikan oleh PT Freeport Indonesia di Papua Barat.  Maka tak heran jika dia sampai menyebut Indonesia sebagai 'rumah keduanya'.

Patung Dewa Kong-Co di Tuban Rubuh, Pertanda Dunia Kiamat dan Wejangan Oleh Ajahn Brahm



30 meter high God statue at Kwan Sing Bio Temple Tuban Runtuh.

Is this a sign that something bad is coming? Horrified, furious, frustrated mixed up into the story of 1001 nights. How could it not be, the Kong Co Kwan Sing Tee Koen (abbreviated as Kong-Co) statue is a great spiritual symbol for its adherents.

As of this writing, there has been no word on the cause of the collapse. Netizens and netizens can only see amateur photos and videos regarding the condition of the statue that has collapsed. The temple authorities closed the temple and did not allow anyone to enter, including the police.

The Kong-Co temple in Tuban, which has existed since the 18th century, is indeed famous for being sacred. The same thing was admitted by the parents of one of my friends. According to the story of my friend's parents, at a time when times were more difficult, they had visited this temple and asked for directions regarding the selection of the city of Surabaya or Makassar as a place to try their luck.

The direction to meet the Dewa was carried out, after the parents of my best friend had a dream from Dewa Kong-Co who asked him to visit the temple, which is about 5 hours from the city of Surabaya.

Instructions were asked for and the order to keep trying his luck in the city of Makassar was followed. As a result, my friend's parents eventually became quite successful entrepreneurs in his hometown.

*********************************************

Citizens panic, such as confessions from Jaman (53) quoted from sources; "The sound was like a plane crashing, roaring. Immediately I saw that the statue had collapsed." 

Various intriguing statements came to mind. Exciting conversations among group members are hot topics in social media groups. Various types of comments are not missed.

Maybe some are concerned, maybe some are afraid, and maybe some are grateful.

To note, the statue of Dewa Kong-Co in the area of ​​the Kwan Sing Bio Tuban Temple, which was inaugurated in 2017, had generated a polemic in the community, due to its overly striking presence in the midst of tolerance between religious communities.

A friend commented on the Whatssapp group, "That's why I dreamed of God Kong-Co last night. His face is angry, too many people are balala (greedy). Maybe I want this doomsday noodles." Adding new polemics for all members who are upset about the Corona outbreak.

This horrendous phenomenon of spiritual symbols always carries a mystical meaning. Regarded as a sign for mankind, various interpretations cannot be denied. Everyone has the right to state it, without a definite alibi. Various news circulating here and there, none of which is comfortable at heart.

Bad news - "How could I not, this is a god statue ..., if there was nothing, it would not have fallen."

Sad news - "There will definitely be calamities that come to humans, we will be punished ...

Sad news - "Yes, we already have a lot of sins, it's time to wake up and repent. Maybe Corona will be the beginning of the extinction of mankind."

The news that follows and so is not to be listened to, it is certainly no better than bad news, sorrow, and sadness.

If so what should be done? Are there any repercussions?

Let's read a story from Ven. Ajahn Brahm, a Theravada monk who lived in Australia.

Several years ago, on the front page of newspapers around the world, a story appeared about a massive demonstration in which a US marine was accused of dumping a religious Bible in a closet in Guantánamo Bay prison.

When Ajahn Brahm was asked by a journalist in Australia,

"Ajahn Brahm, what would you say and what would you do if someone threw Buddhist scriptures into the toilet?"

Ajahn Brahm, who is known as the leader of Buddhism in Australia, immediately replied,

"Sir, if someone were to throw Buddhist scriptures into the toilet, the first thing I would do is call a plumber. As Buddhists, we are very practical. . "

But after that, he continued with a serious reply, "You can destroy as many Tipiṭaka as you can. You can destroy all the Buddha statues, burn all the monasteries, kill the monks and nuns. ~ But one thing I do not allow you to do. to do is destroy Buddhism. "

"I do not allow anyone to destroy peace, compassion, forgiveness, and wisdom. ~ Buddha statues, Bhikkhus, nuns and monasteries are the wrapper, but the real content is the teachings full of Peace, Kindness, Wisdom which is called Dhamma.

*********************************************

For followers of the Tri- Dharma is still hot and cold facing the bad possibilities that will happen, I hope that the brief story of Ven. Ajahn Brahm can open our hearts, that a broken statue will not bring calamity.

As a human being, having faith is a noble thing, however do not let belief then change our view of the concept of truth itself.

Kebenaran yang sejati adalah melihat kepada diri sendiri dan apa yang telah kita perbuat untuk kebajikan. Ajaran Buddha adalah ajaran yang penuh Welas Asih tanpa Pilih Kasih.

Tidak ada hal yang pasti atas apa yang akan terjadi, namun kesucian hati tidak terwakili oleh simbol-simbol religi.

Keruntuhan patung Dewa Kong-Co di Tuban pun membawa KEBERUNTUNGAN, seperti yang dikatakan juga oleh Jaman (53) sebagai saksi lokasi.

"Ya kaget mas, UNTUNGNYA kok tidak roboh ke arah sini. Kalau sampai roboh ke sini ya bahaya,".

Gara-gara Covid-19 Banyak Warga Bali Banting Setir Pekerjaannya Demi Menyambung Hidup




Semenjak wabah virus corona/covid-19 ini masuk ke negara Indonesia, semua penduduk diharuskan untuk tinggal dirumah, bekerja di rumah, ibadah dirumah.

Karena nggak semua yang bisa bekerja dari rumah seperti, yang bekerja di toko, pabrik, swalayan, terutama warga Bali yang bekerja di bidang pariwisata sangat tragis, bikin nangis.

Banyak yang di PHK dan dirumahkan tanpa bayaran karena wabah virus covid-19 ini. Tapi, nggak semua masyarakat Bali yang bermental pengemis, banyak dari mereka mempunyai mental tangguh, langsung banting setir bekerja apapun agar bisa nyambung hidup. Yuk, baca beberapa warga Bali yang melalukan pekerjaan demi menyambung hidup anak, istri, keluarga mereka, disini saya screnshot beberapa gambar sosok pahlawan keluarga ini;

Priska Pingky Owada


Saya mantan supervisor skrg banting stir jualan Mie Instan. Mie Bon Cabe Lvl 15 pedasnya nampuoooll nendaaanggg harganya cuma 5.000/pcs pengiriman dari pasuruan. Minat silahkan chat 081241856251


Itulah Beberapa Pahlawan keleuarga untuk menyambung hidup dikala susahnya bekerja karena wabah virus ini, mereka adalah orang yangctangguh yang bermentalkan baja.

Semoga rejeki datang dari penjuru arah daudaraku, Astungkara. 

Krisis Corona, Banyak Warga Bali Cari Jukut Paku ke Tukad

Krisis Corona, Banyak Warga Bali Cari Jukut Paku ke Tukad
Ilustrasi photo via steemit.com

Semenjak pemerintah Bali menyatakan Bali Lock Down karena wabah virus Corona yang sudah menyebar di Pulau Dewata ini, banyak warga yang tidak bekerja karena harus stay home untuk mencegah penularan virus ini meningkat. 

Sudah hampir 3 Minggu lebih dari awal Nyepi, warga Bali yang berpenghasilan harian otomatis buntu. Karena itulah banyak warga kembali ke alam, untuk menyambung hidup banyak warga ke Tukad (sungai) untuk mencari sayuran agar bisa disantap.

Jukut (Sayuran) Paku


Sayuran ini tumbuh bebas di pesisir sungai di Bali, selain organik dan sehat sayuran paku juga enak di masak dan disandingkan dengan mie instan. 

Selain itu, menuju ke sungai juga mencari udara segar, karena kebanyakan sungai di Bali dengan dataran rendah, bagus untuk situasi saat ini.

Harapan

Sampai kapankah Virus Corona ini akan selesai, sampai kapan Lock Down akan selesai, sampai kapan Ekonomi akan kembali normal, dan sampai kapan Kita akan seperti ini? Dari itu, Kami berharap Bantuan dari pemerintah Untuk membantu, agar kami tidak mati kelaparan.

Semoga Wabah virus ini cepat berlalu, dan Ekonomi kembali Normal, Astungkara. 

Seger Gen Tunas, Kata Penyemangat Hidup



Banyak yang mengeluh dengan penghasilannya/ pendapatannya karena wabah virus Corona ini semakin merajalela, terutama yang bekerja di bidang pariwisata Bali. Hal hasil dengan pendapatan yang tidak menentu itu, datanglah kata-kata Seger Gen Tunas!

Berapapun pendapatan kita dalam melakukan pekerjaan, kita shukuri saja, karena kita tau rejeki bekerja di pariwisata kadang dapat lebih, kadang sedikit dan kadang tidak sama sekali, jadi kata mongken je Maan, monto kal tunas, yang penting NU tetep seger. Kata ini selalu menjadi penyemangat dan motifasi agar selalu merasa bersyukur.

Orang Bali sangat simpel dari segi apapun, mereka menjalani hidup dengan sederhana dan tetap kata seger gen tunas menjadi aman dan pikiran tetap merasa damai.

Saya sendiri selalu merasa ingin memiliki sesuatu, saya lakukan apapun untuk memiliki sesuatu yang menjadi impian saya, tetapi hal berkata beda, maka dari itu kadang-kadang kata seger gen tunas keluar tidak sengaja, setelah kata itu keluar pikiran menjadi plong!

Apapun yang membuat kita stres dan susah dalam menjalani hidup ini, tirulah orang Bali, dengan berkata Seger Gen tunas tiang! Maka pikiran Anda akan tenang dan damai.