Makna Dan Cara Membuat Banten Pejati

Kata Pejati yang berasal dari bahasa Bali. Dari kata “jati” mendapat awalan “pa-“.

Jati berarti sungguh-sungguh, benar-benar. Awalan pa- membentuk kata sifat jati menjadi kata benda pajati, yang menegaskan makna melaksanakan sebuah pekerjaan yang sungguh-sungguh.

Makna Dan Cara Membuat Banten Pejati

Maka Banten Pejati merupakan sekelompok banten yang dipakai sarana untuk menyatakan rasa kesungguhan hati kehadapan Hyang Widhi dan manifestasiNya, akan melaksanakan suatu upacara dan memohon dipersaksikan, dengan tujuan agar mendapatkan keselamatan. Banten pejati merupakan banten pokok yang senantiasa dipergunakan dalam Pañca Yajña. Banten Pejati sering juga disebut “Banten Peras Daksina”.

Saat melakukan persembahyang di sebuah Pura (tempat suci), begitu pula jika seseorang memohon jasa Pemangku atau Pedanda, “meluasang” kepada seorang balian/seliran, atau untuk melengkapi upakara, banten pejati sering dibuat.
Oleh sebab itu, Banten Pejati dipandang sebagai banten yang utama, maka di setiap set banten apa saja, selalu ada pejati dan pejati dapat dihaturkan di mana saja, dan untuk keperluan apa saja. 

UNSUR DAN MAKNA FILOSOFI

Adapun unsur-unsur banten pejati, yaitu:

Daksina Banten Peras, Banten Ajuman Rayunan/Sodaan Ketupat Kelanan Penyeneng/Tehenan/Pabuat Pesucian Segehan alit Sarana yang Lain Daun/Plawa; lambang kesejukan. Bunga; lambang cetusan perasaan Bija; lambang benih-benih kesucian. Air; lambang pawitra, amertha Api; lambang saksi dan pendetanya Yajna. 

Daksina terdiri atas: bakul/serembeng, simbol arda candra kelapa dengan sambuk maperucut, simbol brahma dan nada bedogan, simbol swastika kojong pesel-peselan, simbol ardanareswari kojong gegantusan, simbul akasa/ pertiwi telur bebek simbol windu dan satyam tampelan, simbol trimurti irisan pisang, simbol dharma irisan tebu, simbol smara-ratih benang putih, simbol siwa Ketupat Kelanan adalah lambang dari Sad Ripu yang telah dapat dikendalikan atau teruntai oleh rohani sehingga kebajikan senantiasa meliputi kehidupan manusia.

Dari sebab itu, dengan terkendalinya Sad Ripu maka keseimbangan hidup akan menyelimuti manusia.
Sarana Banten Pejati dipersembahkan  kepada Sanghyang Catur Loka Phala, yaitu, Daksina kepada Sanghyang Brahma Peras kepada Sanghyang Isvara Ketupat kelanan kepada Sanghyang Visnu Ajuman kepada Sanghyang Mahadeva.


CARA MEMBUAT Banten Pejati ini terdiri dari 4 macam tetandingan yaitu :

DAKSINA terdiri dari wakul daksina yang dibuat memakai janur/slepan yang di dalamnya dimasukkan tapak dara beras, dan kelapa yg sudah dihilangkan sabutnya, lalu diatas kelapa diisi tujuh kojong yang terbuat dari janur atau selepan, yg masing-2 kojong diisi telor itik, base tampelan, irisan pisang tebu, tingkih, pangi, gegantusan, pesel-peselan lalu di atasnya diisi benang putih dan terakhir letakkan canang burat wangi di atasnya. 

PERAS : memakai alas taledan lalu di atasnya diisi kulit peras yg diisi beras+ benang+base tampelan, lalu di atas kulit peras diletakkan 2 buah tumpeng nasi putih, raka-raka (jaja dan buah-buahan) selengkapnya, ditambah kojong rangkadan yang terbuat dari janur/slepan yang berisi kacang saur, gerang/terong goreng, garam, bawang goreng, timun, lalu di atasnya diisi canang dan sampiyan peras.

SODAAN atau AJUMAN RAYUNAN : memakai tamas dari janur atau selepan yang di dalamnya diisi 2 buah nasi penek, raka-raka secukupnya, ditambah dengan dua buah clemik berisi rerasmen seperti kacang saur, teri, gerang dan lain-lain.

Lalu di atasnya diisi canang dan sampiyan Plaus/sampiyan Soda.

TIPAT KELANAN : memakai tamas sama seperti Sodaan, cuma di dalamnya diisi ketupat nasi sebanyak 6 biji, lalu dilengkapi dengan 2 buah clemik yang berisi rerasmen. Di atasnya diisi canang dan sampiyan Plaus/Soda.

Untuk melengkapi Pejati perlu juga dibuatkan Pesucian yang terbuat dari ceper bungkulan yang di dalamnya dijahitkan 5 buah clemik, yang masing-masing berisi boreh miik, irisan pandan wangi yang dicampur minyak rambut, irisan daun bunga sepatu, sekeping begina metunu, seiris buah jeruk nipis dan 1 buah takir untuk tirta, reringgitan suwah serit dan base tampel. Untuk pelengkapnya juga perlu dibuatkan segehan putih kuning dua tanding bila pejati untuk dibawa ke Pura/Tempat suci.


Untuk melengkapi banten Pejati juga perlu dibuatkan Penyeneng yang dibuat dari 3 potong janur lalu kita bentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai tiga bentuk kojong yang disatukan dan berdiri tegak, di mana masing-masing kojong diisi dengan beras, tepung tawar (beras+daun dapdap+kunir ditumbuk) dan irisan bunga cepaka dan jepun dicampur boreh miik, jagan lupa diisi benang putih.

Makna Penampahan Galungan

Penampahan Galungan

Penampahan Galungan adalah hari raya yang dilaksanakan di Bali tepatnya pada hari selasa / anggara wage wuku dungulan yaitu sehari sebelum perayaan Galungan yang ditandai dengan proses nampah, ngelawar.

Sebagai ciri khas dalam masyarakat Bali. Pelaksanaan hari raya ini dalam cerita rakyat pulau dewata disebutkan penampahan galungan merupakan wujud ritual / yadnya yang dirayakan dengan upacara Natab Sesayut Penampahan atau disebut dengan Sesayut Pamyak Kala Laramelaradan.

Makna dari prosesi ritual ini adalah untuk mengingatkan umat agar membangun kekuatan Wiweka Jnana atau membangun kekuatan diri untuk mampu membeda-bedakan Rwa Bineda, yaitu :

  • Mana yang benar dan mana yang salah. 
  • Mana yang baik dan mana yang buruk. 
  • Mana yang patut dan mana yang tidak patut.


Dengan demikian secara tegas dapat kita menghindar dari kesalahan-kesalahan yang dapat membawa kita pada kehidupan yang adharma.

Ternyata penyembelihan hewan seperti ayam dan babi itu sesungguhnya sebagai simbol untuk menyembelih sifat-sifat serakah suka bertengkar seperti :

  • sifat buruk dari ayam
  • sifat-sifat malas pengotor seperti babi

Karena binatang itu juga memiliki sifat-sifat baik secara instingtif. Tentunya akan menjadi mubazir kalau perayaan hari Penampahan ini kita rayakan hanya dengan pesta-pesta.

Hendaknyalah disertai renungan agar dengan sungguh-sungguh kita berusaha untuk menyembelih sifat-sifat malas dan serakah yang mungkin masih melekat dalam diri kita.


Maka dari dari Haro Penampahaan saat Galungan berikutnya kita sudah menjadi lebih baik dari Galungan sebelumnya.

Makna Hari Raya Galungan Dan Prosesinya Yang Benar

  • Galungan 2019


Hari raya Galungan jatuh pada hari Budha Kliwon Dunggulan, dan diperingati setiap enam bulan atau 210 hari. Ternyata Hari Raya Galungan ini dirayakan sebagai hari pawedalan jagat atau sering juga disebut oton gumi. Dan nilai yang tersirat pada hari raya galungan adalah “kemenangan dharma melawan adharma”.

Di Negara pemeluk Hindu terbesar seperti India perayaan hari kemenangan disebut Sradha Wijaya Dasami. Di dalam Kitab Ramayana hal ini dilukiskan pertempuran sepuluh hari antara Rama dan Rahwana, lalu kemenangan ada dipihak Rama (dharma). Di Bali-Indonesia perayaan kemenangan dharma dilakukan dengan merayakan hari raya Galungan dan Kuningan.

Dalam Mitologi yang berkaitan dengan hari raya galungan adalah peperangan antara Maya Denawa dan Bhatara Indra. Untuk perayaan Hari Raya Suci Galungan dan kuningan ini berjarak sepuluh hari, namun sebagai rentetannya dimulai sejak Tumpek Wariga sampai Budha Kliwon Pahang, yaitu sebagai berikut:

A. Tumpek wariga

Tumpek Wariga disebut juga Tumpek Bubuh, pada hari ini umat memohon kehadapan Sang Hyang Sangkara, Dewanya tumbuh tumbuhan agar Beliau menganugrahkan supaya hasil pertanian meningkat.

B. Wrespati wage sungsang

Wrespati Wage Sungsang adalah hari Sugihan Jawa merupakan pensucian bhuwana agung dilaksanakan dengan menghaturkan pesucian mererebu di Merajan, pekarangan, rumah serta menyucikan alat-alat untuk hari raya Galungan.

C. Sukra kliwon sungsang

Sukra Kliwon Sungsang disebut hari Sugihan Bali, pada hari ini kita melaksanakan penyucian bhuwana alit, mengheningkan pikiran agar hening, heneng dan metirta gocara.

D. Pada wuku dunggulan

1. Redite Paing Dungulan

Redite Paing Dungulan disebut penyekeban. Pada hari ini adalah hari turunnya Sang Kala Tiga Wisesa, berwujud Bhuta Galungan, maka pada hari ini para wiku dan widnyana meningkatkan pengendalian diri (anyekung adnyana).

2. Soma Pon Dungulan

Soma Pon Dungulan disebut penyajaan pada hari ini tetap menguji keteguhan sebagai bukti kesungguhan melakukan peningkatan kesucian diri seperti yoga semadi.

3. Anggara Wage Dungulan

Anggara Wage Dungulan disebut penampahan melakukan Abhuta Yadnya ring Catur pate atau lebuh di halaman rumah, serta memberi pasupati pada senjata-senjata. Maksudnya agar tidak diganggu Sang Kala Tiga Wisesa.

4. Budha Kliwon Dungulan

Ternyata Budha Kliwon Dungulan juga disebut Hari Raya Galungan umat Hindu melakukan yajna kepada Sang Hyang Widhi, Dewa, Pitara, termasuk semua alat-alat yang telah membantu kehidupan manusia apakah alat-alat pertanian, industry, ketrampilan, dan lain-lain.

5. Wrespati Umanis Dungulan

Dan Setelah Galungan, Wrespati Umanis Dungulan disebut Manis Galungan umat saling kunjung-mengunjungi dan maaf-memaafkan.

6. Saniscara Pon Dungulan

Saniscara Pon Dungulan disebut Pemaridan Guru pada hari ini umat melaksanakan tirta gocara.

7. Redite Wage Kuningan

Redite Wage Kuningan disebut Ulihan, kembalinya Dewa dan Pitara kekahyangan.

8. Soma Kliwon Kuningan

Soma Kliwon Kuningan disebut Pemacekan Agung, Dewa beserta pengiringnya kembali dan sampai ketempat masing-masing.

9. Sukra Wage Kuningan

Sukra Wage Kuningan disebut Penampahan Kuningan adalah persiapan untuk menyambut hari Raya Kuningan.

10. Saniscara Kliwon Kuningan

Saniscara Kliwon Kuningan hari Raya Kuningan, pada hari ini umat Hindu memuja Tuhan dengan segala manifestasinya.

Upacara menghaturkan saji hendaknya dilaksanakan jangan sampai lewat tengah hari, mengapa? Sebab pada tengah hari ini para Dewata diceritakan kembali ke swarga. Pemaangan tamyang, kolom, andongan adalah symbol senjata dan perbekalan untuk menunjukan kemenangan Dharma melawan Adharma.

Persembahan berupa nasi kuning juga disebut sebagai tebog dengan hiasan serba kuning adalah symbol bhakti lawansih yakni bhaktinya umat menjadi padu dengan sih-Nya Beliau Sang Pencipta.

11. Buda Kliwon Pahang

Buda Kliwon Pahang disebut Pegat Uwakan atau Pegat Waraha akhir dari pada melakukan peberatan Galungan sebagai pewarah Dewi Durga kepada Sri Jaya Kasunu ditandai dengan mencabut penjor kemudian dibakar, abunya dimasukkan kedalam bungkak gading ditanam di pekarangan.(Karmini, Ni Wayan.dkk.2003.63-64).

Macam – Macam Galungan

  1. Galungan Isi dari lontar Sundarigama ialah disebutkan pada Buda Kliwon wuku Dungulan disebut hari raya Galungan.
  2.  Galungan Nadi Apabila Galungan jatuh pada bulan Purnama disebut Galungan Nadi, umat Hindu melaksanakan tingkatan upacara yang lebih utama. Berdasarkan dari Lontar Purana Bali Dwipa bahwa Hari Raya Galungan jatuh pada sasih kapat (kartika)  pada tanggal 15 (purnama) ditahun 804 saka Bali bagaikan lndra Loka ini menandakan betapa meriahnya dan sucinya hari raya itu. Saat hari raya galungan di setiap nadi penjor disertai juga dengan pemasangan lampu dan dinyalakan.
  3.  Galungan Naramangsa. Ternyata didalam Lontar Sanghyang Aji Swamandala juga berisi sama mengenai Hari Raya Galungan Naramangsa disebutkan apabila Galungan jatuh pada Tilem Kapitu dan sasih Kasanga rah 9, tengek 9, tidak dibenarkan merayakan hari raya Galungan dan menghaturkan sesajen berisi tumpeng seyogyanya umat mengadakan caru berisi nasi cacahan dicampur ubi keladi, bila melanggar akan diserbu oleh Balagadabah.

PENJOR

Di kutip dari www.parisada.org, Definisi Penjor menurut I.B. yaitu Putu Sudarsana dimana Kata Penjor berasal dari kata “Penjor”, yang dapat diberikan arti sebagai, “Pengajum”, atau “Pengastawa”, kemudian kehilangan huruf sengau, “Ny” menjadilah kata benda sehingga menjadi kata, “Penyor” yang mengandung maksud dan pengertian, ”Sebagai Sarana Untuk Melaksanakan Pengastawa”. Para Umat Hindu di Bali pada saat hari raya Galungan pada umumnya membuat penjor.

Penjor Galungan ditancapkan pada Hari Selasa/Anggara wara/wuku Dungulan yang dikenal sebagai hari Penampahan Galungan yang bermakna tegaknya dharma. Seharusnya Penjor dipasang atau ditancapkan pada lebuh didepan sebelah kanan pintu masuk pekarangan. Jika rumah menghadap ke utara maka penjor ditancapkan pada sebelah timur pintu masuk pekarangan. Sanggah dan lengkungan ujung penjor menghadap ke tengah jalan.

Bahan untuk membuat Penjor Galungan adalah sebatang bambu yang ujungnya melengkung, dihiasi dengan janur/daun enau yang muda serta daun-daunan lainnya (plawa).

Perlengkapan penjor ialah Pala bungkah (umbi-umbian seperti ketela rambat), Pala Gantung (misalnya kelapa, mentimun, pisang, nanas dll), Pala Wija (seperti jagung, padi dll), jajan, serta sanggah Ardha Candra lengkap dengan sesajennya.

Pada ujung penjor digantungkan sampiyan penjor lengkap dengan porosan dan bunga. Sanggah Penjor Galungan mempergunakan Sanggah Ardha Candra yang dibuat dari bambu, dengan bentuk dasar persegi empat dan atapnya melengkung setengah lingkaran sehingga bentuknya menyerupai bentuk bulan sabit.

Tujuan pemasangan penjor adalah sebagai swadharma umat Hindu untuk mewujudkan rasa bakti dan berterima kasih kehadapan Ida Sanghyang Widi Wasa.

Penjor juga sebagai tanda terima kasih manusia atas kemakmuran yang dilimpahkan Ida Sang Hyang Widi Wasa.

Bambu tinggi melengkung adalah gambaran dari gunung yang tertinggi sebagai tempat yang suci.
Hiasan yang terdiri dari kelapa, pisang, tebu, padi, jajan dan kain adalah merupakan wakil-wakil dari seluruh tumbuh-tumbuhan dan benda sandang pangan yang dikarunia oleh Hyang Widhi Wasa.

Penjor Galungan adalah penjor yang bersifat relegius, yaitu mempunyai fungsi tertentu dalam upacara keagamaan, dan wajib dibuat lengkap dengan perlengkapan-perlengkapannya.

Dilihat dari segi bentuk penjor merupakan lambang Pertiwi dengan segala hasilnya, yang memberikan kehidupan dan keselamatan. Pertiwi atau tanah digambarkan sebagai dua ekor naga yaitu Naga Basuki dan Ananta bhoga.

Selain itu juga, penjor merupakan simbol gunung, yang memberikan keselamatan dan kesejahteraan. Hiasan-hiasan adalah merupakan bejenis-jenis daun seperti daun cemara, andong, paku pipid, pakis aji dll.

Untuk buah-buahan mempergunakan padi, jagung, kelapa, ketela, pisang termasuk pala bungkah, pala wija dan pala gantung, serta dilengkapi dengan jajan, tebu dan uang.
Oleh karena itu, membuat sebuah penjor sehubungan dengan pelaksanaan upacara memerlukan persyaratan tertentu dalam arti tidak asal membuat saja, namun seharusnya penjor tersebut sesuai dengan ketentuan Sastra Agama, sehingga tidak berkesan hiasan saja. 

Sesungguhnya bahwa unsur-unsur penjor tersebut adalah merupakan symbol-simbol suci, sebagai landasan peng-aplikasian ajaran Weda, sehingga mencerminkan adanya nilai-nilai etika Agama. Unsur-unsur pada penjor merupakan simbol-simbol sebagai berikut:

  •  Kain putih yang terdapat pada penjor sebagai simbol kekuatan Hyang Iswara.
  •  Bambu sebagai simbol dan kekuatan Hyang Brahma. 
  • Kelapa sebagai simbol kekuatan Hyang Rudra. 
  • Janur sebagai simbol kekuatan Hyang Mahadewa. 
  • Daun-daunan (plawa) sebagai simbol kekuatan Hyang Sangkara.
  • Pala bungkah, pala gantung sebagai simbol kekuatan Hyang Wisnu.
  • Tebu sebagai simbol kekuatan Hyang Sambu. 
  • Sanggah Ardha Candra sebaga: simbol kekuatan Hyang Siwa. 
  • Upakara sebagai simbol kekuatan Hyang Sadha Siwa dan Parama Siwa.

Didalam Lontar “Tutur Dewi Tapini, Lamp. 26”, menyebutkan sebagai berikut : “Ndah Ta Kita Sang Sujana Sujani, Sira Umara Yadnva, Wruha Kiteng Rumuhun, Rikedaden Dewa, Bhuta Umungguhi Ritekapi Yadnya, Dewa Mekabehan Menadya Saraning Jagat Apang Saking Dewa Mantuk Ring Widhi, Widhi Widana Ngaran Apan Sang Hyang Tri Purusa Meraga Sedaging Jagat Rat, Bhuwana Kabeh, Hyang Siwa Meraga Candra, Hyang Sadha Siwa Meraga “Windhune”, Sang Hyang Parama Siwa Nadha, Sang Hyang Iswara Maraga Martha Upaboga, Hyang Wisnu Meraga Sarwapala, Hyang Brahma Meraga Sarwa Sesanganan, Hyang Rudra Meraga Kelapa, Hyang Mahadewa Meraga Ruaning Gading, Hyang Sangkara Meraga Phalem, Hyang Sri Dewi Meraga Pari, Hyang Sambu Meraga Isepan, Hyang Mahesora Meraga Biting (IB. PT. Sudarsana, 61; 03) WHD No. 478 Nopember 2006


Dilansir dari berbagai situs seperti yanartha.wordpress.com, saivaya.blogspot.com, hindualukta.blogspot.com, payanadewa.com

Makna Dari Hari Manis Galungan

payanadewa.com


Om Swastyastu

Pas di Wrhaspati (Kamis) Umanis atau Legi wuku Galungan dinamakan “Hari Manis Galungan”. Yang dapat dimaknai sebagai saat dimana manusia yang merasakan nikmatnya (manisnya) kemenangan, yakni; dengan mengunjungi sanak saudara dengan penuh keceriaan, berbagi suka cita, mengabarkan ajaran kebenaran betapa nikmatnya bisa meneguk kemenangan.

Dihari ini umat Hindu wajib mewartakan-menyampaikan pesan dharma kepada semua manusia inilah misi umat Hindu: Dharma Vada- menyampaikan ajaran kebenaran dengan Satyam Vada – mengatakan dengan kesungguhan daan kejujuran.

“Kabarkan kebenaran ini kepada mereka yang masih tersesat agar kembali ke ajaran Dharma, sampaikan kepada mereka wahai putra Utama”- janganlah malahan Engkau yang menjadi manusia tersesat dan kesasar dengan meninggalkan Dharma” (kitab: Sataphata Brahmana).

Demikianlah makna hakiki dari hari Manis Galungan hari ini, adalah saat kita berbagi keceriaan, suka cita, sekaligus merangkul dan mengajarkan saudara-saudara yang lainnya untuk lebih giat di jalan Dharma. Semoga bermanfaat.

Om Santih Santih Santih Om

Filosofi Tumpek Uduh

Filosofi Tumpek Uduh


Agama Hindu di Bali memiliki banyak upacara keagamaan, bukan hanya upacara atau yadnya ditujukan kepada Tuhan, tetapi juga kepada guru-guru suici, manusia, hewan dan juga tumbuh-tumbuhan.

Bentuk persembahan upacara untuk tumbuhan dikenal dengan nama Tumpek Uduh, ritual tersebut dilakukan tepat 25 hari sebelum perayaan hari raya Galungan.
Memang alam semesta memiliki kekuatan tersembunyi, yang bisa dimanfaatkan dengan baik dan benar, seperti aset pepohonan tropis, tanaman-tanaman yang banyak di sekitar kita. kalau kita bisa memanfaatkan dengan baik, akan membuat sejahtera dan berpengaruh positif dalam kehidupan kita, tapi kalau kita pergunakan dengan tidak baik akan merugikan dan berpengaruh negatif bagi kehidupan.

Tanaman yang terpelihara dengan baik, menjaga keberadaan mereka serta memeliharanya dengan benar, akan berdampak positif bagi manusia, tidak hanya berdampak bagi lingkungan sekitarnya, tapi juga dari segi ekonomi wisatawan berbondong-bondong menyaksikan keindahan alam tersebut seperti objek wisata Tegalalang dan Jatiluwih, yang menjadi tujuan berkunjung saat tour, ini tentu akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Apalagi sampai manusia bisa ingat selalu ingat berterima kasih dengan alam melakukan persembahan dan ucapan terima kasih pada hari Tumpek Uduh atau tumpek Pengatag tersebut, sehingga diharapkan juga meningat kembali pentingnya tumbuhan di sekitar kita dan wajib menjaganya dengan baik, agar alam tersebut tidak rusak dan menimbulkan suatu bencana. Contoh kecilnya lainnya, tanaman-tanaman di sekitar kita, banyak memprediksi bahkan dari kalangan ilmuwan yang menekuni dunia ilmiah, meyakini akan terjadi revolusi pengobatan kedokteran modern (medis) ke pengobatan herbal menuju pengobatan pikiran dan tubuh.

Hal-hal seperti ini ditandai dengan adanya ketidak seimbangan kimiawi di dalam otak terkait langsung dengan dengan penyakit psikis yang diderita manusia. Kalau kita cermati alam sungguh mengagumkan, betapa tidak, alam ini begitu sudah sempurna diciptakan oleh Yang Maha Kuasa, menyediakan beraneka macam kebutuhan manusia, tinggal kita saja bisa atau tidaknya menggali sumber-sumber yang ada di muka ini untuk sebuah kebaikan yang bermanfaat. Seperti halnya saat manusi itu sakit, segala macam bentuk tanaman bisa dijadikan sumber obat herbal berpartisipasi sebagai penyedia terbesar tumbuhan herbal berkhasiat sebagai obat. Jika anda seorang wisatawan melakukan perjalanan tour di Bali ke pusat agrowisata ataupun ke objek wisata persawahan anda akan menyaksikan kegiatan para petani melakukan kegiatan upacara yadnya ini.

Manusia memang tergantung dari alam raya, sebagai bagian dari alam semesta ini, maka umat Hindu Bali sangat memuja dan menghormati alam semesta beserta isinya. Maka dari itu dalam keyakinan beragama dan berketuhanan umat Hindu, memperingati Hari Raya Tumpek Uduh (Tumpek Uye) sebagai salah satu penghormatan terhadap alam raya, yang telah menyediakan makanan yang dikonsumsi oleh manusia Makna dan esensi terpenting dan makna dari perayaan Tumpek Uduh adalah rasa terima kasih yang sangat dalam terhadap kekayaan alam yang melimpah ruah. Semua puja dan puji dilantunkan para pendeta, pemangku atau pemimpin upacara penuh dengan intisari terima kasih terhadap alam. Sungguh mulia. Tumpek Uduh ini juga disebut Tumpek Wariga, Tumpek Bubuh atau Pengatag, dirayakan setiap 6 bulan sekali di hari Saniscara (Sabtu) Kliwon, wuku Wariga, tepat 25 hari sebelum Hari Raya Galungan.

Persembahan dan pemujaan pada saat  Tumpek Uduh adalah persembahan kepada manifestasi Tuhan sebagai Dewa Sangkara penguasa Tumbuh-tumbuhan.

Momentum ini sangat baik untuk manusia begitu pentingnya tanaman dan alam dalam arti yang sangat luas, sehingga menjadi harmoni dalam kehidupan ini.

Di Bali hal-hal yang berhubungan dengan manusia selalu diadakan upacara yadnya, bahkan barang mati seperti benda-benda yang terbuat dari logam seperti senjata, keris, perabotan dari besi, sepeda motor, mobil juga diupacarai agar diberi berkah dan berguna bagi manusia.

Makna Tumpek Uduh

Makna Tumpek Uduh


Tumpek Uduh dirayakan setiap 6 bulan sekali, yang jatuh pada Hari Sabtu Kliwon Wuku Wariga. Berdasarkan arti katanya Tumpek Uduh, berasal dari kata " PITUDUH " yang artinya " Takdirnya ".

Jadi Tumpek Uduh adalah Hari yang Suci untuk memohon anugerah-NYA supaya tanaman yang kita taman di kebun dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal sesuai takdirnya. Misalnya tanaman buah-buahan bisa berbuah dengan lebat. Tanaman bunga-bungaan bisa berbunga yang lebat, indah dan harum, dan lainnya. SIPAKAH YANG DIPUJA PADA HARI TUMPEK UDUH TERSEBUT ?.

PURUSA EVEDAM SARVAM YAD BHUTAM YACCA BHAVYAM, UTAMRTATVASYESANO YAD ANNENATI ROHATI. Rgveda X.90.2

Apapun yang ada di dunia ini, apapun yang telah terjadi dan apapun yang akan terjadi, semua itu adalah Purusa. Beliau adalah sumber kebahagiaan dan penguasa yang tumbuh dan berkembang dari makanan.

Jadi Hari Suci Tumpek Uduh atau Tumpek Wariga adalah Hari Suci untuk memuja DEVA VISNU dalam manifestasi Beliau sebagai DEVA PURUSA sebagai penguasa pertumbuhan dan perkembangan.

Jadi kalau DEVA PURUSA tidak memberikan anugerah-Nya, maka pertumbuhan dan perkembangan itu tidak akan ada, atau tidak akan ada pertumbuhan dan Perkembangan. Dalam Kitab Suci dijelaskan, dari semua manifestasi DEVA VISNU, ada 4 manifestasi Beliau yang disebut sebagai Manifestasi Utama Beliau yaitu :

1. DEVA NARAYANA. Manifestasi Deva Visnu yang tidur di Satyam Loka sebagai pemberi anugerah yang utama.

2. BHUDA AVATARA. Avatara Deva Visnu yang menyebarkan Ajaran Cinta Kasih dan Meditasi demi keselamatan jagat raya ini.

3. KRISNA AVATARA. Avatara Deva Visnu yang hadir ke dunia untuk membasmi kejahatan, melindungi yang saleh ( benar ) serta mengjarkan kembali Ajaran Suci Veda.

4. DEVA PURUSA. Manifestasi dari Deva Visnu sebagai penguasa pertumbuhan dan perkembangan.

Oleh sebab itu dalam Kitab Suci Veda dijelaskan pada saat penciptaan jagat raya ini Deva Purusa dipersembahkan sebagai Korban Suci, yang disebut " YAJNA PURUSA ".

Maknanya adalah bahwa yang mengalami pertumbuhan dan perkembanganlah yang ada di bumi ini yang bisa dipakai persembahan dalam korban suci ( Yajna ). Dalam Kitab Suci Bhagavad Gita sloka 9.16 dijelaskan " Akulah ritual, Akulah korban Suci, persembahan kepada leluhur, ramuan yang menyembuhkan dan matera rohani.... ".

Penjelasannya adalah semua yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang ada di bumi ini adalah berkat anugerah dari Deva Purusa. Hanya yang mengalami pertumbuhan dan perkembanganlah yang bisa dipersembahkan dalam korban suci (Yajna).

Jadi yang dipuja pada HARI TUMPEK WARIGA atau TUMPEK UDUH adalah DEVA VISHNU dalam wujud Beliau sebagai DEVA PURUSA yaitu penguasa pertumbuhan dan perkembangan dan DEVI TULASI sebagai penguasa kesuburan ( MG ).

Kenapa Tattoo Itu Mahal ?

Kenapa Tattoo Itu Mahal ?

Tinta cuma 10 tetes , jarum 2 biji, mesinnya juga murah, satu set aja ada yg 500 ribu juga ada , tp kog harga tattoo bisa sampai ratusan bahkan jutaan ya, banyak banget ya untungnya ... Daripada habis uang banyak cuma dapat 1 gambar , mending saya beli alatnya aja . Itupun murah , bisa nato badan sampai penuh . Sisanya bisa buat nattoo orang bisa dapat bayaran lagi ... BAIK LAH . SILAHKAN MENCOBA DAN BUKTIKAN HASILNYA:)

Seniman tattoo mematok harga bukan hanya dari modal materi, tapi lebih ke nilai dari "seni" itu sendiri. KARENA SENI ITU MAHAL ( untuk mereka yang bisa menghargai apa makna seni itu sendiri ). Bukan hanya tattoo, sebuah lukisan dikanvas mati senilai 50 ribu, setelah dilukis laku terjual jutaan bahkan sampai ratusan juta rupiah , apa dalam kasus ini juga kalian masih berkomentar "kok mahal? Padahal harga kuas dan cat murah..

"Perjalanan seorang seniman tattoo tidak se-simple yang kalian pikirkan . Setiap tukang tattoo akan melewati proses belajar ( di sekolah atau otodidak ) selama ber tahun-tahun" ... Dan selama proses belajar tattoonya hampir tidak berharga sama sekali, caci maki, dari kesalahan-kesalahan, terus belajar sampai hasil gambarnya biar layak jual..

Melalui kulit palsu /kulit teman sendiri, bahkan badan sendiri jadi korban . Terkadang cuma yg didapat hanya kata "terimasih" Masih mau hitung materinya? Ini belum selesai. Perjalanan panjang masih panjang lagi ,seperti mengikuti kontes demi kontes untuk mendapat sertifikat dan pengakuan formal, berjalan lebih jauh lagi untuk terus belajar ke seniman lain.. Dan Semua itu tidak terjadi dalam waktu 1-2 bulan saja, tapi sampai bertahun tahun lamanya . Namun sayangnya, masih saja ada orang yang berpikiran seperti itu .

Saat kita memutuskan untuk membuat tattoo pertama atau menambah tattoo. Berpikirlah matang-matang lagi, sayangilah kulit Anda ... karna baik buruknya tattoo akan kamu bawa seumur hidupmu .... Jangan pernah berpikir tentang mahalnya tattoo, tapi lihatlah dari hasil, dari segi seninya yang bilamana seumur hidupmu kamu bisa memiliknya.


Membuat kulit Anda menjadi indah dan penuh arti ... Kamu bayar cuma 1x Dan keindahan tattoo itu,kamu bisa nikmati sampai kamu MATI... MASIHKAH BERFIKIR TATTOO ITU MAHAL??? 🤔

Ikigai: 3 Rahasia Umur Panjang Orang Jepang

Ikigai: 3 Rahasia Umur Panjang Orang Jepang


Berumur panjang, sehat dan bahagia adalah impian semua manusia bukan? Dalam kehidupan, kita diberikan pilihan dan hak untuk menentukan itu semua. Sayangnya, masih sedikit manusia yang mempedulikan hal ini. Sehingga akibatnya kehidupannya akan sedikit bermasalah atau mungkin tidak bahagia.

Tulisan saya kali ini akan membahas tentang (3) tiga aspek penting yang harus kita ketahui dari hal-hal yang mempengaruhi umur panjang. Apakah kalian tahu mengapa judul tulisan saya ini mengambil orang Jepang sebagai sampelnya?

Nah, sedikit informasi bahwa di Jepang terdapat salah satu wilayah di pulau Okinawa yang mayoritas penduduknya memiliki usia lebih dari 100 Tahun. Serius? Iya serius sekali. Kita lihat sekitar kita, banyak sekali yang umur 60 tahun atau bahkan tidak sampai umur 60 tahun sudah mulai sakit-sakitan. Katanya sih, karena faktor usia.

Padahal, jika kita mau melihat dunia luar ada banyak sekali pelajaran loh! Salah satunya ya di Jepang ini nih. Awalnya saya mendapatkan informasi ini setelah membaca buku ini. Judul bukunya adalah "IKIGAI". Ada yang pernah membaca bukunya? Atau sudah pernah melihat? Dalam buku tersebut ada aspek penting yang harus kita garis bawahi tentang umur yang panjang tersebut. Akan dibahas dalam tulisan ini supaya masyarakat tahu dan dapat mengambil manfaatnya.

Ceritanya, buku "IKIGAI" ini direkomendasikan oleh seorang psikolog kenalan saya untuk saya baca. Ternyata, memang sangat mengesankan sekali isinya. Ditambah dengan buku ini merupakan "Best Seller International". Hmmm semoga saya juga menyusul ya bisa menulis buku yang sampai Best Seller seperti itu. Kembali ke Judul. Lantas apa saja sih rahasia orang Okinawa sehingga bisa hidup bahagia hingga usia tua? Ada 3 hal penting yang harus kita ketahui mengapa penduduk Okinawa dapat menjalani hidup seperti itu, diantaranya:

1. Makan Secukupnya

Tidak menyangka kan? Hal kecil seperti ini dapat membuat umur panjang. Hal ini pula yang menyebabkan orang Jepang selalu memakai wadah kecil dalam urusan makanan. Bukan karena mereka pelit atau hemat. Tetapi mereka menjaga kesehatan.

Bisa kita contoh juga nih, memakai wadah makanan yang kecil atau mengurangi porsi makan kita secukupnya. Kebiasaan dari orang Jepang ketika makan adalah tidak membiarkan perut mereka kekenyangan. Nah adalagi, makanan disana pun juga kebanyakan direbus bukan digoreng. Selain karena menjaga kandungan gizi di dalamnya, merebus makanan akan lebih sehat. Mungkin kebiasaan ringan seperti ini dapat mulai kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari ya.

2. Berpikir Positif

Pikiran memang menentukan kesehatan. Bagaimana tidak? Orang yang terlalu memforsir pikirannya saja bisa menimbulkan penyakit. Rahasia orang Jepang yaitu tidak pernah berpikir negatif. Mereka selalu menganggap semuanya akan baik-baik saja. Hal ini terkadang berbanding terbalik dengan kehidupan kita. Sedikit-sedikit pasti pikirannya negatif. Mengisi segala hal dengan pikiran yang negatif akan membuat kita juga tidak bahagia. Menjadi tidak tenang, was-was, tidak menikmati hidup dan gelisah.
Orang Jepang membiasakan kesehariannya dengan kehidupan yang bahagia, sederhana dan selalu olahraga. Selain berpikir positif, mereka juga lebih senang berjalan daripada menggunakan kendaraan. Mungkin sekalian olahraga ya? Nah mantap sekali bukan? Sudah berpikir positif, olahraga juga tidak dilupakan. Semoga kita bisa menerapkan hal seperti ini dalam kehidupan kita sendiri.

3. IKIGAI

Inti dari kebahagiaan orang Jepang dan panjang umurnya adalah IKIGAI. Ada yang pernah mendengar istilah ini? Ikigai terdiri dari dua kata yaitu Iki yang artinya Kehidupan. Kemudian Gai artinya yang memiliki nilai. Banyak penjelasan mengenai Ikigai, pada intinya Ikigai ini adalah apa yang anda kuasai, apa yang Anda sukai, apa yang dibutuhkan dunia dan apa yang membuat Anda layak untuk dihargai.

Coba dipikirkan baik-baik ya. Jika kita hidup memiliki IKIGAI maka tentu saja hidup kita akan bahagia. Pertama, apa yang Anda kuasai? Ikigai menuntun kita untuk mengetahui potensi kita sebenarnya dimana sehingga ketika kita melakukan sesuatu bukanlah hal yang sia-sia karena kita mengetahui Ikigai kita. Kedua, Apa yang Anda sukai? Jangan peduli dengan orang lain yang melemahkan diri Anda sendiri.

Carilah apa kesukaan Anda, selagi itu baik maka lanjutkanlah. Berbahagialah dengan kehidupan yang Anda rangkai sedemikian rupa. Ketiga, apa yang dunia butuhkan? Kita hidup tidak sendirian, oleh karena itu terkadang kita juga harus menjadi manusia yang fleksibel dan berguna bagi sesama. Sebarkanlah kebermanfaatan untuk sekitar kita sebanyak-banyaknya. Keempat, Apa yang membuat Anda harus dihargai? Tentu kita perlu sebuah penghargaan dalam hidup, entah berupa gaji dalam bekerja atau mungkin pengakuan orang lain atas apa yang kita lakukan.

Hal tersebut memang sudah menjadi fitrah manusia. Tentunya ketika kita sudah menemukan hal ini, hidup kita lebih tertata. Pada intinya, kehidupan kita tergantung dari diri kita sendiri. Ketika kita sudah mampu hidup sehat, selalu berpikir positif dan menemukan Ikigai dalam diri kita. Tentunya hal tersebut akan membuat hidup kita lebih bermakna. Walaupun usia ditentukan oleh Tuhan, bukankah berusaha juga diperlukan?

Semoga tulisan ini bermanfaat ya. Jangan lupa untuk berusaha menerapkan rahasia panjang umur dari orang Jepang. Sebarkan di orang-orang sekitar Anda dan semua yang Anda sayangi. Agar lebih bermanfaat lagi. Terimakasih...

Terlalu Baik Jadi Orang, Nggak Bagus Juga Untuk Kesehatan


Siapa yang tak ingin menjadi baik? Dari sekian banyak hal buruk dalam keseharian, sedikit kebaikan bisa jadi penawar baik dalam kehidupan. Tetapi, ada beberapa orang yang justru bersikap terlalu baik, yang kemudian membuat hidupnya kerap sengsara. Mulai dari rasa tak enakan yang begitu besar, terlalu memikirkan perasaan orang, hingga merasa ingin selalu terlihat baik dihadapan orang.


Percayalah, menjadi orang baik memang terlihat menyenangkan, namun kita pun perlu tahu kapan harus berhenti untuk bersikap baik jika ternyata kebaikan itu merugikan diri kita sendiri. Sebab jika tak bijak, sikap seperti ini bisa berdampak buruk pada kehidupan. Menjadi beban pikiran hingga merusak kesehatan.

Orang lain mungkin bahagia atas apa yang kita perbuat dihadapan mereka, tapi jika ternyata kita sendiri tak suka, untuk apa? Menjadi orang baik itu perlu, tapi menyiksa diri hanya untuk dianggap baik, tentu salah.

1. Tak Bisa Menolak dan Berkata ‘Tidak’
Hanya Akan Membuat Kita Lelah

Salah satu hal paling sulit untuk menjadi orang baik adalah, ketika kita tak bisa menolak dan berkata ‘tidak’ untuk sesuatu yang diminta orang lain. Kamu mungkin tak suka minuman keras, tapi seorang temanmu mungkin suka untuk kemudian memintamu mencoba. Tak enak hati menolak tawarannya, kamu tetap memaksa diri untuk memenuhi permintaannya. Hasilnya, kepalamu pusing karena tak pernah mencicipi minuman seperti itu.

Memang sih selalu ada alasan mengapa kamu memenuhi permintaan orang, tapi coba pikirkan lagi, pilihanmu untuk tetap menjadi baik di hadapan orang akan menjadi sebuah siksaan yang menyusahkan diri sendiri. Hanya demi dianggap teman, kamu melakukan segala hal yang nyatanya membuat dirimu susah saja.

2. Kerap Stres Dan Selalu Merasa Cemas

Ini jadi bagian paling tidak mengenakkan. Dimana kita merasa tak berdaya untuk membuat sebuah keputusan, lalu tak bisa melawan melihat orang lain berpendapat atas suara kita. Dari sini kamu harusnya tahu, manakah sikap baik yang sungguh-sungguh dengan sesuatu yang memang dipaksa.

Gambarannya, kamu mungkin punya teman yang sedari dulu kerap semena-mena. Memerintahmu untuk berbuat yang ia suka, hingga menyakiti hati tanpa merasa berdosa. Tak bisa membantahnya, dirimu terus diam dan membiarkannya melukaimu lebih dalam. Tak bisa dijelaskan dengan gamblang, situasi ini mendatangkan stress yang berkepanjangan.

Hal ini akan mempengaruhimu secara mental, membuatmu cemas hingga depresi. Lalu membenci diri sendiri, karena merasa gagal tak bisa menolak orang lain dan terjebak dalam kolam kebaikan yang kita ciptakan sendiri atau yang dibuat oleh faktor dari luar diri.

3. Sering Merasakan Emosi yang Berantakan

Tak peduli seberapa baiknya seseorang, kamu pasti selalu sadar jika dirimu sedang dimanfaatkan. Kamu tahu jika dirimu sedang sakit hati atau kecewa, tapi ingin melawan rasanya tak bisa. Kenyataan yang kamu dapati adalah hanyalah sakit hati dan diremehkan oleh orang lain meski selama ini kamu selalu berbuat baik pada mereka. Situasi ini menguras emosi, merusak suasana hati sampai membuatmu ingin menyerah pada keadaan.

Mengutuki diri semalaman dengan menangis tersendu-sendu, hingga bertanya-tanya pada diri sendiri mengapa kamu melakukannya. Iya, kamu tak sanggup untuk menujukkan emosi ini pada oranglain dan hanya bisa mengasingkan diri. Lalu mulai sadar, jika terlalu baik ternyata tak baik untuk diri.

4. Untuk Itu, Cobalah Bertanya Pada Diri Sendiri

Bersikap baik jadi salah satu cara menjalani hidup yang baik. Sialnya, beberapa orang justru selalu memanfaatkan kebaikan dari kita. Mengambil keuntungan, membuat kita kehilangan kepercayaan diri, hingga merasa jadi manusia yang selalu dikasihani.

Untuk itulah, penting bagi kita mulai bertanya. Tentang sampai mana batas menjadi baik yang perlu dan tak perlu kita lakukan. Berjanjilah untuk bisa lebih tegas dan bijaksana, menolak apa yang memang tak kau suka. Berlaku seperti itu tak lantas membuatmu jadi seseorang yang buruk. Hal ini adalah salah satu pertahanan diri. Tentang bagaimana menjadi baik yang benar-benar baik, bukan yang menyiksa diri sendiri.

5. Dan Merusak Hubungan yang Kita Miliki dengan Diri Sendiri

Berperilaku terlalu baik terkadang membuat kita tak lagi menghargai diri sendiri. Karena isi pikiran kita sudah dipenuhi dengan keinginan untuk mendahulukan segala kepentingan orang lain. Kamu mungkin tak sadar, tapi segala sikap dan perilaku untuk terlihat baik dihadapan orang itu. Nyatanya membuat kita membodohi diri sendiri, dengan mengabaikan hal-hal yang seharusnya kita lakukan.

Hanya karena tak ingin menyakiti orang lain, kamu merelakan rasa bahagiamu diganti dengan keinginan untuk memenuhi permintaan dan ekspektasi orang-orang. Ya, menjadi terlalu baik, nyatanya merusak hubungan kita pada diri sendiri. Mendahulukan kebutuhan orang, diri sendiri tak pernah kita pikirkan.

Lumba - lumba Merah Muda Terlihat Berenang di Sungai Calcasieu di Louisana

Lumba-lumba merah muda yang sangat langka telah terlihat berenang bersama anaknya yang sangat lucu.

Lumba - lumba Merah Muda Terlihat Berenang di Sungai Calcasieu di Louisana

Mamalia itu, yang dikenal dengan sebutan Pinky, yang terlihat berenang di sungai Calcasieu di Louisana berenang bersama anaknya yang berwarna merah muda terang. Mamalia berwarna luar biasa pertama kali menjadi terkenal sekitar 12 tahun yang lalu, ketika mamalia ini diperhatikan oleh kapten Erik Rue, yang melihatnya secara teratur berenang di daerah sangai itu.

Kapten bahkan menelitinya hampir setiap waktu 'sampai saat lumba - lumba pink ini kawin dan melahirkan. Tindakannya jelas memiliki hasil yang diinginkan, karena tampaknya Pinky si lumba-lumba merah muda sekarang menjadi ibu dan terlihat berenang bersa anaknya. Sebuah video dibagikan ke halaman Facebook Pinky, menunjukkan dua lumba-lumba merah muda berenang di depan sebuah kapal besar di Calcasieu Ship Channel. Pinky diyakini sebagai Pink River Dolphin, yang warnanya berbeda berasal dari mutasi genetik yang langka.

Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN), mendaftar lumba-lumba sungai sebagai terancam punah, dengan populasi mamalia ini berkurang. Kelahiran Pinky si lumba - lumba merah muda inj menjadi perhatian dunia, bagaimanapun, sudah telah memberi harapan para konservasionis bahwa lumba - lumba merah muda yang 09berbagi mutasi genetik ibu mereka, yang akan membuat perbedaan besar dalam upaya meningkatkan populasi spesies langka. Kapten Rue berkata, melalui The Sun: Mamalia sepenuhnya berwarna merah muda dari ujung ke ujung dan memiliki mata kemerahan. Kulit tampak halus, merah muda mengkilap dan tanpa cacat. Anehnya, itu tampaknya tidak dipengaruhi secara drastis oleh lingkungan atau sinar matahari seperti yang diharapkan mengingat kondisinya, meskipun cenderung tetap di bawah permukaan sedikit lebih banyak daripada yang lain di polong.

Saya merasa sangat beruntung telah melihat mamalia yang luar biasa ini dan beruntung dapat bekerja dan tinggal di daerah di mana makhluk yang fantastis seperti itu sering berkunjung. Para tamu selalu senang akan kesempatan untuk melihat mamalia yang begitu unik dan kami menantikan kehadirannya untuk beberapa waktu ke depan.

Bridget Boudreaux cukup beruntung melihat Pinky dan anaknya di sungai beberapa saat yang lalu, melihat pasangan itu berenang dan melompat di sungai. Bridget memberi tahu KATC: Sungguh menakjubkan melihatnya. Saya heran. Reaksiku, aku kagum tentang itu. Pertama kali muncul langsung dari air dan saya seperti, ‘Whoa! Itu adalah lumba-lumba merah muda! Hentikan kapalnya !!


’Semoga kita akan melihat lebih banyak tentang Pinky, betisnya dan lainnya dalam waktu dekat.

Berbagai Sumber

Pembukaan PKB 2019, Presiden Jokowi Menggunakan Bahasa Bali Halus

Pembukaan PKB 2019, Presiden Jokowi Menggunakan Bahasa Bali Halus

Presiden Joko Widodo membuka acara Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-41 di Lapangan Niti Mandala, Renon, Denpasar, Sabtu (15/6). Dalam sambutannya, Jokowi menggunakan bahasa Bali yang disambut riuh tepuk tangan pengunjung yang hadir.

“Punapai gatra? Becik..becik,” kata Jokowi di awal sambutannya. Selain itu, ia juga mengucapkan terimakasih yang dalam bahasa Bali diucapkan “matur suksma”.

Saat itu, ia harus mengeja dua kali untuk menyebutkannya dengan sempurna. Dalam pengakuannya ia sempat bilang memang kesulitan dalam mengucapkannya. “Matur suksma, saya mau ngomong tapi sering keliru, mohon maaf, sulit sekali buat saya, matur suksma. Karena bahasa daerah kita lebih dari 1.100 (bahasa) kalau saya keliru mohon dimaafkan.

Matur suksma sulit sekali meski saya terus ucapkan berulang-ulang keliru terus,” kata dia. Jokowi membuka PKB ke-41 yang nampak meriah. Pada tahun ini temanya adalah Bayu Pramana. Pawai tersebut diikuti oleh 4.370 orang yang terdiri dari seniman, penabuh, penari, koreografer, dan seniman lokal yang berasal dari 9 Kabupaten/kota di Bali.
Sangat wah dan berkesan (“Dengan memohon Rahajeng Nugraha Ida Sanghyang Widhi Wasa, Hari ini saya membuka dan melepas Pesta Kesenian Bali yang ke 41 Tahun 2019.


Matur Suksma,”) kata Jokowi.

Jangan Remehkan Timun! Inilah 6 Manfaat Buah Timun

Timun

Akhir - akhir ini Timun menjadi populer di media sosmed gara - gara anak gadis mengomsumsi timun, dengan lahapnya, hehe..

Tapi taukah kalaian? Bahwa buah timun ini mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Ada 6 maanfaat yang saya tulis sebagai berikut :

1. Mengurangi stres.

Mentimun kaya akan vitamin, terutama vitamin B kompleks yang meliputi vitamin B1, vitamin B5, dan vitamin B7. Vitamin-vitamin ini bekerja bersama dalam merelaksasi sistem saraf Anda dan membantu meredakan serangan panik dan kecemasan yang disebabkan oleh stres.

2. Meningkatkan kesehatan otak.

Mentimun mengandung flavonoid anti-inflamasi yang bagus untuk meningkatkan kesehatan otak. Flavonoid membantu meningkatkan konektivitas neuron Anda, sehingga meningkatkan kognisi Anda. Ini tidak hanya akan membantu dalam menjaga memori, tetapi juga akan melindungi sel-sel saraf dari kerusakan yang berkaitan dengan usia.

3. Meningkatkan pencernaan.

Mentimun kaya akan serat larut dan air. Mulailah kebiasaan sehat dengan menambahkan mentimun di salad Anda dengan biji wijen dan cuka sari apel. Ini bagus untuk sistem pencernaan karena membantu mencegah refluks asam lambung. Mentimun juga akan membantu mengurangi kadar pH di lambung dan juga akan membantu mengatasi sembelit.

4. Melindungi kesehatan jantung.

Mentimun mengandung kalium dalam kadar tinggi, yang sangat baik dalam mengatur tekanan darah. Kalium bertindak sebagai elektrolit yang membantu mengatur fungsi seluler. Ini juga membantu dalam merawat sistem saraf, kontraksi otot, dan fungsi jantung juga. Juga, kandungan serat dalam mentimun membantu mencegah penumpukan kolesterol di arteri dan mencegah penyumbatan arteri.

5. Menghilangkan racun.

Mentimun kaya akan air, menjadikannya obat alami untuk mengatasi dehidrasi atau kelelahan. Demikian juga nutrisi dari mentimun ini bermanfaat untuk menghilangkan racun yang tidak diinginkan yang di dalam tubuh.

6. Meningkatkan kesehatan ginjal.

Salah satu manfaat utama lainnya dari mengonsumsi mentimun secara teratur adalah membantu mengurangi kadar asam urat, sehingga menjaga ginjal Anda dalam kondisi yang baik.


Ini juga dianggap sebagai obat alami untuk membersihkan ginjal, karena membersihkan puing-puing dan melarutkan batu ginjal kecil. .

寺 (Tera), dan 神社 (Jinja)!



Mungkin Teman-teman pernah mendengar istilah Tera dan Jinja? Jika diartikan dalam bahasa Inggris, Tera memiliki arti "temple", dan Jinja memilki arti "shrine". Dalam bahasa Indonesia, kedua kata ini sama-sama bisa diartikan "kuil", baik kuil Buddha dan kuil Shinto.

Lalu. sebetulnya apa perbedaan dari Tera dan Jinja?

寺 (Tera), dan 神社 (Jinja)!

Secara singkat, Tera adalah kuil Buddha dan umumnya ditandai dengan patung Buddha, serta biasanya ada biksu yang tinggal di dalamnya. Pengucapan untuk Tera bisa saja berubah sedikit, tergantung pada nama kuil Buddha dimaksud.


Contohnya: Pelafalan Tera yang berubah menjadi Dera pada Kiyomizu-dera, istilah Tera yang menjadi Ji pada Kinkaku-ji, maupun istilah In pada Byodo-in.

Sedangkan pada kuil Shinto terdapat berbagai kategori, dan dapat dikelompokkan lagi menjadi Jingu (神宮), Gu (宮), Dai-Jingu (大神宮), Taisha (大社), Jinja (神社), dan Sha (社).


Perbedaannya kurang lebih seperti ini:

Jingu mengacu pada kuil Shinto yang khusus ditujukan bagi orang-orang dengan status tertinggi. Di Jepang, kuil Jingu memiliki hubungan yang sangat erat dengan keluarga kekaisaran Jepang dan para dewa leluhur dari keluarga kaisar.


Contoh Jingu antara lain: Meiji Jingu (明治神宮) di Tokyo, Ise Jingu (伊勢神宮) di Prefektur Mie

Gu (宮) mengacu pada kuil Shinto bagi orang-orang berstatus tinggi, serta dinamai karena memiliki beberapa alasan khusus. Selain itu, Gu juga diberikan untuk mengabadikan orang yang meninggal, namun masih berkaitan dengan Kaisar Jepang atau Keluarga Kekaisaran.


Contoh Gu antara lain Nikko Tosho-Gu (日光東照宮) di Prefektur Tochigi, Dazaifu Tenman-Gu (太宰府天満宮) di Prefektur Fukuoka.

Dai-Jingu (大神宮) mengacu pada cabang dari Ise Jingu (伊勢神宮). Contohnya pada Tokyo Dai-Jingu (東京大神宮) di Tokyo.

Taisha (大 社) merujuk kepada kuil Shinto besar dengan status tinggi yang dikenal sebagai pusat agama Shinto di wilayah lokal Jepang.

Contohnya antara lain Izumo Taisha (出雲大社) di Prefektur Shimane, Kasuga Taisha (春日大社) di Prefektur Nara.



Sedangkan Jinja (神社) adalah tipe umum dari kuil-kuil Shinto, dan Sha (社) mengacu pada kuil-kuil Shinto yang berukuran lebih kecil, atau merupakan singkatan dari Jinja (神社).

Demikian sekilas penjelasan mengenai Tera dan Jinja di Jepang, pada kesempatan lain kami akan coba membahas tentang Sanmon dan Torii yang merupakan gerbang masuk dari Tera dan Jinja ⛩

Tujuan Sembahyang

Tujuan Sembahyang

Semua orang ingin mendekatkan dirinya kepada Tuhan, untuk mohon perlindungan. Perasaan diri dekat dengan Tuhan dapat menyebabkan seseorang merasa tenang dan damai, karena ia yakin bahwa Tuhan akan melindungi dirinya dari malapetaka. Ibarat seorang anak akan merasa dirinya aman dan damai jika ia berada di pangkuan orang tuanya, karena ia merasa dilindungi.

Di samping itu orang yang senantiasa merasa dirinya dekat dengan Tuhan akan memberi pengaruh kesucian pada dirinya, karena Tuhan bersifat Mahasuci. Seperti halnya sebatang besi yang didekatkan dengan besi magnit maka besi itupun akan menjadi magnit pula.

Ada banyak cara orang mendekatkan dirinya pada Tuhan. Salah satu caranya adalah dengan jalan melakukan "sembahyang". Sembahyang adalah salah satu perwujudan dari rasa bhakti manusia kepada Tuhan. Bhakti adalah penyerahan diri sebulat-bulatnya kepada Tuhan dengan tulus ikhlas tanpa ikatan. Sri Krishna pernah bersabda kepada Arjuna sebagai berikut:

Maka dari itu,  silakan pusatkanlah pikiranmu kepadaKu, berbhakti kepadaKu, sembahlah Aku, sujudlah padaKu. Setelah melakukan disiplin pada dirimu sendiri dan Aku sebagai tujuan engkau akan datang (mendekat) padaKu

(Bhagawad Gita IX. 34). Yang dimaksud dengan "Aku" di sini adalah Ia Yang Maha Kuasa dan yang dimaksud dengan "Kamu" adalah umatnya.

Dengan demikian ini berarti bahwa dengan bhakti pada Tuhan seseorang akan dapat menyatu padaNya yang mengakibatkan kebahagiaan. Selanjutnya pada bagian lain Sri Krishna pun bersabda sebagai berikut:

"Dengan jalan bhakti ia mengetahui Aku, siapa dan bagaimana Aku sebenarnya dan setelah mengetahui Aku sebenarnya ia seketika menunggal dengan Aku". (Bhagawad Gita XVII. 55).

Jadi di sini jelaslah bahwa dengan jalan "bhakti" itu sendiri seseorang akan dapat mendekatkan dirinya atau manunggal dengan Brahman (Tuhan). Salah satu wujud dari pengamalan bhakti itu adalah sembahyang itu sendiri.

Dalam sembahyang terkandung dua hal penting. Pertama: Pernyataan bahwa penyembah yakin bahwa yang disembahnya itu ada, yaitu Ia Yang Maha Kuasa yang menguasai segala-galanya serta bersifat Maha Pengasih, Maha Bijaksana, dan sebagainya.

Kedua: pernyataan bahwa penyembah menyadari akan kelemahan dan keterbatasan dirinya. Dari kedua pernyataan penyembah terhadap yang disembahnya yang demikian itu melahirkan isi sembahyang itu pada dua hal yaitu: pertama berupa pujaan dan pujian untuk mengagungkan, menyanjung keagungan kemahakuasaan Tuhan dan kedua berupa permohonan-permohonan, seperti permohonan keselamatan, permohonan panjang umur, permohonan agar dibebaskan dari dosa-dosa dan sebagainya.

Hubungan antara pujaan dengan permohonan itu adalah berupa ucapan terima kasih dan konsentrasi. Dari pernyataan pertama akan menumbuhkan sikap tenang namun aktif dan kreaktif, tahan uji atau tidak cepat putus asa, dan jujur. Ia bersikap tenang namun aktif dan kreaktif karena ia menganggap bahwa setiap kerja yang dilakukannya adalah atas nama Tuhan sehingga ia mempersembahkan dan mempertanggungjawabkannya pada Yang Maha Kuasa.

Ia tidak melanggar kehendak Tuhan untuk memenuhi keinginannya. Ia tidak terikat pada hasil kerjanya karena bukan haknya. Hingga hidupnya tenang, karena kegelisahan dan kesusahan sering ditimbulkan oleh keterikatan orang pada harapan-harapannya.

Setiap derita yang dialaminya dianggapnya sebagai ujian dari cinta kasih Tuhan untuk mengukur kemampuan dirinya. Ia tetap saja merasa bersyukur pada setiap apa saja yang menimpa dirinya, baik yang menyusahkan apalagi yang menyenangkan hatinya. Ia akan terhindar dari sikap mental "mengeluh" dan putus asa.

Mengeluh dan putus asa hanyalah suatu penyangkalan terhadap rahmat Tuhan, akibat tidak tahu mengambil hikmahnya. Dengan demikian ia akan tahan uji menghadapi penderitaan hidupnya. Kejujuran akan dapat tumbuh dengan baik. Patut diingat hanya di hadapan Tuhanlah orang akan membuka pintu hatinya selebar-lebarnya.

Di mata orang lain mungkin saja orang akan dapat menyembunyikan perbuatannya, tetapi di mata Beliau orang tak dapat mengelakkan dirinya. Ia harus jujur, karena Tuhan bersemayam dalam lubuk hati manusia. Orang sering berusaha menyembunyikan kejahatan dan dosa-dosanya tapi sebaliknya ia berusaha mempropagandakan kebaikan yang ia lakukan, berbeda dengan penyembah.

Dengan kejujuran ini orang akan dapat membersihkan kekotoran hatinya dan hati yang bersih akan dapat menikmati hidup tenang dan bahagia. Dari pernyataan yang kedua di atas tadi akan dapat menumbuhkan sikap rendah hati, hormat, cinta kasih, sabar, suka bersahabat, dan sebagainya.

Pengakuan akan kelemahan dan keterbatasan diri penyembah berarti menghapuskan sifat "egoistis" yaitu keangkuhan, seperti merasa diri lebih pandai, lebih kaya dan sebagainya. Sifat egoistis inilah sesungguhnya menggelapkan hati manusia. Dengan terhapusnya egoistis ini maka akan muncullah sifat mulia seperti: rendah hati, cinta kasih, sabar dan sebagainya.

Sembahyang yang baik akan dapat membangun pribadi yang berbudi pekerti luhur.


OM Shanti.

Hak Waris Wanita Dalam Hindu


Perkembangan kehidupan yang kian maju tidak membuat kedudukan wanita setara dengan pria. Bahkan di Bali, dalam sistem pewarisan, masih ada diskriminasi. Ada pandangan di masyarakat Hindu, khususnya di Bali, yang menganggap anak pria saja yang berhak mewaris.

Namun jika diperhatikan lebih jauh pasal-pasal hukum Hindu mengenai warisan, ternyata masih ada ketentuan lain yang memungkinkan anak wanita sebagai pewaris. Dalam Manawa Dharmasastra IX. 127-139 diuraikan bahwa anak wanita juga berhak sebagai pewaris, yaitu : a. Jika anak wanita itu diangkat statusnya ke status pria (putrika), anak itu akan berhak sebagai pewaris seperti anak pria.  Hal ini terkait dengan upacara sraddha (pitra yajna). Upacara ini secara tradisi dilakukan oleh anak pria, tetapi jika tidak ada anak pria dalam keluarga, perubahan status dari anak wanita ke status pria dianggap perlu dilakukan.

Jadi perubahan status ini bukan karena warisan. Demikian juga untuk meneruskan keturunan. Jika keluarga tidak mempunyai keturunan pria sebagai penerus, orang tuanya dapat merubah status anak wanitanya. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi bentuk perkawinannya yaitu patrional menjadi matrional.

b. Anak wanita yang belum kawin harus diberi warisan sebesar seperempat bagian perolehan anak pria. Norma ini diuraikan dalam Manawa Dharmasastra IX. 118, yang pada hakekatnya hal itu dianggap memberikan kedudukan bagi anak wanita untuk memperoleh haknya secara pasti asalkan anak itu belum kawin saat pembagian warisan. Anak wanita yang sudah kawin dianggap "keluar".

Sebab itu dia tidak berhak memperoleh perolehan itu, kecuali harta pemberian yang diberikan kepada pewaris, baik sebelum kawin maupun sebagai hadiah perkawinan; atau diperoleh dari saudara-saudaranya.

c. Ibu dan nenek (wanita) bisa menjadi pewaris. Dalam Manawa Dharmasastra IX. 217. yo. 257 disebutkan, wanita sebagai pewaris, yakni ibu sebagai pewaris; jika anaknya meninggal tanpa turunan. Jika Si ibu tidak ada (meninggal) maka harta warisan akan diwarisi neneknya.

Maka dapat dikatakan, ada dua pendapat hukum dalam bidang pewarisan Hindu. Pertama, pendapat bahwa wanita tidak berhak mewaris. Kedua, pendapat anak wanita juga berhak mewaris sebagaimana anak pria lainnya, hanya besaran perolehannya tidak sama. Dalam Manu Smerti, bab IX. 105 di sebutkan kekuasaan diberikan orang tua kepada anak pria tertua sebagai penggantinya. Adik-adiknya harus tunduk pada kakaknya itu sebagaimana mereka tunduk pada orang tuanya ketika masih hidup.

Hal itu harus ditafsirkan bahwa kedudukan anak tertua sebagai pengganti orang tua; ia sebagai pemegang kuasa. Dalam hukum adat Bali ini disebut hukum mayorat (kebapaan).

Dalam bab IX. 104 dan 111 diuraikan, untuk kebahagiaan maka harta benda harus dibagi. Kekuasaan dapat diberikan kepada anak pria lainnya yang lebih muda. Jika sifat anak sulung itu meragukan, orang tua berkuasa menentukan kepada siapa yang akan mengurus harta benda tersebut kelak setelah ia meninggal.

Dalam hukum Hindu berbagi warisan atau tidak, tergantung atas kemanfaatannya. Jika dengan berbagi itu akan lebih bermanfaat bagi anggota yang berhak, berbagi itu akan lebih baik daripada tidak berbagi. Jadi asas mayorat tidaklah mutlak. Manu Smerti IX. 139, menguraikan asas parental juga berlaku dalam pembagian waris. Diuraikan, anak cucu dari anak pria maupun cucu dari anak wanita, tidak ada perbedaan, karena cucu dari anak wanita itupun akan menyelamatkan dirinya seperti halnya cucu dari anak pria.

Hukum Hindu dalam warisan tidak menganut asas manunggal, melainkan masih memungkinkan berlaku kedua asas kekeluargaan itu. Tidak semua harta warisan bisa dibagi, sebab dikenal berbagai jenis harta yaitu harta warisan yang tidak boleh dibagi (harta pusaka yang bernilai ekonomi atau tidak seperti tempat suci, benda-benda sakral). Harta warisan yang boleh dibagi adalah harta warisan berwujud dan harta warisan tidak berwujud, yakni semua harta warisan yang dibawa dalam perkawinan. Juga ditegaskan harta bapak yang diwariskan kepada anak pria sedangkan harta ibu diwariskan kepada anak wanita. Terhadap harta bapak yang dibawa ke dalam perkawinan, baik pusaka atau tidak, anak wanita berhak mewarisinya saat ia masih gadis, jika terjadi pembagian waris, walaupun hanya seperempat bagian anak pria.

Tetapi jika anak wanita kawin, pembagian itu berdasarkan sukarela. Perlu dipahami, perkawinan dalam Hindu menempatkan istri sebagai yang tak terpisahkan dari suami. Itu berarti apa yang diwarisi atau dimiliki suami adalah juga hak dan milik istri. Harta waris yang berfungsi sebagai penanggung beban, sepatutnya tidak diberikan pada anak wanita yang kawin (bukan sentana rajeg).

Selama ini sering orang salah menilai kedudukan wanita Bali. Umumnya kedudukan wanita Bali baik yang sudah kawin maupun belum, tidaklah hina dalam kekeluargaan yang bersifat kebapaan.

OM Shanti.

Keistimewaan Pura Tanah Lot

Keistimewaan Pura Tanah Lot


Keistimewaan Pura Tanah Lot semakin menonjol, terlebih lagi jika dikaitkan dengan sejarah berdirinya Pura Tanah Lot tersebut berkaitan dengan perjalanan suci (Dharmayatra) Danghyang Dwijendra atau yang pada waktu walaka bernama Danghyang Nirartha dalam proses penyebaran agama Hindu di Bali.

Danghyang Nirartha adalah seorang baghawan yang hidup pada masa Kerajaan Majapahit yang berkeliling Pulau Bali pada sekitar tahun 1489. Sang baghawan tiba di Bali melalui Blambangan pada abad ke-15, dan disambut dengan baik penguasa Bali pada waktu itu, yaitu Raja Dalem Waturenggong.

Ketika melakukan dharmayatra untuk mengajarkan agama Hindu hingga ke pelosok, beliau sempat berhenti dan beristirahat. Tempat berhenti tersebut berada di sebuah pulau kecil yang berdiri di atas batu karang. Tak lama setelah Danghyang Nirartha beristirahat, berdatanganlah para nelayan dengan membawa berbagai persembahan untuk beliau.

Kemudian pada malam harinya, Sang baghawan berkenan memberikan nasihat keagamaan seperti kebajikan dan susila kepada masyarakat desa yang datang menghadap, dan beliau menasihati kepada masyarakat desa untuk membangun parahyangan di tempat itu, karena getaran batin (wisik) beliau serta adanya petunjuk gaib bahwa tempat itu baik digunakan sebagai tempat untuk memuja Sang Hyang Widhi. Kemudian, setelah Danghyang Nirartha meninggalkan tempat itu, dibangunlah sebuah bangunan suci di atas batu karang yang berada di tengah laut.




Dari sinilah nama Tanah Lot diambil. Tanah Lot terdiri atas dua kata, yaitu tanah dan lot. Pengertian tanah di sini, oleh masyarakat setempat diartikan sebagai batu karang yang menyerupai pulau kecil (gili), sedangkan lot berarti laut. Sehingga, nama Pura Tanah Lot diartikan sebagai tempat pemujaan (pura) yang dibangun di atas tanah di tengah laut.

Di kompleks pura yang berada di tengah laut tersebut, terdapat beberapa pelinggih seperti meru tumpang tujuh yang diperuntukkan sebagai tempat pemujaan bagi Dewa Baruna. Masyarakat Bali kerap menyebutnya dengan Bhatara Segara atau Dalem Tengahing Samudra. Sedangkan meru tumpang tiga digunakan untuk memuja Danghyang Nirartha atas jasa beliau dalam mengembangkan dan mengajarkan agama Hindu di daerah ini.

Di bawah Pura Tanah Lot terdapat sebuah ceruk menyerupai goa yang mana di dalamnya bisa ditemukan mata air tawar yang disucikan, karena meski persis berada di bawah pura yang berada di tengah laut namun rasanya tetap tawar. Banyak pengunjung yang berusaha masuk ke dalam goa tersebut sekadar untuk membasuh muka yang diyakini dapat menyebabkan awet muda hingga bisa memberikan keselamatan serta keberuntungan.

Tepat di seberang goa ini, pengunjung juga bisa menemukan sebuah goa lain yang dihuni oleh ular laut berwarna hitam dengan belang putih di tubuhnya. Masyarakat desa setempat percaya bahwa ular-ular tersebut merupakan jelmaan dari selendang Danghyang Nirartha yang bertugas untuk menjaga Pura Tanah Lot ini.

Wow, Inilah Manfaat Orang Yang Suka Menyendiri



Orang yang suka menyendiri dapat menciptakan sesuatu yang berkelas dan unik, karena mereka lebih sering menenangkan pikiran.
Apakah anda pernah melihat orang yang tidak suka keramaian alias dia lebih suka menyendiri, atau bahkan Anda sendiri orangnya?

Nah, tenang saja, tidak selamanya orang yang suka menyendiri itu buruk. Orang-orang bertipe seperti ini biasanya lebih memilih untuk menghabiskan waktu sendiri di kamar atau di tempat manapun yang sepi dan jauh dari keramaian.
Dan jangan sedih dulu jika Anda seorang penyendiri, mengapa harus sedih. Sifat penyendiri juga memiliki manfaat yang cukup hebat

Pikiran Lebih Tenang

Jika seseorang yang memilik banyak aktivitas dan lebih suka diluar atau diruang terbuka bersama orang-orang dan keramaian pastinya mereka banyak pikiran karena harus menjalankan semua aktivitas itu dengan baik.


Tapi tidak dengan orang yang suka menyendiri, mereka lebih tenang menjalankan aktivitasnya, dan tentu saja pikiran yang tenang selalu ingin di dapatkan oleh semua orang.

Mengagumkan, Hal Sepele Ini Mampu Mengeluarkan Racun Rokok Dari Dalam tubuh, No 5 Sangat Mudah

Mengagumkan, Hal Sepele Ini Mampu Mengeluarkan Racun Rokok Dari Dalam tubuh, No 5 Sangat Mudah


Untuk bisa mengeluarkan racun rokok dari tubuh, bisa dilakukan dengan cara sederhana dan mudah, berikut ini :

1.Dengan Bayam

Sayuran ini memang banyak mengandung zat yang dibutuhkan untuk tubuh. Bayam mengandung Flavonoid dan vitamin A yang bisa melindungi tubuh dari kanker paru-paru. Selain itu, kandungan zat besi pada bayam akan memperlancar distribusi oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.

2.Dengan Bawang

Bumbu dapur yang satu ini terkenal mengandung senyawa yang berfungsi sebagai antioksidan. Dimana zat ini dipercaya dapat mencegah dan mengobati infeksi pernafasan. Dengan rutin mengkonsumsi bawang, paru-paru akan menjadi lebih bersih dan sehat.

3. Dengan Buah Pisang

Kandungan Kalium pada buah pisang dipercaya ampuh membersihkan racun dan zat berbahaya dari dalam paru-paru. Maka tak ada jeleknya kita mencoba mengkonsumsinya.

4. Dengan Sayur Wortel

Pada sayur wortel mengandung nutrisi yang disebut beta-karoten dan alkin yang cukup tinggi. Senyawa ini akan melancarkan peredaran darah ke paru-paru.

5. Minum Air Putih

Perlu anda tahu bahwa merokok akan mengakibatkan tubuh kekurangan cairan atau dehidrasi. Mengkonsumsi air putih yang cukup dapat membuat paru-paru lebih lembab dan juga berfungsi dengan lebih baik. Selain itu, air juga akan membawa nikotin atau racun keluar dari dalam tubuh anda.

Mungkin cara yang kelima ini yang paling mudah dan murah.

Lubang di Tengah Kursi Plastik Memiliki 3 Manfaat! Apa Saja?

Lubang di Tengah Kursi Plastik Memiliki 3 Manfaat! Apa Saja?


Menurut Goody Feed, lubang tersebut rupanya memiliki berbagai fungsi di antaranya:

1. Mencegah kursi patah

Ketika diduduki Lubang pada kursi plastik berbentuk bulat, dan bukan kita untuk satu alasan. Yaitu menjaga integritas struktural kursi dan mencegahnya untuk patah saat diduduki.
Jika lubang pada kursi berbentuk kotak, atau bentuk lainnya, maka tekanan akan dikonsentrasikan pada tempat itu dan meningkatkan resiko retak. Sedangkan pada lubang yang bundar, tekanan akan tersebar secara merata.

2. Memudahkan menumpuk

Jika tidak ada lubang pada kursi, maka menumpuk kursi-kursi itu akan sangat menyulitkan. Melepas tumpukan itu pun akan menjadi tantangan yang sama. Lubang pada kursi dimaksudkan untuk mencegah adanya ruang vakum dari penumpukan kursi.

Lubang itu juga berfungsi melepaskan tekanan udara ketika ditumpuk, sehingga melepaskan tumpukan akan jadi lebih mudah.

3. Untuk jari masuk

Lubang pada kursi plasik bermanfaat untuk memudahkan orang untuk membawanya. Dengan jempol dan jari lain dimasukkan ke lubang, maka cengkraman akan semakin kuat dibandingkan hanya dengan memegang satu sisi bangku saja.

Namun, pembuatan lubang ini pun tak sembarangan. Jika lubang terlalu besar, maka kursi akan kehilangan daya topangnya.

Sementara jika terlalu kecil, maka jari seseorang bisa terjepit di sana.