Showing posts with label Wisata Luar Negri. Show all posts
Showing posts with label Wisata Luar Negri. Show all posts

31 Oktober: Happy Halloween Day, Ini Sejarah Halloween Asal Mulanya

 

31 Oktober: Happy Halloween Day, Ini Sejarah Halloween Asal Mulanya

Sejarah hari halloween

Halloween Day: Sejarah perayaan hari Halloween setiap malam tanggal 31 Oktober memiliki catatan tersendiri. Di era kekinian, Halloween cenderung dimaknai pesta yang ditandai kostum hantu, simbol Jack-o-lantern, atau anak-anak yang bermain ‘Trick or Treat’. Namun ternyata Halloween adalah adaptasi dari festival terbukanya pintu menuju Dunia Kematian.

Asal-usul Halloween konon dimulai dari festival Samhain dari tanah Britania Raya. Festival ini digunakan untuk memperingati perubahan drastis dari musim panen menuju musim dingin, atau musim yang dipenuhi makanan menuju musim dengan hari-hari berat kala manusia berjuang untuk sekadar bertahan hidup.

Hari festival Samhain dianggap sebagai momen terbukanya pintu ke Dunia Kematian, sehingga para roh yang telah mati, bangkit kembali dan mengunjungi rumah mereka. Kadang kala muncul roh jahat, yang harus diusir dengan api unggun dan kostum aneh. Dari sinilah konsep kostum unik Halloween muncul.

Di samping festival Samhain, Halloween juga berhubungan dengan hari Raya Semua Orang Kudus (Hari Raya All Hallow). Kata Halloween sendiri merupakan kependekan ‘All Hallows Even‘ atau momen petang sebelum Hari Raya All Hallow. Dalam sejarahnya, Paus Gregorius III dan IV menggunakan kebijakan mereka untuk mengubah perayaan pada 31 Oktober ini menjadi sebuah perayaan keagamaan.

Kini, Halloween cenderung dimaknai sebagai pesta hantu semata. Ada anak-anak berkostum menyeramkan yang akan mengetuk pintu rumah-rumah penduduk. Mereka berteriak  ‘Trick or Treat’ yang bermakna, sang tetangga harus ‘menyuap’ mereka dengan permen jika tidak mau dijahili.

Ada pula hiasan khas Halloween, Jack-o’-lantern yang berupa labu kuning. Ditambah cahaya lilin atau lampu yang meneranginya, dan ukiran wajah seram sedemikian rupa, labu kuning ini jadi sesuatu yang tak bisa dilewatkan. Bahkan, para orang dewasa juga tidak mau ketinggalan. Berpakaian hantu, yang kadang terlewat seksi, juga merupakan bentuk partisipasi mereka pada Halloween yang sudah berubah maknanya.

Berkunjung ke Pura Belgia, Megah Banget

  

Berkunjung ke Pura Belgia, Megah Banget!!
Semenjak membuat blog ini saya semakin rajin saja menulis, hehe... Walaupun tulisan sederhana, tapi bermakna juga untuk saya pribadi dan tentunya untuk menyimpan kenangan, memori dalam hidup ini. Kali ini saya ingin sedikit berbagi kenangan saat bepergian ke Eropa, yang pertama di Belgia ya! 

Ada beberapa negara di Eropa yang saya kunjungi, namun pertama yang saya bahas adalah Belgia ya, karena perjalanan ini sedikit spiritual, karena mengunjungi Pura (tempat suci Hindu) di Belgia. Ternyata Pura Belgia ini begitu megah dan luas banget. Di bawah ini beberapa foto yang sempat saya ambil saat berkunjung di Pura Belgia ini. 

Suasana Pura Belgia 

Berkunjung ke Pura Belgia, Megah Banget!!

Foto ini saya ambil tepat di luar area pura, pada saat itu masih pagi. Areal pura tidak bisa dikunjungi oleh para pelancong, sama layaknya pura di Bali dimana di pintu masuk pura ditutup (area tempat suci). 

Menuju ke Pura Belgia 

Berkunjung ke Pura Belgia, Megah Banget!!

Saya bersama keluarga menginap di hotel Saint Josse Ten Noode, Brussel, hotel ini dekat sekali dengan stasiun. Kami menuju Pairi Daiza dengan menumpang kereta api dengan menempuh waktu sekitar 1 jam 30 menit kurang lebih. 

Pairi Daiza, Lokasi Pura Belgia 

Dengan rasa bangga dan haru kami tiba di Pura ini. Saya sendiri sudah menyiapkan pakaian adat yang saya bawa di tas, namun karena Pura di tutup, akhirnya kami hanya bisa sembahyang di jaba pura. Konon saat hari raya banyak sekali umat Hindu yang tinggal di Eropa sembahyang kesini. Walaupun hari biasa, saya tetap bisa sembahyang, astungkara! 

Area Pura

Berkunjung ke Pura Belgia, Megah Banget!!
Area sebelum menuju ke areal pura dikelilingi berbagai lesehan (warung Makan) dengan bangunan khas Bali Tempo dulu dan setiap warung ini ada canang sari dan dupa wanginya, hebat ya.

Berkunjung ke Pura Belgia, Megah Banget!!

Area menuju ke bangunan Pura, di pintu masuk ada patung bernuansa Jawa- Bali yang kuno. 

Berkunjung ke Pura Belgia, Megah Banget!!
Di jaba pura dikelilingi berbagai patung dewa Hindu. 

Lengkap dengan balai kukul, pokoknya luas banget.

Pura Belgia, yang di beri nama Pura Agung Santi Bhuana
Berkunjung ke Pura Belgia, Megah Banget!!
Pura ini bernama Pura Agung Santi Bhuana, Belgia. Sebelumnya saya sudah pernah menulis tentang pura ini, bisa simak disini atau ini.

Pura yang berdiri kokoh di Pairi Daiza, Belgia ini merupakan Taman Asia. Bukan hanya Pura Bali saja yang ada disini, banyak kebudayaan Asia juga ada di sekeliling Pura ini antara lain bangunan Thailand dan banyak lagi. Taman Asia ini juga dilengkapi dengan kebun binatang dan tempat bermain lainnya. 

Dari cerita yang saya dengar, khusus Pura Agung Shanti Bhuana ini yang paling menjadi sorotan, karena Taksu Hindu yang begitu kuat. Pura ini juga memiliki Barong dan Rangda yang sudah disucikan dan didatangkan langsung dari Puri Ubud, Bali. 

Sangat megah ya, saya sangat bangga sekali bisa mampir dan bersembahyang di Pura Belgia ini. Semoga Anda selanjutnya ya... Astungkara!

Pura Bali di Berlin, Penduduk Hindu Eropa ada Tempat Beribadah Lagi! Astungkara

Pura Bali di Berlin, Penduduk Hindu Eropa ada Tempat Beribadah Lagi! Astungkara

Setelah Pura Agung Shanti Buana di Belgia kini nambah lagi ada Pura di Berlin, Jerman. Bagi umat Hindu Indonesia yang tengah berada di Berlin, Jerman tak perlu khawatir tidak bisa beribadah. Sebab, Pemerintah Kota Berlin menyediakan tempat beribadah, Astungkara... Di sebuah taman buatan yang cantik bernama Gaerten der Welt. 

Semula, Pemkot Berlin membuat satu taman buatan dengan nuansa Bali bernama Balinesischer Garten atau Taman Bali. Di dalamnya terdapat koleksi tanaman tropis dan arsitektur bangunan Bali, seperti pura kecil dan satu ruangan multifungsi yang biasa disebut ‘Bale Dangin’. 

Pura Bali di Berlin, Penduduk Hindu Eropa ada Tempat Beribadah Lagi! Astungkara

Pura yang diberi nama Tri Hita Karana itu memiliki Padmasana dan Pelinggih Penglurah. Ide pembangunan ini datang Pemkot Berlin dan bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia. Kemahsyuran Bali membuat mereka menciptakan bangunan tersebut.

Antusias pengunjung sejak tahun 2003 ke Taman Bali cukup besar. Alhasil, Pemkot Berlin harus memperluas area taman itu. Proses renovasi dimulai dari tahun 2015 lalu dan telah rampung pada April 2017.

Setelah direnovasi, Taman Bali itu berada di area rumah kaca yang lebih besar dan diberi nama Tropenhalle. Ketinggian bangunan mencapai 12 meter.

Bangunan rumah kaca itu juga memiliki pengatur suhu dan kelembaban, sehingga suasana tropis seperti Indonesia bisa tercipta. Di dalamnya juga terdapat kafe Bali. Sayangnya, kendati kafe itu menyediakan berbagai mebel dari Pulau Dewata, tetapi mereka tidak menyajikan makanan khas Bali atau Indonesia.

Duta Besar Indonesia untuk Jerman, Fauzi Bowo, turut berkontribusi dalam perluasan Taman Bali. Dia turut melobi Pemkot DKI agar turut menyumbang. Alhasil, di bawah kepemimpinan Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama, Pemkot DKI menyumbang satu Pelinggih Penunggun Karang. Maka, tak heran jika terdapat plakat dengan tanda tangan Ahok di rumah kaca itu.

Pria yang akrab disapa Foke itu berharap dengan keberadaan Taman Bali bisa mempererat hubungan kedua negara. 

"Saya berharap sumbangan Pelinggih Penunggun Karang dari Pemprov DKI ini diharapkan dapat mempererat persaudaraan dua kota yaitu Jakarta dan Berlin," ujar Foke dalam sambutannya pada Rabu, 10 Mei. 

Pemkot Berlin dan komunitas Indonesia sudah mengundang Ahok untuk ikut hadir dalam peresmian Taman Bali. Dia sudah sempat minatnya pada tahun lalu. Tetapi, kesibukan Pilkada membuat Ahok mengurungkan niat itu dan mengirimkan Plt Deputi Gubernur bidang Pariwisata dan Kebudayaan, Syahrul Effendi.

Sebelum digunakan, kelompok masyarakat Hindu yang ada di Berlin mengadakan upacara pencucian Pura atau Ngenteng Linggih. Upacara itu dipimpin oleh Pedanda Wayahan Bun dari Griya Sanur Pejeng didampingi Ida Pandita Mpu Jaya putra Pemuteran dari griya Penataran Renon.

Pura Bali di Berlin, Penduduk Hindu Eropa ada Tempat Beribadah Lagi! Astungkara

Acara tersebut diikuti oleh sekitar 125 warga Hindu Bali yang bermukim di Jerman dan beberapa negara di Eropa lainnya seperti Swiss, Italia dan Irlandia. Salah satu warga Indonesia di Berlin, Putri Suwija mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak sehingga Taman Bali yang lebih luas bisa terwujud. 

Berdasarkan informasi yang diperoleh proses renovasi Taman Bali itu menelan biaya mencapai 4,5 juta Euro. Semua biaya ditanggung oleh Pemkot Berlin.

Kini, Taman Bali terlihat semakin asri di dalam rumah kaca. Selain Taman Bali, Gaerten der Welt juga menyediakan taman dengan nuansa Jepang dan Korea. Semua fasilitas itu menjadi salah satu program andalan pariwisata Festival Taman Internasional yang digelar mulai 13 April-15 Oktober 2017.

Melihat Keseluruhan Bangunan Pura Terbuat Dari Batu, Terasa di Bali Tapi Tidak! Ini di Belgia

Melihat Keseluruhan Bangunan Pura Terbuat Dari Batu, Terasa di Bali Tapi Tidak! Ini di Belgia

Artikel lama yang sudah saya tulis beberapa kali saat saya mengunjungi Pura agung Shanti Buana ini, Bisa baca disini

Melihat keseluruhan bangunan, Puranya terbuat dari Batu, secara sekilas orang mungkin akan mengatakan bahwa pura diatas adalah pura yang berlokasi di Bali ataupun berlokasi di Indonesia. Namun kalau di amati lebih detail, Pura diatas tidaklah berlokasi di Bali atau di daerah Indonesia lainnya melainkan berlokasi di daratan Eropa yaitu di negeri Belgia. Pura diatas bernama Pura Agung Santi Bhuwana dang berlokasi di taman wisata Parc Paradisio di kota Brugelete yang diresmikan pada hari Senin 18 mei 2009.

Melihat Keseluruhan Bangunan Pura Terbuat Dari Batu, Terasa di Bali Tapi Tidak! Ini di Belgia
Saat Hari Raya Galungan

Sungguh anugrah luar biasa dari Ida Sang Hyang Widi Wasa (Tuhan Yang maha Esa) yang di berikan kepada umat Hindu yang merantau di Eropa. Sebuah Pura yang di bangun di tengah lokasi wisata taman burung yang luasnya 55 hektar, di dirikan oleh orang belgia yang bernama ERIC DOMB. Adapun alasan beliau mendirikan Pura tersebut dikarenakan kecintaannya yang sangat luar biasa akan bali. Proses pembuatan Pura tersebut memang dilakukan secara bertahap dimana tahun lalu 30 orang Bali secara khusus didatangkan dari Bali ke Belgia untuk membangun Pura tersebut. Mereka datang bulan agustus sampai januari, dan melanjutkan pekerjaannya dari april 2008 hingga agustus 2008! Bahan-bahan khusus seperti paras batu , kayu jati, raab duk, yang diperlukan untuk pembangunan Pura didatangkan langsung dari Bali sampai 300 Container ! sungguh luar biasa dan sangat mengharukan melihat perjuangan orang-orang yang terlibat berkontribusi “ngayah” atau saling bantu membantu dalam penegakan Sanatana Dharma di bumi Eropa.

Bhuwana di Parc Paradisio 

Melihat Keseluruhan Bangunan Pura Terbuat Dari Batu, Terasa di Bali Tapi Tidak! Ini di Belgia
Saat musim panas 2018

Menurut penuturan petinggi Taman Wisata Parc Paradisio ini, mengatakan idea pertama dari pendirian Pura Hindu yang mirip atau sama persis dengan Pura yang ada di Bali ini adalah bermula dari kunjungan Mr. Eric Domb, CEO dan President yang juga pemilik dari Parc Paradisio ke Bali 30 tahun yang lalu bersama orang tuanya. Kemudian setelah memimpin Parc Paradisio, muncul keinginan untuk membuat Parc Paradisio tidak hanya menjadi sebuah Taman wisata Flora dan dan Fauna, yang menawarkan keakraban alam, tumbuhan, binatang, dan manusia tapi juga menawarkan informasi kebudayaan dunia yang memiliki karakter serta peradaban yang kuat yang masih ada di bumi ini serta bisa mendukung promosi permanen bagi pariwisata.

Melihat Keseluruhan Bangunan Pura Terbuat Dari Batu, Terasa di Bali Tapi Tidak! Ini di Belgia
Musim dingin berselimut salju

Teringat akan kunjungan ke Bali yang pernah dilakukan Mr. Eric Domb bersama orang tuanya ke Bali, Mr. Eric Domb kemudian mengunjungi Bali lagi untuk “Brain Storming” dengan mengelilingi seluruh pelosok Bali untuk mencari idea lebih lanjut. Kolaborasi antara agama, adat istiadat, budaya dan masyarakat balinya yang mendukung pariwisata di Bali serta bisa diterima oleh masyarakat dunia (universal), membuat Mr. Eric Domb jatuh cinta akan Bali pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Sekembali Mr. Eric Domb dari Bali, beliau kemudian menceritakannya kepada jajaran direktur dan team yang ia pimpin. Ibarat Pucuk di cinta ulam tiba, dimana para direktur dari Parc Paradisio yang juga sering mengunjungi Bali, akhirnya seia sekata, dan gayung pun bersambut dengan melakukan kunjungan bersama ke Bali untuk merealisasikan idea membuat Indonesian Garden dengan bangunan utamanya Pura yang sama persis seperti di Bali. Sepulang dari Bali, proyek inipun di mulai pembangunannya di tahun 2006.

Pembangunan Kompleks Taman Indonesia yang di mulai dari pembangunan Pura ini, bukannya tanpa hambatan dari masyarakat Belgia ataupun pemerintah Belgia. Karena di lokasi Parc Paradisio terdapat kastil tua, yang di Belgia sendiri sungguh sangat di hormati keberadaannya. Pemerintah maupun masyarakat pun khawatir dengan berdirinya bangunan baru akan mengurangi makna dari keberadaan Kastil tua yang menjadi kebanggaan masyarakat Belgia ini. Mr. Eric Domb dengan ketulus hatiannya serta kecintaannya yang mendalam akan Bali dan tentunya dengan pengetahuannya yang luas akan segala seluk beluk tentang Bali dan Hindu, kemudian bisa meyakinkan Pemerintah Belgia beserta masyarakat Belgia sehingga pembangunan Pura Agung Santi Bhuwana ini bisa di wujudkan di taman Parc Paradisio.

Demikian juga ketika mendatangkan para pekerja langsung dari Bali, juga bukannya tanpa hambatan dari masyarakat Belgia ataupun departement tenaga kerja Belgia. Lagi-lagi Mr. Eric Domb, yang sepertinya memang sudah mendapatkan restu dari Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widi Wasa), tidak hanya bisa meyakinkan masyarakat Belgia , tapi juga bisa membuktikan kepada mereka bahwa keahlian para pemahat dan tukang ukir dari Bali dan Jawa tengah memang tidak tergantikan oleh masyarakat Belgia. Ketika tukang ukir dari Bali sedang bekerja memahat dan mengukir batu menjadi sebuah patung, masyarakat belgia memang di buatnya terkagum-kagum, mereka seolah-olah tidak percaya karena mereka terbiasa bekerja dengan mesin, sementara Tukang ukir dari Bali bisa merubah sebuah batu balok dengan pahat dan alat ukir lainnya yang berukuran kecil-kecil menjadi sebuah patung dengan nilai seni yang tinggi.

Proyek pembangunan Pura Agung Santi Bhuwana dimulai tahun 2006 dengan mendatangkan arsitek dari Bali. Selama dua tahun lebih bekerja siang dan malam dalam suasana berkabut dan bersalju. Untuk menjaga keaslian dan aroma magis ke-Indonesiaan, batu-batu untuk membangun pura besar dan seluruh lapisan tempat berjalan berasal dari Indonesia. Sekitar 320 kontainer batubatu candi diimpor dari lereng gunung Merapi, Jawa Tengah. bagi pengunjung yang mengunjungi kompleks Taman Indonesia ini, seperti terhipnotis dan merasakan seperti memang sedang berada di Indonesia di kompleks candi Prambanan dan candi Boroobudur di Jawa tengah, ataupun berada di kompleks Pura Besakih di Bali yang puranya juga terbuat dari Batu alam, walaupun sesungguhnya mereka sedang berada di Brugelette Belgia di Pura Agung Santi Bhuwana.

Peresmian Pura Hindu dan Taman Indonesia

Peresmian Pura tersebut merupakan bagian dari satu rangkaian acara Peresmian Taman Indonesia (The Kingdom of Ganesha ), yaitu sebuah Kompleks Taman Indonesia seluas 5 hektar di dalam area Taman Wisata Parc Paradisio yang berukuran 55 hektar. Peresmian acara itu di hadiri lebih dari 800 undangan, serta lebih dari 200 umat Hindu yang datang tidak hanya dari Belgia melainkan juga dari negara tetangga juga seperti Belanda, Jerman, dan Perancis. Setelah berakhirnya rangkaian upacara peresmian yang di langsungkan pada hari Senin 18 May 2009, Selanjutnya adalah giliran masyarakat bali yang berdomisili di belgia pada khususnya atau yang berdomisili di eropa untuk terus melestarikan keberadaan Pura ini melalui persembahyangan rutin sehingga spirit dan aura dari Pura Agung Santi Bhuwana ini terus bersinar. Walaupun sesungguhnya Pura ini adalah milik dari Mr. Eric Domb, namun di akhir proses upacara peresmian Mr. Eric Domb sempat berbincang-bincang dengan pemimpin agama yang meminpin jalannya upacara saat itu dan mengatakan “This (Temple) is for you” (Pura ini adalah untuk anda umat hindu di belgia / eropa). Oleh karenanya adalah kewajiban masyarakat bali ataupun umat hindu yang bermukim di Belgia atau di Eropa untuk melaksanakan ritual upacara setiap 6 bulan sekali, atau melakukan persembahyangan di bulan Purname setiap bulannya, sehingga spirit dan aura Pura tersebut terus terpancarkan.

Harapan

Akhir kata, Keberadaan Pura di Eropa ini sungguh sangat membantu mengobati kerinduan masyarakat Bali yang merantau di Eropa akan tempat kelahiran, tanah leluhur serta sanak saudara nun jauh di Bali. Seperti memang sudah suratan dan takdir bahwa masyarakat bali memang tidak bisa di pisahkan dari berkesenian, setiap kali melaksanakan ritual persembahyangan di Pura Belgia ini, tari tarian bali yang di iringi dengan irama gamelan bali selalu dipentaskannya, sehingga selalu menarik perhatian pengunjung Taman Wisata Parc Paradisio untuk berdesak desakan menonton tarian bali ini. Ibarat pepatan sambil menyelam minum air, buat masyarakat bali yang ada di Belgia, selain bisa melakukan persembahyangan mereka secara bersamaan bisa selalu berkontribusi mempromosikan Kesenian serta kebudayaan asli Indonesia kepada masyarakat Belgia atau masyarakat Eropa.

Buatan Rusia, Benarkah FaceApp Berbahaya?

Buatan Rusia, Benarkah FaceApp Berbahaya?


Banyak berseliweran foto-foto di Facebook yang menampilkan Wajah menyerupai Tua, perbandingan saat kita sekarang dan kelak di masa tua.

Dengan Hastag #AgeChallenge mereka meramaikan beranda media sosial. Sebagaimana biasa Aplikasi itu membuat banyak orang penasaran dan segera ingin mencobanya. Kita selalu senang mencoba segala sesuatu yang baru, mungkin karena rasa penasaran dan persaingan, tidak ingin ketinggalan oleh orang lain.

Hal ini boleh-boleh saja, tetapi sebaiknya dengan pertimbangan yang matang, apakah Aplikasi itu hanya diciptakan untuk kesenangan atau ada maksud lain. Baru-baru ini terungkap bahwa Aplikasi FaceApp yang tengah viral itu adalah buatan Rusia. Pertama kali saya membacanya melalui media online Daily Mail. Kemudian juga dibahas oleh media tanah air tempo.co dan kompas.com, serta media tanah air lainnya. Mereka memperingatkan bahwa Aplikasi itu bisa mengancam keamanan data privasi kita. FaceApp dibuat oleh negara pimpinan Vladimir Putin tersebut pada tahun 2017.

Berdasarkan penuturan media-media tersebut, apabila kita menggunakan Aplikasi ini, maka data dan foto kita akan masuk ke dalam data intelejen Rusia. Ini bisa digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk urusan Politik.

Aplikasi FaceApp memang amat sangat menarik, bisa membuat wajah kita menjadi lebih muda atau lebih tua. Ada yang kembali ke masa ABG, ada yang diubah menjadi kakek-nenek, dan ada pula yang bisa memainkan wajahnya menjadi lawan jenis, laki-laki berubah menjadi perempuan dan sebaliknya. Bahkan sekarang kita juga bisa mengganti latar belakang (Background) di mana kita berada.

Jadi tidak usah heran jika banyak "Traveller" palsu yang seolah-olah selalu jalan-jalan keluar negeri. Padahal ia hanya mengganti pemandangan di belakangnya dengan Aplikasi sejenis ini. Kembali ke topik pembahasan. Namun apakah benar Aplikasi ini menjadi berbahaya untuk setiap pengguna-nya?

Saya kira tidak. Ketika kita mengunduh Aplikasi dan menyetujui syarat dan ketentuan, kita juga setuju untuk lebih dari membiarkan usia Aplikasi selfie kita. Semua yang ada di telepon genggam kita bisa diambil oleh Aplikasi ini. Tentu ada semacam peringatan, apakah kita mengijinkan Aplikasi ini mengakses semua data. Nah, di sinilah kita harus berpikir, apakah kita membolehkan FaceApp mengambil data.

Jika kita merasa keberatan, beres, tolak saja. Dan berarti kita tidak perlu menggunakan Aplikasi ini. Tetapi jika kita merasa bahwa data yang ada di telepon genggam bukan data penting. Atau kita berpikir bahwa kita bukan siapa-siapa kecuali masyarakat biasa, maka tak ada larangan kita menggunakan Aplikasi ini untuk bersenang-senang. Lumayan untuk menghilangkan kepenatan atau stress.

Aplikasi ini mudah digunakan. Pertama, kita mengambil selfie atau memilih satu dari foto galeri kita dan mengunggahnya. Setelah beberapa sentuhan dan sedikit bantuan dari kecerdasan buatan (AI), Aplikasi ini mengubah foto menjadi diri kita yang lebih tua atau lebih muda sesuai keinginan kita.

Aplikasi FaceApp terbaru ini juga memiliki berbagai filter yang memungkinkan kita untuk menambahkan berbagai aksesoris tambahan seperti kacamata, jenggot atau bahkan mengubah gaya rambut kita.

Dan bagian baiknya adalah Aplikasi ini gratis, bisa diunduh melalui Playstore.

Tingginya Tingkat Pendidikan Belum Tentu Berwawasan Luas

Tingginya Tingkat Pendidikan Belum Tentu Berwawasan Luas


Tidak ada jaminantinggi semakin  pendidikan seseorang, maka semakin luas pula wawasannya, karena biarpun tinggi pendidikannya, kalau dia tidak banyak membaca, tidak bergaul, tidak berusaha untuk menambah wawasan maka tidak banyak pengetahuannya. 

Ada yang tinggi pendidikannya, tapi juga luas wawasannya, ada yang tinggi pendidikannya, namun wawasan pengetahuannya hanya sebatas ruang lingkup profesi yang ditekuninya, ada juga yang tidak tinggi pendidikannya, tapi wawasan pengetahuannya sangat luas.

Yang kurang tinggi pendidikannya kadang berusaha untuk menambah pengetahuan dengan berbagai cara, bisa saja dengan memperluas pergaulan, membaca, dan dia belajar langsung dengan situasi keadaan yang dihadapinya. Agar tidak terjadi gap dalam pergaulan, maka dia memperluas wawasannya dengan membaca, mendengar, dan melihat.

Dengan mengaktifkan panca inderanya untuk menambah pengetahuan. Yang seperti ini biasanya dalam pergaulan sosial sangat mudah diterima. Wawasan itu sangat erat kaitannya dengan pengetahuan dan pergaulan, sementara pengetahuan tidak semata-mata didapat dari dunia pendidikan.

Pendidikan sekolah hanya mendidik seseorang menjadi ahli dibidang yang ia tekuni, artinya apa yang diketahui hanya satu bidang saja, karena proses pendidikan kita tidak mengajarkan seseorang untuk mengetahui banyak hal. Untuk mengetahui banyak hal lain, seseorang harus menambah wawasannya dari membaca.

Membaca pun bukan sekedar membaca buku, membaca koran, atau membaca majalah, tapi membaca, melihat dan mendengar kehidupan secara nyata. Dalam kehidupan nyata, kita melihat kenyataan bahwa, banyak orang yang tidak memiliki pendidikan tinggi, tapi kaya wawasan, dan lebih mampu menghadapi tantangan jaman, sehingga dia mampu mencapai kesuksesan secara paripurna. Sementara dunia pendidikan kita tidak memberikan Jaminan bagi seseorang untuk Sukses.

Begitu menyelesaikan pendidikan diperguruan tinggi, tetap harus menambah keahlian lain, untuk memenuhi persyaratan kerja. Seorang sarjana tanpa memiliki keahlian, dianggap tidak bisa apa-apa, sementara realitas didunia kerja, menuntut seseorang ahli dibidangnya.

Kesadaran terhadap pentingnya dunia literasi baru kita mulai, meskipun terbilang terlambat, namun lebih baik terlambat daripada tidak dimulai sama sekali. Tulisan ini tidak bermaksud mau mengatakan bahwa, tingginya pendidikan itu tidak penting, tapi pendidikan tinggi saja tidak cukup kalau tidak memiliki wawasan.

Tulisan ini ingin menganjurkan, setinggi apapun pendidikan seseorang, tetap harus tinggi juga minat bacanya, karena dengan tingginya minat membaca, akan memperkaya wawasan seseorang.

Dengan membacalah seseorang bisa memperkaya wawasannya.

Beda Nasib Pekerja Bangunan Luar Negeri dan Indonesia

Beda Nasib Pekerja Bangunan Luar Negeri dan Indonesia


Di sini, bahwa untuk pekerjaan membangun, hanya diizinkan mulai dari jam 7 pagi hingga jam 7 malam, pada hari Senin hingga hari Sabtu. Sedangkan pada hari Minggu dan hari libur lainnya, tidak diperbolehkan untuk melanjutkan pekerjaan membangun. Hal ini adalah untuk menjaga agar warga di sekitar tidak terganggu menikmati hari libur bersama keluarga.

Tapi hal ini berlaku di Perancis. Kebetulan pembangunan rumah berada persis di samping kiri dan kanan, dimana saya bertempat tinggal di apartemen Bournz Le Reine, di kawasan Paris Barat. Disini kehidupan privasi setiap orang menjadi prioritas utama. Kalau ada tetangga yang melakukan kegiatan yang dirasa mengganggu, cukup telepon ke Dinas Sosial dan selanjutnya petugas yang akan menghubungi pemilik rumah yang bersangkutan.

Jadi antara kita dengan tetangga tidak perlu saling cekcok dan adu omongan. Contohnya, ketika di rumah ibu mertua. Mertua saya memelihara ayam dan ayam tersebut berkokok hampir sepanjang hari, maka salah satu tetangga menelpon Dinas Sosial dan ibu mertua saya mendapatkan teguran tertulis. Yang isinya, bahwa di perumahan tidak diizinkan memelihara ayam dan kalau ayam masih juga berkokok, maka setiap kali berkokok, akan di denda 190.11 Euro atau setara 3 juta rupiah. Maka jalan terbaik bagi ibu mertua saya adalah memberikan ayam tersebut kepada temannya yang tinggal di luar kota atau menjadikan-nya sebagai ayam goreng.

Tulisan awal diatas sesungguhnya sudah sedikit keluar dari judul tulisan, tapi tidak ada salahnya. Kembali ke topik pembahasan, perlu diketahui tentang upah buruh bangunan di Perancis. Untuk jelasnya, saya kutip sebagian aturan yang berlaku, sebagai berikut: Gaji rata-rata tukang bangunan adalah sekitar 35.76 USD atau 31.68 Euro, setara 500 ribu rupiah, per jam, tergantung ke-ahlian masing-masing tukang. Sehingga penghasilan selama satu bulan berkisar sekitar 6-7 ribu dollar. Karena itu, di Perancis, Profesi Tukang Bangunan atau Tukang Las, tidak dianggap sebagai pekerjaan rendahan. Malahan rumah Tukang Batu bisa jauh lebih bagus, ketimbang rumah seorang Insinyur. Tidak seorangpun pekerja yang diizinkan masuk ke lokasi dimana sedang berlangsung pekerjaan membangun, bila tidak mengenakan helm standard dan sepatu bot, untuk menjaga keselamatan mereka. Rata-rata mereka datang ke lokasi pekerjaan dengan mengemudikan kendaraan pribadi.

Menyaksikan betapa keselamatan para Pekerja menjadi prioritas utama dan juga cara menghargai privasi warga, mengingatkan kita akan buruh bangunan di negeri kita. Sebelum mulai dengan pekerjaan membangun, maka yang pertama dilakukan adalah mendirikan "Toilet Portable" di halaman rumah yang akan di bangun. Sehingga kebutuhan ke toilet para pekerja bisa disalurkan ke Toilet Portable.

Jadi pekerja bangunan tidak diperbolehkan menggunakan toilet rumah yang dibangun. Apalagi sampai melakukannya, sambil sembunyi di balik pohon atau di pinggir kali. Hingga saat ini belum terdapat kabar, ada yang nekat melakukannya. Karena bisa didenda 1.000 Dollar dan diberhentikan dari pekerjaan. Sama Sama Tukang Tapi Beda Nasib Bila membandingkan dengan nasib para tukang bangunan di Indonesia, maka dapat dikatakan bahwa, walaupun sama-sama Tukang Bangunan, tapi nasib mereka sangat jauh berbeda. Rasanya belum pernah menengok ada Tukang Bangunan di Indonesia yang datang dengan kendaran (mobil) pribadi, kecuali Mandornya. Apalagi bila membandingkan rumah tinggal mereka. Berbeda bagaikan langit dan bumi.

Disini rumah Tukang Bangunan lengkap dengan perabot rumah tangga dan di garasi berjejer mobil pribadi milik Tukang Bangunan dan kendaraan yang digunakan istrinya dan anak mereka.

Profesi boleh sama, tapi garis telapak tangan membedakan nasib mereka.

Lumba - lumba Merah Muda Terlihat Berenang di Sungai Calcasieu di Louisana

Lumba-lumba merah muda yang sangat langka telah terlihat berenang bersama anaknya yang sangat lucu.

Lumba - lumba Merah Muda Terlihat Berenang di Sungai Calcasieu di Louisana

Mamalia itu, yang dikenal dengan sebutan Pinky, yang terlihat berenang di sungai Calcasieu di Louisana berenang bersama anaknya yang berwarna merah muda terang. Mamalia berwarna luar biasa pertama kali menjadi terkenal sekitar 12 tahun yang lalu, ketika mamalia ini diperhatikan oleh kapten Erik Rue, yang melihatnya secara teratur berenang di daerah sangai itu.

Kapten bahkan menelitinya hampir setiap waktu 'sampai saat lumba - lumba pink ini kawin dan melahirkan. Tindakannya jelas memiliki hasil yang diinginkan, karena tampaknya Pinky si lumba-lumba merah muda sekarang menjadi ibu dan terlihat berenang bersa anaknya. Sebuah video dibagikan ke halaman Facebook Pinky, menunjukkan dua lumba-lumba merah muda berenang di depan sebuah kapal besar di Calcasieu Ship Channel. Pinky diyakini sebagai Pink River Dolphin, yang warnanya berbeda berasal dari mutasi genetik yang langka.

Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN), mendaftar lumba-lumba sungai sebagai terancam punah, dengan populasi mamalia ini berkurang. Kelahiran Pinky si lumba - lumba merah muda inj menjadi perhatian dunia, bagaimanapun, sudah telah memberi harapan para konservasionis bahwa lumba - lumba merah muda yang 09berbagi mutasi genetik ibu mereka, yang akan membuat perbedaan besar dalam upaya meningkatkan populasi spesies langka. Kapten Rue berkata, melalui The Sun: Mamalia sepenuhnya berwarna merah muda dari ujung ke ujung dan memiliki mata kemerahan. Kulit tampak halus, merah muda mengkilap dan tanpa cacat. Anehnya, itu tampaknya tidak dipengaruhi secara drastis oleh lingkungan atau sinar matahari seperti yang diharapkan mengingat kondisinya, meskipun cenderung tetap di bawah permukaan sedikit lebih banyak daripada yang lain di polong.

Saya merasa sangat beruntung telah melihat mamalia yang luar biasa ini dan beruntung dapat bekerja dan tinggal di daerah di mana makhluk yang fantastis seperti itu sering berkunjung. Para tamu selalu senang akan kesempatan untuk melihat mamalia yang begitu unik dan kami menantikan kehadirannya untuk beberapa waktu ke depan.

Bridget Boudreaux cukup beruntung melihat Pinky dan anaknya di sungai beberapa saat yang lalu, melihat pasangan itu berenang dan melompat di sungai. Bridget memberi tahu KATC: Sungguh menakjubkan melihatnya. Saya heran. Reaksiku, aku kagum tentang itu. Pertama kali muncul langsung dari air dan saya seperti, ‘Whoa! Itu adalah lumba-lumba merah muda! Hentikan kapalnya !!


’Semoga kita akan melihat lebih banyak tentang Pinky, betisnya dan lainnya dalam waktu dekat.

Berbagai Sumber

Mudah Atau Susah Cari Kerja di Perancis?

Mudah Atau Susah Cari Kerja di Perancis?

Seorang sahabat sempat bertanya, mudah atau susah cari kerja di Perancis?

Baiklah, jawabannya bisa beragam. Bisa mudah, bisa pula susah. Tergantung banyak faktor; apa pekerjaan yang Anda mau, apa skill dan spesialisasi profesional Anda, di kota mana Anda berada dan pastinya, Visa macam apa yang Anda miliki. Di luar itu, masih ada berbagai faktor lain, mulai dari teknis, non teknis hingga soal keberuntungan.

Walaupun demikian, saya coba cerita sedikit berdasarkan pengalaman dan pengamatan selama ini.

Pertama, pra-syarat utama untuk bisa kerja pastinya adalah ijin kerja. Ini terkait dengan Visa yang Anda miliki saat tinggal di negeri ini. Jika Anda mengunjungi Perancis dengan Visa wisata, pastinya tidak akan diijinkan kerja. Kalau nekad, dijamin tak butuh waktu lama petugas imigrasi datang untuk menciduk Anda.

Kalau Anda tinggal di sini dengan Visa studi, alias menjadi pelajar, kemungkinan besar Anda diperbolehkan bekerja.

Namun, umumnya ada batasan jam maksimal dalam seminggu bisa bekerja. Ya, karena banyak pekerjaan di sini, khususnya blue collar job, alias kerja non kantoran yang hitungan bayarannya per jam, maka total jam kerja jadi batasan untuk para pelajar ini. Biasanya anak mahasiswa nyambi kerja di cafe, restoran atau sejenisnya sesuai dengan batasan jam kerja macam ini. Bisa 10-20 jam kerja seminggunya.

Hasilnya gimana? Ya lumayan lah, apalagi untuk kantong mahasiswa dan anak rantau. Bisa nambah-nambah uang jajan dan ongkos jalan-jalan ke luar kota/negeri pas liburan. Sebagai patokan, kerjaan non-skill di sini dibayar minimal 8.5 Euro per jam (kurang lebih 135 ribu rupiah). Jadi kalikan saja berapa yang Anda dapat kalau kerja 10-20 jam seminggunya.

Ada juga visa kerja untuk profesional atau non pelajar. Ini bisa dipakai untuk bekerja tanpa batasan jam. Jadi, kalau Anda minat kerja di kantor atau jadi ekspat profesional, Visa ini yang musti Anda punyai. Biasanya ada pra-syarat jaminan atau rekomendasi dari pemberi kerja dan penjamin lainnya.

Yang kedua, soal jenis pekerjaan yang dipilih. Seperti yang saya sebut sebelumnya, dua kategori pekerjaan yang bisa Anda pilih. Pekerjaan kasar non skill dan blue collar, atau pekerja kantoran plus profesional di kantor. Ini hanya pembagian general, biar gampang saja membedakannya.

Seperti yang saya sebut sebelumnya juga, pekerja kasar dibayar dari jam, pekerja kantor dibayar berdasarkan standar bulanan/tahunan. Lebih gampang cari kerjaan mana? Ya pasti lebih gampang yang kasar. Pekerja dari luar Perancis, khususnya dari negara-negara Eropa Timur plus Spanyol, Portugal dan Italia, kebanyakan mengisi ceruk pekerjaan macam ini. Plus ditambah warga-warga imigran berpaspor Perancis.

Sementara, pekerjaan kantoran tetap dikuasai warga asli Perancis, atau kalaupun ada pekerja asing, biasanya dari Eropa Barat, macam Jerman, Polandia atau bahkan Amerika Serikat. Nah, khususnya untuk pekerjaan profesional macam dokter dan sejenisnya, Anda akan mudah temui ekspat asal India atau Pakistan. Ya, mereka memang terkenal di sini untuk profesi satu ini.

Ohya satu lagi, menurut laporan pemerintah Perancis, ada satu bidang pekerjaan yang jumlah pekerja asingnya tak kalah jumlah dibanding pekerja lokal Perancis-nya. Yaitu di bidang IT. Laporan tersebut menyebut industri IT Perancis adalah salah satu yang terbesar di Eropa setelah Inggris baik dari nilai ekonomi, kontribusi terhadap GDP maupun jumlah perusahaan dan pekerja yang diserap di dalamnya. Dan, sebagian besar pekerja terampil bidang IT ini berasal dari luar Perancis.

Perancis mempunyai belasan kota-kota yang berfungsi sebagai hub industri IT, dengan kota Paris sebagai yang utama, disusul Marsielle, Cannes, Lyon dan sebagainya. Paris, kota tempat saya tinggal berada di ranking pertama. Memang wajar lah untuk sebuah ibu kota negara.

Walaupun demikian, peluang kerja di industri IT ini cukup besar. Khususnya bagi pekerja asing. Kebutuhan pasar besar, sementara pasokan talent lokal tidak mencukupi. Tawaran gajinya pun relatif menggiurkan. Saya sempat berpikir, kawan-kawan IT di Indonesia yang ingin mencari pandangan lahan kerja baru bisa mempertimbangkannya.

Apalagi ya? Hmm, ohya soal faktor keberuntungan. Ya, sebagaimana mencari pekerja di mana pun, terkadang faktor satu ini memainkan peran penting. Bisa jadi secara kemampuan Anda masuk ke pra-syarat satu pekerjaan, namun kadang ada faktor X yang menjadi penentu. Misal, soal warga negara mana Anda berasal. Adalah praktek umum di sini, khususnya untuk pekerjaaan-pekerjaan blue collar, dikuasai kelompok pekerja asing dari suatu negara. Contoh, pekerjaan bidang konstruksi bangunan, penguasanya adalah orang-orang Eropa Timur, kelompok imigran India dan Timur Tengah.

Kalau pekerjaaan kantor, biasanya isunya masih soal prioritas lebih untuk warga lokal. Jadi, meskipun Anda sama-sama punya kemampuan dan melamar kerja kantoran, kalau tidak benar-benar beruntung atau pas klop dengan calon boss-nya, bisa dijamin yang bakal dipilih adalah calon pekerja asli sini. Yang saya pikir cukup wajar, meski kadang sedikit banyak mengesalkan.


Jadi, ya begitulah gambaran singkat tentang bekerja dan mencari pekerjaan di sini. Menarik untuk dipertimbangkan, dan menantang untuk dicoba. Khususnya bagi Anda yang punya skill khusus, macam IT, atau profesional macam dokter atau sejenisnya.

Sepenggal Kisah Dari Belanda Negeri Surga

Sepenggal Kisah Dari Belanda Negeri Surga


Bagi Para Pesepeda Angin dingin menyerbu saat saya keluar dari Sloterdijk Station untuk mencari bus yang akan membawa saya ke pusat kota Amsterdam. Summer baru saja berlalu, tapi aura winter sudah begitu terasa.

Jalur kereta ke Amsterdam sedang ditutup waktu itu karena ada perbaikan di salah satu terowongan, sehingga saya harus naik bus menuju Amsterdam Arena, stasiun yang dekat dengan hostel tempat saya menginap.

Tak masalah, sebab saat itu juga saya langsung melihat bagaimana pemerintah Belanda sangat serius menjadikan bersepeda sebagai budaya masyarakat. Jalur sepeda yang rapi, rambu-rambu yang jelas dan menghormati pengendara sepeda, hingga tempat parkir sepeda gratis. Amsterdam, yang dijuluki ibukota sepeda di Eropa, hampir 60% perjalanan penduduknya dilakukan dengan mengendarai sepeda. Dengan penduduk sekitar 820-an ribu, ada lebih dari 900 ribu sepeda yang dimiliki penduduk Amsterdam.

Ibukota Belanda ini memiliki jalur sepeda sepanjang 400 kilometer. Tak jauh dari Amsterdam Central, stasiun sentral yang juga menjadi tempat persilangan beragam moda transportasi, terdapat penyewaan sepeda. Para pesepeda berlalu lalang di depan stasiun bergaya Renaissance yang mulai digunakan pada tahun 1889 itu. Tak perlu bersaing dengan moda transportasi lain, dan para pesepeda bukanlah warga kelas dua. Bukan hanya di Amsterdam, di dekat terminal, stasiun, serta pusat keramaian di setiap kota bahkan pelosok sekali pun, pasti terdapat penyewaan sepeda.

Diperkirakan terdapat 18 juta unit sepeda di Belanda untuk penduduknya yang kurang dari 17 juta jiwa. Sementara jalur khusus sepeda di Belanda tercatat sepanjang 35.000 Km. Di Leiden, persis di depan stasiun keretanya, saya terperangah melihat ribuan sepeda yang terparkir rapi bertingkat-tingkat. Kota cantik ini merupakan rumah bagi universitas tertua di Belanda, Universitas Leiden. Sebagian besar mahasiswa, dari jumlah keseluruhan sekitar 18 ribu orang, bersepeda menuju kampus. Kanal-kanal cantik mengepung kota tua yang berjarak 40 kilometer dari Amsterdam ini.

Taman-taman publik seperti terserak di sekitar Universitas Leiden. Banyak mahasiswa belajar di taman-taman yang terletak di pinggir kanal, ada juga yang sambil piknik. Lelah berjalan, saya dan teman pun berniat meluruskan kaki di sebuah taman. Angin semilir membuat kami terbuai, dan tahu-tahu saja kami berdua sudah tertidur selama satu jam! Keseriusan pemerintah Belanda dalam mempromosikan budaya bersepeda memang patut diacungkan jempol.

Dengan bersepeda tentu saja masyarakat mengurangi penggunaan kendaraan motor dan tingkat polusi dapat ditekan. Pemerintah juga mematok harga parkir kendaraan bermotor yang mahal. Parkir mobil misalnya, dikenakan biaya hingga 7 Euro per jam. Sedangkan parkir sepeda? Gratis tis.

Saking istimewanya pengendara sepeda di Belanda, ada rambu uitgezonderd, yang berarti “kecuali”. Maksud dari rambu tersebut adalah hanya sepeda yang dikecualikan dari peraturan lalu lintas. Mantap kan? Memberikan kenyaman bersepeda juga menjadi prioritas bagi pemerintah Belanda.

Baru-baru ini kota-kota di Belanda sedang memikirkan cara untuk menghangatkan jalur khusus sepeda. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kecelakaan para pesepeda dan meningkatkan minat warga agar tetap bersepeda di musim dingin. Dalam perjalanan dari Paris menuju Amsterdam, bus yang saya tumpangi melewati kota Eindhoven dan Utrecht. Hujan mengiringi hampir sepanjang perjalanan.

Saya melihat usaha keras para pesepeda melawan angin yang bertiup kencang. Sesekali saya melihat pesepeda yang oleng saat mengayuh. Tentu kondisi ini lebih berat di musim salju. Sehingga lahirlah ide tersebut. Ide menghangatkan jalur sepeda ini datang dari Marcel Boerefijn. Menurut Borefijn, meski teknologi penghangat tersebut amat mahal, tapi pemerintah tetap dapat melakukan penghematan karena dapat menekan angka kecelakaan dan jumlah garam yang digunakan untuk mengurangi kelicinan jalan.

Cara menghangatkan jalur sepeda adalah dengan menggunakan teknologi panas bumi untuk mencegah pembentukan es. Biaya untuk teknologi berkisar antara Rp. 600 hingga Rp. 750 juta per kilometer. Mahal tentu saja, tapi banyak dukungan untuk usulan ini.

Bahkan kota Zutphen yang terletak di bagian timur Belanda, sudah ditunjuk untuk menjadi kota pertama yang menjalani penilaian sebelum studi kelayakan ide ini dilakukan tahun depan. Kota Utrecht juga sedang mempertimbangkan untuk mencoba ide tersebut.

Ah, makin iri deh saya. Kapan ya Indonesia meniru Belanda, negeri penjajahnya, untuk hal sepeda ini? Benar sekali yang dikatakan oleh Enrique Penalosa, Gubernur Bogota, ibukota Kolombia, periode 1998-2001.

Masyarakat Perancis dan Problem Sampah Pakaiannya

Masyarakat Perancis dan Problem Sampah Pakaiannya


Tahukah kalian, salah satu masalah lingkungan yang dihadapi negara maju dan makmur seperti Perancis datang dari pakaian?

Ya, pakaian. Baju, celana, kaos, jas, jaket, dan aneka pernak-pernik fashion lainnya. Jika Indonesia darurat sampah plastik, Perancis saat ini menderita darurat sampah pakaian.

Survei terhadap 2.000 responden yang dilakukan ritel Sainsbury’s di tahun 2018 menemukan 680 juta pakaian dibuang pada musim panas lalu oleh masyarakat Perancis. Dari jumlah tersebut, 235 juta di antaranya berakhir di tempat pembuangan sampah akhir. Dan kemungkinan besar mencemari lingkungan.
Ditemukan bahwa 3/4 warga tidak tahu bahwa pakaian yang mereka buang karena rusak atau kotor sebenarnya bisa disumbangkan atau di-daur-ulang. Banyak dari mereka tak merasa pakaiannya layak disumbangkan, sementara lainnya menyebut malas untuk membawa pakaian tak terpakai ke tempat penerima donasi pakaian.

Bicara soal gender, ternyata laki-laki lebih banyak berkontribusi dalam tren sampah pakaian ini. Dengan 82% responden laki-laki mengaku memilih membuang langsung pakaian yang tak terpakai dan rusaknya ke tempat sampah, sementara hanya 69% wanita melakukan hal serupa.

Di masyarakat makmur seperti Perancis ini, pakaian dengan aneka pilihan dan range harga yang amat terjangkaunya sudah jadi produk konsumsi yang amat "murah" dan replaceable. Setiap musim berganti, ada tendensi kuat untuk membeli pakaian baru dan disesuaikan tren musim bersangkutan. Karena ada 4 musim, minimal ada 4 macam tren pakaian setiap tahunnya yang musti diikuti konsumen.

Belum lagi momen-momen festive macam Christmas dan Tahun Baru dengan boxing day sebagai puncaknya. Di mana hampir semua produk di-diskon gila-gilaan sampai 90%. Konsumen berlomba-lomba membeli sebanyak mungkin item pakaian yang di-inginkannya. Brand-brand besar macam Zara, LV, Gucci dll bahkan bisa menawarkan pakaian dengan harga setelah di-diskon tak lebih dari 11 Euro— atau sekitar 180 ribu rupiah saja. Bayangkan!

Namun, sebenarnya ada banyak lembaga sosial yang menerima donasi pakaian, misal Oxfam Fiele atau Variety Fiele. Masyarakat bisa menyumbangkan langsung ke kantor-kantor lembaga tadi atau cukup memasukkan pakaian bekasnya ke fasilitas donasi seperti kotak sampah (bukan kotak sampah sebenarnya). Biasanya berupa semacam box besi besar di spo-spot umum, macam pinggir jalan utama atau lokasi parkir.

Nantinya petugas lembaga tadi akan mengambil pakaian yang disumbangkan, menyortir dan mendistribusikannya ulang ke mereka yang membutuhkan. Sering pakaian tersebut diberikan ke para homeless di Perancis atau tak jarang disumbangkan ke negara lain yang membutuhkan. Saya kembali teringat kata-kata Marie Kondo, sang inspirator bersih-bersih rumah. Jika Anda merasa sudah terlalu banyak memiliki pakaian dan sebagiannya tak lagi membahagiakan, jangan ragu untuk melepaskannya. Tapi jangan dibuang ke tempat sampah. Lebih baik didonasikan ke yang membutuhkan.

Supaya kita tak ikut-ikutan memenuhi alam dengan sampah pakaian.

Ketika Tempat Ibadah Beralih Fungsi Menjadi Tempat Hiburan

Ketika Tempat Ibadah Beralih Fungsi Menjadi Tempat Hiburan

Simak foto di postingan saya kali ini. Bisakah kalian tebak bangunan apakah ini?

Ya, jika kalian menjawab Gereja, dan saya yakin sebagian besar kalian mungkin menjawab demikian, kalian separuh benar. Ini adalah foto bekas Gereja. Lokasinya di tengah kota Lyon, Perancis di mana saat ini saya sedang berkunjung di rumah mertua.

Kenapa saya sebut bekas, karena sekarang bangunan dengan arsitektur menarik ini sudah tak lagi berfungsi sebagai rumah ibadah. Alih-alih, bangunan ini digunakan sebagai "night club", alias klab malam. Ya klab malam di mana pengunjung datang, bergoyang mengikuti dentuman musik sembari bersenang-senang.

Kaget? Tak percaya? Ya, teruskan baca dan kalian akan tahu alasannya.

Meski secara resmi Republik Perancis bukan negara agama, namun Perancis (ʁepyblik fʁɑ̃sɛz) sebagai bagian terbesarnya mengakui Gereja Katolik Roma sebagai Gereja resminya (disebut Gereja Katolik/Roma). Di mana segala urusan formal keagamaan dilakukan dan jadi pertanggujawabannya. Sri Paus (Paus) memegang jabatan tertinggi dalam struktur Gereja Katolik Roma ini.

Namun, beberapa dekade belakangan, trend keagamaan warga Perancis menampilkan wajah pucat. Di mana berdasarkan survei yang dilakukan British Social Attitudes pada 2017, hanya 14% dari 66,8 juta penduduk Perancis mengaku sebagai penganut Katolik. Sementara 52% penduduk Perancis mengaku tidak menganut agama apapun.

Sebagian besar mereka yang masih mengaku beragama berada di rentang usia tua. Sementara di kelompok muda, hanya 2% saja yang mengaku berafiliasi dengan Gereja, sementara 7 dari 10 anak muda mengaku tak beragama.

Dari jumlah penduduk Katolik tersebut, hanya 1 dari 5 orang yang masih aktif pergi beribadah di Gereja setidaknya sekali dalam sebulan. Ini di luar menghadiri pernikahan atau upacara kematian.

Mungkin statistik di atas bisa memberi kita gambaran mengapa ada bangunan rumah ibadah yang akhirnya dikonversi jadi fasilitas hiburan macam tadi. Dan jangan salah, jumlahnya tidak sedikit lho, bukan hanya di kota Lyon saja, kota-kota lain di Perancis seperti Paris, Nantes, Cannes dll juga ada.

Jadi, silahkan kalian renungkan dan ambil hikmahnya sendiri-sendiri.


Salam 🙏

Menara Kembar Petronas Kalau kalian jalan-jalan ke Kuala Lumpur, Malaysia

Menara Kembar Petronas Kalau kalian jalan-jalan ke Kuala Lumpur, Malaysia


Jangan lupa untuk singgah di Menara kembar Petronas. Menara ini pernah sempat menjadi menara tertinggi di dunia. Tingginya 452 meter, 88 lantai, dan di lantai 41 dan 42 ada jembatan yang menghubungkan keduanya.

Tujuan jembatan ini adalah untuk berjaga-berjaga, kalau menara satunya terjadi kebakaran, maka penghuninya dapat pindah ke menara yang aman dengan melalui tangga darurat, menyeberang lewat jembatan ini.

Menara kembar ini selesai dibangun pada tahun 1998, di desain oleh Cesar Pelli, merefleksikan seni budaya Islam yang sudah mengakar di Malaysia. Pada tanggal 17 Oktober 2003, "Taipei 101" mengambil alih rekor menara tertinggi ini.

Di lantai bawah ada berbagai permainan dan pertunjukan simulasi, jika ada gledek atau halilintar yang menyambar gedung kembar itu. Aliran listrik berupa kilat diterima oleh penangkal petir dan "diamankan" ke bagian bawah gedung tanpa mempengaruhi penghuni gedung ataupun merusak bangunan fisik Menara.
Kejadian itu disimulasikan dengan cukup menarik setiap beberapa waktu tertentu, setiap setengah jam sekali (kalau nggak salah). Jadi banyak orang yang nungguin pertunjukan itu, hanya kepingin lihat geledek. Lucunya...gledek palsu aja kok pake ditunggu-tunggu. Berbagai Souvenir berupa gantungan kunci, poscard, plakat dan lain-lain yang nuansanya tentang kehebatan menara kembar itu dijual juga di situ. Kalau mau berkunjung ke sana, harus pagi-pagi sekali.

Karena pengunjung yang boleh naik dibatasi hanya 1.200 orang sehari. Antrian dibuka jam 7.30 pagi, tapi dalam sekejap, jatah sudah habis. Karena sudah diborong oleh agen-agen perjalanan. Masuk dan Naik ke Menara itu hingga lantai teratas, sebetulnya tidak bayar, percuma, alias gratis.

Tapi ya... itu, kayaknya sudah dikuasai oleh agen perjalanan deh. Tapi mungkin harus lebih pagi lagi dari si agen perjalanan itu. Kalau saya tidak terlalu bernafsu sangat, untuk naik sampai ke lantai tertinggi menara tersebut. Ngeri, tahu-tahu liftnya macet atau apa-apa lah, belum lagi kalau mual akibat naik lift. Di halaman bawah ada kolam dan air mancur simfonik serta ada ruang untuk joging dan jalan-jalan.

Ada juga Pusat perbelanjaan tersibuk di Malaysia yaitu SURIA KLCC (Kuala Lumpur City Centre). Jalan-jalan di Kuala Lumpur ada transportasi umum yang dapat digunakan, yaitu Bus, MRT (Mono Rail Train) dan juga taksi. Tapi untuk yang terakhir ini, lebih baik nggak usahlah, sebab banyak supir taksi yang nakal, suka ngegetok harga, nggak pake meteran, tapai main getok aja, 20 RM atau 50 RM, padahal jaraknya ya nggak jauh-jauh amat, cuma kita diputer-puter biar kelihatan agak jauh.

Gambar foto ini diambil pas lagi mendung, hari sudah hampir hujan dan menjelang malam waktu itu, jadi ya hasilnya, begitulah hehehe..

Singapura Oh Singapura

Singapura Oh Singapura


Jika kalian jalan-jalan dan shopping di Singapura, kalian jangan buru-buru dulu memuji-muji kemajuan negeri Singa itu. Kalian tentu saja akan memuji Singapura yang bersih, tertib, teratur, dan disiplin.

Singapura tentu beda dengan Jakarta misalnya. Di Jakarta setiap orang bisa membuang sampah di sembarang tempat. Salah satunya yaitu merokok dimana pun dan membuang puntung rokok di mana saja, termasuk sambil merokok saat menyetir dan menjentikkan abu rokok ke atas aspal.
Kalian pun akan biasa melihat para penumpang taksi yang rela antri menunggu taksi dan tak ada seorang pun yang berani menyerobot antrian. Kalian takkan melihat motor yang berjalan di atas trotoar. Di Singapura trotoar khusus diperuntukkan bagi pejalan kaki yang disebut "Pedestrian".

Di Singapura tidak akan terlihat pula mobil-mobil, taksi atau bus yang ngetem parkir di sembarang tempat mencari penumpang. Tetapi kalian coba lebih jeli sedikit. Saat kalian masuk ke mall ingin shopping atau kalian sedang di Changi Airport dan kalian masuk ke toilet sekedar untuk "Passing Water", maka kalian bisa melihat petugas kebersihan yang bertugas adalah pria berusia di atas 50 tahun.

Tak ada anak muda berusia di bawah 40 tahun yang bekerja sebagai petugas kebersihan toilet.

Pemandangan seperti itu juga akan kalian lihat saat makan di tempat-tempat makan baik yang berada di Changi Airport maupun di tempat-tempat lain di Singapura. Sebut saja misalnya di kawasan China Town tepatnya di People Park disana banyak terdapat tempat makan yang menyediakan Chinese Food.

Hampir semua petugas kebersihan, waiter atau waitress adalah orang-orang berusia di atas 40-50 tahun. Petugas-petugas hotel tempat saya menginap di kawasan Orchad Road yang bertugas mengatur keluar masuk mobil dan taksi juga adalah pria-pria berusia di atas 50 tahun. Coba lagi amati saat kalian shopping di mall di kawasan Orchad Road.

Kalian akan melihat para pramuniaga yang di Jakarta disebut SPG (Sales Promotion Girl) sebagian adalah ibu-ibu, wanita-wanita berusia di atas 40 tahun. Di Indonesia rasanya sulit menemukan SPG yang berusia di atas 40 tahun, bukan?

Saya sempat naik taksi yang drivernya seorang pria berusia 70-an tahun. Tetapi, driver itu masih tampak sehat dan gesit menyetir. Dia mengeluh katanya hidup di Singapura cukup berat. Biaya hidup di Singapura tinggi.

Bagi yang berpenghasilan per bulan 1.000 - 3.000 dolar Singapura masih terasa berat, katanya. Dia memberi contoh bahwa makan mie semangkok paling murah 3 dolar. Itupun jika makannya di tempat biasa. Nsh, jika mau makan mie di mall, maka harga semangkuk bisa sampai 7 - 9 dolar. Dan yang terberat katanya adalah biaya sewa tempat tinggal atau menyicil apartemen. Di Singapura harga tanah sangat super duper mahal.
Makanya, jika tidak kaya beneran rasanya sulit bisa membeli rumah yang menempel di tanah (Landed House). Oleh karena itu, di Singapura banyak dibangun rumah vertikal yakni rumah susun atau apartemen. Para anak muda di Singapura mana mau bekerja menjadi petugas kebersihan (Cleaning Service), SPG, atau supir taksi. Saya tak tahu apa penyebabnya.
Apa mungkin karena ada faktor gengsi atau barangkali karena para pemuda di Singapura rata-rata teredukasi sehingga mereka tidak mau lagi bekerja kasar?

Di tambah pula di Singapura masih ada wajib militer. Makanya, para pekerja seperti penjaga toko, SPG, asisten rumah tangga banyak diimpor dari negara kita Indonesia dan Philipina. Sementara, karena biaya hidup yang tinggi, mau tak mau, orang-orang berusia tua masih harus bekerja.

Minimal mereka tidak membebani anak-anak mereka yang juga berat dalam mencari nafkah. Setelah kita tahu sedikit cerita tentang Singapura, maka kita mestinya bersyukur hidup sebagai warga negara Indonesia. Yang belum serumit hidup di Singapura.

Singapura memang terlihat indah, cantik, dan glamor dari brosur-brosur promosi bagi para turis dan indah bagi para "Shopaholic". Yang harus kita pelajari dari Singapura adalah bagaimana menerapkan aturan hukum yang tegas sehingga membuang puntung rokok pun bisa bikin orang jera dan takut.

Sementara, di Indonesia memukul orang laksana samsak bagai tindakan biasa dan tidak membuat efek jera. Kemudian, kita bangsa Indonesia, memang harus belajar dari Singapura dalam hal hidup bertoleransi.

Di Singapura antar etnis hidup berdampingan, rukun, dan damai.

Banyak Copet Dan Jambret di Eropa

Banyak Copet Dan Jambret di Eropa

Saya jadi ingat beberapa bulan lalu teman saya bercerita mengakhiri liburan di Eropa dengan air mata karena koper mereka berikut isinya (dokumen² penting dan barang-barang bermerek) yang ada di dalam bus, hilang tak berbekas karena bus di satroni oleh penjahat.

Cerita tour leader lebih seru lagi. Cerita-cerita tentang aksi pencopetan beragam. Tour leader ini meminta anggota grup untuk selalu berjalan beriringan. Penjahat di Eropa cenderung nekat. Sasaran mereka pada umumnya turis-turis Asia, terutama turis dari China, yang jumlahnya terus meningkat.

Pemerintah China bahkan secara resmi memprotes Pemerintah Perancis setelah berulang kali terjadi kejahatan yang menimpa turis asal China. Turis Indonesia juga pernah jadi korban serupa.

Berdasarkan cerita tour leader, serombongan turis Indonesia menginap di sebiah hotel di Paris, Perancis. Bus berikut koper dan barang-barang berharga diparkir tak jauh dari Menara Eiffel. Bus itu dirampok dan semua isinya dibawa lari. Cerita lainnya yang tak kalah menyeramkan adalah seorang tour leader jadi korban suntikan obat bius.

Beruntunglah, anggota grup yang berjalan di belakang, segera menolongnya. Sang tour leader baru bisa sadarkan diri esok harinya. Aksi kejahatan di Eropa ini terkait dengan krisis ekonomi yang melanda hampir seluruh wilayah Eropa. Jumlah penganggur makin banyak.

Cara mudah mendapatkan uang bagi mereka tampaknya mengincar turis-turis asing yang datang ke negeri mereka. Singkat kata, bagi kalian yang ingin berlibur ke Eropa, ingatlah untuk selalu waspada dan hati-hati.


Simpanlah uang, paspor, dan dokumen penting lainnya di tempat paling aman. Kalau perlu di balik pakaian dalam Anda.

Tinggal di Eropa Tak Seindah Yang Dibayangkan

Tinggal di Eropa Tak Seindah Yang Dibayangkan

Sembilan tahun tinggal di Perancis membuat saya ingin berbagai sedikit cerita tentang pengalaman hidup saya. Tentu cerita ini bersifat pribadi, boleh setuju dan dianjurkan sekali menolak.

Sembilan tahun bisa dibilang waktu yang cukup begitu lama, ada banyak hal baru yang saya alami. Pasti Orang di luar sana beranggapan, hidup di negara maju itu enak, sejahtera, lebih bahagia dan lain sebagainya. Dalam beberapa hal ada betulnya, karena kesenjangan sosial tidak begitu mencolok. Tidak banyak kegaduhan dan kriminalitas. Hukum dan aturan juga adil untuk semua pihak. Di Perancis, hampir semua orang memiliki taraf hidup relatif setara satu dengan yang lain. Gedung dan rumah antar kota pun tidak terlalu jauh berbeda, bahkan ada guyonan kalau kita tiba-tiba dilempar di satu kota tertentu tanpa tahu itu daerah mana, kita susah menebak bedanya Nantes dengan Rennes atau Lyon dengan Cannes. Begitu juga kehidupan sosial dan ekonomi masyarakatnya, hampir sama antara ibukota Paris dengan kota-kota lain disekitarnya. Di setiap kota pasti selalu ada mall, pusat perbelanjaan, lokasi rekreasi, pusat pendidikan serta sistem transportasi (kereta dan bis) yang nyaman. Berbeda dengan Indonesia, kemajuan dan moderenisasi seolah hanya miliki ibu kota Jakarta, Jawa, dan kota-kota tertentu saja. Ironi memang.

Berkaca pada kehidupan saya di Perancis, muncul pertanyaan, mengapa mereka kok lebih suka naik transportasi umum (padahal mahal) daripada kendaraan pribadi? Bahkan kenalan saya seorang professor pun pergi ke dan pulang dari kampus juga naik bis dan kereta, karena kerap kali ketemu dengan sang professor di bis tanpa sengaja. Saat saya tanya, prof kenapa kok gak naik mobil saja? Dia menjawab, mobil ada di rumah, tetapi hanya untuk keperluan pergi jauh.

Nsh, jika hanya untuk ke kampus, itu justru merugikannya karena mobilnya ada minimal jarak kilometer yang digunakan untuk sekali jalan, kalau kurang dari minimal KM-nya bisa merusak mesin mobil dan penjelasan lain sebagainya.
Beberapa teman kolega kampus yang tidak punya mobil atau motor mengatakan, kalau mau ke mana saja bisa ditempuh menggunakan transportasi umum, kenapa harus punya kendaraan pribadi, karena punya kendaraan pribadi jauh merepotkan, harus punya SIM (biayanya mulai dari tes sampai SIM jadi bisa seribu Euro, kalo per euro Rp 16 ribu, tinggal kalikan saja), belum lagi pajak dan lain sebagainya. Kebetulan kalau kita mahasiswa atau pekerja, ada Semester Ticket yang bisa digunakan untuk naik bis dan kereta gratis kemana aja se-negara bagian. Namun, kita di Indonesia betapa bahagianya bisa punya mobil atau motor dengan cara nyicil alias kredit, bisa klaim asuransi, buat SIM murah lagi (350 ribu udah nembak, nah lho).

Trus, apakah biaya listrik di Perancis murah? Sebagai contoh nyata, saya tinggal berdua dengan anak saya di apartemen yang sederhana. Biaya listrik, gas, dan air per bulan kena 62 Euro (kira-kira 1 Juta Rupiah) dengan pola pemakaian sangat hemat, ini di luar biaya sewa apartemen.

Nah, sedangkan di Indonesia, kita bisa puas-puasin pakek listrik, air, dan gas mungkin gak lebih dari Rp 200 ribu (hidup seukuran keluarga sederhana).

Belum lagi setiap orang yang tinggal di Perancis harus bayar pajak TV antara 17-20 euro (225-300 ribu rupiah), padahal belum tentu semua orang punya TV dan mau nonton, karena program acaranya mirip seperti TVRI (kecuali yang punya TV kabel). Seorang teman saya pun kadang jengkel setiap ditagih bayar karena dia gak punya TV dan gak pernah nonton TV. Alasan pihak penagih, Anda punya internet? Anda punya komputer & Handphone? Itu berarti Anda bisa lihat TV kabel atau TV Streamming. Sedangkan di Indonesia, gratis tis tis tanpa bayar apa pun untuk nonton TV.

Mengenai kehidupan sosial, janjian adalah hal yang sangat penting. Janjian digunakan untuk segala urusan, mulai dari birokrasi pemerintah, kampus hingga hal sepele ketemu dengan teman. Bahkan beberapa tukang cukur rambut di Perancis harus pakai janjian dulu. So, sebelum kita berangkat ke tukang cukur, kita telepon dulu, kalau tukang cukur setuju dengan waktunya, barulah kita datang sesuai jam. Kalau kita tiba-tiba datang tanpa janjian, hal yang wajar kalau ditolak. Bagi mereka, janjian adalah ciri masyarakat yang beradab. Bener nih beradab? Karenanya, beberapa teman saya di Paris kadang juga suka jengkel, mereka mengeluh karena terkadang untuk urusan sepele saja harus pakai janjian, padahal bisa diselesaikan saat itu juga. Entah, berbeda dengan Indonesia, kalau kita mau ketemu ya ketemu aja, gak perlu janjian segala, bahkan nongkrong di warung makan atau ngumpul ketawa-ketiwi di gardu pun hal yang biasa bagi kita. Beginilah indahnya Indonesia, gak perlu repot-repot dan pakai janjian segala.

Nah, lalu apakah birokrasi di negara maju lebih bagus daripada di Indonesia?

Mertua saya heran ketika saya buat visa resident permit di keduataan Perancis di Indonesia hanya membutuhkan waktu 1 bulan hingga visa jadi, karena mereka beranggapan pembuatan visa bisa memakan waktu 3 bulan (gak usah heran guys, inilah hebatnya Indonesia). Saat saya berurusan dengan segala macam birokrasi di Paris, mulai dari urusan imigrasi, transportasi, listrik, kantor polisi, dan birokrasi lainnya, luar biasa lambat dan repotnya. Segala urusan bisa memakan waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Gak di Indonesia gak di Perancis sama aja birokrasinya, benar-benar lambat. Karena itu, perlu diacungi jempol bagi cepatnya beberapa birokrasi di Indonesia, mulai dari sistem satu atap, urusan sekali datang selesai, dan lain sebagainya. Pokoknya kita gak kalah maju.

Apakah orang Perancis jauh lebih pinter dari orang Indonesia? Kalau lebih taat pada aturan memang iya, sebaliknya beberapa temanku kolega kampus di Perancis juga mengakui kalau orang Indonesia sangat kreatif dan suka menolong. Bahkan dia mengatakan, orang Indonesia itu tau yang kita sendiri tidak tau. Sebagai contoh, orang Indonesia bisa nemukan harga apartemen murah dekat kota sedangkan orang Perancis taunya kalau apartemen di kota pasti selalu mahal daripada apartemen di pinggiran kota.

Nah, kita ini justru diakui pinter sama orang Perancis sendiri, sudah pinter, kreatif dan suka menolong pula. Soalnya kalau ada temen sesama Indonesia yang mau pindahan rumah, biasanya kita saling bantu angkut-angkut barang. Hal ini yang gak berlaku bagi orang Perancis. Kalau mereka mau pindah, ya silakan pindah aja sendiri. Bagi mereka, tidak ada pekerjaan gratis. Di Indonesia, kita benar-benar menolong sesama tetangga, ada kerja bakti, ronda malam, tradisi menjenguk famili/teman sakit, nyumbang nikahan, kenduri dan lain sebagainya yang ini semua gak bakal kita jumpai di Eropa. So, jangan pernah remehkan bangsa kita.

Hidup di Perancis segalanya serba berbayar. Seandainys ada ungkapan, ibukota lebih kejam daripada ibu tiri, sekarang ada ungkapan lagi: negara maju lebih kejam daripada negara berkembang.

Mau bukti? Contoh nyata, toilet umum aja bayar 50 cent (Rp 7.500), itu sekali masuk dan untuk satu orang lho. Bahkan ada beberapa toilet umum yang bayar 1 Euro (16 ribu). Kalau urusan parkir kendaraan, per jam 1 Euro. Seandainya kita parkir 5 jam karena ingin jalan-jalan ke mall, maka kena 5 Euro (80 ribu). Kalau jamnya nambah, tinggal dikalikan aja. Di Indonesia, meski toilet bayar seribu atau ada yang 2 ribu, beberapa lokasi toilet masih ada yang gratis. Untuk urusan parkir, mau berapa jam aja, mobil cukup kena 5 ribu sekali parkir. Masih bilang enak hidup di negara maju?

Kalau rapat atau meeting apakah ada snack atau makan? Selama saya tinggal di Perancis dan seringkali ikut menghadiri seminar atau sekadar rapat tim dengan dosen kampus dalam berbagai pertemuan, snack tidak pernah ditemui. Meskipun pernah ada sekali snack saat acara colloquium, itu pun sekadarnya saja, teh/air putih dan roti tawar. Di Indonesia? Jangankan snack, setiap rapat pasti ada makan (menunya berubah-ubah lagi tiap rapat). Enak mana kalau kayak begini? Maka di negara maju tidak ada istilah traktir-mentraktir. Jangan ke-GR-an dulu kalau ada teman yang ngajak makan, itu bukan berarti kita ditraktir. Kita tetap bayar masing-masing.

“Nggak ada kata free lunch,” tidak ada makan siang gratis, beginilah pepatah Barat berkata.

Karena itu, wajar kalau orang Barat berpikir matematis. Untuk punya anak, cukup satu atau dua saja. Jika lebih dari itu, biasanya mereka termasuk sangat kaya. Bahkan beberapa pasangan memilih untuk tidak punya keturunan karena alasan ekonomi. Kerasa banget di hati, betapa kasihannya mereka hingga lebih memilih memiliki hewan piaraan untuk sekadar teman. Di Indonesia, mau punya anak berapa aja gak masalah, karena prinsip hidup kita, rezeki itu Tuhan yang mengatur. Dan ternyata mereka yang punya anak banyak, sebagian besar sukses juga. Tidak semua urusan dalam hidup ini dipikir pakek logika dan matematika.

Sobat, kapan kita pernah membanggakan bangsa kita? Silakan tinggal dan menetap dulu di negara maju untuk beberapa tahun, bukan hanya untuk jalan-jalan saja. Setelah itu, baru kita merasakan apa yang berbeda dari tanah air. Sekarang saya baru menyadari bahwa kita seringkali terlalu meremehkan diri kita sebagai orang Indonesia. Menjelek-jelekkan dengan cerita lucu yang sebenarnya kurang baik juga. Barat memang lebih maju, tetapi kemajuan belum tentu membawa pada kebahagiaan. Banyak hal baik yang sudah kita miliki termasuk tradisi kita yang justru jauh lebih ramah. So, masihkah kita meremehkan diri kita sendiri dan membanggakan kehebatan Eropa, Amerika, dan negara maju lainnya? Cintailah negerimu dengan segala kekurangannya. 

Daftar Liburan Hits: 12 Tempat Untuk Dikunjungi Pada Tahun 2019

Daftar Liburan Hits: 12 Tempat Untuk Dikunjungi Pada Tahun 2019

Dari kota-kota yang ditunjuk dari budaya yang penting hingga resor dan kawasan yang menakjubkan yang menikmati aksesibilitas yang ditingkatkan, kami mengumpulkan tujuan yang harus dikunjungi di seluruh dunia tahun 2019 ini.

Kopenhagen, Denmark
Hotel Ottilia. Penawaran terbaik: Hotel di Courtesy Brochner Hotel Ottilia
Hotel Ottilia. Penawaran terbaik: Hotel di Courtesy Brochner Hotel Ottilia

Penawaran terbaik: Hotel di Courtesy Brochner Lonely Planet menjadikan Copenhagen sebagai kota nomor satu yang akan dikunjungi tahun depan, dengan arsitektur dan keahlian memasaknya menjadi daya tarik utama. Ini memiliki restoran yang menawarkan tidak kurang dari 19 bintang Michelin, Tivoli Gardens yang fantastik dan sekelompok hotel baru yang akan dibuka - ditambah proyek renovasi besar yang mengubah bekas tempat pembuatan bir di distrik Carlsberg kota menjadi Hotel Ottilia (foto), sebuah hotel butik dengan pemandangan atap yang menakjubkan. Semua ini berarti ibukota Skandinavia yang paling santai harus ada di radar Anda.

Etosha, Namibia
Daftar Liburan Hits: 12 Tempat Untuk Dikunjungi Pada Tahun 2019

Singa, kudus, dan zebra di Taman Nasional Etosha. Getty Singa, kudus, dan zebra di Taman Nasional Etosha. Getty Namibia telah meningkat dalam taruhan perjalanan selama 12 bulan terakhir dan, dengan liburan off-grid terus tren, kenaikan ini tampaknya akan terus berlanjut. Namibia adalah rumah bagi populasi badak hitam bebas jelajah terbesar di dunia, gurun tertua di planet ini dan Pantai Skeleton yang ditaburi kapal, dan serentetan pondok-pondok baru disiapkan untuk menyambut para pelancong tahun ini. Di antara mereka adalah Andersson di Ongava dekat Taman Nasional Etosha, yang akan menetapkan standar baru untuk perjalanan ramah lingkungan dengan menghubungkan tamu dengan ilmu konservasi. Musim hujan dari Januari hingga Maret menawarkan kesempatan melihat satwa liar yang luar biasa, tetapi kebanyakan orang memilih untuk pergi antara Mei dan Desember untuk menghindari hujan lebat.

Baja, Meksiko
Daftar Liburan Hits: 12 Tempat Untuk Dikunjungi Pada Tahun 2019

Arch of Cabo San Lucas, Meksiko. Getty Arch of Cabo San Lucas, Meksiko. Getty Salah satu tujuan pantai paling glamor di Meksiko, semenanjung Baja California menawarkan pantai-pantai yang masih asli, pegunungan terjal, dan medan gurun liar, menjadikannya pemenang semua-serba. Tahun ini, Nobu dan Four Seasons akan bergabung dengan segerombolan hotel mewah yang baru saja dibuka, dan ada beberapa yang akan dialokasikan untuk tahun berikutnya. Penggemar alam akan menyukai Ensenada, tempat kebijakan ramah langit yang lebih baik telah diumumkan. Pecinta makanan harus menambahkan Los Cabos ke daftar kunjungan mereka - pemandangan kuliner di sini tepat.

Mumbai, India
Daftar Liburan Hits: 12 Tempat Untuk Dikunjungi Pada Tahun 2019

Struktur era kolonial Pengadilan Tinggi Mumbai di India. AP Struktur era kolonial Pengadilan Tinggi Mumbai di India. AP Di ibukota Bollywood, Mumbai, hotspot Juhu terus naik gelombang popularitasnya setelah pembukaan Rumah Soho pertama di Asia pada akhir tahun lalu. Di tempat lain di kota ini, bandara Navi Mumbai yang baru akan mulai beroperasi dan hotel Chedi Mumbai yang sangat dinanti akan membuka pintu-pintunya yang tinggi di atas Danau Powai. Tambahkan ke reputasi Mumbai ini sebagai rumah bagi lebih dari beberapa restoran top di India, dan Anda dapat melihat mengapa restoran ini ada dalam daftar kunjungan kami. Hindari pergi selama bulan-bulan musim panas.

Pulau-pulau Kamboja
Daftar Liburan Hits: 12 Tempat Untuk Dikunjungi Pada Tahun 2019

Pulau Six Senses Krabey. Courtesy Six Senses Pulau Six Senses Krabey. Courtesy Six Senses Resor tropis yang sudah lama berdiri, Song Saa, akan segera bergabung dengan Six Senses Krabey Island (foto), sementara jaringan hotel besar lainnya dikabarkan sedang dalam perjalanan, membuka Kamboja sebagai tujuan wisata mandiri pertama yang berdiri di atas pulau untuk pertama kalinya . Dengan bandara Phnom Penh mencatat pertumbuhan 30 persen dalam lalu lintas tahun lalu, dan masakan Khmer membuat ombak di dunia kuliner, 12 bulan ke depan terlihat seperti mereka bisa menjadi besar untuk tempat Asia Tenggara yang rendah ini.

Shenzhen, Cina
Daftar Liburan Hits: 12 Tempat Untuk Dikunjungi Pada Tahun 2019

Shenzhen telah mendapatkan status Unesco Creative City. Getty Shenzhen telah mendapatkan status Unesco Creative City. Getty Ke mana hotel-hotel mewah pergi sering menjadi indikator dari apa yang panas dalam perjalanan, dengan Raffles Hotel dan Rosewood mengumumkan pembukaan baru, Shenzhen, adalah kota yang harus diperhatikan. Dikenal karena pasar teknologi dan fesyennya yang berkembang pesat, ini adalah salah satu kota paling menarik di Asia dan telah diberikan status Unesco Creative City. Itu juga berbatasan dengan Hong Kong, menjadikannya tujuan dua kota yang hebat. Pergi antara Oktober dan Desember untuk suhu terbaik.

Detroit, Michigan
Daftar Liburan Hits: 12 Tempat Untuk Dikunjungi Pada Tahun 2019

Kaki langit Detroit. Getty Kaki langit Detroit. Getty Jika Anda ingin pergi ke suatu tempat sebelum orang banyak datang, tetaplah Detroit, kota yang masih dalam masa transisi, dalam daftar pilihan Anda. Renovasi marak di ibu kota negara bagian Michigan, dengan proyek Atwater Beach yang sangat dinanti-nantikan dijadwalkan dibuka musim panas ini, membawa tongkang terapung, restoran tepi sungai, dan pantai berpasir ke jantung kota. Sebuah ledakan di hotel-hotel butik sudah berlangsung, dengan Shinola Hotel dan Element Detroit di The Metropolitan akan bergabung dalam adegan akhir tahun ini.

Matera, Italia
Daftar Liburan Hits: 12 Tempat Untuk Dikunjungi Pada Tahun 2019

Matera di Italia. Getty Matera di Italia. Getty Matera di wilayah Basilicata Italia adalah tempat hampir dunia lain yang terkenal dengan distrik Sassi, yang memiliki beberapa contoh terbaik dari komunitas penghuni gua di seluruh wilayah Mediterania. Dinamakan Ibukota Kebudayaan Eropa untuk 2019, siap untuk menampilkan seluruh program acara budaya yang dirancang untuk melengkapi hotel gua yang telah direnovasi dengan hati-hati dan makanan Italia selatan yang fantastis. Jika Anda menginginkan pemandangan di puncak salju, rencanakan kunjungan pada bulan Maret.

Jalur Jordan
Daftar Liburan Hits: 12 Tempat Untuk Dikunjungi Pada Tahun 2019

Bait Ali Camp, sebuah kamp Arab Badui tradisional di Wadi Rum, di Aqaba, Yordania. Getty Bait Ali Camp, sebuah kamp Arab Badui tradisional di Wadi Rum, di Aqaba, Yordania. Getty Mengukir nama untuk dirinya sendiri dalam lingkaran perjalanan petualangan, jejak jarak jauh Jordan sejauh 650 kilometer menghasilkan slot bagi negara Timur Tengah dalam daftar ini. Berjalan, bersepeda atau berjalan kaki melewati ngarai dan wadi, dan di sepanjang wajah tebing yang curam, atau berjalan dengan susah payah melewati dasar sungai dan memanjat melewati bebatuan yang kasar. Kunjungi antara bulan Maret dan Mei untuk cuaca terbaik. Perjalanan menyusuri sejarah ini jauh lebih dari sekadar pemandangan gurun yang biasanya terkenal di negeri ini, dan akan meningkatkan upaya negara itu untuk meningkatkan jumlah wisatawan menjadi tujuh juta pada tahun 2020.

Mergui, Myanmar
Daftar Liburan Hits: 12 Tempat Untuk Dikunjungi Pada Tahun 2019

Suku-suku pelaut laut asli di Myanmar. Penawaran terbaik: Hotel di Awei Pila Suku-suku pelaut laut asli di Myanmar. Penawaran terbaik: Hotel di Awei Pila Di Myanmar jauh selatan, Mergui, salah satu negara kepulauan yang paling tidak dijelajahi di dunia, akan menjadi miliknya tahun ini, dengan aksesibilitas yang ditingkatkan dari Thailand selatan, ditambah dengan sekelompok resor mewah yang akan mengikuti jejak Awei Pila yang baru dibuka. Menakjubkan yang belum tersentuh dan merupakan rumah bagi suku asli Moken, surga pulau yang beranggotakan 800 orang ini menjadikan eksplorasi berlayar sempurna dari November hingga April.

Meknes, Maroko
Daftar Liburan Hits: 12 Tempat Untuk Dikunjungi Pada Tahun 2019

Situs Romawi kuno Volubilis, dekat kota Moulay Idriss Zerhounon. AFP Situs Romawi kuno Volubilis, dekat kota Moulay Idriss Zerhounon. AFP Kota-kota besar paling tidak dikenal di Maroko, Meknes terdaftar oleh Lonely Planet sebagai salah satu dari 10 kota teratas yang dikunjungi pada 2019. Terletak di bagian utara negara itu, Meknes adalah rumah bagi hampir satu juta orang dan sisa-sisa menjulang negara itu. situs Romawi tertua. Tahun ini, restorasi dua tahun makam Ismail yang rumit, yang merupakan harta nasional, juga akan terungkap. Sampai di sana sebelum orang banyak.

Flores, Indonesia
Daftar Liburan Hits: 12 Tempat Untuk Dikunjungi Pada Tahun 2019

Pulau Flores di Indonesia. Getty Pulau Flores di Indonesia. Getty Sebagai bagian dari Kepulauan Sunda Kecil, Flores adalah tetangga Bali yang belum ditemukan, tetapi dengan pembukaan resor mewah pertamanya tahun lalu - Ayana Komodo Resort di Pantai Waecicu - sepertinya tidak akan tinggal lebih lama lagi. Taruhan terbaik Anda adalah mengunjungi antara bulan April dan Oktober, ketika Anda dapat melihat komodo, menyelam ke dalam terumbu karang yang padat dan menikmati pemandangan danau kawah epik dari ketinggian Gunung Kelimutu.