Pesona Air Terjun Kanto Lampo Desa Beng


Pesona Air Terjun Kanto Lampo Desa Beng
Pesona Air Terjun Kanto Lampo Desa Beng

Air Terjun Kanto Lampo Desa Beng berada di dataran rendah di lingkungan kelod kangin Desa Beng, Gianyar.  Air terjun ini memiliki pesona yang alami dan sangat dikagumi oleh pengunjung. Keberadaannya yang dekat dengan pemukiman penduduk menjadikan air terjun ini terkesan beda.

Jika kebanyakan air terjun yang berada di kawasan perbukitan, pegunungan, hutan maupun dataran tinggi, Air Terjun Kanto Lampo Desa Beng justru berada di dataran rendah di banjar Kelod Kangin, Desa Beng, Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali.

Kondisi geografis Air Terjun Kanto Lampo Desa Beng bersuhu panas seperti di kota denpasar, ketika pada siang hari. Panas tersengat matahari sangat terasa di kulit.

Kesejukan baru terasa saat kaki sudah menjejakan ke dasar sungai. Karena di sekitar sungai ada beberapa pohon tumbuh di sekeliling air terjun.

Pengunjung Air Terjun Kanto Lampo Desa Beng, Gianyar, Kecamatan Gianyar, Bali. Pesona alam yang disekelilingnya masih tertata alami menawarkan kesunyian dari hiruk pikuk kehidupan di desa ini.

Keberadaan air terjun di sebelah barat sungai ini menyumbang kesegaran air yang jatuh dari ketinggian 15 meter ini. Bukan hanya wisatawan lokal saja yang datang ke sini wisatawan dari seluruh penjuru dunia pun berdatangan turut menikmati sensasi bermandi air terjun ini.

Jika diamati lebih dekat, dinding Air Terjun Kanto Lampo Desa Beng agak miring, sehingga air yang mengalir tidak serta merta jatuh ke dasar sungai.

Di atas Air Terjun Kanto Lampo Desa Beng terdapat rongga aliran air yang terhalang batu keras. Begitu pula seluruh permukaan dinding air terjun terbentuk dari batu keras yang dapat berpijak untuk mendaki naik ke atas.

Batu keras dan hitam terkadang berlumut akibat dari air yang mengalir. Jika ingin naik/mendaki ke atas disarankan untuk ekstra hati-hati.

Memperhatikan setiap kaki berpijak saat naik ke atas, permukaan batu sangat tidak jelas di balik air yang mengalir. Di lokasi juga dipasang tanda batas maksimum menaiki/mendaki air terjun.

Sejarah Air Terjun Kanto Lampo Desa Beng

Warga sekitar Desa Beng yang saat itu di wawancarai bahwa Air Terjun Kanto Lampo Desa Beng diperkenalkan/di orbitkan oleh anak muda setempat melalui media sosial. Dari media sosial pengunjung perlahan berdatangan mulai di awal tahun 2015.

“Air terjun ini sudah ada sejak saya masih SD  (Sekolah Dasar). Banyak orang tua dulu mencari batu sebagai bahan bangunan di sungai ini,“katanya.

Warga setempat Air Terjun Kanto Lampo Desa Beng terbentuk secara alami, sebelumnya juga ada air terjun sebelah utara, tetapi sudah tertutup tidak teraliri air lagi dan sudah tergantikan tergantikan.

Air Terjun Kanto Lampo Desa Beng menurut warga sekitar betsumbet dari irigasi sama air dalam tanah. Air irigasi ini mengaliri sejumlah subak yang berada di hilir. Lama-kelamaan beberapa saluran tersumbat dan meluap, akibat dari sedimentasi dari hilir.

Luapannya ini kemudian mengalir menjadi air terjun. Masyarakat setempat menjaganya hingga sekarang.

“Dulu tempat ini menjadi penyeberangan antar desa, masih ada jalan setapak, setelah itu jalan diperbaiki dengan dana swadaya“jelasnya.

Selain sebagai akses alternatif, di tempat ini juga ada tempat suci atau Beji untuk mendak Toya Ning (mencari air suci) dari desa setempat untuk kepentingan upacara keagamaan.

Ada sejumlah pelinggih atau tempat suci yang di keramatkan. Dan sejumlah air yang mengalir di area pelinggih berasal dari dalam tanah.

Hampir semua masyarakat disini mengandalkan air tersebut untuk kebutuhan air minum. Sebelum mencari air terlebih dahulu menghaturkan/mempersembahan sesaji/sesajen berupa canang. Banyak yang datang membawa galon kosong atau botol mineral.

Selain terdapat banyak tempat suci, di seberang sungai Anda juga bisa melihat sebuah goa. Konon goa ini digunakan oleh pasukan Belanda sebagai tempat rahasia untuk berdiskusi. Panjang goa tersebut sekitar tiga meter di kebun milik warga.

Menurut si pemilik kebun Air Terjun Kanto Lampo sudah ada sejak dari nenek moyangnya, tetapi baru-baru ini mulai terkenal, karena dari pemuda setempat yang mempromosikannya ke media sosial. Nama Kanto Lampo ini berasal dari nama pohon yang tumbuh di sekitar sungai.

Pohon langka ini memiliki buah yang unik,berbuah dan berwarna hijau lalu berubah menjadi kuning , dan kalau sudah matang akan berubah menjadi merah.

“buahnya seperti buah juwet (jamblang) “ketika kecil orang tua saya sering memetiknya”. Anak-anak di sekitar desa juga sering ke sungai untuk mencari buah tersebut,“ungkap warga.

Saat Air Terjun Kanto Lampo Desa Beng tertata dengan baik, akses jalan pun sudah bisa dilalui roda empat ukuran sedang. Parkir sepeda motor pun juga layak, namun tidak begitu luas.

Keberadaan gubuk sederhana dan unik juga digunakan untuk menggelar dagangan aneka snack dan minuman oleh warga setempat. Ruang ganti khusus pria dan wanita juga ada. Dan kamar kecil pun sudah disiapkan, demi kenyamanan pengunjung.

Tiket Menuju Air Terjun Kanto Lampo Desa Beng

Untuk mengunjungi Air Terjun Kanto Lampo Desa Beng, masih dipungut secara dinasi. Warga sekitar yang notabennya anak muda setempat menempatkan kotak donasi di dekat tangga turunan. Cukup bayar Rp.10,000, Anda dapat menikmati Pesona Air Terjun Kanto Lampo Desa Beng yang penuh kesan dan memori kenangan.

Saat berkunjung jangan lupa mematuhi apa yang disampaikan melalui papan pengumuman, agar kunjungan Anda semakin berkesan.

Air Terjun Kanto Lampo Desa Beng bisa di tempuh dari kota Denpasar hanya 30 kilometer atau 1 kilometer dari pusat Kota Gianyar ke utara. Bersiaplah untuk berselfie dan bersorak ria diantara riaknya air terjun yang jatuh.





Carcan Siap dan Lontar Pengayam-ayaman dalam Tajen Bali


Carcan Siap dan  Lontar Pengayam-ayaman dalam Tajen Bali
Carcan Siap dan  Lontar Pengayam-ayaman dalam Tajen Bali

Carcan Siap ( Nama Ayam) dan Lontar Pengayam-ayaman dalam Tajen Bali (Sambung Ayam di Bali). Sebelum membaca ringkasan dari Lontar Pengayam-ayaman di bawah ini, sebaiknya pembaca mengetahui dulu nama penamaan ayam di Bali secara umum, sehingga para pembaca tentang lontar pengayam-ayam ini tidak bingung dengan istilah-istilah sebutan nama ayam di Bali. Ada pun penamaan ayam di dalam sabung ayam di Bali diantaranya:


  •  Buik, merupakan sebutan kepada ayam jago yang bulunya berwarna-warni. 
  •  Kelawu sebutan ayam yang berhulu abu-abu.
  • Biying, sebutan ayam jago yang berbulu merah.
  • Wangkas, sebutan ayam jago yang dadanya berbulu putih, dan hitam.
  • Brumbun, ayam jago yang berbulu merah, putih, dan hitam.
  • Sa, sebutan ayam berbulu putih.
  • Ook, sebutan ayam jago yang lehernya berbulu lebat.
  • Jambul, sebutan ayam jago yang kepalanya berjambul.
  • Godek, sebutan ayam jago yang berbulu di kaki.
  • Sangkur, sebutan ayam jago yang fisiknya tidak memiliki ekor.


Carcan Siap (Nama Ayam) dan Lontar Pengayam-ayam dalam Tajen di Bali

Berdasarkan  Lontar Pengayam-ayaman dalam Tajen di Bali, berikut ini nama-nama ayam yang memiliki pengaruh kuat dalam arena aduan sabung ayam di Bali, diantaranya;

  •  AyamRatun Sa Kuning : Sa kuning Jambul Bangkarana saha gondala dimpil aneh.
  • Ayam Suarge Gumawe Ayu : Sekedas jamhul bungkarna dimpil karo.
  • Ayam Penjor Perung : Serawah kuning bulun ikutne selem akatih (bulu lanang).
  • Ayam Sejagat Mata : Serawah kuning rerajah sering tegil.
  • Ayam Biing Kidang Mengi : Biing nyelem jambul kuping ne lan telapak batisne kukune putih.
  • Ayam Biing Tampak Demi : Biing nyelem jambul bangkarna, telapak batis kuning, kuku lonjong kuning.
  • Ayam Papak Sedang Mungguhing Setra : Biing selem polos, bangkarna tegil pemanggangan.
  • Ayam Biing Behe-behe : Biing selem, jambul, sangkur bangkarns, dimpil karo, kuku lonjong putih, jangar jeg-jeg tur lumbang.
  • Ayam Ratun Biying : Biying kuning jambul, bangkarna, dimpil karo, ayam biying kuning sangkur bangkarna jambul dimpil lima.
  •  Ayam Patra Anglungsir : Biying selemjambul lekong bakarna dimpil aneh, telapak batis kuning.
  • Ayam Segara Muncar : Ijo kuning jambul ikut ne sempiar.
  • Ayam Kala Cakra : Ijo selem jambul bangkarana, kukune linjong lan telapak batis kuning.
  •  Ayam Sandang Lawe : Ijo biru wook sangkur janggut putih bangkarna dimpil aneh.
  • Ayam Saludra : Ijo bang, batis putih, tegil pelet, ijo kedas tegil serit.
  • Ayam Jaka Tua : Ijo selem sangkur bangkarna dimpil karo kuku lan telapak batisne putih.
  • Ayam Ameng-ameng Betari Durga : Klawu alab jambul bangkarna dimpil karo.
  • Ayam Buaya Ngangsar : Klawu selem sangkur telapak batis kuning, jerijin batisne gede-gede.
  • Ayam Paksi Raja : Klawu alab matane selem.
  • Ayam Wangkas Kalu Kali : Wangkas kuning nyisip bulu di bangkiangne 3 katih.
  • Ayam Ratun Wangkas : Wangkas kuning jambul bangkarna, dimpil aneh.
  • Ayam Rare Meleng : Wangkas kuning, batis barak, paruh kuning mulus.
  • Ayam Wangkas Dewa Ayu : Wangkas kedas wok jambul bangkarna.
  • Ayam Buik Jintek : Buik Kedas jambul bangkarna.
  • Ayam Druwe Sedana Semayu : Buik kuning bulu barak polos, bangkarana dimpil aneh (penjaga rumah).
  • Ayam Buik Upas : Buikbajgkarna serajah seliwah.
  • Ayam Buik Cetik : Buik bangkarana itik-itiken selem.
  • Ayam Brumbun Pawon : Brumbun kedas lan paruh ne putih kedas.
  • Ayam Bima Nganggo Gada : Brumbun kuning polong dimpil aneh.


Carcan Ayam Utama

Ayam Kebo Bawa : Sekuning sangkur wok jambul sandeh, bangkarnr, godeg gerupa, dilpil karo, paruh bengkok/bengor.
Ayam Trunyan Sang Hyang Lingsir : Ayam matake sekadi matan kambing.
Ayam Gudig Suara :Ayam suara nya neng lukluk 2-3 daweg mekruyuk tur tetap.
Ayam Sejagat Mate : Ayam Serawah kedas lan paruhnia medaging jambul.

Lontar Pengayam-ayaman Sadwara

Tungleh : Biying, Sangkur, Ijo kuning jaya, wangkas kedas, biying ikuhan talu.
Aryang : Serawah kuning jaya,Buik talu.
Urukung : Suku biru bangkarna jaya, ijo arab, buik kedas talu.
Paniron : Ijo kedas jaya, biying kuning, wangkas kuning talu.
Was : Wangkas kedas jaya, Buik kedas, Biying kedas talu.
Maulu : Jambul jaya, Sangkur talu.

Pengayam-ayam berdasarkan Hari Pelaksanaan Tajen di Bali

Some Pahing
Pejalan : Ngaleran sareng ngelodan, leb ayam saking kelod sareng kauh.
Raje : Biru bangkarne
Jaye : Biying, Wangkas, Sekuning Bangkarane.
Kaon : Hik polos putih, Klawu, Brumbun, Serawah kedas polos.

Come Pon

Pejalan : Ngajanan sareng ngelodan, leb ayam saking kauh
Raje : Ijo biru bangkarne
Jaye :  Biying, Wangkas, Brumbun, Buik, Klawu Biru, Klawu kedas mate putih.
Kaon : Serawah kuning bangkarne mate bang.

Come Wage

Pejalan : Ngajanan Sareng nganginan, leb ayam saking kelod.
Raje : Ijo biru mate selem bangkarne.
Jaye : Klawu, Serawah kedas mate bang.
Kaon : Biying, Papak mate putih, Wangkas, Brumbun, Buik papak mate putih.

Come Kliwon

Pejalan : Ngelodan sareng kanginan, leb ayam saking kaje.
Raje : Sepapak Jambul bangkarne.
Jaye : Klawu, Ijo, Brumbun.
Kaon : Serawah polos, Sekuning mate putih, Buik, Wangkas, Biying kuping putih.

Anggara Umanis

Pejalan : Ngajanan sareng ngelodan, leb ayam saking kaje.
Raje : Sekedas
Jaye : Buik, Klawu, Brumbun biru polos mate putih.
Kaon : Serawah biru mate bang, Wangkas, Biying mate bang, Biying biru mate selem.

Anggara Pahing

Pejalan :Nganginan sareng ngelodan, leb ayam saking kelod kauh.
Raje : Serawah biru mate selem kuping putih.
Jaye : Ijo, Brumbun, Biying mate selem,Sekuning.
Kaon : Sekedas, Wangkas, Buik, Klawu, Brumbun apit mate putih.

Anggara Pon

Pejalan : Nganginan sareng ngauhan, leb ayam saking kauh.
Raje : Wangkas biru bangkarne, Buik kedas mate putih.
Jaye : Brumbun kedas, Serawah mate kuning, Ijo kedas.
Kaon : Biying biru mate selem, Biying kuning mate selem, Serawah kuning dimpil mate selem.

Anggara Wage

Pejalan : Ngajanan sareng ngelodan, leb ayam saking kaje.
Raje : Wangkas biru bangkarne mate selem.
Jaye :  Brumbun, Klawu kuning bangkarne mate selem.
Kaon : Sekedas mate putih, Sekuning mate putih, Serawah, Buik, Ijo poleng mate putih.

Anggara Kliwon

Pejalan : Ngajanan sareng ngelodan, leb ayam saking kaje.
Raje :  Serawah kuning kuping putih,  Serawah biru kuping putih.
Kaon : Brumbun, Wangkas, Brumbun kedas.

Buda Umanis

Pejalan : Ngajanan sareng ngelodan, leb ayam saking kangin.
Raje : Serawah biru mate bang.
Jaye : Ijo, Buik polos mate bang, Wangkas.
Kaon : Klawu kuning mate putih, Papak, Serawah, Biying,Brumbun kuning mate kuning, Ijo mata kuning.

Buda Pahing

Pejalan : Ngajanan sareng ngauhan, leb ayam saking kangin.
Raje : Biying kuning, Brumbun biru, Papak mate bang.
Jaye : Klawu, Ijo, Buik kedas dimpil mate bang.
Kaon : Wangkas kuning sangkur mate selem kuping putih,Biying, Serawah sangkur kuning mate putih.

Buda Pon

Pejalan : Ngajanan sareng ngauhan, leb ayam saking kelod.
Raje : Biying kuning polong mate putih bangkarne.
Jaye : Wangkas, Brumbun, Sekuning polos mate putih.
Kaon :Klawu biru, Klawu kedas, Serawah, Papak mate selem, Ijo biru, Ijo kedas, Buik, Serawah biru.

Huda Wage

Pejalan : Ngelodan sareng ngauhan, leb ayam saking kelod sareng kangin.
Raje : Ijo biru polos, Brumbun biru mate kuning.
Jaye : Wangkas kedas mate kuning.
Kaon : Klawu kuning, Buik kuning, Papak jambul, Brumbun kuning.

Buda Kliwon

Pejalan : Nganginan sareng ngauhan, leb ayam saking kelod.
Raje :  Buik kuning.
Jaye : Serawah kedas, Serawah jambul.
Kaon : Brumbun, Klawu, Ijo kedas jambul bangkarne.

Wraspati Umanis

Pejalan : Nganginan sareng ngelodan, leb ayam saking kauh sareng kelod.
Raje : Sekedasbangkarne.
Kaon : Biying kuning kuping putih.

Wrespati Pahing

Pejalan : Nganginan sareng ngauhan, leb ayam saking kelod.
Raje :  Brumbun apit kuping putih, Sekedas pelet lekong kuping putih, Serawah kuning.
Jaye : Serawah kuning bangkarne, Wangkas, Biying kuning bangkarne.

Wraspati Pon

Pejalan : Nganginan sareng ngauhan, leb ayam saking kelod.
Raje : Biying kuning mate kuning.
Jaye :  Wangkas, Serawah kedas, Ijo kuning mate kuning, Papak ireng.
Kaon : Brumbun, Ijo mate selem, Buik, Biying biru, Papak kedas mate bang.

Wraspati Wage

Pejalan : Ngajanan sareng nganginan, leb ayam saking kelod.
Raje :  Serawah kedas jambul, Serawah kuning jambul.  
Jaye : Kalau, Buik kedas jambul.
Kaon :Ijo, Biying biru, Wangkas, Brumbun biru.

Wraspati Kliwon

Pejalan : Ngelodan sareng nganginan, leb ayam saking kauh sareng kelod.
Raje : Ijo biru
Jaye : Serawah, Buik, Biying biru.
Kaon : Serawah kedas, Klawu, Brumbun kedas, Wangkas kedas.

Sukra Umanis

Pejalan : Ngajanan sareng ngauhan, leb ayam saking kaje sareng kauh.
Raje : Buik kuning, Papak godeg.
Jaye : Sekedas ijo bangkarne.
Kaon : Klawu biru.

Sukra Pahing

Pejalan : Ngajanan sareng ngauhan, leb ayam saking kaje.
Raje : Sekedas Papak mate bang.
Jaye : Buik, Serawah, Biing kuning, Biing kedas mate bang.
Kaon : Brumbun biru mate putih, Wangkas kedas, Klawu polos, Ijo biru polos mate putih.

Sukra Pon

Pejalan : Ngelodan sareng ngauhan, leb ayam saking kangin sareng kaje.
Raje : Buik Kuning Papak mate putih.
Jaye : Brumbun, Klawu mate kuning, Wangkas papak.
Kaon : Brumbun apit, Ijo cemeng polos mate selem.


Sukra Wage

Pejalan : Ngelodan sareng ngauhan, leb ayam saking kangin lan kaje.
Raje : Ijo biru, Serawah bangkarne mate selem.
Jaye : Buik, Klawu kedas.
Kaon : Wangkas, Biying kuping putih, Biying, Brumbun, Serawah kuping putih.
Sukra Kliwon

Pejalan : Ngajanan sareng ngauhan, leb ayam saking kangin sareng kaje.
Raje : Ijo biru jambul mate selem kuping putih.
Kaon : Sekedas mate bang, Serawah, Wangkas,Brumbun kedas dimpil pelet mate kuning.

Saniscara Umanis

Pejalan : Ngelodan sareng ngauhan, leb ayam saking kaje.
Raje : Serawah susuk pelet.
Kaon : Sekedas Biying biru, Wangkas.

Saniscara Pahing

Pejalan : Ngajanan sareng ngelodan, leb ayam saking kelod kauh.
Raje :  Biing cemeng sangkur.
Jaye : Brumbun, Ijo Buik sangkur.
Kaon : Sekedas, Serawah, Wangkas, Klawu.

Saniscara Pon

Pejalan : Ngelodan sareng nganginan, leb ayam saking kaje.
Raje : Serawah biru bangkarne mate selem.
Jaye : Sekedas, Wangkas,Biying biru mate putih.
Kaon : Buik sangkur mate bang kuping putih, Ijo, Brumbun, Papak gagade mate bang.

Saniscara Wage

Pejalan : Ngajanan sareng nganginan, leb ayam saking kelod kauh.
Raje : Ijo biru lekong sandeh bangkare mate selem.
Jaye : Buik, Klawu, Sekedas lekong.
Kaon : Wangkas kuning kuping putih, Biying, Brumbun, Serawah, Papak kuning kuping putih.

Saniscara Kliwon

Pajanan :Ngelodan sareng ngaginan, lrb ayam saking kaje.
Rqje : Ijo biru jangkarne.
Jaye : Serawah, Ijo, Sekedas bangkarne.
Kaon : Klawu kuning, Biying, Wangkas, Brumbun.

Redite Umanis

Pejalan :Ngajanan sareng nganginan,leb ayam saking kangin.
Raje : Brumbun kuning kuping putih.
Jaye : Serawah kedas jambul bangkarne
Kaon : Buik, Klawu, ijo kedas jambul bangkarne.

Redite Pahing

Pejalan : Nganginan sareng ngauhan,leb ayam saking kelod.
Raje : Serawah kuning mate putih, Buik kedas.
Jaye : Ijo, Biying mate kuning.
Kaon : Sekedas, Wangkas biru mate selem bangkarne.

Redite Pon

Pejalan : Nganginan sareng ngauhan, leb ayam saking kelod.
Raje : Saluiring Brumbun.
Jaye : Ijo, Serawah, Sebiru kuping putih.
Kaon : Sekedas, Biying, Wangkas, Klawu kuning, Papak bangkarne.

Redite Wage

Pejalan : Nganginan sareng ngauhan, lrb ayam saking kelod.
Raje : Sekedas.
Kaon : Buik, Serawah, Klawu, Biying polos mate putih, Klawu kedas mate putih.

Redite Kliwon

Pejalan : Ngauhan sareng ngajanan, leb ayam saking kelod.
Raje : Klawu selem, Biying selem, Ijo bangkarne.
Jaye : Biying suku dare, Biying kedas, Klawu kedas, Ijo kedas.
Kaon : Sekedas, Brumbun kedas, Biying kedas, Klawu kedas, Ijo kedas.


Pakeling Tajen!

Apabila para pembaca memiliki ayam aduan yang sudah pernah menang dalam aduan Tajen, agar tidak pengadunya kembali pada
hari Redite Umanis.
Apabila saat aduan adalah “Pasah ketemu Tungleh” (Pasah Tungleh), ini adalah fina pengayam-ayaman paling baik balikang/badingan.
Apabila berangkat ke arena Tajen, kurungan ayam dilarang di pindahkan dari posisi saat mengambil ayam aduan, dan juga dilarang menerima sapaan apalagi menjawab sapaan teman/orang lain.

Kejayaan Ayam aduan berdasarkan primbon dina (hari) percaya atau tidak, bahwa ayam aduan memiliki keberuntungan (kemenangan) di kalangan (Arena pertandingan) apabila ayam tersebut turun di pertandingan dengan hari yang tepat menurut primbon warna kaki ayam tersebut.

Warna Kaki Ayam Aduan

Kuning = 9
Hitam = 5
Putih = 7
Hitam Rajah = 5
Hijau = 5

Hari Aduan (Sapta Wara)

Jum’at = 6
Sabtu = 9
Minggu = 5
Senin = 4
Selasa = 3
Rabu = 7
Kamis = 8

Hari Aduan Tajen (Pance Ware)

Umanis (Legi) = 5
Pahing = 9
Pon = 7
Wage = 4
Kliwon = 8

Contoh ;

Apabila mempunyai ayam berwarna putih, maka untuk mengadu ayam tersebut sebaiknya pada hari rabu pon atau minggu pahing, dengan asumsi bahwa pada hari rabu yang jilaijya 7 dan pon nilainya 7 dan warna kaki ayam putih nilainya 7, kalau kita jumlahkan nilai antara ketiga itu adalah 21, asumsi bahwa kita menang, itu adalah jumlah nilai apabila dibagi menjadi 3 akan menghasilkan bilangan biasa yang tidak ada koma (misalnya 7,2 atau 7,1) karena jumlahnya 21 bila dibagi 3 akan menghasilkan angka 7 (tidak ada koma) berarti pada hari rabu pon itu menang adalah ayam yang mempunyai sisik kaki putih dan terpenting penjumlahan dari ketiga aspek tersebut.

Arah Melepas Ayam Aduan

Timur = 1
Selatak = 2
Barat = 3
Utara = 4

Kalau untuk menentukan dari arah mana kita melepaskan ayam aduan, hitungannya sama dengan penjumlahan dengan yang di atas. Apabila mempunyai ayam yang kakinya putih dan kita adu pada saat hari rabu pon, hitungannya dimulai dari arah timur. Untuk nilai 21 adalah melepas dari arah timur, mengapa?

Untuk Nilai Arah

= Timur
= Selatan
= Barat
= Utara
Nanti kalau diteruskan angka 21 (jumlah dan 3 aspek diatas) nanti akan ketemu pada arah timur, jadi kalau melepas ayam harus dari arah timur menghadap ke barat.

Maksudnya disini adalah;
Jumlah nilai dari warna kaki Ayam + nilai hari (sapta warna) + nilai warna (panca warna) dibagi 4.

Jika jumlah bilangan biasa (tanpa koma) berarti nilai arahnya ;

4/0 arah utara.
Sisa 3 arah barat.
Sisa 2 arah selatan.
Sisa 1 arah timur.

Warna Dominan Pakaian Untuk Bebotoh

Pahing = merah.
Legi (Umanis) = putih.
Pon = kuning.
Wage = hitam.
Kliwon = warna-warni.

Posisi Melihat Aduan Di Arena Tajen untuk Bebotoh

Legi (Umanis), melihat ayam aduan dari sisi timur arens tajen.
Pahing, melihat ayam aduan dari selatan arena tajen.
Pon, melihat ayam aduan dari sisi barat arena tajen.
Wage, melihat ayam aduan dari sisi utara arena tajen.
Kliwon, melihat ayam aduan dari sisi pojok barat dan selatan arena tajen.

Sebagai Orang Bali kita wajib mengetahui hal ini, karena ini juga warisan leluhur yang patut dijaga dan dilestarikan. Demikianlah sekilas tentang petunjuk ayam aduan agar bisa memenangkan arena tajen berdasarkan Carcan Siap dan Lontar Pengayam-ayaman dalam Tajen Bali. Semoga bermanfaat.

Jenis-jenis Pis Gobogan Yang Langka


Jenis-jenis Pis Gobogan Yang Langka
Berbagai Jenis Pis Gobogan Bali, Jepang, Vietnam, Palembang dan lainnya

Pis Bolong ini ditaksir ada pada tahun 1769 Masehi-1860 Masehi, Uang Kepeng Kuno / Pis Gobogan ini sangat langka, dimana permukaannya identitas huruf Jepang kuno dan permukaan di sebelahnya ada yang kosong atau berisikan huruf, yang di Bali disebut Pis Jaring.

Uang Kepeng / Pis Bolong Gobogan ini saya dapatkan di Jepang daerah desa Yamato, Kanagawa tempatnya di area kuil, dimana proses dalam menemukannya tidak kesengajaan. Dimana pis Gobogan / Pis jaring ini  merupakan yang dicari-cari oleh kalangan para pecinta koin kuno, karena khasiatnya dan daya magisnya begitu kuat, dan dipercaya untuk keberuntungan dan melancarkan rezeki. Selain Pis Bolong Gobogan jaring ada juga jenis-jenis Pis Bolong Gobogan langka lainnya yaitu:

Pis Lumrah

Kata Lumrah berasal dari bahasa Bali yang artinya sudah biasa digunakan atau diperlukan dari masa ke masa. Jadi Pis ini diberi nama  pis biasa atau pis lumrah, karena peredarannya bersamaan dengan uang logam Hindia Belanda. Ciri-cirinya berwarna kehitaman, ada yang kebiruan dan ada pula yang kekuningan.

Pis Koci

Kata Kuci atau Koci yang dikenal dalam bahasa Bali menurut VanDer Tuuk berasal dari bahasa Cochin China, tetapi beberapa daerah di Bali Pis Koci juga disebut dengan nama Pis Jepang. Ciri-ciri Pis Koci tidak terdapat huruf pada permukaan belakangnya. Koin ini agak kecil dengan yang biasanya dan ada menggunakan pinggiran ada juga tidak. Lubang tengahnya berbentuk bujur sangkar.

Pis Koci ini di produk pada zaman Majapahit Kalau di Jepang pada zaman Tokugawa. Pid Koci ini banyak digunakan untuk sarana upacara di Bali, terutama sebagian digunakan untuk bahan Archa pemujaan yang disebut ‘Rambut Sedana’, dan ditemukan jenis Pis Koci juga ditemukan juga Pis Koci yang pada permukaannya bergambar tokoh-tokoh yang berwatak kebenaran dari tokoh-tokoh dunia pewayangan baik itu Ramayana, Mahabarata, dan Baratayuda. Uang kepeng jenis ini dianggap memiliki kekuatan gaib dan disebut Pis Jimat.

Pis Lembang

Kata Lumbar dalam bahasa Bali adalah lebar atau luas. Kata Lembang berasal dari kata lebar dan digunakan untuk memberi nama kepada jenis uang kepeng / pis bolong yang ukurannya paling besar diantara jenis uang kepeng kuno ini. Menurut Arjan Van Aelst uang kepeng ini berasal dari dinasti Qing (1746 Masehi-1795 Masehi), Jepang, Vietnam, dan Palembang.
Ciri-cirinya lebih besar dari ukuran uang kepeng / pis bolong biasanya, warnanya kuning keemasan.

Pis Wadhon

Wadgon artinya perempuan atau wanita, orang Bali menyebutksn uangkrpekg jenis ini fengan nama Pis Wadhon Sari atau Wadhon Sangka (Wadhon Kangka), fi perkirakan ada pada tahun 841 Masehi-846 Masehi. Karena jumlah produksi jenis uang kepeng ini sangat sedikit, maka termasuk kategori sangat langka. Uang kepeng ini jarang sekali ditemukan dan otomatis harganya pun sangat selangit. Uang ini biasanya digunakan oleh Umat Hindu di Bali untuk Upakara atau Upacara keAgamaan, karena uang ini merupakan yang tertua dari jenis uang kepeng lainnya, karena bahannya dari tembaga dan bercampur timah yang berwarna kehitaman. Untuk itu, saya sendiri belum pernah menemukan uang kepeng ini.

Pis Rerajahan, Pis Paica, Pis Pretima

Jenis-jenis pis atau uang kepeng anggap sebagai uang sakral, karena dianggap memiliki kekuatan magis dan religius.

Pis Rerajahan adalah uang sakral yang sengaja di rajah (di gambar) dengan pola gambaran tertentu yang dianggap menimbulkan atau memberikan kekuatan magis kepada orang yang memilikinya.  Pis rerajahan ini dibuat dari bahan perunggu, tembaga atau kuningan ada yang berbentuk lempengan bulat dan bujur sangkar. Dari caranya merajah (di gambar) yaitu dipahat dengan sistem cor setelah itu dilakukan upakara pasupati (di sesajen kan untuk dihidupkan). Dari pengalaman saya Pis Rerajahan ini dari kekuatan magisnya tidak bisa dipertahankan lama dan biasanya memiliki kekuatan sementara saja, dimana juga terdapat pantangan-pantangan yang tidak boleh dilanggar yang bisa menyebabkan kepunahan daya magis dari pis rerajahan tersebut.

Pis Paica adalah Jenis Uang Kepeng Bolong yang di dapat dari melakukan pesamedhian fi tempat-tempat di anggap suci dan keramat. Uang kepeng ini sangat dikuduskan dan selalu dikaitkan dengan kepercayaan dengan makhluk gaib. Dari pengalaman saya Pis Paica banyak berbentuk uang kepeng bergambar tokoh-tokoh Ramayana, Mahabarata, Baratayuda, dan sebagainya.

Pis Pretima adalah jenis uang kepeng yang dikuduskan (di upacarai) sebagai simbol untuk memuja Tuhan dalam bentuk manifestasinya.

Jenis-jenis biasanya banyak kita jumpai di Bali pada tempat-tempat suci seperti Pura dan sebagainya.

Itulah Jenis-jenis uang kepeng kuno / pis bolong yang bisa saya paparkan berdasarkan buku dan pengalaman saya pribadi. Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua. Nama-nama yang diberikan terhadap jenis-jenis uang kepeng di atas sepenuhnya berdasarkan atas nama yang telah mentradisi dalam masyarakat Bali, jika pun ada informasi uang kepeng yang lainnya silahkan komen di bawah.  

Manfaat Menyimpan Pis Bolong Koci Jepang


Manfaat Menyimpan Pis Bolong Koci Jepang
Manfaat Menyimpan Pis Bolong Koci Jepang

Pis Jaring Koci Jepang  atau uang kepeng ini mempunyai gambar garis lengkung dan saling menyilang yang disebut Pis Jaring Emas oleh orang Bali. Aksara yang tertulis pada pis bolong jaring emas ini ‘Jiu Ichi Nami’ dan ‘Nie Jiu Ichi Nami’ yang mempunyai makna “murah rezeki keberuntungan”.

Menurut orang Bali yang memiliki Pis Jaring Koci Jepang atau uang kepeng ini bisa mendatangkan “menangkap” rezeki secara cepat. Selain itu, Pis Jaring Koci Jepang ini cocok dibawa oleh pedagang yang sedang jualan. Dengan memiliki uang kepeng kuno / Pis Jaring Koci Jepang ini para pedagang akan mendapatkan kekuatan magis yang dapat menjaring pembeli sebanyak-banyaknya sehingga akan mendapatkan untung yang banyak pula.


Manfaat Menyimpan Pis Bolong Koci Jepang
Manfaat Menyimpan Pis Bolong Koci Jepang

Sejarah Pis Bolong Koci Jepang

Pis Bolong Koci Ini sudah ada sejak zaman Kaisar Tokugawa di Jepang yang dipakai sebagai pertukaran transaksi pada saat itu. Koin ini ada sepasang yaitu, yang laki-laki dilambangkan dengan 11 garis sedangkan yang perempuan di lambangkan 21 garis. Pis Bolong Koci Jepang ini bukan hanya terkenal di kalangan orang Bali saja namun terkenal di seluruh dunia juga termasuk Jepang.

Pis Jaring  laki-laki

Legenda: Kan Ei Tsu Hou (Jepang) dan juga legenda di Mandarin zaman Kuan Young Tong Bao.
Tempat Pembuatan: Kameido Mint, Jepang.
Tahun: 5th-6th zaman Maiwa (1768-1769).
Aksara: Regular Script.
Diameter: 28 mm.
Tebal: 1,7 mm.
Berat: -/+4,8 grams.
Material: Bronze.
Nilai Mata Uang: 4 Mon/Mun.
Variasi: Jiu Ichi Nami
(Wave) 11 gelombang.

Pis Jaring Perempuan

Legenda: Kan Ei Tsu Hou (Jepang) dan juga legenda di Mandarin zaman Kuan Young Tong Bao.
Tempat Pembuatan: Kameido Mint, Jepang.
Tahun: 5th-6th zaman Maiwa (1768-1769).
Aksara: Regular Script.
Diameter: 28 mm.
Tebal: 1,16 mm.
Berat: -/+4,8 grams.
Material: Bronze.
Nilai Mata Uang: 4 Mon/Mun.
Variasi: Jiu Ichi Nami
(Wave) 21 gelombang.


Manfaat Menyimpan Pis Bolong Koci Jepang

Kalau di sungsung di letakan di pelangkiran (Tempat yang disucikan), dan di taruh di tempat usaha atau juga dipakai kalung untuk dipakai akan sebagai pengarad-arad (penarik orang atau rejeki).

Jika diletakkan di tempat penyimpanan uang akan menghindari kita dari pencurian alam gaib seperti yang dilakukan bererong, tuyul, jin, dan lain-lainnya.

Itulah manfaat dari menyungsung “menyimpan” Pis Bolong Koci Jepang Manusia wajib berusaha dan TUHAN lah yang menentukan. Semoga artikel ini bisa membantu Anda. Ritatkala Anda membutuhkan Pis Bolong Koci Jepang ini bisa komen dibawah.