Pesona Pulau Kanawa

Pesona Pulau Kanawa

Pulau Flores di Nusa Tenggara Timur menyimpan sejuta pesona yang akan selalu menarik untuk dijelajahi. Di gugusan Kepulauan Komodo  sendiri terdapat puluhan pulau-pulau kecil dengan keindahan alam yang luar biasa dan masih alami. Salah satunya adalah Pesona Pulau Kanawa.

Pulau Kanawa terletak kurang lebih 10 kilometer dari Labuan Bajo, pelabuhan utamanya adalah di ujung barat Flores. Saat tiba di pulau seluas  32 hektar ini, pengunjung langsung disuguhi pemandangan laut yang sangat jernih dan dermaga kayu sepanjang 50 meter, pemandangan pasir putih yang membentang mengelilingi pulau, serta suasana sepi dan tenang yang membuat siapa pun akan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama pulau ini.

Pengelola pulau ini adalah Kanawa Island Resort, memang sangat menjaga keasrian dan keindahan pulau. Meski terkesan sebagai “pulau pribadi”, pengunjung tetap bisa leluasa menikmati tiap jengkal keindahan pulau ini. Pemandangan alam yang indah dengan laut dan gugusan pulau-pulau kecil  disekitarnya, ditambah dengan kehidupan bawah lautnya yang menawan, membuat pesona Pulau Kanawa makin lebih memukau.

Pesona Pulau Kanawa

Terdapat sebuah bukit di tengah pulau, dimana dari puncak bukit ini merupakan spot terbaik untuk arial pemandangan Pulau Kanawa. Deretan bungalow-bungalow di pesisir pantai menambah  keindahan pulau, lautan biru tosca yang jernih membentang dari tepi pulau hingga Labuan Bajo yang terlihat dari kejauhan. Puncak bukit ini juga merupakan tempat favorit pengunjung untuk menikmati sunset dari Pesona Pulau Kanawa.

Snorkeling dan diving adalah kegiatan utama di perairan Kanawa. Menurut Payana Dewa, Kanawa merupakan salah satu spot snorkeling dengan keanekaragaman bahari yang terkaya di Asia Tenggara. Bahkan tanpa menceburkan diri ke laut pun anda bisa melihat indahnya terumbu karang dan ikan-ikan kecil yang elok dari atas dermaga.

Terdapat pusat area diving yang melayani diving course dengan instruktur diving internasional. Tak jauh dari area pantai dapat dengan mudah anda temui bayi hiu abu-abu yang mungil berukuran kurang lebih 30 cm, yang jinak. Agak jauh dari tepian pantai anda akan menjumpai gerombolan ikan barakuda, tuna, batfish, bannerfish, lionfish, anemone laut, nemo alias clownfish,dan serta spesies lainnya yang hidup di koral garden Kanawa.

Pesona Pulau Kanawa

Cara Menuju Pulau Kanawa

Pulau Kanawa biasanya sudah ada dalam perjalanan wisata ke Sail Flores yang sudah disediakan oleh trip operator dari Bali, Lombok atau Labuan Bajo. Tapi kalau memang anda ingin secara khusus mengunjungi pulau eksotik ini, pilihan terbaiknya adalah menuju Labuan Bajo. Kota pelabuhan ini bisa diakses lewat jalur darat maupun udara dari Lombok dan Sumbawa, serta jalur udara dengan penerbangan dari Denpasar.

Dari Labuan Bajo anda harus menempuh perjalanan dengan perahu motor selama kurang lebih 30-40 menit, menumpang kapal milik Kanawa Island Bungalow pada jam-jam tertentu (sekitar 10.00 AM waktu setempat), atau dengan charter sekitar 250-300 ribu rupiah per perahu. Akan lebih murah jika anda share cost dengan penumpang lain atau pergi beramai-ramai dengan teman atau pengunjung lainnya.


Akomodasi Di Pulau Kanawa
 
Terdapat belasan bungalow di pesisir pantai dan beberapa kamar penginapan dengan harga berkisar Rp. 350-400 ribu permalam. Kamar-kamar ini berupa rumah panggung berlantai kayu dengan dinding bambu, dihiasi dengan daun kelapa dan rumbia serta memiliki sebuah kamar mandi tanpa atap disampingnya. Juga terdapat balkon di setiap kamar yang menghadap pantai.  Menghabisi waktu bersama pasangan atau ramai-ramai bareng sahabat di tempat ini benar-benar membuat Pesona Pulau Kanawa seperti pulau pribadi.

Pesona Pulau Derawan Kalimantan Timur

Pesona Pulau Derawan Kalimantan Timur

Pulau Derawan merupakan salah satu pulau yang berada di kepulauan Derawan, sebuah pulau yang berada di Kabupaten  Berau Provinsi Kalimantan Timur. Daya tarik utamanya adalah pesona bawah lautnya. Setidaknya ada empat pulau yang terkenal dari tiga puluh satu pulau yang berada di kepulauan Derawan yaitu pulau derawan, pulau maratua, pulau sangalaki, dan pulau kakaban. Kekayaan alam bawah laut di Pulau Derawan membuatnya menjadi salah satu tujuan bawah laut terbaik di dunia. Para penyelam kelas dunia pun tak mau ketinggalan untuk berkunjung kesana, bagaimana dengan Anda?   

Pulau Derawan Berau Kalimantan

Pulau Derawan juga disebut-sebut dengan kerajaan penyu yang menawan. Disini anda bisa menemukan penyu hijau dan penyu bersisik. Jika penasaran dengan kehidupan penyu di Pulau Derawan anda pun bisa melihat penyu tatkala sedang bertelur di pasir. Masih ada lagi, anda juga bisa melepas tukik (anak-anak penyu) ke lautan. Selain itu Pulau Derawan ini juga kaya dengan kehidupan hayatinya. Setidaknya anda bisa menyaksikan 460 jenis terumbu karang dan menjadi terbanyak kedua setelah alam bawah laut Raja Ampat. Ratusan jenis ikan pun menjadi penghuni alam bawah laut derawan misalnya seperti kuda laut, ubur-ubur, dan ikan-ikan yang kiji dilindungi yakni pari manta.

Pesona Pulau Derawan Kalimantan Timur

Keindahan Bawah Laut Kepulauan Derawan Berau

Berenang,snorkeling, diving, maupun hunting foto keliling pulau derawan dengan banana boat itulah aktivitas yang bisa anda lakukan ketika berada di Pulau Derawan Kalimantan Timur. Melihat alam bawah laut dengan diving adalah hal terbaik untuk menikmati keindahan bahari derawan. Setidaknya ada 28 titik tempat penyelaman yang sangat mempesona di sana. Untuk melakukan aktivitas diving, anda bisa menyewanya, disana sudah ada tempat-tempat penyewaan peralatan diving dan juga struktur pastinya. Misalnya di di resort derawan. Lumba-lumba, ikan pari manta, penyu, ubur-ubur, barakuda dan terumbu karang yang mempesona itulah yang bisa anda temukan di kehidupan bawah laut derawan.   

Pesona Pulau Derawan Kalimantan Timur

Transportasi menuju Pulau Derawan

Memang tidak membutuhkan dana yang sedikit terutama bagi anda yang berdomisili di luar Pulau Kalimantan. Jika anda ingin sedikit berhemat untuk menuju pulau derawan cobalah pilih pesawat menuju tarakan. Tiket menuju tarakan ini lebih murah dibandingkan tujuan  Berau. Dari Sini anda bisa menggunakan speed boat dengan jumlah sepuluh orang menuju Derawan. Kuncinya adalah anda harus pintar-pintar menawar harga tiket speed boat tersebut. Perjalanan menggunakan speed boat tersebut dari tarakan menuju derawan membutuhkan waktu sekitar tiga jam. Untuk masalah akomodasi di Pulau Derawan anda bisa menginap di bungalow atau juga bisa menyewa kapal yang sudah tersedia tempat tinggal.

Gili Trawangan

Gili Trawangan

Lombok memiliki berjuta pesona alam yang luar biasa yang tak kalah indah dengan pesona keindahan alam yang ada di Bali. Selain objek darat yang mempesona seperti gunung rinjani, padang davana, air terjun dan lainnya, Lombok juga memiliki pesona alam berupa pantai yang sangat indah. Sebut saja sebuah pulau kecil di pinggiran utama pulau lombok yang megah, Gili Trawangan.

Gili Trawangan merupakan sebuah pulau kecil yang termasuk dalam daerah kepulauan Lombok. Disampingnya juga terdapat dua pulau kecil lainnya yakni Pulau Gili Meno, dan Gili Air. Ketiga pulau tersebut memiliki keindahan alam yang sama-sama membuat mata Anda menjadi terpukau. Namun yang paling dikenal oleh para wisatawan adalah Gili Trawangan. Mungkin karena lokasinya yang paling dekat dengan Bali sehingga Gili Trawangan menjadi destinasi pilihan bagi  para wisatawan yang ada di Bali.

Apa saya yang bisa dilakukan di pulau kecil ini? Dan apa saja destinasi wisata yang ada di sana? Yuk simak artikel ini.

Gili Trawangan Pesona Alam Lombok Yang Menakjubkan

Setiap harinya, ada saja wisatawan yang berkunjung kesini. Namun secara umum, para wisatawan yang datang kebanyakan adalah wisatawan mancanegara. Jarang ada wisatawan lokal yang berkunjung ke Gili Trawangan, akan tetapi jarang disini tidaklah sangat jarang, namun bisa dibilang persentase untuk turis asing dan lokal sebanyak 80/20%.

Destinasi wisata yang terkenal di pulau ini adalah wisata pantai, karena memang pulau ini cukup kecil dengan panjang 3 kilometer dan lebar hanya 2 kilometer. Cukup dengan hanya berjalan kaki 2 jam, Anda sudah bisa mengelilingi pulau ini. Namun jika dibandingkan dengan 2 pulau lain yang ada di sebelahnya, Pulau Gili Trawangan memiliki luas yang paling besar.

Dengan pantai pasir putihnya yang menawan, Anda bisa bersantai-santai di bawah teriknya matahari atau bisa juga duduk dibawah tenda yang sudah disediakan. Selain itu pantai ini memiliki air yang sangat jernih dan diimbangi dengan ombak yang relatif kecil, sekilas tampak sama dengan wisata pulau menjangan yang ada di Bali. Anda bisa berenang bebas di pantai ini, menikmati kesegaran air laut, tetapi ada batas-batasan untuk anda yang berenang di pantai ini.

Ada Apa Di Gili Trawangan

Bagi wisatawan baru yang belum pernah ke Gili Trawangan pasti bertanya-tanya, ada apa di Gili Trawangan?

Namun, bagi para wisatawan yang sudah pernah merasakan bagaimana indahnya pulau ini akan menjawab dengan “di Gili Trawangan terdapat surga yang menakjubkan”. Ya, banyak wisatawan yang mengatakan pulau ini adalah pulau surga wisata. Dengan banyaknya spot-spot wisata dan diimbangi dengan akomodasi yang lengkap, para wisatawan akan merasa ‘betah’ tinggal di pulau ini.

Di pulau ini anda akan jarang menemui kendaraan bermotor yang lalu lalang karena mungkin sudah dilarang. Untuk dapat berkeliling pulau, anda bisa berjalan kaki atau jika anda lelah, anda bisa menyewa sebuah sepeda untuk bisa berkeliling di pulau ini. Hal inilah yang menjadi daya tarik tersendiri dari Pulau Gili Trawangan,, dimana polusi udara nyaris tidak ada sehingga membuat nyaman para pengunjung yang datang.

Gili Trawangan

Sunset Di Gili Trawangan

Yang menarik di Gili Trawangan adalah dapat melihat momen Sunset atau matahari tenggelam secara langsung. Momen ini dapat anda lihat langsung di pantai yang khusus diperuntukan untuk para wisatawan yang ingin melihat Sunset. Lokasinya tepat berada di sebelah barat pulau yang diberi nama Sunset View.

Disana sebelum molen Sunset tiba, anda dapat bersantai dan bercengkrama ria bersama sahabat-sahabat anda. Akan ada banyak wisatawan yang datang  khususnya di sore hari dengan tujuan yang sama yakni melihat Sunset. Pada saat momen sunset tiba, siap-siaplah mengeluarkan kamera anda sebagai media untuk menjadikan momen indah tersebut.

Pantai Berpasir Putih

Pulau Gili Trawangan dikelilingi oleh pantai yang berpasir yang berwarna putih, sama halnya dengan kebanyakan pantai-pantai yang ada di Bali. Di hamparan pantai yang luas ini, anda dapat melakukan apa saja keinginan anda mulai dari bermain pasir, duduk-duduk santai dan masih banyak lagi. Dari kejauhan akan tampak megah Gunung Rinjani dan Gunung Agung yang ada di Bali.

Keindahan pantai diimbangi dengan keindahan lautnya yang menawan. Ombak yang datang silih berganti, namun dengan kekuatan yang ringan membuat suasana menjadi sangat teduh dan damai. Air laut yang bening seakan mengajak kita untuk masuk ke dalam dan melihat kekayaan isi dari biota di dalamnya.

Kekayaan Alam Bawah Laut

Indahnya di darat, begitu juga yang di laut. Gili Trawangan banyak sekali memiliki spot-spot indah untuk kita selami. Sebut saja beberapa darinya yakni Jack Point, Turbo, Halik Reef, Trawangan Slope dan masih banyak lagi. Anda bisa memilih layanan Diving yang telah populer dan berlisensi internasional untuk dapat menjamin keselamatan anda. Setiap layanan Diving tentunya memiliki Spot penyelaman yang mereka unggulkan namun intinya sama saja dapat menyaksikan keindahan alam bawah laut pulau Gili Trawangan.

Di dalam laut, anda akan menyaksikan terumbu karang yang tumbuh subur dengan warna-warninya yang indah. Diselingi dengan ikan-ikan kecil yang berenang kesana-kemari akan merambah keeksotisan alam bawah laut pulau ini. Di kedalaman 10-20 meter, anda akan menemui satwa langka yakni penyu hijau.  

Namun bagi anda yang tidak suka menyelam, snorkeling dapat menjadi pilihan alternatif untuk anda. Bersejokling juga tak kalah seru dengan diving, karena air laut disini cukup jernih jadi bersnorkeling menjadi lebih mudah dan menyenangkan.

Gili Trawangan

Konservasi Kura-kura

Terdapat tempat khusus untuk konservasi kura-kura yang lokasinya dekat dengan pelabuhan Gili Trawangan. Disana terdapat banyak sekali jenis kura-kura beserta anak-anaknya yang lucu dan menggemaskan. Setiap tahunnya akan diadakan pelepasan kura-kura dan biasanya kegiatan ini juga diiringi dengan upacara adat terlebih dahulu.

Menuju Pulau Gili Trawangan

“Banyak jalan menuju ROMA” begitu juga menuju Gili Trawangan. Apabila anda dari Kota Mataram, Lombok, anda akan menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam melalui rute Mataram lalu ke Pelabuhan Bangsal dan sampai di Gili Trawangan. Anda dapat melewati pantai indah Senggigi di Lombok untuk sampai di Pelabuhan Bangsal. Jika dari sana, anda akan dapat melihat pemandangan yang lebih indah daripada melewati jalur yang melewati Kecamatan Pemenang di Lombok Utara.

Tiba di Pelabuhan Bangsal, disana anda akan menemui banyak perahu boat yang akan mengantarkan anda menyeberang lautan menuju Gili Trawangan. Umumnya perahu ini bersifat perahu public boat yang dapat menampung hingga 30 orang sekali jalan. Dan tentu saja kelebihannya adalah harganya relatif murah daripada fast boat. Ada juga turis-turis asing yang ikut berbaur  dalam satu publik boat ini lho!. Dengan perahu boat publik ini, anda akan menempuh waktu perjalanan sekitar 30 menit untuk sampai ke Gili Trawangan.

Jika dari Bali, anda dapat melalui Pelabuhan Padangbai dan langsung menggunakan fast boat untuk langsung sampai di Gili Trawangan. Waktu yang ditempuh sekitar 1,5 jam dan tentunya tarifnya cukup menguras kantong sekitar Rp. 500.000 lebih. Namun jika ingin yang lebih murah, anda bisa menggunakan Kapal Feri yang tentunya memerlukan waktu yang lebih lama sekitar 4 jam karena turunnya tidak langsung ke Gili Trawangan, melainkan ke Pelabuhan Lembar Lombok dan kemudian anda menyeberang lagi ke Gili Trawangan lewat pelabuhan Bangsal tadi.  
  

Shizuoka, Anda Harus Tau Semua Tentang Shizuoka Jepang

Shizuoka, Anda Harus Tau Semua Tentang Shizuoka Jepang
Musim Semi Gunung Fuji Tampak Semakin Indah dengan dihiasi pepohonan  Sakura yang Bermekaran. 

Shizuoka merupakan prefektur yang terletak di area Chubu  yang menjadi ‘rumah’ bagi Fuji-san ataupun Gunung Fuji. Shizuoka memang sangat populer diantara obyek-obyek wisata yang lainnya yang ada di  Jepang, karena di sini ada Gunung tertinggi yang kita kenal dengan nama Fuji-san.

Wisatawan bisa menggunakan akses ke Shizuoka dengan menggunakan Shinkansen dari Tokyo menempuh perjalanan selama 1 jam saja. Tak hanya Fuji-san, Shizuoka juga di kenal sebagai destinasi wisata Kuil Hamamatsu yang menjadi kediaman tokoh sejarah Tokugawa leyasu. Shizuoka juga di kenal dengan peninggalan zaman Yayoi yang sangat mendunia.

Awalnya Shizuoka terdiri dari tiga  wilayah yaitu Suruga, Totomi dan Izu. Tiga  wilayah ini kemudian di persatukan dalam satu wilayah oleh Keshogunan Tokugawa. Atas bantuan Oda Nobunaga, Tokugawa leyasu menegakkan kekuasaan nya kala itu. Dan Tokugawa pun menempati Shizuoka.


Shizuoka, Anda Harus Tau Semua Tentang Shizuoka Jepang
Musim Semi, Sakura Mulai Bermekaran di akhir Bulan Maret sampai pertengahan Bulan April. 

Akses Transportasi ke Shizuoka

Dengan kereta :

Untuk mengunjungi prefektur Shizuoka, tranportasi yang paling praktis adalah dengan shinkansen. Dari daerah Tokyo Anda bisa sampai ke daerah Atami dalam waktu 1 jam. Jika menggunakan pesawat, Anda bisa menuju Bandara Mt.Fuji di kota Shimada yang dekat dengan pusat prefektur Shizuoka ini.Bandara tersebut melayani penerbangan dari Shin-Chitose (Sapporo), Fukuoka dan beberapa kota lainnya. Bandara ini juga melayani penerbangan dari Seoul Korea dan Shanghai.  


Shizuoka, Anda Harus Tau Semua Tentang Shizuoka Jepang
Sungai di Shizuoka dikelilingi sakura kelihatan sangat indah 

Dengan Bus

Jika Anda lebih memilih bepergian dengan bus maka ada bus express menuju stasiun Shizuoka dari bandara yang memakan waktu 56 menit.

Misool, Kerajaan Terumbu Karang di Raja Ampat

Misool, Kerajaan Terumbu Karang di Raja Ampat
Lebih dari 70 persen jenis terumbu  karang penghuni perairan Raja Ampat, Papua Barat, tersebar di Misool

Di sela kegiatan penyelaman, peristirahatan yang berada tepat diatas laut menjadi pilihan favorit wisatawan mancanegara di Misool, Papua Barat.. (Titania Febrianti/National Geographic Indonesia) “Pagi Kakak!” “Haloo!” “Hai!” itulah sapaan anak-anak di Pulau Yapale, yang selalu diiringi tawa lebar setiap saya menyusuri pantai, melintas ke Kampung Harapan Jaya. Inilah salah satu dari ratusan pulau kecil yang tersebar di sekitar  Pulau Misool, kawasan Raja Ampat, Papua Barat.

Pulau Yapale terletak di arah Barat Daya Kota Sorong, sekitar tiga jam perjalanan dengan kapal cepat. Pulau Misool yang terletak di arah Utara Pulau Yapale sendiri bertetangga dengan pulau besar lainnya, yaitu Salawati, Batanta, juga Kepulauan Kofiau.

Penduduk Misool yang terdiri dari sekitar 5.000 jiwa menyebut Pulau Misool dengan nama Batanme. Di pulau ini dan sekitarnya, terdapat 13 kampung termasuk Harapan Jaya, yang tergabung dalam tiga distrik setingkat kecamatan yaitu Distrik Misool Timur, Misool Selatan, serta Misool Barat.

Misool adalah kawasan yang unik. Sebelum menjejakkan kaki di kawasan ini, saya berharap akan bertemu dengan masyarakat Papua asli.   Namun saya keliru. Letak geografis Misool yang berbatasan dengan Laut Seram membuat kawasaan ini dipenuhi oleh ragam budaya. Karena selain dari Papua sendiri, penduduk yang tinggal disini juga ada dari Maluku dan Sulawesi.

Misool, Kerajaan Terumbu Karang di Raja Ampat

Salah satu pondokan yang tersedia di Pulau Yapale adalah Harfat Jaya, milik Harun, salah seorang penduduk. Biaya penginapan berkisar Rp 350 ribu per malam termasuk tiga kali makan. Di kawasan Misool, wisatawan banyak pula yang menghabiskan waktu di sebuah penginapan yang dikelola oleh Andrew Miners, seorang berkebangsaan Inggris.

Raja Ampat yang terkenal dengan kemolekannya dan keanekaragaman hayatinya ini tentu saja jadi incaran para wisatawan dari berbagai belahan dunia. Saat saya baru mendarat di Bandara Eduard Domine Osok, pengemudi memberitahu saya bahwa ini adalah peak season (musim rame) penyelaman. Beberapa hari lalu, sekitar 300 wisatawan asing baru saja mulai penyelaman di Raja Ampat, ujarnya.

Misool Timur Selatan adalah Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) yang memiliki luas  266.000 hektare. Menurut data dari The Nature Conservancy Indonesia, diseluruh jenis terumbu karang di perairan Raja Ampat yang jumlahnya 553 jenis, 387 jenis antaranya bisa ditemukan di sini.

“Salah satu spot diving terbaik adalah di daerah Wagmab dan Pulau Jef Pele atau dive spot Kaleidoskop”, ujar Dwi Aryo Handono, Bird Head Seascape Communication Coordinator TNC.  

Sayangnya kawasan ini rawan terhadap ancaman. Karena letaknya  yang terpencil, pelaku yang justru datang dari luar daerah Misool biasanya menggunakan bom serta potasium untuk memanen ikan di perairan ini.

Sejarah Desa Lebih

Sebagaimana dimaklumi adanya suatu nama dapat diyakini mempunyai suatu latar belakang atau sejarah terhadap berdirinya suatu desa, sehingga nama tersebut dipakai. Namun, untuk mengungkap Sejarah Desa Lebih. Secara pasti belum bisa dipastikan, karena belum ada lontar yang bisa menjadi patokan dalam menyusun Sejarah Desa Lebih.  

Tetapi Berdasarkan cerita yang diproses di masyarakat yang disampaikan oleh tokoh secara pertemuan dan dapat dipercaya sebagai sejarah desa kelahiran  Desa Lebih Dapat diuraikan sebagai berikut;
Sejarah Desa Lebih
Foto Sejarah Gianyar

Asal Mula Nama Desa Lebih

Pada abad ke-13 Kerajaan Bedahulu diserang oleh pasukan Majapahit, dibawah pimpinan Patih Gajah Mada. Serangan dilakukan dari dua arah, yaitu dari arah Selatan  yang dipimpin oleh Patih Gajah Mada dan di arah Utara dipimpin oleh Arya Damar. Dalam serangan ini Patih Pasung Grigis dapat dikalahkan oleh Arya Damar. Sedangkan Patih Kebo Iwa dikalahkan oleh Patih Gajah Mada dengan tipu muslihatnya. Maka dengan kalahnya Bedahulu secara resmi Bali dibawah kekuasaan Majapahit (tahun 2343 M).

Pada waktu Patih Gajah Mada bersama dengan pasukannya datang ke Bedahulu menaiki sebuah rangkung (perahu), konon perahu tersebut berlabuh di suatu pantai di dekat Blahbatuh, begitu seringnya beliau datang bersama anak buahnya, selalu menaiki rangkung, dan berlabuh ditempat yang sama. Maka lama-kelamaan konon tempat itu disebut Rangkung (dalam babad tidak ada ini, hanya cerita dari mulut ke mulut ). Setelah Bedahulu, Bali resmi menjadi jajahan Majapahit kurang lebih selama 7 tahun. Bali belum juga diperintah oleh raja dari Majapahit, namun pemerintahan diserahkan kepada Ki Agung Gelgel.  

Dikisahkan setelah 7 tahun berlalu pada tahun 1350 M, Patih Gajah Mada mengirimkan seseorang Adipati ke Bali, yaitu Putra dari Brahmana Kepakisan yang paling bungsu (kecil) diangkat sebagai adipati di Bali bergelar Sri Maharaja Kepakisan, yang berkedudukan di Samprangan, dikenal dengan nama Dalem Ketut Ngelesir (tahun 1350). Setelah beberapa tahun memerintah, ternyata di Bali, terutama Bali asli (Bali Aga), tidak puas terhadap raja yang mengakibatkan timbulnya sedikit huru-hara, sebagai tanda ketidak puasan dari orang-orang Bali asli. Karena kedudukan raja goyah, maka pemuka-pemuka di Bali menghadap ke Majapahit untuk menyampaikan bahwa raja Sri Kresna Kepakisan akan kembali ke Majapahit.

Utusan ke Majapahit ini, dipimpin oleh Ki Patih Ulun Kepasekan,Pemacekan Padang Subadra. Diceritakan utusan ini sesampainya di Majapahit, menceritakan segala masalah yang terjadi di Bali dan keinginan raja untuk kembali ke Majapahit. Namun, Patih Gajah Mada menolak kepulangan Adipati Bali Sri Kresna Kepakisan, dengan alasan bahwa Bali tetap menjadi kekuasaan Majapahit dan Patih Gajah Mada memberikan sebilah keris  dan seperangkat pakean beliau sebagai tanda bahwa PatihGajah Mada adalah yang memerintah di Bali. Keris tersebut bernama Durga Dungkul.

Dalam perjalanan pulang dari Majapahit, rombongan ini menaiki rangkung (perahu) dari Bubat melewati Jembrana, Puruncak, Sawah-sawah Bongkak, Tuban, Kekalahan, Kedonganan, Intaran, Sanur, dan terus menuju pesisir Rangkung/Lebih dan dengan berjalan kaki menuju ke Timur laut yaitu Samperangan (terdapat dalam babad Bali).

Disini kita menarik kesimpulan, rangkung (perahu) yang dibawa oleh pasukan Patih Gajah Mada boleh diartikan rangkung menjadi langkung/lebih.

Sejarah Desa Lebih dihubungkan dengan keberadaan tempat-tempat suci/pura-pura di wilayah Desa Lebih diceritakan sebagai berikut;  

Pada waktu pemerintahan kedudukan di Samprangan raja-raja yang memerintah berturut-turut yaitu : Sri Maharaja Kepakisan, diganti oleh Ida I Dewa Tarukan, dikenal dengan sebutan Dalem Tarukan.

Dalem Tarukan turun tahta digantikan oleh adiknya Dalem Ketut Ngelesir dan pusat pemerintahan Samperangan, di pindahkan ke Gdlgel atas perakarsa Arya Kebon Tubuh. Dalem Ketut Ngelesir digantikan oleh  Dalem Waturenggong tahun 1460-1550 M. Pada pemerintahan Dalem Waturenggong, datanglah pedanda sakti wawu rauh yang dikenal dengan sebutan Dang Hyang Nirartha, pada tahun 1489 M. Dalam perjalanan beliau untuk menyelamatkan Bali, beliau mengelilingi Bali, diantaranya  Rambut Siwi, Tanah Lot, Uluwatu, Masceti (waktu itu belum bernama masceti) dan akhirnya beliau tiba di rangkung. Beliau beristirahat di suatu tempat yang tinggi yang sekarang adalah Pura Candi Agung yang waktu itu hanya berupa dataran tinggi, belau melanjutkan perjalanan ke timur laut dan tiba di Pura Sibi Agung (Dusun Kesian).

Dalem Waturenggong digantikan oleh putranya yaitu Dalem Anom Pemayun (tahun 1550-1580 M), dimana putranya yang ke lima belas yang bernama Ida Manggis Kuning merupakan cikal bakal raja Gianyar. Putra Dalem Segening, yaitu Dalem Dimade (tahun 1621-1651 M) menggantikan kedudukan ayahandanya di Gelgel. Pada waktu beliau memerintah terjadi pemberontakan oleh Ki Aji Dauh, tetapi dapat digagalkan. Kemudian terjadi lagi pemberontakan oleh I Gusti Agung Maruti dan berhasil mengalahkan Dalem Dimade.  Yang menyebabkan Dalem Dimade menyingkir ke Guliang. I Gusti Agung Maruti memerintah Gelgel (tahun 1651-1677 M). Setelah itu I Gusti Agung Maruti memerintah selama 6 tahun, lalu dikalahkan oleh putra dari Dalem Dimade yaitu I Dewa Agung Jambe,maka I Gusti Agung Maruti menyingkir ke Jembrana. Dari Jembrana ke Kapal, lalu pindah lagi dan menetap di Alas Rangkan. Pada saat beliau merangkas hutan Rangkas, beliau melihat cahaya kuning di sebelah Tenggara yang sangat berkilat, lalu beliau mencari sumber cahaya tersebut, ternyata di cahaya tersebut ada perahyangan dan disebut Masceti (Ceti=Cahaya, Mas=kuning). Keturunan I Gusti Agung Maruti tinggal dengan tentram di Desa Rangkas (Keramas Sekarang) dan semakin lama kedudukannya semakin kuat.

Selanjutnya diceritakan raja Gianyar, I Dewa Manggis Kuning II mempunyai putra I Dewa Manggis III dan I Dewa Kepandean yang ditempatkan di Sura Angga (Srenggo Sekarang) yang mempunyai wilayah sampai sebelah Selatan Cekung (Medahan). Untuk memperkuat kedudukan Desa Beng, maka I Dewa Manggis Kuning III menugaskan saudaranya I Dewa Kepandean untuk membendung kemungkinan adanya serangan dari Keramas . Disamping itu dikirim pasukan ke Rangkung/Lebih, sehingga rangkung merupakan suatu benteng bagi Beng. Pasukan ini dipimpin oleh keturunan Ki Gelgel Meranggi Dana. Lama-kelamaan Lebih semakin kuat dan berkembang meliputi 7 Dusun/Banjar, yaitu Dusun Lebih Beten Kelod, Dusun Lebih Duur Kaja, Dusun Kesian, Dusun Seronggo Kelod, Dusun Serongga Tengah, Dusun Serongga Kaja, dan Cebaang. Kemudian mengingat luasnya wilayah dan besarnya jumlah penduduk maka pada tanggal 16 November 1991 Desa Lebih dimekarkan menjadi dua Desa, yaitu Desa Lebih dan Serongga. Desa Lebih terdiri dari Tiga Dusun, yaitu Dusun Lebih Beten Kelod, Dusun Lebih Duur Kaja, Dusun Kesian, sedangkan Desa Serongga terdiri dari  Empat Dusun, yaitu Serongga Kelod, Serongga Tengah, Serongga Kaja, dan Cebaang (berdasarkan SK Gubernur Kepala Daerah TK I Bali, tanggal 16 November 1991). Demikian perkiraan timbulnya Desa Lebih.

Bersumber dari informasi yang saya peroleh dari Bapak I Wayan Gde Pradnyana. S. Tp.Sebagai perbekel Desa Lebih beliau memberikan informasi bahwa menurut cerita turun temurun dikatakan Desa Lebih sudah ada pada Zaman Bali Kuno, yaitu tepatnya pada zaman pemerintahan kerajaan Bedahulu. Namun, pada saat itu Desa Lebih masih bernama Langkung. Diceritakan pada zaman kerajaan Bali Kuno Patih Kebo Iwa pernah membawa sebuah batu  besar di sungai Sangsang yang terletak di Desa Lebih yang dimana sekarang batu tersebut masih ada, pada batu tersebut terdapat suatu relief. Setelah kerajaan Bedahulu dikalahkan oleh Majapahit hingga pusat kerajaan dipindahkan ke daerah Samperangan (Desa Samplangan Sekarang), karena letaknya berdekatan dengan Desa Lebih sering kali dilalui oleh utusan-utusan dari kerajaan Gelgel dan hingga pada akhirnya kerajaan Gelgel runtuh dan muncul kerajaan-keeajaan kecil di Bali, yaitu kerajaan Badung, Buleleng, Karangasem, termasuk kerajaan Gianyar ini. Desa Langkung kemudian berubah nama menjadi  Lebih yang mempunyai 7 banjar yaitu Banjar Lebih Beten Kelod, Banjar Lebih Duur Kaja, Banjar Kesian, Banjar Serongga Kelod, Banjar Serongga Tengah,Banjar Serongga Kaja, Banjar Cebaang.


Sejarah Berdirinya Masing-masing Dusun

Dusun Lebih Beten Kelod;
Nama Dusun/Banjar Lebih Beten Kelod itu diambil dari letak geografisnya yang berada/letaknya di bagian Selatan dan paling rendah atau bawah, yang nama kata Beten mempunyai arti bawah dan Kelod berarti Selatan.

Dusun Lebih Duur Kaja;
Dimana Dusun/Banjar Lebih Duur Kaja kareka secara geografisnya letak wilayah Lebih Duur Kaja, lebih tinggi dari Dusun Lebih Beten Kelod, yang mana Duur mempunyai arti atas  dan Kaja berarti Utara.

Dusun Kesian;
Dusun/Banjar Kesian, awalnya berasal dari kata “Kasehan” artinya“Diganti” atau diperbaiki. Sebelumnya, Dusun Kesian disebut Batan Tingkih. Oleh karena suatu hal letak/lokasi Dusun ini dipindahkan ke arah Timur Laut (lokasi sekarang dan beri nama  Dusun/Banjar Kasehan kemudian lama-lama menjadi Kesian) hingga sampai sekarang.

Data Penduduk;
Jumlah penduduk Desa Lebih setiap tahunnya meningkat dan luas wilayahnya tetap, sehingga kepadatan penduduknya terus meningkat dan akan menjadi besar bila tidak ditangani secara cepat dan tepat. Penduduk sangat berpengaruh penting dalam pertumbuhan dan perkembangan pembangunan  di segala bidang sehingga penduduk merupakan sumber daya manusia sebagai salah satu faktor penentu dalam pembangunan.

Jumlah Penduduk Laki-laki: 3276 jiwa dan Perempuan: 3406 jiwa. Jumlah KK:1494.

Agama;
Jumlah penduduk Desa Lebih pada umumnya sangat homogen sehingga adat istiadat yang dianutnya masih homogen. Begitupun dengan agama yang dianutnya pun sama  yaitu agama Hindu.

Mata Pencaharian;
Desa Lebih adalah suatu desa agraris dan sedang berkembang sehingga mata pencaharian penduduk sangat dipengaruhi oleh keadaan suatu desa. Mata pencaharian penduduk dapat dibedakan sebagai berikut;
  1. petani : 601 orang
  2. Buruh : 1173 orang
  3. Pengrajin : 213 orang
  4. Jasa : 158 orang
  5. Pengusaha : 147 orang
  6. PNS : 389 orang
  7. ABRI : 52 orang
  8. Swasta : 318 orangNelayan : 174 orang



Pengumuman Lahan di daerah Desa Lebih , sekarang dipilah menjadi Desa pemukiman 33 ha, tanah sawah 149,3 ha, pertanian lahan kering 2 ha, perkebunan 9,50 ha, hutan 0 ha, dan perikanan 3 ha, serta penggunaan lainnya (fasilitas umum seperti, Pura, Setra, Jalan, Lapangan, dan sebagainya) seluas 8,2 ha.

Itulah Sejarah Desa Lebih kurang lebihnya mohon dimaklumi. Dan semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk Anda. Jika ada saran bisa komen di bawah. Trimakasih.

Sejarah Leluhur Desa Kedisan, Abang, Terunyan, dan Songan Batur Bangli

Warga Kedisan, Abang, Trunyan, dan Songan Batur Bangli disebut berhubungan saudara lewat beberapa kisah. Salah satunya adalah cerita versi Desa Trunyan.

Sejarah Leluhur Desa Kedisan, Abang, Terunyan, dan Songan Batur Bangli

Menurut legenda, kni berkaitan dengan kisah pencarian pohon Taru Menyan yang keharumannya hingga sampai ke Pulau Jawa. Cerita ini dirangkum oleh Thomas A.Reuter dalam bukunya yang berjudul “Custodians of The Sacred Mountains”.

Dijangkakan, Raja Solo mengirim ke empat orang anaknya ke Bali untuk mencari sumber minyak wangi aneh yang keharumannya mencapai sejauh istananya di Jawa Tengah.

Ketiga orang saudara laki-laki dan perempuan yang paling muda mengikuti bau yang begitu keras itu. Bau itu berasal dari sebuah pohon kapur barus (Taru Menyan) yang terdapat di Trunyan, di tepi Danau Batur yang jauh.

Ketika mereka sampai di danau itu, saudara perempuan mereka yang paling muda memutuskan untuk tinggal di Pura Dewi Danu dengan tempat keramat yang bernama Ratu Ayu Mas Makateg.

Saudara laki-laki itu meneruskan perjalanan mereka ke sepanjang tepian danau. Yang paling muda tinggal di Kedisan, terpesona dengan suara burung dan dan saudara yang no dua tinggal di Abang Dukuh, karena terpesona bertemu dengan dua orang perempuan.

Saudara laki-laki tertua marah karena sikap  adik-adiknya tidak serius dan tidak menemaninya lebih lanjut. Kemudian ia sendirian melanjutkan misi itu, dan sampailah ia di pohon kapur barus di Trunyan.

Ia mendapati disana tinggal seorang gadis dan saudaranya laki-laki kembarannya yang banci. Mereka merupakan anak-anak dari seorang dewi yang dihamili oleh matahari.

Pangeran itu diliputi oleh syahwat dan meminta izin kepada saudara-saudaranya untuk mengawini gadis itu. Perkawinan itu diperkenankan dengan syarat bahwa tetap tinggal di Trunyan (nyeburin perkawinan dengan kehendak istri) untuk menjadi pendiri desa itu dan menjadi leluhur rakyatnya.

Ia kemudian dikenal oleh orang-orang desa  dengan Ratu Sakti Pancering Jagat dan Istrinya sebagai Ratu Pingit Dalem Dasar.

Sejarah Desa Keramas

Sejarah Desa Keramas
Jabe Pura Masceti Desa Keramas
Latar belakang Sejarah Desa Keramas sesungguhnya hal yang sulit untuk dapat mengetahui secara pasti, tanggal, bulan, tahun berdirinya Desa Keramas ini didirikan. Memang ada sebuah catatan berupa Raja Purana I Gusti Agung  yang memberikan gambaran latar belakang Desa ini bernama Keramas. Berkiblat dari Raja Purana I Gusti Agung Maruti dapat diuraikan sebagai berikut:

Desa Keramas di kenal sekarang pada mulanya bernama Karamas yang artinya Cahaya (Kara dan Mas). Uraian selanjutnya mengatakan bahwa ketika I Gusti Agung Maruti  berontak terhadap Dalem I Made Gelgel pada kurang lebih tahun 1660 Masehi. Dan Dalem I Made mengungsi ke Guliang. Pada kira-kira tahun 1686 Masehi, Dhalem I Made wafat di Guliang. Setahun setelah itu, Putra beliau yang bernama I Dewa Agung Jambe memerintahkan paman beliau yang bernama I Gusti Jambe yang juga ipar dari I Gusti Agung Maruti guna merebut kembali tahta kerajaan Gelgel yang telah dipegang selama 27 tahun oleh I Gusti Agung Maruti. I Gusti Jambe berangkat dengan segenap pasukannya untuk bertempur. I Dewa Agung Jambe dan I Gusti Agung Maruti hakekatnya adalah ipar dari I Gusti Agung Maruti. Dan perang tanding yang terjadi antara mereka mengakibatkan keduanya gugur pada medan perang di Cedokan Oga. Putra I Gusti Agung Maruti yaitu I Gusti Agung Putu Agung, I Gusti Agung Made Agung, dan I Gusti Agung Ratih menyingkir ke Jimbaran. Atas kekuatan perjuangan mereka dan atas prakarsa I Gusti Agung Putu Agung sebagai saudara tertua menyebabkan I Gusti Agung Made Agung tinggal di Mengwi sedangkan I Gusti Agung Putu Agung yang suka menyendiri dan bersamadi. Pada suatu malam I  Gusti Agung Putu Agung mencari tempat untuk bermeditasi dan menemui tempat yang bercahaya keemasan. Tempat ini sekarang adalah Pura Masceti. Di tempat ini beliau mendapatkan ilham untuk menetap di utara di sebelah Tempat yang bercahaya ini. Tempat ini pada akhirnya bernama Karamas dan sekarang menjadi Desa Keramas.

Demikian penggalian-penggalian yang dilakukan sejak September tahun 1979 oleh team dari Kantor Suaka menemukan peninggalan bersejarah dan purbakala Bali, pengalian itu menemukan beberapa Sarkofagus dan adanya beberapa patung tua yang diperkirakan masih berwujud primitif dan sampai saat ini tersimpan di Pura Besakih, Banjar Lebah Desa Keramas. Pura ini disungsung oleh keluarga I Made Togog dan ia juga sebagai kelian adat Banjar Lebah.

Dapat disimpulkan bahwa Desa Keramas sudah dihuni sebelum I Gusti Agung Putu Agung datang. Sekalipun demikian bukti-bukti lain sampai saat ini masih belum diketahui, apakah saat itu Desa ini sudah bernama Keramas. Kecuali, Raja Purana I Gusti Agung yang menyebutkan sebagai yang telah diuraikan di atas.

Sejarah Ubud Bali

Sejarah Ubud Bali
Puri Saren Ubud

Sejarah Ubud tidak bisa dipisahkan dengan perjalanan Rsi Markandeya, saat perjalanan sucinya membangun Bali secara spiritual,dengan adanya Pura Gunung Lebah di Campuhan Ubud dan Pura Pucak Payogan dk Payogan. Seperti yang dipaparkan di atas, Mpu Kuturan menyusul dengan menanamkan konsep Trimurti di Bali, berawal dari Pura Samuan Tiga.

Belum lagi kekuatan spiritual yang dipancarkan oleh Ida Hyang Nirartha di sekitar tahun 1489 Masehi saat pemerintahan Dalem Waturenggong, dimana Bali mencapai zaman keemasannya. Bahkan beliau ( Ida Hyang Nirartha) kemudian berasrama di Mas Ubud, tempatnya di Pura Taman Pule sekarang.

Pura Taman Pule Mas
Beliau dan Putranya mengajarkan paham siwaistis di Bali. Pancaran spiritual yang maha tinggi itulah yang membuat Ubud bersinar seperti sekarang. Kekuatan yang maha tinggi di Ubud bersaing dengan pantai yang indah, gunung yang megah, air terjun yang memukau, menjadikan Ubud sebuah tempat yang sangat cocok bagi penekun spiritual di seluruh dunia. Ubud dengan kekuatan spiritualnya itu mempunyai daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara terutama bagi penekun spiritual.

Menurut beberapa babad dan penelitian bangsa asing, Ubud di abad VII masih terdiri dari sawah, ladang, dan semakbelukar. Sebagian kecil sudah didiami oleh penduduk yang terdiri dari Kuwu-kuwu (pondokan), mereka mendiami wilayah-wilayah seperti, Jungut, Taman, dan Bentuyung. Masih menjadi wilayah kekuasaan dari kerajaan Sukawati yang berdiri sekitar tahun 1710, dengan raja pertamanya yang bernama Sri Aji Maha Sirikan, Sri Aji Wijaya Tanu.

Pada saat I Dewa Agung Made menjadi raja di Peliatan, Ida Tjokorda Gde Karang di Padang Tegal Ubud. Ida Tjokorda Tangkeban di Padang Tegal Ubud. IDA Tjokorda Tangkeban di tugaskan di Ubud. Banyak Pura kemudian berdiri di Ubud dalam masa pemerintahan beliau.

Pada saat Ubud mulai berkembang, dan menjadi daerah Manca, Ida Tjokorda Tangkeban meninggalkan Ubud menuju Jegu, daerah Tabanan, sedangkan Ida Tjokorda Gde Karang membangun Puri di sebelah selatan Ubud, dekat dengan Sukawati, diberi nama Puri Negara di Desa Negara. Jadilah Ubud tanpa pemimpin. Atas inisiatif dari seorang keturunan Bendesa Mas yang tinggal di jungut, maka menghadaplah para masyarakat Ubud ke Puri Peliatan, tujuannya adalah nuhur pemimpin untuk Ubud, agar ada yang mengatur kegiatan dan ekonomi, keagamaan, dan kemasyarakatan di Ubud.

Oleh raja Peliatan saat itu, Ida Tjokorda Batuan, di perintahkanlah Ida Tjokorda Putu Kandel, trah Dalem Sukawati untuk memimpin Ubud. Ida Tjokorda Putu Kandel sebagai pemimpin Ubud kemudian mendirikan Puri Saren Kangin Ubud. Perkiraan angka tahun 1823 sampai dengan 1850, setelah Ida Tjokorda Putu Kandel wafat, digantikan oleh putranya, yang bernama Ida Tjokorda Putu Sukawati. Pada masa kepemimpinan beliau, Ubud semakin maju di berbagai bidang.

Di bidang seni dan budaya maupun spiritual Ubud mulai menggeliat  dengan dibuatnya Baring Ket sebagai sesuhunan bertujuan sebagai alat pemersatu masyarakat. Kegiatan adat, agama, dan yadnya lainnya yang semarak di wilayah Ubud telah mengilhami masyarakat sehingga tumbuh dan berkembangnya seni dan kebudayaan di kawasan ini. Merupakan kesatuan yang tidak bisa terpisahkan antara agama, adat dan budaya serta kehidupan masyarakat sehari-hari.

Pantai Tulamben sangat terkenal dengan spot terbaik untuk diving maupun snorkeling

Pantai Tulamben sangat terkenal dengan spot terbaik untuk diving maupun snorkeling

Pantai-pantai di Bali tak pernah lelah untuk menyuguhi keindahan panoramanya. Begitu pula dengan Pantai Tulamben yang senantiasa memperlihatkan pemandangan bawah laut yang eksotis. Tak heran jika Pantai Tulamben sangat terkenal dengan spot terbaik untuk diving maupun snorkeling.

Jika Anda pecinta diving maupun snorkeling, mengunjungi Pantai Tulamben harus ada dalam daftar kunjungan Anda saat liburan ke Bali. Karena di wilayah perairan Tulamben ini banyak sekali spot-spot menyelam yang memukau mata. Letaknya memang cukup jauh dari Bandara Ngurah Rai Denpasar, yakni sekitar 100 km dengan waktu sekitar 2-3 jam perjalanan.

Namun, karena lokasinya yang berada di pedesaan akan mengobati rasa lelah selama dalam perjalanan dengan suasana alam desa yang masih sejuk dan alami. Tulamben bukan hanya sebagai tempat favorit untuk diving saja, tetapi juga sebagai tempat para penjelajah gunung untuk menaklukan Gunung Agung karena memang letaknya di kaki Gunung Agung.

Pantai Tulamben tak berpasir putih layaknya pantai pada umumnya,bahkan tak ada pasir di pantai nya. Yang ada adalah bebatuan sungai dengan bentuk bervariasi, ada yang kecil ada juga yang besar. Bebatuan ini tidak tajam bahkan halus dan dapat dipijak kaki dengan aman. Pantainya pun tak terasa panas seperti kebanyakan pantai lainnya, karena memang banyak pepohonan yang tumbuh sebagai penaung dari panasnya teriknya matahari.

Pantai Tulamben sangat terkenal dengan spot terbaik untuk diving maupun snorkeling

Yang jadi spot favorit di Pantai Tulamben adalah  Saat menyelam Anda bisa melihat bangakai kapal perang USAT Liberty milik Amerika yang ditembak Jepang pada perang dunia ke II. Kapal ini merupakan kapal pengangkut bahan logistik bagi tentara Amerika.

Kapal dengan panjang 120 meter yang ditembak oleh tentara Jepang ini awalnya terdampar di tepi pantai. Pada awalnya ada usaha untuk menyelamatkan kapal, namun karena banyak kerusakan dan kebocoran pada kapal sehingga dibiarkan saja di pinggir pantai.

Namun, pada tahun 1963 ketika Gunung Agung meletus, kapal tersebut terseret ke tengah laut dan tenggelam ditengah lautan dengan sendirinya. Kini, lokasi karamnya kapal perang ini menjadi tempat tinggal bagi ribuan biota laut yang menyuguhkan pemandangan yang luar biasa.

Waktu terbaik untuk menyelam di kawasan ini adalah ketika pagi hari dsn disarankan tidak lebih dari jam 11 siang. Hal ini dikarenakan Tulamben terletak di timur sehingga pagi hari jarak pandang penyelaman bisa mencapai 30 meter. Ditambah dengan jernihnya air laut di pagi hari, menambah keseruan ketika menyelam bersama ikan-ikan cantik di sini.

Sebagian lokasi wisata yang sering dikunjungi oleh para penyelam dunia, sehingga banyaklah penyedia peralatan diving dan snorkeling untuk disewakan. Bahkan yang ingin menginap dan ingin merasakan hidup di kesunyian lingkungan desa dapat pula menginap di beberapa homestay, bungalow ataupun hotel.

Pantai Tulamben sangat terkenal dengan spot terbaik untuk diving maupun snorkeling

Lokasi Pantai Tulamben

Pantai dengan pemandangan alam bawah laut yang mengagumkan ini terletak di Desa Tulamben dan berdekatan dengan Pantai Amed. Pantai ini masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali.

Nusa Penida Bali

Nusa Penida Bali

Bali memang surganya dunia karena ada bermacam tempat wisata menarik yang bisa dikunjungi seperti Nusa Penida. Nusa Penida merupakan salah satu objek wisata yang berlokasi di sebelah tenggara Pulau Bali dan kedua pulau tersebut hanya dipisahkan oleh selat Bandung. Pulau ini memiliki banyak tempat-tempat menarik yang belum banyak dijamah wisatawan  yang pastinya tidak kalah dengan yang ada di Pulau daratan Bali. Di sekitar pulau juga ada pulau-pulau lain, seperti Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan.

Objek di Nusa Penida memang dikenal sebagai telur emasnya Bali, meskipun sebagai salah satu objek wisata, pulau ini belum banyak digarap oleh pemerintah. Oleh karena itu, di pulau ini terkadang diadakan beberapa festival agar dapat menarik minat para wisatawan lokal maupun mancanegara. Jika Anda ingin berkunjung ke pulau ini, maka Anda bisa  menaiki speed boat dari pelabuhan Benoa yang hanya membutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk sampai di Nusa Penida. Pilihan lain adalah menaiki kapal feri dari pelabuhan Padang Bai yang membutuhkan waktu kurang lebih 1-2 jam karena penumpang lebih banyak. Dan bisa juga dari Sanur dengan menaiki Fast boat.

Nusa Penida Bali

Kegiatan Menyelam Sambil Menikmati Keindahan Nusa Penida

Nusa Penida menyimpan panorama laut yang masih belum banyak dijamah. Disini para wisatawan bisa melakukan kegiatan diving atau snorkling. Trumbu-trumbu karang yang ada di bawah laut masih sangat alami dan banyak jenis ikan warna-warni yang unik, seperti ikan mola-mola yang banyak dicari oleh para penyelam. Untuk lokasi penyelaman biasanya para pengunjung mengambil tempat di selat antara Nusa Ceningan dan Nusa Penida. Jika Anda ingin menyelam sebaiknya perhatikan keadaan cuaca, karena arus ombak di daerah ini cukup deras.

Nusa Penida Bali

Panorama Keindahan Objek Wisata Nusa Penida

Di Objek wisata ini terdapat Pura Penataran Agung yang masih sangat ramai dikunjungi oleh masyarakat Hindu Bali. Pura ini dipakai oleh masyarakat Hindu Bali untuk upacara keagamaan. Purs tersebut juga menjadi wisata spiritual bagi penduduk Bali maupun Hindu di Dunia. Biasanya mereka berdoa untuk berkat dan keselamatan dengan berdoa di Pura yang terletaknya berada di sekitar 50 meter di selatan Selat Nusa. Anda juga bisa melihat keindahan Pura di Nusa Penida ini.