Cara-cara Untuk Tetap Bahagia di Hari Tua



HARAPAN DIHARI TUA

OM SWASTYASTU

Kalau Anda terlalu sibuk mengeluhkan pertambahan usia, Anda justru tidak bisa menikmati waktu yang Anda punya. Berikut cara-cara untuk tetap bahagia di hari tua.

Saat remaja, Anda selalu menyambut ulang tahun dengan riang gembira. Bertambahnya usia tak hanya berarti saatnya bersenang-senang mentraktir teman-teman makan di restoran favorit, tapi juga semakin dekatnya saat Anda untuk bisa menyetir kendaraan sendiri, bisa pulang lebih malam, atau menentukan pilihan sendiri. Saat remaja, bertambahnya usia bisa diasosiasikan dengan kebebasan yang lebih luas.

Tapi ketika angka 29 berubah menjadi 30, atau 39 berubah jadi 40, bisa jadi pandangan ini berubah. Tahun demi tahun, perubahan yang terjadi akan semakin banyak. Fisik juga Anda akan berubah. Daya tahan dan metabolisme tubuh tak lagi sama. Masalah kesehatan pun menghantui. Akibatnya, kalau saat remaja Anda mengasosiasikan pertambahan usia sebagai bertambahnya kebebasan, kini mungkin Anda justru merasa kebebasan Anda akan semakin berkurang saat usia Anda bertambah, karena keterbatasan fisik yang mungkin mulai Anda miliki.

Tentu saja Anda tidak dapat melawan waktu. Kalau Anda terlalu sibuk mengeluhkan pertambahan usia Anda, Anda justru tidak bisa menikmati waktu yang Anda punya. Ingat, tidak semua orang mendapat berkah umur yang panjang. Berikut ini beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk menerima pertambahan usia Anda dengan bijak.

1. Tetap aktif dalam hal yang Anda sukai

Jangan batasi hidup Anda dengan karier, pernikahan, dan keluarga Anda saja. Lakukan juga hal lain yang Anda sukai,semasih dalam batas kewajaran... sehingga Anda dapat tetap mengekspresikan diri Anda. Kemampuan mengekspresikan diri ini juga akan memengaruhi perasaan puas terhadap diri sendiri dan memicu munculnya perasaan bahagia. Asal tahu saja, kebahagiaan membantu meningkatkan kekebalan tubuh dan mengurangi stres, sehingga menjaga kelancaran peredaran darah serta detak jantung. Jadi, sehat adalah salah satu efek positif bahagia.

2. Coba sesuatu yang baru

Anda tidak pernah terlalu tua tetap ceria dan bersahaja partisipasi ikut ngayah atau baksos atau perkumpulan hoby atau bercocok tanam atau memelihara hewan atau ternak mengisi waktu memasuki usia senja

3. Menjaga kehidupan sosial

Salah satu perasaan yang muncul di usia tua adalah merasa tidak berguna karena tidak lagi mampu melakukan berbagai hal yang dulu bisa Anda lakukan dengan mudah. Tapi menjaga hubungan dengan teman-teman lama akan membantu Anda melupakan perasaan tersebut. Anda tidak hanya memiliki teman untuk merayakan saat-saat bahagia.

4. Tetap berolahraga

Poin yang ini pasti sudah Anda ketahui, tapi tak jarang yang sulit untuk melakukannya. Olahraga rutin membantu Anda menjaga kesehatan sekaligus membuat Anda lebih bahagia. Siapa sih yang suka kalau harus berbaring di tempat tidur karena sakit?

5. Jangan membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain

Tidak semua orang bisa terlihat seperti berusia 25 tahun di usia 40. Kalau Anda terus menerus membandingkan diri dengan masa muda Anda, Anda bisa jadi malah merasa tertekan. Yang penting adalah Anda tetap sehat dan tampil sebaik mungkin.

Perubahan fisik saat Anda bertambah tua memang tidak bisa dihindari. Tapi bukan berarti jiwa Anda juga harus berubah, kan? Anda bisa tetap merasa bahagia dan produktif bahkan di usia tua. Kebahagiaan Anda malah akan terpancar di wajah Anda dan membuat Anda terlihat lebih menarik. Sebaliknya, kalau Anda melewati masa tua Anda dengan ketidakbahagiaan, hal itu juga akan terlihat di kehidupan Anda sehari-hari.

Untuk masa tua mengatur keuangan adalah hal sulit untuk dilakukan oleh semua orang, terutama bagi yang tidak memiliki komitmen dan juga disiplin yang tinggi dalam hal ini. Berbagai kebiasaan buruk yang sering di lakukan dapat membuat keuangan menjadi kacau dan tidak bisa berjalan dengan baik sebagaimana harapan Anda.

Tentu bukan sebuah perkara yang mudah untuk bisa mengubah berbagai kebiasaan tersebut, apalagi jika ternyata pengetahuan Anda mengenai keuangan sangatlah kurang...

Sementara di lain sisi, cara mengelola keuangan akan berdampak secara langsung pada kualitas hidup yang di jalani selanjutnya. Anda tentu paham dan pernah menemukan, bagaimana seseorang mengalami masa tua yang tidak sejahtera, sementara di masa muda karir dan keuangannya cukup cemerlang?

Hal-hal seperti ini bisa saja terjadi karena rapuhnya fondasi keuangan dan minimnya pengetahuan seseorang terhadap pentingnya keuangan itu sendiri.

Cara mengelola keuangan Anda saat ini, akan menjadi salah satu penentu sejahtera atau tidaknya di masa tua nanti. Jika memiliki sejumlah kebijakan yang tepat dan efektif di dalam keuangan, maka besar kemungkinan kesejahteraan di masa tua akan lebih terjamin.

Namun sebaliknya, jika saat ini saja Anda tidak bisa mengelola keuangan dengan baik, maka hal tersebut juga akan berlangsung hingga tua nanti, di mana keuangan tidak terjamin dengan baik. Anda tentu tidak ingin melarat di masa tua nanti, bukan?

Memperbaiki keuangan bisa dilakukan dari sekarang, di mana Anda memang masih memiliki penghasilan dan juga sejumlah upaya yang dapat diandalkan untuk hal tersebut. Tidak perlu sulit, Anda bisa memulainya hal ini dengan menjalankan beberapa kebiasaan baik di dalam keuangan itu sendiri.

Berikut ini adalah beberapa nasihat keuangan yang penting untuk dipahami dan jalankan di dalam keuangan, agar hari tua Anda menjadi sejahtera:

1. Kelola keuangan dengan tepat
Berapapun usia dan berapapun jumlah pendapatan saat ini, sangat penting untuk bisa mengelola keuangan dengan bijak. Jumlah pendapatan akan selalu cukup, jika bisa mengolah dan mengendalikan keuangan dengan tepat. Beberapa kebijakan harus diterapkan dalam keuangan, sehingga semua berjalan dengan efektif dan sesuai dengan kebutuhan serta jumlah pendapatan selama ini.

Jangan sungkan untuk meninggalkan gaya hidup yang selalu berujung pada pemborosan, di mana Anda harus mengeluarkan sejumlah uang yang besar untuk menjalankannya. Lakukan hal tersebut sejak sekarang, agar menjadi kebiasaan dan berdampak baik pada kondisi keuangan. Kelola dengan tepat dan terapkan berbagai kebijakan yang diperlukan di dalamnya.

2. Miliki Anggaran yang efektif
Anda juga harus memiliki anggaran yang efektif, di mana semua kebutuhan bisa terpenuhi dengan baik, termasuk berbagai hal lainnya yang wajib dimiliki di dalam keuangan. Jangan menyusun sebuah anggaran yang aneh-aneh dan pada akhirnya tidak bisa dijalankan dengan baik di dalam keuangan.

Susunlah sebuah anggaran yang masuk akal dan sesuai dengan kondisi keuangan yang dimiliki sekarang. Lakukan hal ini dengan teliti, agar semua kebutuhan terpenuhi dengan tepat dan baik.

3. Buat Tujuan Keuangan yang Jelas
Setiap orang harus memiliki tujuan keuangan, termasuk Anda, sebab hal ini akan membantu Anda untuk mendapatkan hidup yang berkualitas di masa depan. Tentukan tujuan keuangan sekarang dan mulailah mengarahkan perhatian kepada tujuan tersebut.

Setidaknya, Anda harus memiliki tujuan keuangan untuk 5-7 tahun ke depan, sehingga bisa mendapatkan beberapa perbaikan di dalam keuangan dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini tentu akan secara langsung memperbaiki kualitas kehidupan, sebab keuangan lebih terarah dan akan terkendali dengan sendirinya. Selanjutnya, menentukan tujuan keuangan jangka panjang (10-20 tahun ke depan)

4. Siapkan Dana Pensiun Sejak Dini
Masih muda dan ingin memiliki masa tua yang sejahtera? Mulailah mempersiapkan dana pensiun sejak sekarang. Bukan nanti, namun saat ini. Sisihkan secara rutin sekian persen dari pendapatan setiap bulannya, alokasikan uang ini sebagai dana pensiun.

Anda bisa menyimpannya di dalam rekening khusus, atau bahkan membuka tabungan pensiun yang saat ini banyak ditawarkan oleh pihak bank yang dijamin oleh negara. Jika memang telah memiliki sejumlah dana pensiun yang cukup banyak, maka bisa mengalokasikannya ke dalam berbagai instrumen investasi pribadi yang lebih menguntungkan.

Ini akan membantu mengatasi inflasi yang terjadi, sehingga nilai dana tersebut tetap tinggi di masa yang akan datang. Gunakan investasi pribadi dengan tingkat risiko yang rendah seperti deposito, agar dana pensiun tetap aman dan terjamin.

5. Menabung secara teratur
Memiliki cita-cita sejahtera di masa depan tanpa membuat tabungan adalah hal yang terbilang sedikit "aneh dan mustahil", mengingat untuk bisa bebas keuangan akan membutuhkan sejumlah dana serta investasi pribadi yang tidak sedikit. Lalu bagaimana Anda akan mewujudkannya jika tidak menabung sejak sekarang?

Penting dan wajib untuk selalu menabung, meskipun Anda sudah mapan saat ini. Sejumlah tabungan akan membantu Anda menuju titik aman di dalam keuangan, atau bahkan mencapai berbagai tujuan keuangan yang telah ditetapkan sejak awal. Menabunglah secara teratur, baik itu tabungan harian, mingguan, atau bahkan bulanan.

Tabungan ini akan bisa dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan keuangan, misalnya: investasi, dana pensiun, atau bahkan memulai sebuah bisnis yang baru setelah masa pensiun nanti.

6. Berinvestasi pribadi dari sekarang (uang lebih). Untuk sejahtera di masa tua, Anda harus memiliki sejumlah investasi pribadi, apapun bentuknya. Untuk itu, hal ini juga menjadi poin yang wajib ada di dalam rencana keuangan. Pilih instrumen investasi pribadi yang paling tepat dan menguntungkan, sehingga nilainya akan bertambah dan tidak tergerus oleh inflasi.

Untuk bisa berinvestasi pribadi dengan baik, maka Anda juga wajib memiliki pengetahuan yang cukup terkait dengan hal tersebut, mengingat beberapa instrumen investasi pribadi juga mengandung sejumlah risiko yang cukup besar.

Amankan keuangan dengan investasi, namun jangan lupa untuk belajar secara detail mengenai instrumen investasi yang akan dibeli nanti. Ini akan membuat keuangan lebih aman di masa yang akan datang, sebab Anda paham dan bisa mengambil berbagai keputusan yang tepat terkait dengan investasi yang Anda lakukan. Jangan lupa juga belajar dari orang-orang yang sudah ahli di bidang investasi

7. Lakukan evaluasi pada rencana keuangan
Ada kalanya semua rencana tidak berjalan dengan baik, begitu juga di dalam keuangan. Hal seperti ini sangat mungkin terjadi, meskipun Anda merasa telah melakukan semua yang terbaik di dalam keuangan. Biasakan untuk mengevaluasi keuangan secara berkala, sehingga bisa mengetahui ke mana dan bagaimana uang mengalir setiap bulannya. Jika dibutuhkan, lakukan perbaikan pada berbagai kebijakan yang diterapkan di dalam keuangan, agar semua bisa berjalan dengan baik dan lancar

8. Terapkan Hidup Hemat
Ini mungkin akan sulit untuk dijalankan, namun akan sangat berdampak baik bagi keuangan secara keseluruhan. Mulailah gaya hidup hemat di dalam diri, di mana Anda membelanjakan uang hanya untuk berbagai kebutuhan yang sangat penting saja.

Hindari hura-hura dan membelanjakan uang tanpa sebuah perencanaan yang matang, sebab ini adalah bentuk pemborosan yang akan membuat keuangan menjadi berantakan. Atur pengeluaran dengan tepat, sehingga keuangan tetap seimbang dan berjalan dengan lancar.

Dalam mengelola keuangan, seringkali kita terlena dan melupakan betapa pentingnya mengelola keuangan untuk masa depan. Ubahlah berbagai kebiasaan tersebut, sebab hal ini akan mempengaruhi kesejahteraan masa tua nanti.
Agar keuangan anda berjalan dengan baik dimasa tua anda, semoga bermanfaat

OM SHANTI SHANTI SHANTI OM

Puja Trisandya untuk Pengendalian Diri


Melatih terus melakukan puja Trisandya, mencegah pikiran yang terjerat ingin melakukan sesuatu yang mestinya tidak boleh dilakukan. Inilah pentingnya pengendalian diri untuk mencapai ketenangan batin dan meredam emosi.


Jika terus melatih mengendalikan pernapasan orang akan memiliki kematangan dan kestabilan emosional dalam menghadapi permasalahan. Menjauhkan diri dari godaan kekuasaan dan kebutuhan materi.

Suatu perjalanan kehidupan di tengah perubahan yang begitu pesat seringkali mendorong niat melakukan apa saja yang penting materi, kekuasaan, kesenangan dan kenikmatan.

Apalagi di zaman maya ini membuat orang terkadang dalam posisi yang serba sulit untuk menentukan mana benar dan mana  salah. Oleh karena itu di sinilah diperlukan ketetapan hati dan pikiran. Dengan ketenteraman, keharmonisan pikiran menjadikan tercapainya tujuan bersama.

Asana dalam Puja Trisandya adalah sikap tenang dan sikap konsentrasi penuh keheningan.

Kemudian dilanjutkan dengan pranayama mengendalikan diri dan mengendalikan pernapasan. Dilanjutkan dengan mantram suci ke hadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa agar diberikan keselamatan atas doa kita, tentu dengan keheningan hati dan pikiran.

Kita harus dapat memaknai semuanya itu sebagai umat beragama, mesti senantiasa mampu mengendalikan diri dan mampu memilah, memisahkan dari semua cobaan yang terjadi, yang mana mesti dilaksanakan dan yang mana tidak boleh. Ketenangan pikiran dituntut untuk pengendalian diri karena melatih terus perbuatan baik menjadi tujuan mencapai kebenaran hakiki.

Keliru! Menaruh Patung Ganesa di Pintu Gerbang



Hampir setiap rumah orang Hindu di Bali kini berisikan patung Ganesa. Yang dimaksud di sini adalah Ganesa versi India (untuk membedakan dengan Ganesa versi Bali yang disebut dengan Sanghyang Ganapati yang posisinya berdiri), sedangkan Ganesa versi India dalam posisi duduk.


Pemasangan dan pemajangan dari patung ganesa ini seolah olah menjadi trend dalam masyarakat Hindu Bali dalam lima tahun belakangan ini.

Fenomena ini bisa jadi diakibatkan oleh beberapa factor seperti: 
  1. Semakin berkembang pengetahuan filsafat agamanya sehingga dengan sendirinya tumbuh pemahaman akan keberadaan dari Dewa Ganesa.
  2. Derasnya informasi dan dan tayangan mengenai kemuliaan dan kebesaran dari Dewa Ganesa melalui media sosial, media elektronik .
  3. Mudahnya untuk mendapatkan patung Dewa Ganesa baik yang terbuat dari batu, beton, plastik, atau bahan lainnya dengan harga yang relatif terjangkau. Derasnya aliran-aliran atau sekte kembali mewarnai kehidupan agama Hindu di Bali.

Penempatan patung Dewa Ganesa di kalangan umat Hindu di Bali seolah olah menjadi sebuah trend. Ada yang menempatkan patung Dewa Ganesa di pintu masuk rumah yang dalam bahasa Bali disebut dengan aling-aling dengan maksud sebagai penghalang kekuatan negatif memasuki areal rumah yang dapat mempengaruhi penghuni rumah.

Ada yang menempatkan patung Dewa Ganesa di tengah-tengah natah / halaman rumah, yang konon difungsikan sebagai pelindung pekarangan dan penghuni rumah dari hal hal yang negatif. Ada yang menempatkan patung Dewa Ganesa di pintu masuk pura atau merajan. Ada yang menempatkan Patung Dewaa Ganesa dalam sebuah altar (tempat pemujaan khusus). Ada pula yang menempatkan patung Dewa Ganesa di tengah ruangan rumah, di atas meja, di kamar suci, di plangkiran, dan sebagainya.

Sepertinya penempatan patung Dewa Ganesa tersebut disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari umat. Dan hal ini menunjukkan bahwa Dewa Ganesa dipuja dalam berbagai fungsi serta ditempatkan untuk berbagai maksud dan tujuan. Hal ini pula secara tak langsung menunjukkan berbagai kemulyaan dan kemahakuasaan Dewa Ganesa. Dan keyakinan umat semakin kental dan semakin mantap ketika menonton beberapa versi tayangan film Dewa Ganesa di televisi. Dewa Ganesa menjadi trend, Dewa Ganesa kini menjadi Dewa yang sangat populer di kalangan umat Hindu Bali.

Trend memasang menempatkan patung Dewa Ganesa dan memuja Dewa Ganesa di Bali semakin menambah semarak praktek beragama Hindu di Bali. Praktek Hindu di Bali menjadi semakin kompleks. Fenomena ini pula memunculkan pertanyaan dikalangan masyarakat awam dan para pemerhati Hindu, pemerhati sejarah, dan para budayawan.

Dimanakah semestinya patung Dewa Ganesa ditempatkan? 

Apa sebenarnya fungsi dari penempatan patung Dewa Ganesa di berbagai tempat tersebut? Apakah ini memang bebas ditempatkan, atau memang ada pakemnya seperti halnya dengan patung-patung dewa yang lainnya? Apa yang mesti dilakukan terhadap patung Dewa Ganesa yang telah ditempatkan?.

Sesaji apa yang mesti dipersembahkan?

Mendengar pertanyaan tersebut, tergelitik hati untuk mencoba merenungkan mengenai fenomena ini. Dewa Ganesa mau diapakan? Padahal di dalam mazab Hindu Bali yang berlandaskan Siwa Budha yang terwujud dalam tiga kekuatan yang disebut dengan Tri Sakti / Tri Murti, serta dalam prakteknnya kental dengan nuansa Bhairawa yang telah memiliki pakem-pakem yang sudah baku dan berlangsung turun temurun di Bali.

Misalnya saja untuk di aling-aling (penjaga pintu pekarangan) dalam Hindu Bali telah dikenal dengan Sanghyang Kala Raksa sebagai penjaga pintu pekarangan. Demikian juga dengan Sang Yaksa Yaksi sebagai penjaga pintu kanan kiri yang disebut dengan Sanghyang Apit Lawang. Di tengah natah sudah ditempatkan sanggah natah atau sanggah pengijeng yang merupakan linggih Sanghyang Catur Sanak Sakti yang tak lain adalah persatuan dari empat kekuatan saudara empat manusia (kanda pat) yang telah berwujud dewa, yang akan menjaga dan melindungi pekarangan rumah dan penghuninya. Sebab di dalam keyakinan Hindu Bali yang berbasiskan Tri Murti / Tri Sakti. Sakti adalah kekuatan yang disebut dengan Kala. Sehingga dengan demikian untuk fungsi-fungsi praktis seperti penjaga pekarangan rumah dan sebagainya diwujudkan dalam bentuk kekuatan sakti Tuhan yang disebut dengan Sanghyang Kala. Sanghyang Kala oleh para seniman Bali melahirkan patung berwujud aeng / berwibawa (bukan mengerikan !) seperti mata besar membelalak, membawa senjata, bertaring, berbadan kekar dan besar. Ini adalah perwujudan dari kala atau sakti atau kekuatan dewata. 

Dimana sejatinya Dewa Ganesa ditempatkan, agar tidak terkesan latah apalagi ikut-ikut tak menentu, tanpa mengerti kesejatiannya. Agar tak terkesan melecehkan kesucian, kemulyaan dari Dewa Ganesa. Sebab Dewa Ganesa adalah dewa yang dimuliakan sebagai pelindung alam semesta dengan segala isinya. Dalam mitologinya, Dewa Ganesa sebagai putra Dewa Siwa ditugaskan menjaga kayangan Dewi Uma. Hal inilah yang membuat umat Hindu menjadi “salah kaprah” menempatkan Dewa Ganesa di depan pintu gerbang.

Semestinya patung Dewa Ganesa ditempatkan di depan pintu masuk pura yakni Pura Dalem, sebagai penjaga pintu masuk kayangan Dewa Siwa dan Dewi Uma. Namun di Pura Dalem (dalam mazab Hindu Bali) kedududkan Dewa Ganesa sebagai penjaga penjaga pintu kayangan telah diwujudkan sebagai Sanghyang Kala sebagai pemurtian dari Dewi Sakti / Dewi Uma dalam wujud Rangda. Karena Hindu Bali bernafaskan Siwa Bhairawa, yakni pemujaan kehadapan Tuhan (dewa Siwa) dalam wujud sakti beliau yakni Dewi Uma atau di Durga. Sehingga dengan demikian pura pura di bali terutama pura dalem kayangan dan prajapati serta tempat tempat lainnya senantiasa bernuansa angker. Hindu Bali mewujudkan pemujaan kehadapan Hyang Kuasa dalam wujud kekuatan Dewi Sakti. Sehingga wujud barong, rangda, rarung, sanghyang kala, dan wujud aeng lainnya tidak asing dalam Hindu Bali.

Kuatnya aliran Siwa Bhiarwa di Bali, maka Dewa Ganesa kurang menonjol. Bukan berarti tak ada, Dewa Ganesa dalam Hindu Bhairawa diwujudkan dalam bentuk Sanghyang Ganapati, kekuatan yang menetralisir, mengusir serta menghancurkan semua kekuatan negatif. Pada sasih kenem dimana sering terjadinya bencana, umat Hindu Bali menghaturkan sesaji dilengkapi dengan kober Sanghyang Ganapati, sebagai simbol pemujaan permohonan perlindungan kehadapan Sanghyang Ganapati agar terhindar dari segala bencana dan penyakit di dunia.

Dewa Ganesa juga dipuja oleh para sulinggih untuk menetralisir kekuatan negatif dalam upacara Caru Resi Gana.

Umat Hindu Bali juga memuliakan Dewa Ganesa dalam sebutan sebagai Sanghyang Gana sebagai simbol kekuatan kepintaran, kecerdasan serta ketekunan, sehingga kisah Mahabarata yang sangat panjang detail dapat ditulis dengan lengkap dan sempurna.

Lalu kembali ke masalah penempatan patung Dewa Ganesa yang menjadi trend. Dimuliakan dengan kalung bunga mitir, disuguhkan sesaji buah-buahan, kue, gula-gula, dan dan diberi nyala lilin 24 jam non stop.

Padahal kalau misalnnya patung tersebut akan dijadikan sarana pemujaan, maka menurut pakem Hindu, paling tidak patung Dewa Ganesa yang mulya tersebut dilakukan penyucian atau sakralisasi terlebih dahulu. Kalau dalam pakem Hindu Bali ada pengulapan, prasita, durmanggala, dan pemlaspas, sehingga menjadi suatu media suci yang layak sebagai media pemujaan. Mohon maaf, seolah-olah penempatan ini menjadi sebuah ajang untuk “pameran” spiritual.

Dimana orang yang menempatkan patung Dewa Ganesa seolah-solah sedang menapaki tigkatan spiritual tertentu. Atau mungkin bisa dianggap lebih maju dalam hal spiritual. Namun sepanjang pengamatan, banyak yang menempatkan patung Dewa Ganesa hanya karena ikut-ikutan, tak banyak mengerti secara filosofi. Semua masih rancu atau mungkin “kacau”. Hanya sebagai sebuah “trend”. Apalagi tayangan film Dewa Ganesa di televisi sangat kuat mempengaruhi semaraknya umat memasang patung Dewa Ganesa.
Termasuk pula teman-teman dari sampradaya yang “kurang” memahami Hindu Bali, gencar menyebarkan praktek aliran India ke komunitas umat Hindu Bali. Lalu “mengacaukan” pakem Hindu Bali yang telah mapan lebih dari seribu tahun. Maka ranculah jadinya.

Kalau memang serius ingin memuja Dewa Ganesa, silahkan untuk membuat sebuah pelinggih di merajan atau di pura, lalu linggihkan patung Dewa Ganesa secara layak. Dilakukan penyucian sebagaimana layaknya pakem dalam Hindu Bali seperti pemlaspas, ngelinggihin, dan ngaturang ayaban. Kemudian dilakukan pemujaan sesuai dengan pakem Hindu Bali.

Atau jika Patung Dewa Ganesa dipasang sebagai kelengkapan dari pura, maka patung Dewa Ganesa mesti diletakkan di ajeng atau di depan gedong linggih Hyang Dewi Uma atau di depan Gedong Dalem. Agar sesuai dengan filosofi yang melatarbelakangi keberadaan dari Patung Dewa Ganesa.

Maksud dari tulisan ini adalah untuk mengarahkan dari para kaum rohaniawan, tokoh umat Hindu untuk memberikan arahan bagaimana semestinya menempatkan patung Dewa Ganesa, dimana, bagaimana? seterusnya. Karena Dewa Ganesa adalah Dewa yang Mulia, Dewa Yang Agung, yang mestinya diitempatkan dalam posisi yang benar dan layak. Dengan harapan kekuatan beliau memancarkan memberikan perlindungan serta memberikan kecerdasan dan kebijaksaan dalam kehidupan manusia.
Seperti ungkapan para tetua Hindu Bali, “apang nawang unduk, apang nyak meunduk”. (arti bebasnya: Agar memahami perihalnya, agar paham dasar permasalahan). 

Hal ini untuk menepis cibiran umat lainnya termasuk pula dari kalangan sampradaya yang sering mencibir bahwa praktek Hindu Bali sebagai praktek yang maksud dan tujuan tak jelas. Kurang lebih demikian. Mohon ampun jika kurang berkenan.


Om Shri Maha Ganesa Ya Namah, Terpujilah yang maha mulia Dewa Ganesa.

10 kewajiban Istri Menurut Hindu, Selain Gambar


Dalam Wanaparva disebutkan seorang ibu rumah tangga juga disebut sebagai Dewi dan Permaisuri. Dewi artinya istri sebagai sinar yang menentukan keadaan rumah tangga. Istri sebagai Permaisuri yaitu yang mengatur tata hubungan, tata grha, tata bhoga, tata keuangan dll. Istri mempunyai peran yang sangat penting dalam keluarga Hindu.

Kata istri berasal dari kata stri, Stri dalam bahasa sanskerta berarti “Pengikat Kasih”, Istri dalam keluarga sebagai penjaga jalinan kasih sayang kepada suami dan anak-anaknya. Seorang anak haruslah ditumbuhkan jiwa dan raganya dengan curahan kasih ibu.

Kewajiban Istri Menurut Weda

Dalam Kitab Suci Weda telah dijelaskan kewajiban atau tugas  seorang istri, yaitu sebagai berikut :
  1. Wahai mempelai wanita, dengan kedatanganmu ke rumah suamimu, semogalah kamu menjadi petunjuk yang terang terhadap keluarganya. Membantu dengan kebijaksanaan dan pengertian, semogalah kamu senantiasa mengikuti jalan yang benar dan hidup yang sehat dalam rumahmu. Semogalah Hyang Widhi menghujankan rahmat-Nya kepadamu.(Atharwa Weda XIV.2.27).
  2. Wahai penganten wanita, datangilah dengan keramahanmu seluruh anggota suamimu. Bersama-samalah dalam suka dan duka dengan mereka. Semoga kehadiranmu di rumah suamimu memberikan kebahagiaan dan keberuntungan kepada suamimu, mertuamu laki-laki dan perempuan dan menjadi pengayom bagi seluruh keluarga. (Atharwa Weda XIV.2.26).
  3. Seorang wanita, istri atau ibu juga hendaknya berpenampilan lemah lembut dan menjaga dengan baik setiap bagian tubuhnya. “Wahai wanita, bila berjalan lihatlah ke bawah, jangan menengadah dan bila duduk tutuplah kakimu rapat-rapat”(Rgveda VIII.33.19).
  4. Wahai istri, tunjukkan keramahanmu, keberuntungan dan kesejahtraan, usahakanlah melahirkan anak. setia dan patuhlah kepada suamimu (Patibrata), siap sedialah menerima anugrah-Nya yang mulia” (Atharvaveda XIV.1.42)
  5. Sungguhlah dosa besar jika seorang istri berani terhadap suaminya, berkata kasar terhadap suaminya. “Hendaknya istri berbicara lembut terhadap suaminya dengan keluhuran budi pekerti” (Atharvaveda , III.30.2).
  6. Sebagai seorang istri tahan ujilah kamu, rawatlah dirimu, lakukan tapa brata, laksanakan Yajna di dalam rumah, bergembiralah kamu, bekerjalah keras kamu, engkau akan memperoleh kejayaan” (Yajurveda XVII.85).
  7. Jadikanlah rumahmu itu seperti sorga, tempat pikiran-pikiran mulia, kebajikan dan kebahagiaan berkumpul di rumahmu itu”(Atharvaveda VI.120.3).
  8. Seorang istri hendaknya melahirkan seorang anak yang perwira, senantiasa memuja Hyang Widhi dan para dewata, hendaknya patuh kepada suaminya dan mampu menyenangkan setiap orang, keluarga dan mengasihi semuanya.(Reg Weda X.85.43).
  9. Seorang istri sesungguhnya adalah seorang cendekiawan dan mampu membimbing keluarganya”(Rgveda VIII.33.19)
  10. Wahai para istri, senantiasalah memuja Sarasvati dan hormatlah kamu kepada yang lebih tua” (Atharvaveda XIV.2.20)

Pada kesepuluh point diatas, pada point terakhir dijelaskan “hormatlah kamu kepada yang lebih tua”. Mengartikan jika kalian adalah seorang istri hendaknya mampu mencintai dan menyayangi bapak dan ibu dari suami kalian, seperti kalian mencintai anak mereka (suami). Seorang istri mempunyai peran penting dalam keharmonisan rumah tangga. Jadilah pemersatu keluarga dan pemberi kebahagiaan. 

Seperti yang telah disebutkan pada point ke dua “Semoga kehadiranmu di rumah suamimu memberikan kebahagiaan dan keberuntungan kepada suamimu, mertuamu laki-laki dan perempuan dan menjadi pengayom bagi seluruh keluarga.”
Semoga artikel ini dapat bermanfaat. 

Kewajiban suami dalam Hindu akan dijelaskan pada artikel selanjutnya. Jika terdapat penjelasan yang kurang tepat atau kurang lengkap. Mohon dikoreksi bersama. Suksma.

Makna Banten Gebogan dalam Upacara Yadnya


Makna Banten Gebogan dalam Upacara Yadnya. Gebongan atau biasa juga disebut dengan Pajegan adalah suatu bentuk persembahan berupa susunan dan rangkaian buah buahan, jajanan dan bunga yang dikreasikan oleh umat Hindu di Bali. Jenis buah dan jajanan biasanya berinovasi mengikuti perkembangan zaman, jadi apa yang kita makan itulah yang kita persembahkan.


Makna Gebogan / Pajegan

Makna atau filosofi banten gebogan juga terlihat dari bentuknya yang menjulang seperti gunung, makin keatas makin mengerucut (lancip), dan di atasnya juga diletakkan canang  dan sampiyan sebagai wujud persembahan dan bhakti kehadapan Tuhan sang pencipta alam semesta.

Gebogan biasanya diusung oleh para ibu-ibu dan gadis-gadis Bali untuk dihaturkan ke pura saat  upacara piodalan atau upacara dewa yadnya lainnya sebagai bentuk rasa syukur atas berkat yang telah diberikan oleh Ida Sang Hyang Widhi Tuhan Yang Maha Esa.

Tinggi rendahnya Gebogan /Pajegan tergantung dari keiklasan dan kemampuan dari masing-masing individu membuat Gebogan, karena nilai dari sebuah Gebogan/Pajegan tidaklah diukur dari tinggi atau rendahnya akan tetapi dari keiklasan hati dalam menunjukkan rasa syukur. Dan selebihnya merupakan bentuk pengapresiasian seni.

Sehingga harus dapat dipahami khususnya bagi umat Hindu, bahwa ketika ada upacara yadnya tidak dibenarkan adanya upaya kalau untuk berlomba-lomba membuat gebogan  hanya untuk dipamerkan kepada orang lain apalagi sampai dipaksakan membeli buah dengan mencari utang dan akhirnya mengkambing hitamkan agama. Karena hal seperti itu akan mengurangi makna utama dari dibuatnya Gebongan dalam upacara yadnya yaitu  sebagai simbol persembahan dan rasa syukur kepada Tuhan atau Sang Hyang Widhi Wasa.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk semeton. Jika terdapat penjelasan yang kurang tepat atau kurang lengkap, mohon dikoreksi bersama. Suksma…

Mengenl Rahinan Purnama Dalam Hindu Bali



Mengenl Rahinan Purnama Dalam Hindu BaliーKata Purnama berasal dari “purna” artinya sempurna.

Purnama dalam kamus umum Bahasa Indonesia berarti bulan yang bundar atau sempurna (tanggal 14 dan 15 kamariah).
Pemujaan saat Purnama ditujukan kehadapan Sanghyang Candra, dan Sanghyang Ketu sebagai dewa kecemerlangan untuk memohon kesempurnaan dan cahaya suci dari Ida Sanghyang Widi Wasa dalam berbagai wujud Ista Dewata.

Biasanya pada hari suci purnama ini disebutkan umat Hindu menghaturkan Daksina dan Canang Sari pada setiap pelinggih dan pelangkiran yang ada  di setiap rumah.

Pada umumnya umat Hindu meyakini rasa kesucian yang tinggi pada hari Purnama, sehingga disebut dengan “Devasa Ayu”.

Setiap hari suci yang bertepatan dengan Purnama maka pelaksanaan upacaranya disebut “Nadi”.

Namun tidak semua hari pertemuan dengan purnama disebut ayu.
Contoh,

Hari Kajeng Kliwon, pada hari Sabtu, nemu Purnama disebut HARI BEREK TAWUKAN.

Dilarang oleh sastra agama melaksanakan upacara apapun, dan para wiku tidak boleh melaksanakan lujanya pada hari itu(Lontar Purwana Tatwa Wariga).

Bila Purnama jatuh pada hari Kala Paksa, tidak boleh melaksanakan upacara agama karena hari itu disebut HARI GAMIA (jagat letuh). Sang wiku tidak boleh memuja.
Melalui siklus Purnama dan Tilem sesungguhnya alam mengajarkan manusia tentang jahat dan baik, terang dan gelap, jika senang jangan terlarut dalam kesenangan, begitu pula jika dalam keadaan terpuruk maka harus segera bangkit karena didepan cahaya akan menyambut.

Keduanya berputar mengelilingi kehidupan manusia.

Jenis-jenis Kerauhan Hindu Bali


Jenis-jenis Kerauhan Hindu Baliー Setiap daerah di penjuru Nusantara ini mempunyai tradisi yang berbeda-beda. Seperti halnya Bali yang mayoritas adalah umat Hindu, mempunyai banyak tradisi yang telah diwariskan turun temurun oleh para leluhur salah satunya adalah Kerauhan. Kerauhan tidak dapat disamakan dengan kerasukan karena kerauhan dilaksanakan dalam: sebuah ritual keagamaan yang terdapat pemuput upacara (sulunggih/pemangku pura).

  • Upacara atau upakara
  • Hari suci atau piodalan
  • Rangkaian upacara
  • Pelaksanaanya di tempat suci (pura)
  • Adanya Tapakan Kerauhan
  • Dilaksanakan umat (pengempon pura)
  • Adanya prosesi sakralisasi dan lain sebagainya.
Berdasarkan hal tersebut kekuatan suci yang masuk dalam tubuh Tapakan/Pengadegan Kerauhan adalah Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasi-Nya. Akan tetapi jika tanpa adanya faktor-faktor diatas terjadi kerauhan pada seseorang maka itu lebih tepat dikatakan kerasukan. Dan perlu dipertanyakan apa yang merasuki orang tersebut.

Jenis-Jenis Kerauhan

Jenis-jenis Kerauhan dalam ritual upacara secara umum dapat dikategorikan menjadi 4 yaitu sebagai berikut:
  1. Merangkak (tubuh menyentuh tanah) Kerauhan dengan gerakan merangkak, yang merasuki tubuh Tapakan/Pengadegan Kerauhan adalah ancangan (kendaraan suci) Ida Bhattara/Bhattari.
  2.  Ngurek (menusuk diri dengan senjata tajam) Kerauhan dengan gerakan Ngurek yang merasuki adalah pepatih Ida Bhattara/Bhattari.
  3.  Menari-Nari, Kerauhan dengan gerakan menari-nari yang merasuki adalah widyadara/widyadari
  4.  Diam Kerauhan dengan tanpa gerakan (diam) yang merasuki adalah Ida Bhattara/Bhattari
Waktu-Waktu Kerauhan

Waktu Kerauhan dalam ritual agama Hindu di Bali dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu waktu umum dan khusus. Secara umum waktu Kerauhan dapat dibagi lagi menjadi 3 bagian yaitu :
  1. Nedunang Ida Bhattara Nedunang Ida Bhattara berarti menghadirkan Ida Bhattara yang berstana di sebuah Pura. Biasanya Upacara Nedunang ini tidak sembarangan dilakukan, tentunya ada beberapa persyaratan yang dilaksanakan yaitu adanya upacara, adanya orang suci yang menghadirkan Beliau, adanya sarana upacara sebagai persembahan.
  2. Nglungang Ida Bhattara Upacara ini berlangsung setelah Upacara Nedunang Ida Bhattara. Jadi ketika Ida Bhattara telah hadir diundang ke dunia, maka Beliau diiring ke pesucian atau ke beji oleh pengempon pura. Dengan Ida Bhattara distanakan di sebuah jempana yang dibuat khusus dengan kayu pilihan untuk diiring kepesucian. Prosesi Nglungang ini diikuti oleh para pengempon pura, penabuh gamelan dan beberapa Tapakan Kerauhan.
  3. Ngwaliang Ida Bhattara Pada prosesiNgwaliang/Mapamit Ida Bhattara/Bhattari dari Pura Beji. prosesi ini dilaksanakan apabila Ida Bhattara/Bhattari telah menyucikan Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit dengan diakhiri persembahyangan bersama, maka Ida Bhattara/Bhattari akan kembali ke parhyangan masing-masing. Prosesi ini pastinya diawali dengan suara genta, gemalan dan jempana dipundut serta berbagai atribut kelengkapan beriringan membentuk barisan berjajar dua. Tentunya kembali secara spontan Tapakan Kerauhanmulai menunjukkan fenomena Kerauhan dengan perilaku menujuparhyangan masing-masing. Setelah tiba di parhyangandilaksanakan Upacara Pemendakan dan Tapakan Kerauhan pun seperti biasa menunjukkan kekuatan suci Ida Bhattara yang telah merasuki dirinya dan disadarkan dengan diperciki tirtha (air suci) dari Pura tersebut.
Sedangkan waktu khusus dapat juga dibagi menjadi 3 yaitu pada waktu kurangnya sarana upacara, pada waktu puncak upacara dan ketika beliau memberikan nasehat atau bawos.
Sejata Dalam Kerauhan

Senjata yang telah dipersiapkan bukanlah untuk menakuti umat, melainkan memiliki simbol yaitu sebagai penghancur segala kekotoran atau yang sifatnya negatif. Dalam agama Hindu paradewa juga disimbolkan membawa senjata yang disebutAyudhadevata. Ayudha berarti “yang dibawa waktu perang”. Senjata para dewa itu pada umumnya dibedakan dalam 3 jenis, yaitu:
  1. Praharana: Senjata yang dipakai memukul seperti tombak dan pedang.
  2. Panimukta: Senjata yang ditembakan atau dilemparkan seperti cakram.
  3. Yantramukta: Senjata yang dilemparkan menggunakan tenaga atau alat tertentu seperti panah dengan bantuan busur.

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pada tradisi kerauhan dalam ritual upacara agama Hindu adalah ketika kerauhan yang merasuki bukanlah roh jahat atapun setan. Melainkan roh yang suci atau baik yang akan memberikan petunjuk bagaimana melaksanakan ritual, sehingga melalui Kerauhan itu masyarakat dapat mengetahui apakah ritualnya itu lengkap, sempurna, atau kurang. Dan Kerauhan yang selalu terjadi pada setiap upacara khususnya Upacara Dewa Yadnya ditafsirkan sebagai unsur yang mengesahkan proses pelaksanaan ritual.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk semeton. Jika ada penjelasan yang kurang lengkap ataupun kurang tepat. Mohon dikoreksi bersama. Suksma…

Penting dan Sucinya Peran Wanita Dalam Hindu Bali


Penting dan Sucinya Peran Wanita Dalam Hindu Bali


Wanita berasal dari Bahasa Sanskrit, yaitu Svanittha, di mana kata Sva artinya “sendiri” dan Nittha artinya “suci”. 

Jadi Svanittha artinya “mensucikan sendiri” kemudian berkembang menjadi pengertian tentang manusia yang berperan luas dalam Dharma atau “pengamal Dharma”.

Dalam Pandangan Agama Hindu, wanita mempunyai peranan yang penting. Yaitu sebagai “sarana” terwujudnya Punarbhava atau reinkarnasi. Dari sini juga berkembang istilah Sukla Svanittha yang artinya “bibit” atau janin yang dikandung oleh manusia.

Sejak mengalami menstruasi pertama, seorang wanita sudah dianggap dewasa, dan juga merupakan ciri/ tanda bahwa ia mempunyai kemampuan untuk hamil. Oleh karena itu peradaban lembah sungai Indus di India sejak beribu tahun lampau senantiasa menghormati dan memperlakukan wanita secara hati-hati terutama ketika ia menstruasi.

Peranan wanita ketika sudah menjadi istri dapat dikatakan sebagai pengamal Dharma, karena hal-hal yang dikerjakan seperti: mengandung, melahirkan, memelihara bayi, dan seterusnya mengajar dan mendidik anak-anak, mempersiapkan upacara-upacara Hindu di lingkungan rumah tangga, menyayangi suami, merawat mertua, dll.

Peranan suami dapat dikatakan sebagai pengamal Shakti, karena dengan kemampuan pikiran dan jasmani ia bekerja mencari nafkah untuk kehidupan rumah tangganya.

Kombinasi antara Dharma dan Shakti ini menumbuh kembangkan dinamika kehidupan. Oleh karena itu pula istri disebut sebagai “Pradana” yang artinya pemelihara, dan suami disebut sebagai “Purusha”artinya penerus keturunan.
Wanita yang sudah menjadi seorang istri harus dijaga dengan baik, sebagaimana disebut dalam Manava Dharmasastra yaitu sebagai berikut :

TU KALABHIGAMISYAT, SWADHARANIRATAH SADA, PARVAVARJAM VRAJEKSAINAM, TAD VRATO RATI KAMYAYA (Manava Dharmasastra III.45)

Artinya : Hendaknya suami menggauli istrinya dalam waktu-waktu tertentu dan merasa selalu puas dengan istrinya seorang, ia juga boleh dengan maksud menyenangkan hati istrinya mendekatinya untuk mengadakan hubungan badan pada hari-hari yang baik.

PITRBHIR BHATRBHIS, CAITAH PATIBHIR DEVARAISTATHA, PUJYA BHUSAYITA VYASCA, BAHU KALYANMIPSUBHIH (Manava Dharmasastra III.55)
Artinya : istri harus dihormati dan disayangi oleh mertua, ipar, saudara, suami dan anak-anak bila mereka menghendaki kesejahteraan dirinya.

YATRA NARYASTU PUJYANTE, RAMANTE TATRA DEVATAH, YATRAITASTU NA PUJYANTE, SARVASTATRAPHALAH KRIYAH (Manava Dharmasastra III.56)
Artinya: Di mana wanita dihormati, di sanalah pada Dewa-Dewa merasa senang, tetapi di mana mereka tidak dihormati, tidak ada upacara suci apapun yang akan berpahala.

SOCANTI JAMAYO YATRA, VINASYATYACU TATKULAM, NA SOCANTI TU YATRAITA, VARDHATE TADDHI SARVADA (Manava Dharmasastra III.57)
Artinya : Di mana wanita hidup dalam kesedihan, keluarga itu akan cepat hancur, tetapi di mana wanita tidak menderita, keluarga itu akan selalu bahagia.

JAMAYO YANI GEHANI, CAPANTYA PATRI PUJITAH, TANI KRTYAHATANEVA, VINASYANTI SAMANTARAH (Manava Dharmasastra III.58)
Artinya : Rumah di mana wanitanya tidak dihormati sewajarnya, mengucapkan kata-kata kutukan, keluarga itu akan hancur seluruhnya seolah-olah dihancurkan oleh kekuatan gaib.

Mengingat demikian penting dan sucinya peran wanita dalam rumah tangga, maka para orang tua memberikan perhatian khusus di bidang pendidikan dan pengajaran kepada anak wanita sejak kecil. Tradisi turun temurun pada lingkungan keluarga Hindu misalnya seorang anak wanita harus lebih rajin dari anak lelaki.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat. Jika terdapat penjelasan yang kurang lengkap atau kurang tepat, mohon dikoreksi bersama. Sukma…

Jika Orang Lain Jahat Kepadamu, Pastikan Saja Kau Tak Pernah Jahat Kepada Mereka



Jika Orang Lain Jahat Kepadamu, Pastikan Saja Kau Tak Pernah Jahat Kepada Mereka

Jangan selalu menuntut orang lain bersikap lebih baik padamu, tapi pahamilah dulu dirimu, kenalilah dulu hatimu, sudah seberapa baikkah kau pada mereka, dan sudah ikhlaskah dirimu melakukan kebaikan pada mereka?

Karena bila kebaikanmu benar-benar tulus, balasan mereka yang bagaimanpun takkan mengusik hatimu.

Maka dari itu pahamilah dulu dirimu dengan bijak, maka tentu orang lainpun akan memahamimu secara bijaksana, jangan tanya kebaikan mereka padamu, tapi tanyakan sudah seberapa baikkah dirimu pada mereka.

Karena kau akan diperlakukan adil oleh orang lain, bila kau sendiripun tahu caranya berbuat adil.

Orang lain akan membalas kebaikanmu bila saja kau tau caranya berbuat baik sesuai dengan tempatnya, bukan baik hanya karena kau ada maunya atau ingin mengharap lebih darinya.

Bila kau hargai diri orang lain dengan baik, maka tentu merekapun tidak akan enggan menghargai dirimu dengan baik pula.

Karena kebanyakan orang akan berlaku seperti yang kau lakukan, maka pastikan kau hargai dirimu dengan beragam kebaikan, agar orang-orang disekitarmu juga berlaku demikian.

Bila kau menghormati dii mereka dengan penuh kerendahan hati, maka merekapun akan menghormatimu dengan kerendahan hatinya.

Bagaimana sifat rendah hati yang dimaksud? Yaitu, bersabar, ikhlas, tulus hati, dan mudah memaafkan kesalahan orang lain.

Bila kau tahu caranya menundukkan hatimu untuk tak bersifat sombong, maka orang lainpun tidak akan sembarangan merendahkanmu.

Karena saat kau bersifat penuh kedermawanan dan tetap rendah hati, maka tentu orang lain akan menghargai dan menghormatimu dengan penuh kebaikan.

Karena perbuatanmu dalam menjalani hidup ini hakekatnya memantul, dan yang pasti hidup ini kau yang memilih, bila kau ingin hidupmu selalu disandingkan dengan kebaikan.

Maka hiasilah dirimu dengan beragam kebaikan, dan gemarilah berbuat baik kepada orang lain, dan situasi dan kondisi apapun.

Bukannya Malas, Perempuan Memang Harus Banyak Tidur Karena Otaknya Bekerja Keras



Bukannya Malas, Perempuan Memang Harus Banyak Tidur Karena Otaknya Bekerja Keras

Membersihkan rumah sambil menyiapkan sarapan, menjawab telepon sambil menata perabotan rumah, mengurus anak sambil makan siang. Ya, multitasking adalah bakat luar biasa dari kaum perempuan yang sayangnya, selalu mengakibatkan stress dan kelelahan.

Pertanyaannya, berapa lama perempuan harus tidur agar tetap sehat, bersemangat, dan produktif? Logikanya begini, semakin banyak kamu menggunakan otak pada siang hari, maka semakin banyak waktu yang kamu butuhkan untuk tidur di malam harinya.

Dan karena rata-rata perempuan selalu bekerja dengan cara yang lebih kompleks ketimbang laki-laki, mereka membutuhkan lebih banyak waktu untuk tidur. Orang dewasa rata-rata membutuhkan 6-8 jam untuk tidur agar bisa memulihkan kondisi tubuh dari kelelahan siang harinya. Padahal faktanya, perempuan tidak pernah tidur selama itu, apalagi bagi mereka yang sedang mempunyai balita.

Lebih mudah terbangun saat tidur

Hal itu lebih berdampak buruk pada kesehatan perempuan ketimbang laki-laki. Seperti masalah jantung, diabetes, depresi, stress, atau kecemasan. Ketika hal itu terjadi, mimpi para perempuan di malam hari cenderung lebih ringan dan sensitif terhadap suara bernada tinggi sehingga mudah terbangun.

20 menit ekstra

Solusinya bagaimana? Menambah jam tidur sekurang-kurangnya 20 menit (dari waktu tidur normal 6-8 jam) setiap hari sangat membantu untuk memastikan para perempuan tetap ceria dengan pekerjaan multitasking mereka.

Apa Boleh Poligami Dalam Agama Hindu? Ini Jawabannya


Apa Boleh Poligami Dalam Agama Hindu? Ini Jawabannya

Jika diambil kata poli yang berarti banyak dan dalam KBBI poligami yang artinya sistem perkawinan yang salah satu pihak memiliki atau mengawini beberapa lawan jenisnya dalam waktu yang bersamaan.

Jika menurut pandangan agama Hindu, apakah Poligami diperbolehkan? Dalam ajaran agama Hindu, Monogami ( kondisi hanya memiliki satu pasangan pada pernikahan ) lebih dianjurkan tapi tidak mengharamkan atau melarang poligami.
Penjelasan detailnya dapat dijabarkan atau ditinjau dari segi Brahmacari yang terdiri dari 3 bagian, yaitu sebagai berikut :

Sukla Brahmacari

Sukla Brahmacari artinya tidak kawin seumur hidup. Biasanya dilakukan oleh mereka yang timbul niatan dalam dirinya untuk tidak melakukan perkawinan seumur hidupnya. Karena sudah berada pada tingkat Nitya-Siddha, yaitu seseorang yang telah mencapai kesempurnaan tetapi datang ke dunia ini hanya untuk memberikan bimbingan kepada umat manusia.

Berarti “pilihan Sukla Brahmacari ” tersebut bukan karena terpaksa atau alasan-alasan lain seperti gangguan organ seksual, sulit jodoh, patah hati (gagal move on).

Sewala Brahmacari

Sewala Brahmacari artinya perkawinan yang memiliki 1 pasangan seumur hidupnya. Walaupun istri atau suami sudah meninggal tidak ada niatan untuk melakukan perkawinan lagi. Tentang Sewala Brahmacari juga dijelaskan didalam naskah Silakrama, berikut terjemahannya

Sewala Brahmacari namanya bagi orang yang hanya kawin satu kali, tidak kawin lagi. Bila mendapat halangan salah satu meninggal, maka ia tidak kawin lagi hingga datang ajalnya. Demikianlah namanya Sewala Brahmacari.
Tresna Brahmacari (Krsna Brachmacari)

Tresna Brahmacari adalah seseorang yang melakukan perkawinan lebih dari satu kali dan maksimal empat kali. Istri-istrinya yang dikawini tersebut merupakan istri yang sah menurut hukum perundang-undangan yang berlaku, serta tidak melanggar agama.

Tresna Brahmacari inilah yang mendekati dengan istilah poligami yaitu beristri lebih dari 1 dan maksimal 4.  Batasan maksimal berpoligami dijelaskan didalam Slokantara. Seperti penggalan sloka berikut:

Krsnabrahmacari ialah orang yang kawin paling banyak empat kali, dan tidak lagi. Siapakah yang dipakai contoh dalam hal ini? Tidak lain ialah Sang Hyang Rudra yang mempunyai empat dewi, yaitu Dewi Uma, Gangga, Gauri, dan Durga. Empat dewi yang sebenarnya hanyalah empat aspek dari yang satu, inilah yang ditiru oleh yang menjalankan Krsnabrahmacari. Asal saja ia tahu waktu dan tempat dalam berhubungan dengan istri-istrinya. …..”
(Slokantara 1

Jadi kesimpulannya, Agama Hindu mengajurkan monogami tapi memberikan toleransi untuk berpoligami. Karena tidak ada satupun mantra maupun sloka weda yang menyalahkan dan mengharamkan Poligami.

Tapi jangan berani poligami jika istri tidak setuju dan anda belum siap dari segi finasial dan tidak bisa bersikap adil. Karena tentu akan terjadi ketidak harmonisan.
Jika ada yang kurang tepat atau kurang lengkap. Mari diskusi dalam komentar. Jika artikel ini bermanfaat jangan lupa di share.

Ibu Rumah Tangga, Meskipun Berat Tapi Bahagia



Ibu Rumah Tangga, Meskipun Berat Tapi Bahagia

Menjadi Ibu rumah tangga adalah profesi yang mulia namun kerap dipandang sebelah mata. Padahal, menjadi ibu rumah tangga butuh kesabaran dan perjuangan yang luar biasa.

Menjadi ibu rumah tangga merupakan sebenar-benarnya profesi penuh waktu. Menurut riset, tugas ibu rumah tangga memerlukan waktu setidaknya 98 jam kerja seminggu. ini 2,5 kali lipat lebih besar dari profesi lainnya.

Temuan tersebut didapatkan dari hasil survei terhadap 2000 ibu rumah tangga di Amerika yang memiliki anak-anak berusia 5 sampai 12 tahun. Survei tersebut juga menunjukan bahwa biasanya para ibu rumah tangga bekerja mulai pukul 06.23 pagi hingga pukul 8.31 malam setiap harinya.

Jumlah jam kerja tersebut lebih panjang 14 jam daripada profesi lainnya. Dilansir dari laman The independent, riset ini dilakukan oleh sebuah perusahaan jus yang bernama Welch’s dari Amerika.

Periset juga menemukan bahwa rata-rata para ibu rumah tangga hanya memiliki 1 jam 7 menit untuk dirinya sendiri setiap harinya. Riset mengungkapkan bahwa 40 persen ibu merasa hidupnya didominasi oleh hal yang tidak pernah berakhir.

Menurut Casey Lewis selaku pemimpin kesehatan dan gizi di Welch’s, hasil survei itu menyoroti bahwa permintaan peran dan tugas para ibu tak pernah ada hentinya
“ibu rumah tangga bukan hanya memiliki beban kerja yang ketat tapi juga kebutuhan konstan untuk memberi makan keluarga, minggu demi minggu,” ucapnya.

Ketika diminta menyebutkan barang-barang yang mereka andalkan untuk meringankan tugas, para ibu dalam riset tersebut berkata bahwa persediaan kopi dan tidur siang yang konstan adalah hal yang bisa membuat tugas mereka terasa ringan.

Selain itu, menonton film, tisu basah, mainan dan iPads adalah ‘penolong’ lain yang bisa membuat tugas mereka terasa ringan.

ini bukan penelitian pertama yang mengungkapkan sejauh mana beratnya tugas para ibu. Sebuah riset tahun 2013 yang dilakukan oleh ahli optik Jul_eye menemukan bahwa daftar tugas ibu rata-rata terdiri dari 26 tugas yang mencakup mengorganisir makanan ringan, membuat sarapan, membersihkan rumah, hingga mengingat tanggal-tanggal penting.

Maka menjadi seorang ibu bukan hanya pekerjaan terhebat di dunia, tetapi barangkali juga yang terberat.

Keberhasilan Wajib Disyukuri, Tapi Tidak Perlu Memamerkan Diri


Keberhasilan Wajib Disyukuri, Tapi Tidak Perlu Memamerkan Diri

Ketika nasib kita berubah dari sosok yang selama ini dipandang sebelah mata menjadi sosok yang dihargai di mana-mana, tentu saja menghadirkan rasa suka cita yang patut disyukuri. Sayang sekali, banyak orang yang setelah sukses melepaskan diri dari keterpurukan dan hidup dalam berkecukupan sering kali lupa diri. Di zaman dulu, dikenal dengan istilah "O.K.B" atau biasa disebut Orang Kaya Baru yang menampilkan perilaku yang mencolok dalam pandangan mata tetangganya.

Maklum selama ini untuk makan saja terpaksa ngebon di warung, tapi kini saking kelimpahan rezeki maka apapun mampu dibeli. Dan tidak hanya sebatas itu, tetapi gaya hidup juga mendadak berubah total. Kalau dulu, setiap kali berpapasan dengan tetangga ataupun kenalan selalu menyapa dengan santun nan ramah. Tapi kini, merasa diri sudah sukses, merasa cukup menyapa secara asal-asalan. Kalau bertemu teman lama, maka tanpa diminta dengan bangga akan menceritakan segala pencapaiannya. Sejak beli kendaraan seharga ratusan juta dan rumah baru yang bernilai miliaran rupiah.

Pengalaman Pribadi

Sahabat baik dan sekaligus tetangga sewaktu masih remaja, sebut saja namanya Nyoman (bukan nama sebenarnya), sudah lebih dari hampir 10 tahun lamanya kami tidak pernah bertemu dan putus kontak.
Suatu waktu, saya dapat nomor telepon Nyoman dari salah seorang kenalan saya. Maka dengan hati yang berbunga-bunga saya mencoba untuk menelpon. Alangkah senang rasanya dapat mendengarkan suara sahabat saya yang sudah lebih dari 10 tahun kiranya tidak pernah bertemu lagi karena Nyoman sering bepergian ke luar negeri. Pertama yang ditanyakan adalah: "Apa usahamu sekarang mbok Dayu ?"
Dan saya jawab: "Saya masih berdagang kecil-kecilan di Paris. Kini saya dan putri saya tinggal di apartemen sederhana di pinggiran kota Paris."

"Oooh.. Saya baru saja beli 2 unit rumah di Denpasar untuk orang tua saya, kalau kedua anak saya ikut saya dan sekolah disini, di Perth. Ternyata harga rumah di Denpasar jauh lebih mahal dibanding di Australia ya mbok Dayu. Saya kasihkan ke orang tua saya satu rumah, dan yang satunya lagi rencananya mau  untuk refreshing kapan kami mau pulang ke Bali. Dan seterusnya dan seterusnya..."

Selama pembicaraan, saya hanya kebagian menjawab satu saja pertanyaan dan selanjutnya sahabat baik saya Nyoman yang menceritakan keberhasilannya. Sebagai seorang sahabat, tentu saja saya senang mendengarkan bahwa sahabat saya berhasil. Tapi suasana hati saya yang tadinya meluap-luap saking senangnya, mendadak bagaikan bara api tersiram hujan lebat.

Nyoman lupa menanyakan, bagaimana keadaan saya dan anak saya? Apakah anak saya sehat? Karena seluruh rangkaian pembicaraan 99,9 persen adalah menceritakan kesuksesan demi kesuksesan yang berhasil diraihnya?

Iri hatikah saya? Tentu saja tidak. Karena kendati kondisi saya jauh dari sebutan "kaya", tapi saya tak henti-hentinya bersyukur kepada Tuhan bahwa saya diberikan hidup yang berkecukupan.

Berbicara Itu Ada Seninya

Bisa jadi akibat luapan rasa sukacita maka begitu ada kesempatan bertemu sahabat lama, maka secara tanpa sadar telah mencurahkan seluruh ungkapan rasa bangga akan keberhasilan yang sudah diraihnya. Namun sesungguhnya untuk berinteraksi dengan orang lain, termasuk sahabat baik kita, ada seni berbicara yang hendaknya dijadikan pegangan, yakni memberikan kesempatan kepada lawan bicara kita untuk berbicara. Hindari memonopoli pembicaraan karena mengakibatkan hubungan yang selama bertahun-tahun dibina akan memudar, hambar dan tawar.

Ada hal yang jangan sampai dilupakan bahwa apa yang bagi kita sesuatu yang "Wow" dan membanggakan, boleh jadi bagi orang lain hanyalah hal tidak berarti. Sejumlah uang yang bagi kita sangat menakjubkan, ternyata bagi orang lain boleh jadi hanya uang recehan semata.
Bangga tentu saja boleh, tapi tentu harus tahu hingga di mana batasnya. Semakin tinggi kita menonjolkan diri hanya akan mempertinggi tempat kita jatuh.

Ibarat kalau berjalan di tempat yang datar, seandainya suatu waktu tergelincir kita bisa langsung bangkit berdiri lagi. Tapi kalau kita berjalan di tempat yang tinggi maka sekali jatuh kita sudah tidak mungkin bisa bangkit lagi.