Istilah dari Tumpek Krulut diambil dari nama wuku (penanggalan jawa dan bali) berdasarkan kalender Bali, yaitu “lulut” yang memiliki makna jalinan atau rangkaian. Jadi Hari Tumpek Krulut merupakan wujud dari kasih sayang terhadap alat-alat seni berupa gamelan atau tetabuhan.
Hari Tumpek Krulut jika dicermati secara mendalam sesungguhnya sebagai sarana memunculkan rasa saling asih, asah dan asuh di antara sesama manusia melalui sarana seni tetabuhan, hasil dari karya cipta Hyang Widhi yang membuat rasa tertarik, senang, dan terpesona dalam kehidupan. Menurut Cendekiawan Hindu, Drs. I Ketut Wiana, M.Ag., Dosen dari IHDN (Institut Hindu Dharma Negeri) Denpasar Tumpek Krulut diambil dari Kata krulut berasal dari kata lulut yang artinya ‘senang’ atau ‘cinta’ yang bisa disejajarkan dengan makna sayang cinta dan welas asih. Krama Hindu di Bali selama ini merayakan hari Tumpek Krulut sebagai hari piodalan di pelinggih penyarikan di banjar - banjar.
Di Hari Tumpek Krulut krama banjar mengupacarai perangkat Gamelan atau Tetabuhan. Oleh sebab itu Hari Tumpek Krulut juga sering disebut dengan Odalan Gong atau Otonan Gong yang bertujuan agar perangkat suara untuk kelengkapan upacara tersebut memiliki suara yang indah dan bertaksu. Sesajen yang dihaturkan pada hari Hari Tumpek Krulut yaitu peras pengambean, ajuman, tigasan, beserta tipat/ketupat gong. Hari kasih sayang di Bali sudah ada sejak zaman dulu seperti hal nya hari valentine Hanya saja, banyak orang yang belum memahami kalau Hari Tumpek Krulut merupakan hari kasih sayang.
Moment Hari Tumpek Krulut adalah salah satu implementasi dari Tri Hita Karana yang melibatkan yadnya atau korban suci. Korban suci adalah bagian dari cinta yang tulus.
No comments:
Post a Comment
Bagaimana Menurut Anda Tulisan Ini, Membantu atau Tidak? Tuliskan Masukan Anda di Kolom Komentar, dibawah!