Pernahkah Anda mendenger tentang Pengijeng atau Penunggun Karang Jadi Penentu Ilmu Hitam Bisa Masuk atau Tidak kepekarangan rumah?
Pengijeng atau Penunggun Karang atau juga disebut sebagai Palinggih Kaje Kauh, yang merupakan salah satu pelinggih suci yang bertempat di paling pojok barat pekarangan rumah masyarakat Hindu Bali. Pelinggih Pengijeng karang ini berfungsi sebagai sedahan penjaga karang atau palemahan beserta penghuninya agar senantiasa berada dalam lindungannya, tentram, rahayu sekala niskala.
Pengijeng atauPenunggun Karang dalam Sastra Dresta disebut juga Sedahan Karang (di perumahan) untuk membedakan dengan Sedahan Sawah (di sawah) dan Sedahan Abian (di kebun/ tegalan/ abian).
Pembangunan Pengijeng/Penunggun Karang
Didalam lontar Kala Tattwa yang menyebutkan bahwa Ida Bethara Kala bermanifestasi dalam bentuk Sedahan Karang/ Sawah/ Abian dengan tugas sebagai Pecalang, sama seperti manifestasi beliau di Sanggah Pamerajan atau Pura dengan sebutan Pangerurah, Pengapit Lawang, atau Patih.
Di alam madyapada, bumi tidak hanya dihuni oleh mahluk-mahluk yang kasat mata, tetapi juga oleh mahluk-mahluk yang tidak kasat mata, atau roh.
Roh-roh yang gentayangan misalnya roh jasad manusia yang lama tidak di-aben, atau mati tidak wajar misalnya tertimbun belabur agung (abad ke 18) akan mencari tempat tinggal dan saling berebutan.Untuk melindungi diri dari gangguan roh-roh gentayangan, manusia membangun Palinggih Sedahan.
Penempatan Penunggun Karang
Penunggun Karang dapat ditempatkan dimana saja asal pada posisi “teben” jika yang dianggap “hulu” adalah Sanggah Kemulan.
Karena fungsinya sebagai Pecalang, sebaiknya berada dekat pintu gerbang rumah. Jika tidak memungkinkan boleh didirikan di tempat lain asal memenuhi aspek kesucian.
Silakan Tonton Juga Cara Membuat Banten,
No comments:
Post a Comment
Bagaimana Menurut Anda Tulisan Ini, Membantu atau Tidak? Tuliskan Masukan Anda di Kolom Komentar, dibawah!