Kenapa kedamaian di dunia ini sangat saya rindukan, karena dunia ini sangat indah dan manusia bisa menikmati keindahan dunia ini kalau ada kedamaian di seluruh jagat. Keindahan dunia harus bisa dinikmati oleh semua bangsa yang hidup dialam dunia ini, tampa membedakan bangsa, warna kulit dan Agama.
Bayangkan saja dengan adanya kedamaian didunia ini, manusia secara bebas bisa berkelana mengelilingi keseluruh belahan dunia.
Lebih dari 31 tahun saya hidup didunia ini, pernah tinggal dikampung, di Bali yang dilingkungi sawah dan ladang, pernah tinggal di pinggir sungai Cisadane yang airnya sudah tak jernih dan mulai semakin kotor, pernah tinggal dipinggir hutan di Kalimantan, pernah hidup di kota besar Surabaya dan Jakarta, bertahun-tahun tinggal di daerah Eropa yang dingin, pernah mengunjungi pegunungan Alpen yang indah, Himalaya, Hindukus yang pemandangannya mengagumkan, pernah ke padang pasir Sahara, pernah mengunjungi negara-negara di Eropa, Asia dan Amerika.
Kesan apa yang saya dapatkan dari pengalaman yang saya alami?
Pertama dunia ini indah, kedua semua manusia yang hidup didunia biarpun berbeda warna kulit, berbeda bangsa, berbeda agama, berbeda kebudayaan, memerlukan kebutuhan yang sama yaitu ingin hidup sejahtera, aman tenteram, bebas untuk melakukan keyakinan yang dipegang, lepas dari perasaan takut.
Saya mencintai dunia ini, mencintai semua bangsa yang hidup didunia ini. Saya mengharapkan adanya kedamaian antar bangsa. Saya merindukan Kedamaian di dunia.
Mungkinkah Kedamaian Dunia ini bisa dicapai?
Kebanyakan manusia mengatakan bahwa Kedamaian di dunia ini hanya ilusi semata, hanya satu impian.
Oleh karena itu semua negara harus punya angkatan bersenjata. Uang pendapatan negara banyak dipakai untuk meninggikan persenjataan angkatan Perang dengan alasan yang sama untuk mempertahankan diri.
Tetapi banyak yang berkeyakinan bahwa Kedamaian di dunia akan tercapai kalau ada kedamaian antar penganut Agama.
Saya sedih juga kalau melihat perkembangan jaman sekarang ini dimana banyak umat yang beragama yang saling membenci, berdendam, sepertinya mereka ini lupa apa yang tercantum dalam inti sari semua Agama-nya yaitu: Melakukan Kekerasan untuk menyakiti, membunuh manusia adalah satu hal yang tidak dibenarkan.
Dalam Yudaisme, kata Ibrani Shalom Aleichem diambil dari Kitab Suci Tanach yang selalu dipergunakan untuk menyapa seseorang, yang berarti: Semoga engkau hidup sejahtera aman dan damai. Ini satu pentunjuk adanya keharusan integritas untuk hidup bersama secara damai, ramah tamah dan hidup bahagia bersama.
Yesus Kristus dalam Perjanjian Lama yang diulas sebagai Raja Damai (Yesaya 9:5) yang mengakhiri perseteruan antara Allah dan manusia, dimana Yesus Kristus telah mengorbankan dirinya untuk menebus Dosa umat manusia. Pengorbanan ini bertujuan untuk menghilangkan perselisihan antar manusia dan mendirikan kedamaian antar umat manusia. Orang Kristen menyapa seseorang dengan kata: God Bless (Diberkahi Tuhan/Tuhan Memberkati), Peace on Earth (Kedamaian di dunia).
Islam dilihat dari bahasa Ibrani dan Arab dengan menekankan nada Sim Lam Min membentuk asal kata Salam (Keamanan, integritas, keutuhan, perdamaian), Salima artinya menjaga keutuhan, kebebasan, menjauhkan perbuatan yang mencederakan, kirimkan diserahkan, menjaga perdamaian, membuat perdamaian, saling memanjakan, hidup berdampingan damai.
Umat Islam menyapa seseorang juga dengan kata Salam yang ditambah dengan “As-salamu alaikum“, dan jawabnya "Wa-alaikumus-salam“. Artinya hampir sama dengan kedamaian dan kesejahteraan yang ditambah dengan doa untuk yang disapanya atau saling mendoakan.
Tetapi Moral, etika umat yang beragama tidak bertingkah laku menjaga pedoman Agama yang sangat penting demi kerukunan umat manusia sedunia ini.
Manusia yang beradab, yang berpendidikan, yang berperikemanusiaan sudah muak selalu mendengar kata-kata yang memuji-muji Agamanya sendiri, tetapi tidak membuktikan kebenarannya.
Seruan kepada seluruh Pimpinan Agama untuk benar-benar memberi petunjuk agar melakukan tindakan yang sesuai dengan pengakuan Agama tentang "anti kekerasan“ dan keharusan adanya kedamaian.