Maju Tanpa Melupakan Masa Lalu

Maju Tanpa Melupakan Masa Lalu


Saya bukan seorang arsitek, namun sedikit banyak saya bisa mengagumi karya arsitektur. Dan berada di negeri ini, memberi saya beragam kesempatan menikmati karya rancang bangun yang luar biasa.

Ada satu hal yang saya kagumi dari pendekatan arsitektural di sini. Yaitu bagaimana bangunan masa lampau terus dipertahankan dan tetap difungsikan.

Jika kita sering mendengar berita bangunan kuno apalagi bersejarah digusur di tanah air, atau bahkan dirusak. Maka kondisi berbeda di sini. Bangunan-bangunan tersebut justru dirawat, dimanfaatkan dan menjadi kebanggaan.

Mudah sekali kita temui gedung dari era Napoleon, bahkan tak sedikit dari masa pra Revolusi Industri yang tegak berdiri. Pasti kondisi fisiknya tak sekinclong bangunan mall, tapi hey, justru ketuaan, aus dan lumut di dindingnya itu yang unik dan khas.

Saya melihat ada mindset pembangunan yang berbeda di sini. Di mana masa lalu, khususnya peninggalan fisik berupa bangunan, tak dipandang sebagai hambatan kemajuan. Sebaliknya dia dijadikan aset untuk berkembang.

Ada kemauan merangkul karya orang-orang terdahulu, mengenali kelebihan dan kekurangannya, menambal potensi resiko dan keamanannya, mensinergikannya dengan temuan dan teknologi terkini untuk memberikan nilai guna bagi masyarakat sekarang.

Contohnya, ada satu bangunan hotel di dekat pantai yang dibangun di pertengahan abad 19 sebagai destinasi tetirah pertama. Bangunannya masih sama seperti saat didirikan pertama, hanya ditambahi fasilitas pendukung moderen, seperti penghangat listrik, pengatur suhu, alarm, CCTV dan semacamnya.

Di pusat kota, bangunan pusat belanja Galeries Lafayette sudah ada sejak masa perang dunia kedua. Bangunannya mengadopsi langgam art deco—dan sampai sekarang masih berfungsi sebagai lokasi tuan dan nyonya belanja.

Di luar perkara pelestarian peninggalan fisik masa lalu, ada lapisan lebih dalam jika saya boleh katakan. Lapisan kesadaran bahwa hidup terus berjalan, generasi berganti, jaman berubah namun satu hal tetap sama.

Kita semua adalah manusia. Dan warisan kita ditentukan seberapa besar ia memberi manfaat kepada sesama.

Untuk bisa memberi manfaat, kita tak musti jadi satu-satunya yang tampil di muka. Memberi ruang kepada yang lain, kepada yang beda, baik yang hadir semasa dengan kita atau yang lampau adanya.

Sehingga apa yang sudah diawali, dibibit, ditanam orang-orang lain bisa kita rawat dan ikut besarkan, menjadi hal yang memberi manfaat bagi sesama.

Saya percaya, kita bisa maju tanpa melupakan dan melepas masa lalu.

No comments:

Post a Comment

Bagaimana Menurut Anda Tulisan Ini, Membantu atau Tidak? Tuliskan Masukan Anda di Kolom Komentar, dibawah!