Jual Blog Murah Langsung Pakai


Apakah Anda ingin memiliki sebuah blog? Tapi bingung gimana cara membuatnya! Mau belajar proses dan caranya sama payanadewa.com tapi nggak punya waktu banyak. Bahkan untuk mengedit template juga susah jika tidak mempunyai leptop atau komputer.


Ini merupakan alasan kenapa banyak yang gagal saat ingin menjadi penulis blog. Tergadang juga rasa takut lebih besar daripada keyakinan diri. Dan disinilah perlu bantuan seseorang. 



Nah, payanadewa.com hadir untuk Anda yang ingin memiliki sebuah blog seperti ini. Tanpa perlu Anda repot-repot untuk seting Domain, Template, bahkan edit HTML.

Ada Jasa Selain Jual Blog, Payanadewa.com juga Menyediakan Pasang Iklan di Blog Ini

1. PAKET 200.000

Untuk paket yang paling pertama Anda mendapatkan:
  • Pembuatan Blog Gratisan
  • Template Premium seperti Blog ini
  • Pembuatan Contact, Privacy dan Disclaimer
  • Pendaftaran Webmaster Toll supaya nongol di Google
  • Gratis 5 artikel
  • Dipandu 1 minggu


2. PAKET 500.000

Untuk Paket yang kedua Anda dapat memperoleh beberapa fasilitas seperti:
  • Pembuatan Blog TLD (Com)
  • Template Premium seperti Blog ini
  • Pembuatan Contact, Privacy dan Disclaimer
  • Pendaftaran Webmaster Toll supaya nongol di Google
  • Gratis 5 artikel
  • Dipandu 1 minggu


3. PAKET 800.000

Untuk Paket yang ke 3 Anda mendapatkan fasilitas seperti:
  • Pembuatan Blog TLD (Com)
  • Template Premium seperti Blog ini
  • Pembuatan Contact, Privacy dan Disclaimer
  • Pendaftaran Webmaster Toll supaya nongol di Google
  • Gratis 10 artikel
  • Dipandu tanpa batas waktu


Payanadewa.com juga menyediakan Blog Toko onlinne seperti www.belajarmembuatbantenupakarabali.com itu merupakan hasil dari saya. 

Bagaimana apakah tertarik dengan jasa yang saya sediakan diatas? jika tertarik silakan hubungi saya melalui kolom dibawah.
Nama :Alamat Email * :Isi Pesan * :

Upakara Pemarisudha Prawesa Pekarangan kemasukan Ular


Upakara Pemarisudha Prawesa Pekarangan kemasukan Ular

Upakara Pemarisudha Prawesa Pekarangan kemasukan Ular

Beberapa hari ini masyakarat khususnya di Bali sering ada kejadian, dinama rumah/paumahan kemasukan ular, kadang ular tersebut berada di tempat tidur, ular didalam almari/bupet, ular di kamar mandi, dan tempat lainnya di dalam rumah.

Banyak sekali ada kejadian seperti ini dan bahkan sering terjadi di masyarakat Bali, tetapi kebanyakan hanya mengandalkan logika dengan cara menaburkan garam di sekitar bangunan (rumah), tetapi nyatanya kedatangan ular lagi dan lagi terjadi terus-menerus.

Jika kita pikirkan hal seperti ini dengan logika sehat, bahwa seekor ular sesungguhnya bertempat disemak belukar atau di pohon-pohon, tapi kenyataannya berada didalam rumah.

Cara Mengatasi Ular Masuk Rumah Versi Pemarisudha Prewesa

Coba kita abil dari kejadian ini hendaknya kita tidak memakai logika lagi, sudah waktunya memakai srada kembali kepada kekuatan alam dengan cara mempercayai dan meyakinkan dengan petunjuk sastra Agama Hindu Bali, yakni Lontar Tutur Sang Hyang Eka Bhuana, bahwa alam memberikan isyarat kepada manusia, karena pekarangan yang demikian adalah termasuk pekarangan angker, sehingga auranya dapat mempengaruhi jiwa orang yang menempati pekarangan tersebut, dapat mengakibatkan selalu munculnya perselisihan antar anggota keluarga sehingga sering muncul keributan, sering menyebabkan keadaan boros atau menemukan marabahaya, oleh karena itu pekarangan yang demikian perlu dibuatkan suatu upacara untuk menetralisir keangkerannya.

Upakara Pemarisudha Prawesa Ular

Mengenai dari upakara pemarisudha adanya prawesa karena adanya ular, dilihat dari dimana ular tersebut ditemukan diantara tri mandala;
  • Jika ditemukan di uttamaning mandala, pemarisudha dilaksanakan ditengah halaman pamerajan
  • Jika ditemukan ular di madyaning mandala, pemarisudha dilaksanakan ditengah halaman pekarangan/paumahan.

Upakaranya sebagai berikut:

Upakara di sanggah kemulan:
  • Banten Pejati
  • Ngajum tirtha 

Upakara di tempat upacara:
  • Banten pejati asoroh
  • Ngajum tirtha
  • Banten sesayut durmengala
  • Segehan sasah warna hijau 11 tanding, ditanding diatas sebuah alat sidi
  • Nasi harus poleng menyerupai ular, beralaskan daun telunjungan (ujung daun pisang udang sabha), berisi bawang jae garam, telor ayam mentah, arak dan berem, masing-masing dialas dengan takir prayascita, dan bayakawonan.

Tata Cara Upacara Pemarisudha Prawesa Ular

Untuk melaksanakan upakara ini, selalu harus menggunakan dewasa ayu, seperti “Kajang Kliwon Uwudan”. Ngastawa kehadapan sang hyang Siwa Raditya sebagai pesaksi, mantra:

Ong aditya syaparanjotir, rakta teja namas tute, sweta pangkaja madyaste, baskara ye namah swaha. ong hrang hring sah parama siwaditya ye namah swaha

Pangestawa kehadapan Bhatara Siwa Druwa resi, mantra:
Ong, na, ma, si, wa, ya, ang, ah, ong, ing, siwa druwa resi maha sidhi ya namah swaha

Sesontengan Saa:

Om pakulun sang hyang siwa raditya, sang hyang wulan lintang tranggana, meraga sang hyang triodasa saksi, sang hyang siwa guru, sang hyang siwa druwa resi, saksinin manusanira angaturaken tadah saji pawitra sprakaraning daksina, anyenengana bethara kabeh, manusanira kekeneng prawesa durmengala ring paumahan ipun marupa ula, mangke manusanira anadaha tirtha panglukatan, sehananing prawesa durmangala ring paumahan muah ring sariran ipun sang

Adruwe umah. Asung kertha nugraha bhetara ngeyogani pinunas manusanira mangda luput ring sarwa lara wigna, matemahan menadi amertha urip waras dirgayusa
Om sidhi rastu ye namah swaha

Mantra Laban:

Sa, ba, ta, a i,sarwa bhuta ya namah swadaNdah ta kita sang bhuta prewesa-prawesi, sang bhuta durwesa-durwesi, sang bhuta durmengala, sang bhuta widura sandhi, maka kala wadwan sira kabeh, mari sira mona, apan sira manadi utusan hyang siwa ruwa resi arpa ula, mangke ingsun paweh sira tadah saji sanggraha, iki tadah sajinira, ngeraris amukti sari, wus amukti raris sumurup sira menadi widyadara-widyadari, aluara sira sakeng paumahan muah sariran ingsun sang adruwe umah, paweha ingsun urip waras, dirgayusa ring kahuripan. ong ing namah. 

Ong bhuktyantu durga ketara, bhuktyantu kala mewaca, bhuktyantu sarwa bhutanam, bhuktyantu pisace sanggyem. Ang...Ah, mertha bhuta ya namah swada, Ang, Ung, Mang, siwamertha ya namah swada

Prelina bhuta mantra:

A, Ta, Sa, Ba, I, Sarwa bhuta murswah wesat, Ang...Ah

Setelah pangastawa tadi, langsung mengucapkan mantra pesucian, mantra:

Ong jalasidhi maha sakti, sarwa sidhi maha tirtha, sarwa tirtha manggala'ya, sarwa papa minasaya, ong sriyam bhawantu, ong sukham bhawantu, ong purnam bhawantu

Sesudah ngaturang tirtha pasucian tersebut, baru percikan tirthanya. namun kalau tidak memakai mantra cukup mencipratkan (memercikan) tirtha penglukanan dari sulinggih saja. percikan tirtha ke seluruh rumah dari sanggah pamerajan sampai ke pintu gerbang (angkul-angkul) dan lebuh;

  • Durmengala bayekawonan
  • Prayascita
  • Tirtha kemulan
  • Tirtha hyang siwa druwa resi

Kemudian ngayabang Banten Pejati, mantra:

Ong hyang angadakaken sari, ong hyang anyumputaning sari, ong hyang angisepaning sarining yadnya lunga-sari-teka-sari (3x) ang ah amertha sanjiwani ye namah swaha ang, ung, mang, siwamertha ye namah swaha.

Kemudian tetabuhan arak berem pada laban tersebut, dengan tata cara:

Berem, kemudian arak (pinaka upethi) Tirtha (pinaka nyomia / stiti)
Arak, kemudian berem (pinaka prelina) pengerstawa kehadapan bhatara hyang guru.

Kemudian memohon penugrahan, mantra:

Ong anugeraham manuharam, dewa datta nugerahakem, yarcanam sarwa pujanam, namah sawra nugerahakem, dewa-dewi maha sidhi, yadnya khartem mulat midem, laksmia sidhis'ca, dirgahayu nirwigna suka werdhi tah

Percikan tirta-tirtha ini ke sanak keluarga:

  • Durmengala
  • Bayekawonan

Prayascita

Sesudah itu, sanak keluarga melakukan persembahyangan bersama sesuai "kramaning sembah". Tunasang tirtha kepada sanak keluarga: tirtha kemulan, tirtha hyang siwa druwa resi. ngayab laban. setelah itu, tempatkan laban pada tempat pertama dilihat ular tersebut, ditutup dengan sangkar ayam/keranjang, biarkan satu malam, keesokan harinya diletakkan di depan angkul-angkul (lebuh), taburkan arak kemudian beremnya. sorenya sudah bisa dibuang.

Versi Lontar Bhama Kertih

Isi dari Lontar Bhama Kertih, pekarangan yang dimasuki ular dapat dikatakan karang panes. Untuk menanggulangi efek negatifnya, dibuatkalah palinggih Indra Blaka di luar rumah.


Demikianlah acara upakara untuk pekarangan kemasukan ular, perumahan kemasukan ular, ular di kamar mandi, ular di kamar tidur, ular di rumah, Perumahan atau pekarangan kemasukan Ular. semoga bermanfaat.

Banten Otonan dan Cara Meotonan Yang Benar


Bagaimanakah tata cara yang benar saat ‘ngotonin’? Pertanyaan seperti ini sering sekali muncul dari orang tua terutama ibu-ibu muda yang akan meotonan anaknya. Seperti, apa sajakah bantennya, dan bagaimanakah langkah-langkah membuatnya, dan siapa sajakah yang boleh “meotonan”.

Bahan-bahan Persiapan Banten Otonan

Penggunaan Banten sebenarnya fleksibel, namun beberapa masyarakat menggunakan banten seperti tumpeng telu dan tumpeng lima. Pada banten tumpeng lima berisi banten : Pengambean Dapetan Peras Pejati Sesayut Segehan Sarana-sarana lain seperti, Bija, Dupa, Toya Anyar, Tirta Pelukatan, dan Tirta Hyang Guru.

Tahapan-tahapan Sebelum memulai, sang ibu wajib ngayab (menghaturkan) banten kehadapan Sang Hyang Atma. sebagai pertanda bahwa inilah hari dimana beliau manumadi (menjelma). Dilanjutkan menghaturkan Segehan ring sor ( bawah ) bale atau tempat anaknya me’otonan’. Memohon kepada Sang Hyang Butha Kala agar prosesi berjalan lancar, terbebas dari mara bahaya. Selanjutnya ritual otonan dapat dimulai.

Pertama-tama adalah mesapuh-sapuh, yaitu mengusap telapak kanan anak dengan Buu, dimulai dari tangan kanan kemudian tangan kiri, diiringi dengan sesontengan

Cening-cening ne jani mesapuh-sapuh, apang ilang dakin liman ceninge, apang kedas cening ngisiang urip’

Dilanjutkan mengusap dengan toya anyar. Mesapuh-sapuh bertujuan untuk menghilangkan mala atau leteh pada badan kasar yang bersangkutan. Dilanjutkan dengan masegau atau matepung tawar, yaitu mengusap kedua tangan yang bersangkutan dengan don dapdap.

Cening-cening ne jani masegau, suba leh liman ceninge melah-melah ngembel rahayu’

Selanjutnya yang bersangkutan diberi tirta pelukatan. Maknanya adalah, menyucikan, menetralisir kembali Sang Hyang Atma. Agar jiwa yang bersangkutan senantiasa suci, melah (baik), ngembel (dalam genggaman) dan rahayu (keselamatan).

Dilanjutkan dengan Matetebus. Ambil dua helai benang, pertama diletakan di atas kepala sisanya dililit dipergelangan tangan kanan yang bersangkutan, diiringi sesontengan.

Cening-cening ne magelang benang, apang ma uwat kawat ma balung besi.

Video Cara Membuat Banten Otonan bisa simak dibawah: 

Banten Otonan Sederhana 

Banten Otonan Tumpeng 5 

Banten Otonan Tumpeng 7 


Setelah itu yang bersangkutan diberi tirta Hyang Guru. Ini memiliki makna agar yang bersangkutan memperoleh kesehatan dan keselamatan lahir batin, selalu diberi perlindungan oleh sang pencipta.

Yang terakhir adalah Ngayab Sesayut diputar 3 kali searah jarum jam diiringi sesontengan

Nah jani cening ngilehang sampan, ngilehang perahu, batu mokocok, tungked bungbungan, teked dipasisi napetang perahu bencah”.

Banten pengenteg bayu tersebut bermakna untuk memohonkan agar yang bersangkutan tetap pendirian serta berkepribadian stabil (tidak labil) didalam menjalani kehidupannya.


Tujuan yang dapat diperoleh dari meotonan antara lain, diawali Masesapuh, yakni pembersihan badan kasar dari segala leteh atau mala. 

Kemudian Matepung tawar/Masegau, sebagai sarana untuk menyucikan kembali jiwa atau Sang Hyang Atma, lalu menghubungkan serta menguatkan kembali badan kasar dengan Sang Hyang Atma melalui benang tebus, dan diakhiri dengan mestabilkan pikiran (Ngayab sesayut pengenteg bayu).

Cara Belajar Ngeleak, Budaya Bali

Sisya/Murid yang Belajar Ngeleak: Contoh Gambaran Cara Belajar Ngeleak, Budaya Bali

Om, Swastyastu... 

Ilmu pengeleakan dapat diwariskan melalui tiga cara atau proses yaitu: melalui keturuan / genetik, dengan proses belajar dan membeli. Bagi yang memiliki genetik tidak memiliki keturunan ngeleak, maka pilihannya ada dua yaitu belajar atau membeli.

Untuk yang memiliki opsi ngeleak pilihannya adalah ngelakoni (menjalankan) atau hanya sebatas nyungsung saja.
Sebelum mempelajari Ilmu pengelaeakan ini, guru akan memberikan pentunjuk terlebih dahulu dan harus diketahui otonan murid tersebut (hari lahir versi Bali) hal ini sangat penting, agar murid tidak celaka oleh ilmunya sendiri. Setelah diketahui barulah proses belajar Ngeleak dimulai.

Pertama-tama murid harus mewinten Brahma Widya, dalam bahasa Lontar Ngerangsukang Kawisesan dan hari baikpun diterima oleh sang nabe (guru). Tahap dasar siswa dimulai dengan Aksara Wayah (Modre), dalam hal ini aksara ini tidak dapat dieja karena merupakan aksara baku.

Selajutnya murid di-rajah pada seluruh tubuh dari atas sampai bawah oleh sang guru, hal ini dilakukan di Setra (kuburan) pada saat hari Kajeng Kliwon Enyitan.
Pertama murid memutuskan untuk “nyungsang idep” yaitu membalikan pikiran, semua hal yang tidak baik harus dipikirkan menjadi yang baik, begitu juga sebaliknya, biasanya ritual ini dilakukan dengan mencolek kotoran ayam dan menghirup baunya, ritual ini dikenal dengan istilah “nyolek-nyolek tain belek ”, jika bau ayam lama-kelamaan menjadi harum bagi peserta, maka ia sudah lulus tingkat pertama.

Selanjutnya adalah menjilati “bungut pawon” / tungku berlaluan dan sebagainya. Selesai dari proses ini, barulah sang siswa sah menjadi Leak bagi sang guru dan ia akan melakukan ritual di Setra (kuburan) dengan fasilitas sanggah cucuk dan beberapa sesajen.

Berikut Beberapa Sumpah Yang Harus Ditaati Dalam Belajar Ngeleak :
  1. Selalu hormat dan taat dengan ajaran yang diberikan oleh guru.
  2. Rajin dan taat melakukan ajapa-ajapa untuk menyembah Siwa dan Dhurga dalam bentuk Ilmu Kawisesan (Sakti).
  3. Tidak boleh pamer jika tidak kepepet dan selalu menjalankan Dharma (kebaikan).
  4. Tidak boleh makan daging kaki empat, tidak boleh berhubungan intim dengan orang lain selain pasangan berzinah.
  5. Tidak boleh terluka atau dengan cara apa pun melalui ilmu yang dipelajari.


Itulah, Tahapan Belajar Ngeleak, untuk yang ingin lebih tau tentang belajar ngeleak bisa langsung menuju ke masterleakbali.BLOGspot.com disana lengkap, dan bisa langsung mendaftar untuk belajar ngelak. Semoga bermanfaat. 

Om’ Shanti, shanti, shanti om. . .

10 Karang Panes atau Pekarangan yang Tidak Baik Untuk Dijadikan Tempat Tinggal

10 Karang Panes atau Pekarangan yang Tidak Baik Untuk Dijadikan Tempat Tinggal


Orang Bali khususnya yang beragama Hindu bila mengadakan sebuah upacara keagamaan pasti selalu mencari hari baik atau yang disebut dewasa ayu. Selain itu juga dalam memilih tempat tinggal yang hendaknya menggunakan konsep Tri Hita Karana agar tercipta suasana yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesamanya dan manusia dengan lingkungannya [Asta kosala kosali].

Saya sudah baca dari isi lontar dari “Ira Bhagawan Wiswakarma” yang berbunyi tentang pekarangan atau tanah yang baik dan yang perlu dihindari untuk dibangun baik sebagai perumahan, perkantoran, sekolah, tempat suci dan lain-lain.
Untuk pekarangan yang baik menurut lontar tersebut antara lain :
  • Manemu Labha
  • lebih tinggi di Barat
  • miring ke timur (dari arah pusat kota atau dari arah jalan raya).

Yang disebut “manemu labha” di mana sinar matahari tidak terhalang sejak pagi sampai sore, membawa keberuntungan dan umur panjang. Paribhoga Wredhi, tanah yang miring ke Utara, membawa kemakmuran yang melimpah bagi penghuninya.

Palemahan Asah, tidak ada keistimewaan artinya biasa-biasa saja, namun dengan syarat : sinar matahari, udara dan air tersedia cukup tidak terhalang apapun.

Palemahan Inang, ketika berada di atas tanah itu perasaan damai, tentram dan hening, walaupun lokasi itu tidak memenuhi persyaratan seperti nomor 1,2,3 di atas, disebut “dewa ngukuhi”, membawa ketentraman bathin dan kedamaian. 

Palemahan Mambu, tanah berbau cabe / bumbu dapur ketika dicongkel sedalam 30 Cm, disebut “sihing kanti” sangat baik karena akan mempunyai banyak sahabat.
Untuk pekarangan yang harus dihindari atau dalam bahasa Bali sering disebut dengan “Karang Panes” biasanya ditandai dengan adanya kejadian/musibah yang menimpa anggota keluarga, misal: 
  • sering sakit
  • marah-marah tidak karuan
  • mengalami kebingungan (linglung) 
  • mudah bertengkar dan lain-lain.


10 Karang Panes atau Pekarangan yang Tidak Baik Untuk Dijadikan Tempat Tinggal, antara lain :

#1. Pertama Karang Karubuhan, pekarangan yang berhadap-hadapan atau berpapasan dengan perempatan atau pertigaan atau persimpangan jalan.

#2. Karang Sandanglawe, pekarangan yang pintu masuknya berpapasan dengan pekarangan milik orang lain.

#3. Karang Kuta Kabanda, pekarangan yang diapit oleh 2(dua) ruas jalan.

#4. Karang Sula Nyupi, pekarangan yang berpapasan dengan jalan raya atau numbak marga atau numbak rurung.

#5. Karang Gerah, pekarangan yang terletak dihulu Pura/Parahyangan.

#6. Karang Tenget, pekarangan bekas pekuburan, bekas pura atau bekas pertapaan.

#7. Ketujuh Karang Buta Salah Wetu, pekarangan dimana pernah terjadi kejadian aneh misal: kelahiran babi berkepala gajah, pohon kelapa bercabang, pisang berbuah melalui batangnya.

#8. Karang Boros Wong, pekarangan yang memiliki 2 (dua) pintu masuk sama tinggi dan sejajar.

#9. Karang Suduk Angga, pekarangan yang dibatasi oleh pagar hidup(tanaman) dimana akar-akarnya atau tunasnya masuk ke pekarangan orang lain.

#10. Karang Kalingkuhan, Pekarangan yang dikelilingi tanah atau rumah milik satu orang.

Contoh kasus untuk no 10 yaitu seperti pertanyaan yang dari berbagai masyarat seperti payanadewa, yaitu : Saya berkeinginan membeli sebidang tanah, lokasinya di seberang jalan rumah orang tua.

Kalau diurut, dari barat adalah rumah orang tua, kali, jalan dan lokasi yang dimaksud. Di seberang lokasi yang dimaksud, ada jalan/ gang menuju ke rumah kakek sekaligus jalan menuju ke sanggah. Jika dalam suatu kondisi terpaksa menampati atau membangun rumah yang termasuk “karang panes” disarankan membuat padma capah sebagai stana Sang Hyang Indrablaka/Indraplaka dan pada hari yang tergolong rerahinan (hari suci), si penghuni harus menghaturkan aci (sesaji) untuk memohon keselamatan dan agar terhindar dari pengaruh buruk pekarangan rumah tersebut.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk semeton. Jika terdapat penjelasan yang kurang lengkap atau kurang tepat, mohon dikoreksi bersama. Suksma…

Memilih Hari Baik Pernikahan Berdasarkan Pertemuan Otonan, Dewasa Ayu Nganten 2020

Memilih Hari Baik Pernikahan Berdasarkan Pertemuan Otonan, Dewasa Ayu Nganten 2020


Masyarakat dibali, dalam menentukan / memilih hari baik [dewasa Ayu] untuk melangsungkan hari pernikahan menggunakan metoda Wariga. dimana dalam metode wariga terdapat aturan  aturan khusus yang sudah tentunya bila dilanggar atau tidak diindahkan maka akan berakibat kurang baik kedepannya bagi pengguna atau mengganggu kelancaran kegiatan yang dilangsukan (dilaksanakan).

Adapun uger-uger (aturan) umum dari wariga, yang menjadi prioraitas dalam pemilihan dewasa ayu diantaranya:
    
  1. pemilihan  Wewaran yang tepat
  2. Pemilihan Wuku (mingguan) yang tepat
  3. Pemilihan  Penanggal yang tepat
  4. pemilihan Sasih (bulan) yang tepat
  5. pemilihan Dauh (waktu/jam) yang tepat

Kelima aturan diatas haruslah diperhatikan. tetapi sudah sangat pasti, tidak ada dewasa ayu yang sempurna, oleh karena itu pemilihan dewasa ayu berdasarkan prioritas dari urutan teratas, seperti yang tercantum dalam aturan Wariga.

Disamping menggunakan aturan diatas, pemilihan dewasa ayu harusnya juga memperhatikan petemon calon mempelai (pasangan yang akan menikah).

Langkah awal untuk mendapatkan hari baik (dewasa ayu) yang baik adalah dengan cara menjumlahkan urip/neptu Sad Wara dari Pasangan Mempelai yang kemudian ditambah dengan urip/neptu Panca Wara dan Sapta Wara rencana hari pernikahannya. Berikut urip dari Sadwara:
   
  • Tungleh urip-nya 7
  • Aryang urip-nya 6
  • Urukung urip-nya 5
  • Paniron urip-nya 8
  • Was urip-nya 9
  • Mahulu urip-nya 3

Sedangkan urip HARI RENCANA PERNIKAHAN bisa dicari di Pemilihan Dewasa Ayu Nganten. atau setelah menemukan hari yang kira-kira cocok, carilah urip/neptu dari hari tersebut.

berikut ini urip/neptu Panca Wara:
  • Umanis, urip-nya 5
  • Paing, urip-nya 9
  • Pon, urip-nya 7
  • Wage, urip-nya 4
  • Keliwon, urip-nya 8

Dan urip/neptu Sapta Wara:
    
  • Minggu urip-nya 5
  • Senin urip-nya 4
  • Selasa urip-nya 3
  • Rabu urip-nya 7
  • Kamis urip-nya 8
  • Jumat urip-nya 6
  • Sabtu urip-nya 9

Setelah ditemukan jumlahnya, barulah diketahui hasil dari pertemuan pasangan tersebut.

Berikut ini perhitungannya:

(Urip Sapta Wara (mempelai Pria + Wanita) + Urip Hari rencana Menikah) / 16 :
arti sisanya:

  • Bergejolak, mesti tahan uji
  • Selalu menghadapi kesulitan, Banyak pengeluaran
  • Selalu kecewa
  • Sulit mendapatkan keturunan
  • terus mengalami kemajuan, rejeki berlimpah, meningkat terus
  • Penderitaan
  • Meningkat tetapi sangat lambat
  • Serba kekurangan
  • Mewah, kaya raya tetapi sering ricuh dan perebutan kekayaan
  • Berwibawa
  • Selalu dalam keadaan puas
  • Murah rejeki
  • Langgeng, panjang umur
  • Berbahagia
  • Teramat Buruk, sering mengalami kesusahan
  • Selalu Rukun
contoh:

Apabila anda  (pasangan calon penganten) yang akan menikah mempunyai hari lahir:
   
Pihak cowok: 14 Febuari 1980 atau Wrespati Klion Menail, Sadwara: Urukung (urip 5).

Pihak cewek: 25 Oktober 1986 atau Saniscara Klion Kuningan, Sadwara: Maulu (urip 3).

Akan memilih menikah tahun ini, pada bulan Oktober 2020, dimana menurup perhitungan dewasa ayu nganten 2020, bulan oktober merupakan peralihan sasih katiga dan kapat yang merupakan salah satu Dewasa Ayu Menikah Terbaik di tahun 2020.

Adapun pilihan hari baiknya adalah:

  • 9 Oktober 2020 Budha Umanis Julungwangi - Urip 12
  • 11 Oktober 2020 Sukra Pon Julungwangi - Urip 13
  • 17 Oktober 2020 Wrespati Wage Sungsang - Urip 12
  • 21 Oktober 2020 Soma Pon Dunggulan - Urip 11
  • 2 Oktober 2020 Budha Wage Warigadean - Urip 11
  • 7 Oktober 2020 Soma Wage Julungwangi - Urip 8
  • 14 Oktober 2020 Soma Umanis Sungsang - Urip 9

Dari rumus petemon, dapat dihitung

Urip saptawara cowok + Urip saptawara cewek + Urip Dewasa Ayu

Sehingga,
   
9 Oktober 2020 = ( 5 + 3 + 12 ) / 16 = sisa 4 artinya Sulit mendapatkan keturunan

    
11 Oktober 2020 = ( 5 + 3 + 13 ) / 16 = sisa 5 artinya Rejeki berlimpah

    
17 Oktober 2020 = ( 5 + 3 + 12 ) / 16 = sisa 4 artinya Sulit mendapatkan keturunan

    
21 Oktober 2020 = ( 5 + 3 + 11 ) / 16 = sisa 3 artinya Selalu kecewa

    
2 Oktober 2020 = ( 5 + 3 + 11 ) / 16 = sisa 3 artinya Selalu kecewa

    
7 Oktober 2020 = ( 5 + 3 + 8 ) / 16 = sisa 0/16 artinya Selalu Rukun

  
 14 Oktober 2020 = ( 5 + 3 + 9 ) / 16 = sisa 1 artinya Bergejolak.

Jadi, menurut perhitungan WARIGA, pemilihan hari pernikahan yang terbaik, yang penulis sarankan adalah tanggal 11 Oktober 2020 atau 7 Oktober 201. demikian sedikit ulasan mengenai Memilih Hari Baik Pernikahan berdasarkan pertemuan Otonan. semoga bermanfaat.

5 Cara Memilih Dewasa Ayu Nganten, Upakara Bali


5 Cara Memilih Dewasa Ayu Nganten, Upakara Bali

Om, Swastyastu, Semeton Bali! Apakah Anda berencana Nganten/menikah? Kali ini saya akan menjelaskan 5 cara mendapatkan hari baik untuk melakukan prosesi pernikahan atau dikenal dengan sebutan Dewasa Ayu Nganten, dalam Upakara Bali ini kita harus memperhatikan pakem wariga.

Standar minimal yang disebut dengan Aman dalam menjalankan kehidupan baru yang diawali dengan Natab Banten Penganten, maka dari itu, perlu diperhatikan 5 hal berikut ini, yang merupakan urutan prioritas dalam memilih dewasa ayu nganten:

#1. Wuku

#2. Dina/Hari

#3. Penanggal

#4. Sasih

#5. Subacara

Disamping itu, ada juga dalil yang perlu dan harus diperhatikan:

#a. Wewaran dikalahkan oleh wuku

#b. Wuku dikalahkan oleh penanggal

#c. Penanggal dikalahkan oleh sasih

#d. Sasih dikalahkan oleh dauh

#e. Dauh dikalahkan oleh WETUniya Sanghyang Triodasa Sakti (Kehening Hati).

Dari semuanya, yang terakhir itu cukup sulit dicapai, dan hanya sulinggihlah yang bisa melaksanakan hal terakhir tersebut secara normatif (Manah Hening), karena itulah Sulinggih disebut “Meraga Putus.”
Berikut ini penjelasan Cara Memilih Duase Ayu Nganten, Upakara Bali

1#. Wuku

Pilihan wuku-wuku di rekomendasikan, hati-hatilah memilih karena kesalahan mengambil keputusan memilih wuku ini mengakibatkan jangka menengah dalam menjalani bahtra rumah tangga Anda.
Ini beberapa wuku-wuku yang sangat direkomendasikan:

a. Landep

b. Ukir

c. Kulantir

d. Juluwangi

e. Merakih

f. Matal

g. Uye

h. Ugu

#2. Dina/Hari

Dina atau Hari merupakan bilangan Sapta Wara. Jika sudah memperhatikan Wuku, maka selanjutnya memperhatikan harinya. Didalam Wariga disebutkan Dewasa Ayu wewangun pewiwahan atau nganten dipilih pada hari:

#a. Senin atau Soma, yang mempunyai arti bertemu kebahagiaan.

#b. Rabu atau Budha, yang mempunyai arti baik.

#c. Kamis atau Wrespati, yang mempunyai arti Kinasihaning Jana (disanyangi orang banyak/masyarakat).

#d. Jum’at atau Sukra, yang mempunyai arti berbahagia/mewah.

Selain itu, sangat dilarang karena tidak baik.

#3. Penanggal

Penanggal/tanggal yang pas untuk memilih jalannya upakara pewiwahan/nganten. Perhitungan hari setelah Tilem. Penanggal yang di rekomendasikan untuk dipilih:

#a. Ping 1, artinya menemukan kebahagian.

#b. Ping 2, artinya berkecukupan.

#c. Ping 3, artinya banyak keturunan.

#d. Ping 5, artinya menemukan kebahagiaan/langgeng.

#e. Ping 7, artinya menemukan kerukunan.

#f. Ping 10, artinya murah rejeki.

#g. Ping 13, artinya mewah/berlimpah.

#4. Sasih/Bulan

Untuk sasih atau bulan direkomendasikan memilih sasih sebagai berikut:

#a. September/Katiga, Asuji=Banyak mempunyai keturunan.

#b. Oktober/Kapat, Kartika=Murah Rejeki.

#c. November/Kalima, Margasari=Mewah/berlimpah.

#d. Januari/Kapitu, Magha=Dirgayusa/langgeng.

#e. April/Kadasa, Waisyaka=Sangat baik, berbahagia, berwibawa.

#5. Subacara

Subacara merupakan hari yang paling dicari-cari dalam sebuah kegiatan Upakara Bali. Saya menyakinkan setiap hari ada baik maupun buruknya. Dan diupayakan untuk menghindari hari buruk untuk kerahayuan keluarga. Subacara ini bermakna “Nyupat” (Ngeruat) setiap keburukan yang terkandung dalam wewaran. Subacara ini jatuh pada:

#a. Sening penanggal ping 3.
#b. Rabu penggal ping 2 dan 3.
#c. Kamis penanggal ping 5.
#d. Jum’at penanggal ping 1,2 dan 3.

Itulah 5 cara memilih dewasa ayu nganten, dari 5 poin diatas wajib diperhatikan jika ingin melaksanakan pewiwahan. Dan satu hal penting, yang disebut dengan ritual pernikahan adalah hari dimana saat pasangan pengantin natab Banten Anten, biasanya berupa Banten Biyakala atau juga disebut banten mekalan-kalan. Demikian 5 cara memilih duase ayu nganten dalam upakara Bali, semoga tulisan ini bermanfaat bagi orang banyak, dan jangan lupa terus ikuti payanadewa atau silakan berlangganan artikel selanjutnya di bawah.

cagarmatajen


cagarmatajen merupakan kepanjangan dari cara agar menang metajen.

Agar menang dalam metajen selain menggunakan lontar pengayam-ayaman Anda harus mengikuti hal ini.

Memang saat ini banyak yang bicara percuma mempelajari lontar karena ayam sekarang sudah kebal dengan obat, tapi jangan salah banyak ayam lokal bali yang lebih unggul dalam arena. Karena enggak bisa dipungkiri filsafat leluhur, apa itu?

Nah, langsung saja. Selain menerapkan lontar pengayam-ayaman orang bali dulu sangat disiplin dalam hal ini, karena tujuannya menang. Untuk menuju ke tempat tajen juga menggunakan hari dan duase Anda bisa lihat disini

Dan selain menggunakan duase, mereka juga melakukan nunas ica (memohon) kepada Pengijeng Karang dan jika membawa ayam yang igin di taruhkan meraka akan memberi tau kepada keluarga agar tidak menyentuh sangkar ayam tersebut.

Selain itu, Orang Bali dulu yang ingin melepas ayamnya memilih Saye atau orang yang melepas ayam meraka, apa dia ius (beruntung) dalam hari tersebut. Dan juga apa di hari tersebut ayam kecil atau ayam besar yang jaya.


Nah, itu saja yang saya bisa sampaikan kepada anda pembaca. Jangan pernah menyepelekan firasat leluhur, karena tujuan anda ke tajen itu menang. Jika hanya menghibur lain ceritanya lagi. 

Antara Kali Ciliwung dan Sungai Guadalquivir


Jangan salahkan sungai yang meluap, namun salahkan kita yang tak menjaga lancar arusnya. Jangan salahkan hujan deras mengguyur, namun salahkan kita yang terus membabati pepohonan dan merubah area resapan menjadi gedung, villa dan perumahan. Jangan salahkan air yang mencari jalan ke muara, namun salahkan kita yang terus mempersempit jalurnya dengan sampah.

Hampir setiap peradaban besar dibangun di bantaran sungai atau tepian laut. Karena sungai dan laut dengan air dan ragam sumber dayanya adalah modal kehidupan. Namun, sungai dan air mensyaratkan pengelolaan nan cerdik dari manusia penghuni bantarannya dan bukan keacuhan dan doa keselamatan semata.

Jika Jakarta punya kali Ciliwung, Andalusia punya sungai Guadalquivir. Kota-kota utama berada di sepanjang bantarannya; Cordoba, Seville. Ia adalah sungai terpanjang kedua di Spanyol, berkelok sejauh 657 kilometer, dari hulu di Cañada de Las Fuentes dan bermuara di Samudera Atlantik. Sungai Guadalquivir, yang namanya berasal dari Bahasa Arab al-wādī l-kabīr yang berarti Sungai Nan Besar, adalah alasan perkembangan berbagai peradaban di sisi selatan Semenanjung Iberia tersebut. Bangsa Phoenicia, Romawi, Visigoth, Arab, dan sekarang Spanyol bergantian memanfaatkannya untuk pengairan, pelayaran, perdagangan sekaligus pertahanan militer.

Mereka yang ingin menguasai Andalusia mesti mengawali dengan menguasai sungai Guadalquivir. Dan siapa mengontrol alurnya, bakal menguasai kekayaan alam dan sumber daya di sepanjang bantarannya.

Bangsa Romawi membangun jembatan batu di Cordoba untuk menyambungkan kota terbesarnya dengan daerah lain. Bangsa Arab membangun benteng pertahanan disertai menara emas Torre del Oro di sisinya untuk mengontrol pertahanan sekaligus menghalau musuh. Bangsa Spanyol membangun armada laut dan dermaga kapal dagang transatlantik di bantarannya. Semua mendayagunakan teknologi termutakhir di jamannya untuk menghadapi tantangan hidup.

Beberapa kali sungai Guadalquivir meluap, membanjiri kota-kota dan kawasan sekitarnya. Banjir yang tak hanya merusak namun juga mengorbankan tak sedikit jiwa penghuninya. Semua terjadi ketika penguasa lalai memfokuskan diri dan upayanya mengelola daya latennya.

Kita bisa belajar banyak dari kisah-kisah peradaban besar yang jatuh bangun di sepanjang bantaran sungai Guadalquivir. Menyerap hikmah dari upaya manusia-manusia di belakangnya, idealisme, perjuangan, inovasi, dan semangat pantang menyerah mereka yang mencoba mengelola sungai besar demi kemaslahatan masyarakatnya.

Kita bisa belajar dari itu semua dan menerapkannya di sungai-sungai kita. Di Ciliwung, Citarum, Bengawan Solo, Brantas, Musi, Kapuas dan lain sebagainya. Kita bisa belajar menghargai keberadaannya dengan segala potensi yang ada dan menjaganya sehingga tak berujung bencana macam yang terus berulang menghantui ibukota.

KEREN NIH! Program Kredit Perumahan Krama (KRURA) LPD Kedonganan

Krama yang tidak punya rumah, dibuatkan oleh LPD, krama kemudian mencicil dg nilai murah per bulan. Konsep cerdas ini telah menyelesaikan beberapa persoalan:


1. Krama yang tidak punya rumah dan harus tinggal bertumpuk - tumpuk dg sameton dalam satu rumah.

2. Tanah Bali dikuasai oleh krama sendiri melalui LPD sebagai mediator keuangannya.

3. Kesejahteraan Krama meningkat secara mandiri, melalui Desa Adat

4. Krama Bali tidak perlu transmigrasi, untuk memiliki rumah

5. Krama menjadi lebih termotivasi untuk bekerja keras

6. Keberadaan Desa Adat sangat krusial dalam menjaga kramanya menjadi tuan di rumah sendiri

Dimana lokasi ini? Ada di Ungasan. Dibangun oleh LPD Kedonganan ⠀ Bangunan dibuatkan lengkap dengan Padmasana, upacara lengkap Pecaruan Ngrsi Gana dan Pemelaspasan. ⠀

BANGUNAN HARUS DITEMPATI, TIDAK BOLEH DIPINDAHTANGANKAN/DIKONTRAKKAN

Tanahnya 1 Are, bangunannya bagus gak asal asalan dan lingkungan dibuat nyaman dan asri dengan jalan cukup lebar.


Bagaimana menurut kalian? Kalau semua LPD Desa bisa melakukan ini, alangkah bagusnya buat masyarakat itu sendiri.

Dilematika Transportasi di Bali

DILEMATIKA TRANSPORTASI DI BALI
Foto hanya pemanis, About. 

Sudah lebih dari 10 tahun jasa driver freelance pariwisata (mobil + sopir + bahan bakar) dihargai berkisar Rp. 500.000,- untuk full day tour (8 -10 jam). Kalau dikalkulasikan sewa mobil berkisar Rp.170.000,- kemudian bahan bakar sekitar Rp.150.000,- jadi driver akan dapat uang sekitar Rp. 180.000,- (belum dipotong uang makan dan lain lain).

Itulah kurang lebih gambaran pendapatan mereka dulu. Dengan pekerjaan itu mereka bisa membagi waktu bekerja dan juga menyama mebraya dalam kegiatan adat dan keagamaan sebagai usaha menjaga keajegan seni dan budaya Bali.

Tapi sekarang ditengah kerasnya persaingan dengan moda transportasi berbasis online yang (katanya) super murah, para driver freelance ini harus pintar pintar menyiasati biar tetap bisa bersaing, bahkan ada yg sampai banting harga. Full day tour dengan harga hanya Rp. 350.000,- kadang terpaksa mereka ambil, biar tetap bisa jalan. Sedangkan biaya hidup sudah meningkat drastis jika dibandingkan dengan kondisi 10 tahunan lalu.

Begitu juga taxi konvensional terikat aturan pemerintah tentang penetapan argometer, kuota, dan jenis perijinan lain yang ketat. Mereka harus merogoh duit yang tidak sedikit untuk bisa beroperasi secara legal. Tapi pada akhirnya karena persaingan dengan transportasi online kebanyakan dari mereka hidup segan mati tak mau.

Kemudian banyak yang berfikir dan beralih ikut transportasi online dan ternyata!

Harga tidak selalu murah (tergantung waktu dan zone), kadang lebih mahal dari taxi konvensional.
Kwalifikasi dan standar pengemudi juga tidak jelas (banyak yg tidak tau apa tentang Bali juga minim kemampuan berbahasa asing), tentu akan buruk bagi citra pariwisata.

Sistem perolehan bonus rentan dipermainkan, seringkali pas mau target order dibatasi.

Kuota/jumlah armada dan jenis perijinan tidak jelas. Dampaknya kemacetan makin parah dan pendapatan daerah dari sektor ini tidak maksimal.

Rating tidak hanya dinilai dari kwalitas service tapi juga kwantitas order dan durasi kerja. Orang Bali yang terikat dengan tanggung jawab adat tak akan bisa bekerja maksimal (kecuali bisa fokus kerja dan memilih tidak ikut kegiatan adat). Sementara kita tau adat istiadat, seni dan budaya adalah magnet/komoditas utama pariwisata Bali.

Pada akhirnya ketika dihadapkan pada persaingan seperti ini, mau tidak mau orang Bali yang ikut ambil bagian dalam moda transportasi online akan kalah bersaing karena tidak bisa kerja maksimal (waktu seringkali harus terbentur kegiatan adat). Bertahan sebagai driver freelance/konvensional juga sudah tidak memungkinkan karena kalah bersaing dari segi harga. Jadilah orang Bali serba salah dan kalah di tanah sendiri.

Yang menang adalah para pendatang yang bisa fokus kerja dan dapat duit tanpa tanggung jawab pada keberlangsungan adat istiadat, seni dan budaya sebagai branding wisata Bali. Maaf saya tidak rasis, tapi itulah kenyataannya!

Jangan tanyakan baik atau buruk moda transport online hanya pada pengguna (costumer), karena mereka tentu akan mencari yang paling murah! Tapi pakai logika saja, pengguna (yang sebagian besar adalah wisatawan) adalah golongan berduit.

Dari 10 tahun lalu sudah berapa peningkatan gaji dan pendapatan mereka mengikuti peningkatan biaya hidup. Kenapa mereka yang dimanja dan diberi kemudahan?! Sementara para pekerja jalanan yang notabene orang Bali (penjaga dan pelanjut tradisi) yang menggantungkan hidup dari pariwisata Bali pendapatannya justru harus turun drastis ditengah peningkatan biaya hidup! Kalau diibaratkan menjual lukisan seorang seniman, tapi senimannya perlahan lahan dibunuh. Lalu setelah senimannya mati lukisan apa yang mau dijual lagi?!


Jangan obral murah pariwisata Bali, hanya untuk peningkatan jumlah kunjungan tapi harusnya berorientasai pada usaha peningkatan kwalitas wisatawan. Kebijakan yang hanya terfokus pada peningkatan jumlah wisatawan hanya mendatangkan wisatawan murahan yang menambah beban sosial bagi Bali.

Single Parent, Orang Tua Dengan Kekuatan Super


Single parent ialah sebutan dari orang tua tunggal yang mengayuh biduk rumah tangganya sendiri tanpa seorang pasangan hidup.

Biasanya seseorang menjadi single parent karena dipisahkan oleh perceraian ataupun kematian dari pasangan hidupnya. Entah dia Laki-Laki ataupun Wanita.

Rasanya tidak berlebihan bila tulisan kali ini saya beri judul seperti diatas. Single parent hadir bagai manusia super. Super sabar. Super kuat. Super berani. Super telaten. Dan banyak julukan super lainnya, layak disandangkan pada sosoknya.

Bilamana ia Perempuan kita menyebutnya Super Mom dan kalau ia Laki-Laki kita biasa meyebutnya Super Dad, Bagaimana tidak. Setumpuk tugas dan pekerjaan, yang harusnya dibagi dengan pasangan hidup, harus dikerjakan sendirian. Menjadi ayah, sekaligus menjadi ibu bagi buah hati mereka. Tentu bukan hal yang mudah. Pastilah hanya mereka yang bermental baja yang mampu melewatinya.

Masalahpun akan bertambah pelik ketika yang menjadi single parent adalah seorang Perempuan. Orang biasa menyebut mereka dengan sebutan Janda. Ya..., seorang Janda. Bukan rahasia lagi, bila kehadiran sosok Janda sering menjadi bahan gunjingan bagi orang sekitarnya. Entah mengapa stigma negatif kadang melekat pada diri mereka.

Sindiran-sindiran tak manusiawi kerap menghampiri. Kadang terasa sangat nyinyir dan sinis. Ironisnya, seringkali cibiran itu meluncur dari mulut sesama kaum Perempuan. Sungguh aneh. Sesama Perempuan merendahkan kaumnya sendiri. Padahal yang sedang mereka bicarakan juga tentang martabat Perempuan. Sebegitu rendahkah harkat seorang Janda, hingga keberadaannya seolah lampu kuning bagi sesama Perempuan untuk berhati-hati. Apalagi bila kebetulan sang Janda berwajah cantik nan aduhai. Belum lagi godaan yang datang dari kaum Lelaki, yang sering terasa melecehkan sekaligus menghinakan.

Sesungguhnya menjadi Single Parent, baik itu karena perceraian maupun dipisahkan oleh kematian adalah sesuatu yang pasti tak seorangpun di-dunia ini yang menginginkannya. Manusia mana yang ingin berpisah dengan orang yang dicintainya? Namun kadang takdir hidup tak selalu berjalan seiring dengan harapan. Terfikirkah oleh Anda bila Anda yang mengalaminya? Nyamankah Anda, bila ada orang memandang sebelah mata dengan status Anda sebagai Janda?
Seperti kisah salah seorang sahabatku. Ia seorang single parent, bahkan diusia yang boleh dikatakan sangat muda. 30 tahun. Saat suaminya pergi meninggalkannya untuk selamanya, keluarga kecil itu baru saja dikaruniai anak ke-2. Laki-laki. Seolah melengkapi kebahagiaan mereka, karena sebelumnya 1 anak mereka terdahulu adalah perempuan. Namun malang tak dapat ditolak, saat si bungsu baru menginjak usia 3 bulan, suaminya menderita sakit yang serius hingga tak berselang lama, Tuhan memanggilnya.

Kebahagiaan-nya-pun terenggut seketika. Kepergian sang ayah tak hanya menyisakan kesedihan, tapi juga melahirkan 2 anak yatim baru. Anak-anak belia yang masih sangat membutuhkan kasih sayang seorang ayah.

Limbung tentu saja. Seketika sang Ibu harus menjadi single parent bagi kedua anaknya. Sementara selama ini dia hanya perempuan rumahan yang tak piawai mencari uang. Tak mandiri secara finansial. Segalanya bergantung pada suami. Bagai sayap burung yang patah. Yang tak mampu lagi terbang.

Sesaat masa depan terasa gelap dan suram. Gamang dan bingung menyambut hari esok. Namun Tuhan selalu tepat menakar takdir seseorang. Disiapkan-Nya segala sesuatu dengan begitu sempurna.

Ada kesulitan untuk kemudian diberi-Nya kemudahan. Hingga meski masalah mendera, datang silih berganti, semua bisa dilewatinya. Meski harus dengan terseok. Bagaikan air mengalir, tiba-tiba tawaran bekerja dari teman dan sahabat berdatangan menghampiri. Hingga iapun bisa sedikit mengatasi masalah finansialnya, meski tak sempurna.
Mentalnya pun terasah, ketika godaan datang dari para Lelaki iseng disekitar rumah, bisa ia tanggapi dengan santai. Meski pasti hatinya merasa terhina. Kesabarannya teruji ketika dihadapi persoalan remeh temeh berkait dengan urusan rumah tangga, seperti membetulkan pompa air yang macet, genteng yang bocor, got yang mampet, dan banyak hal lainnya yang seharusnya menjadi urusan para ayah.

Ditengah kesedihan, ia juga harus tegar menghibur anak-anaknya yang masih polos dan lugu yang terus bertanya kemana ayahnya pergi. Belum lagi, bila dalam kesendirian hadir rasa rindu akan sosok suaminya, tempatnya bersandar ketika lelah mendera. Hingga pecah tangisnya menahan segala rasa. Pasti tak mudah melewatinya.

Tuhan benar-benar menggemblengnya. Untuk naik kelas. Dalam karunia Tuhan juga dalam kearifan.

Template Blogger Sukses Indonesia Mastimon Alias Timon Adiyoso

Pada hari yang baik ini saya akan sedikit membahas untuk Kalian tentang template yang dipakai oleh Mastimon.com alias Timon Adiyoso.
Mastimon.Com

Template yang digunakan oleh blog Mastimon adalah template Vio Magz yang merupakan template versi kedua yang didesain oleh Mas Sugeng.

Memang menggunakan template ini tentunya membuat blog kita menjadi elegan, dan tentunya membuat pengunjung ke blog menjadi nyaman, terbukti di blog saya sendiri. Hampir 6 bulan terakhir sampai saat ini saya tidak pernah mengganti template lagi, hasilnya pengunjung diblog saya ini bertambah.

Jika Anda ingin mengetahui lebih jelas tentang Vio Magz terbaru silakan langsung menuju ke Sugeng.id atau bisa diSini .

Kembali lagi ke blog Mastimon.com template blog tersebut menggukanan warna tidak terlalu menonjol yang menurut saya warna seperti ini dapat menimbulkan ketenangan kepada pengunjung untuk berlama-lama tinggal di blog tersebut.

Dan tidak luput dengan pandangan Icon Searching diatas sebelah kanan yang pada saat scrol kebawah akan melihat artikel keseluruhan dengan cepat dan tidak perlu kembali keatas berlama-lama.

Itulah kerennya template blogger Mastimon alias Timon Adiyoso. Template keren yang didesain oleh Mas Sugeng atau Sugeng.id