Saat berwisata ke Bali, Urbanreaders jangan kaget kalo melihat perempuan bekerja sebagai tukang parkir, buruh bangunan, buruh angkut pasir, hingga pekerjaan berat lainnya.
Selain mengerjakan pekerjaan kasar itu, mereka juga tetap mengurusi rumah tangga.
Kegiatan upacara adat juga tidak dilupakan selain melakukan segudang aktivitas kewajiban tersebut.
Lantas kalau perempuan di Bali bekerja keras seperti itu, ke mana para kaum laki-laki? Itu pertanyaaan yang sering muncul guys.
Baca Juga: Hargai Dewa Indra, Akhir Juni Masyarakat Bali Gelar Perang Pandan
Sebenarnya, tugas laki-laki dan perempuan di Bali cukup seimbang.
Bali sendiri menganut sistem patrilineal, yakni mengikuti garis keturunan pria. Ketika menikah, maka wanita akan mengikuti sang suami dan tinggal di rumahnya.
Banyak orang melihat praktik selama ini perempuan Bali mengerjakan pekerjaan berat sementara sang suami hanya hidup santai.
Laki-laki Bali biasa digambarkan dengan suka minum-minuman keras dan berjudi.
Padahal, tidak semua berlaku demikian. Walaupun kenyataannya, ada beberapa laki-laki yang memang gemar melakukan aktivitas berjudi dan mabuk-mabukan.
Tetapi, bukan itu yang menjadikan alasan perempuan di Bali bekerja keras.
Baca Juga: Nasi Jinggo khas Bali: Nasi Penyelamat Netizen Low-Budget
Perempuan di Bali memang secara budaya telah diajarkan sejak kecil untuk bekerja keras.
Sejak kecil di keluarganya, mereka telah dibebankan untuk bisa menghaturkan sesajen, memasak, hingga bekerja.
Nah untuk lebih mengenal perempuan Bali, berikut fakta-fakta yang harus kalian simak, guys.
1. Perempuan Bali Pekerja Keras
Seperti yang dijelaskan di atas, perempuan Bali sangatlah bekerja keras karena mampu melakukan banyak kegiatan dalam sehari.
Mulai dari urusan rumah tangga, melakukan upacara adat, hingga melakukan pekerjaan berat layaknya pria.
Semua hal itu dilakukan secara ikhlas, sebab memang telah menjadi budaya bahwa perempuan di bali diajarkan tidak boleh malas-malasan.
2. Perempuan Bali Itu Setia
Nah, satu lagi yang menjadikan perempuan Bali patut diancungi jempol yakni kesetiaan.
Sistem patrilineal yakni garis keturunan berada pada laki-laki menjadikan perempuan bali harus meninggalkan keluarganya dan tinggal di rumah sang suami.
Di rumah aslinya, perempuan bali sudah tidak memiliki hak maupun kewajiban. Ketika menikah, perempuan bali akan mengabdikan diri pada suaminya.
Baca Juga: Festival Layang-Layang Tradisional Bali: Rasa Syukur Pada Dewi Sri
3. Memiliki kesenian tinggi dan kreatif
Hampir semua perempuan di Bali diwajinkan belajar menari.
Belajar menari seperti sudah menjadi kewajiban di Bali karena dalam setiap upacara adat akan disuguhkan tari-tarian.
Kalaupu tidak belajar menari, mereka juga diajarkan seni lain seperti menggambar maupun mengukir.
Tidak heran, jika sebagaian besar perempuan di Bali punya darah seni.
4. Sangat Religius
Perempuan Bali sejak kecil sudah diajarkan untuk beryadnya seperti elakukan persembahyangan maupun menghaturkan sesajen.
Dalam rumah tangga, kewajiban menghaturkan sejaken biasanya dilakukan oleh perempuan.
Gimana, masih menganggap remeh perempuan Bali?