Buatan Rusia, Benarkah FaceApp Berbahaya?

Buatan Rusia, Benarkah FaceApp Berbahaya?


Banyak berseliweran foto-foto di Facebook yang menampilkan Wajah menyerupai Tua, perbandingan saat kita sekarang dan kelak di masa tua.

Dengan Hastag #AgeChallenge mereka meramaikan beranda media sosial. Sebagaimana biasa Aplikasi itu membuat banyak orang penasaran dan segera ingin mencobanya. Kita selalu senang mencoba segala sesuatu yang baru, mungkin karena rasa penasaran dan persaingan, tidak ingin ketinggalan oleh orang lain.

Hal ini boleh-boleh saja, tetapi sebaiknya dengan pertimbangan yang matang, apakah Aplikasi itu hanya diciptakan untuk kesenangan atau ada maksud lain. Baru-baru ini terungkap bahwa Aplikasi FaceApp yang tengah viral itu adalah buatan Rusia. Pertama kali saya membacanya melalui media online Daily Mail. Kemudian juga dibahas oleh media tanah air tempo.co dan kompas.com, serta media tanah air lainnya. Mereka memperingatkan bahwa Aplikasi itu bisa mengancam keamanan data privasi kita. FaceApp dibuat oleh negara pimpinan Vladimir Putin tersebut pada tahun 2017.

Berdasarkan penuturan media-media tersebut, apabila kita menggunakan Aplikasi ini, maka data dan foto kita akan masuk ke dalam data intelejen Rusia. Ini bisa digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk urusan Politik.

Aplikasi FaceApp memang amat sangat menarik, bisa membuat wajah kita menjadi lebih muda atau lebih tua. Ada yang kembali ke masa ABG, ada yang diubah menjadi kakek-nenek, dan ada pula yang bisa memainkan wajahnya menjadi lawan jenis, laki-laki berubah menjadi perempuan dan sebaliknya. Bahkan sekarang kita juga bisa mengganti latar belakang (Background) di mana kita berada.

Jadi tidak usah heran jika banyak "Traveller" palsu yang seolah-olah selalu jalan-jalan keluar negeri. Padahal ia hanya mengganti pemandangan di belakangnya dengan Aplikasi sejenis ini. Kembali ke topik pembahasan. Namun apakah benar Aplikasi ini menjadi berbahaya untuk setiap pengguna-nya?

Saya kira tidak. Ketika kita mengunduh Aplikasi dan menyetujui syarat dan ketentuan, kita juga setuju untuk lebih dari membiarkan usia Aplikasi selfie kita. Semua yang ada di telepon genggam kita bisa diambil oleh Aplikasi ini. Tentu ada semacam peringatan, apakah kita mengijinkan Aplikasi ini mengakses semua data. Nah, di sinilah kita harus berpikir, apakah kita membolehkan FaceApp mengambil data.

Jika kita merasa keberatan, beres, tolak saja. Dan berarti kita tidak perlu menggunakan Aplikasi ini. Tetapi jika kita merasa bahwa data yang ada di telepon genggam bukan data penting. Atau kita berpikir bahwa kita bukan siapa-siapa kecuali masyarakat biasa, maka tak ada larangan kita menggunakan Aplikasi ini untuk bersenang-senang. Lumayan untuk menghilangkan kepenatan atau stress.

Aplikasi ini mudah digunakan. Pertama, kita mengambil selfie atau memilih satu dari foto galeri kita dan mengunggahnya. Setelah beberapa sentuhan dan sedikit bantuan dari kecerdasan buatan (AI), Aplikasi ini mengubah foto menjadi diri kita yang lebih tua atau lebih muda sesuai keinginan kita.

Aplikasi FaceApp terbaru ini juga memiliki berbagai filter yang memungkinkan kita untuk menambahkan berbagai aksesoris tambahan seperti kacamata, jenggot atau bahkan mengubah gaya rambut kita.

Dan bagian baiknya adalah Aplikasi ini gratis, bisa diunduh melalui Playstore.

Makna Manis Galungan Sebenarnya, Kita Wajib Sebarkan Dharma


Satu hari sesudah Hari Suci Galungan yang jatuh pada hari wrhaspati (Kamis) Umanis atau Legi wuku Galungan dinamakan “Hari Manis Galungan”.

Yang dapat dimaknai sebagai saat dimana manusia yang merasakan nikmatnya (manisnya) kemenangan, yakni; dengan mengunjungi sanak saudara dengan penuh keceriaan, berbagi suka cita, mengabarkan ajaran kebenaran betapa nikmatnya bisa merayakan kemenangan.

Nah, pada hari ini para umat Hindu wajib mewartakan atau menyampaikan pesan dharma kepada semua manusia inilah misi umat Hindu: Dharma Vada- menyampaikan ajaran kebenaran dengan Satyam Vada – mengatakan dengan kesungguhan dan kejujuran hati. Hari ini juga merupakan hari dimana berkumpulnya para keluarga, atau saudara perempuan yang nikah dan tinggal di rumah suami datang ke rumah bajang. Baca juga Saudara Kandungmu Sangat Penting Dalam Hidupmu

Kabarkan kebenaran ini kepada mereka yang masih tersesat agar kembali ke ajaran Dharma, sampaikan kepada mereka wahai putra Utama”- janganlah malahan Engkau yang menjadi manusia tersesat dan kesasar dengan meninggalkan Dharma” (kitab: Sataphata Brahmana).

Demikianlah makna hakiki dari hari Manis Galungan hari ini. Yang berarti adalah saat ini kita berbagi keceriaan, suka cita, sekaligus merangkul dan mengajarkan saudara-saudara yang lainnya untuk lebih giat di jalan Dharma.


Semoga bermanfaat.

Makna Penjor, Simbol Naga Kesujuran

Makna Penjor, Simbol Naga Kesujuran

Penjor adalah salah satu bentuk upakara yang di gunakan pada saat hari raya tertentu salah satunya yang fenomena adalah rerahinan gumi atau piodalan jagat Galungan.

Penjor bukanlah hiasan biasa yang bisa di gunakan dimana saja dan di isi apa saja, penjor merupakan bagian dari pelaksanaan Galungan yang sangat sakral sehingga keberadaannya harus sesuai dengan tatwa atau falsafah agama Hindu.

Penjor menurut Ida Bagus Sudarsana berasal dari kata Penjor yang berarti pengajum atau pengastawa , kalau dihilangkan huruf “ny” menjadi kata benda yaitu penyor yang berarti sebagai sarana untuk melaksanakan pengastawa. Sehingga penjor merupakan sebuah pengastawa atau doa dan persembahan rasa syukur atas kemurahan Tuhan dengan menghaturkan segala hasil alam yang telah diberikan.

Dalam Keputusan Kesatuan Tafsir Aspek-Aspek Agama Hindu disebutkan bahwa penjor merupakan simbol Nagaraja Anantaboga, yaitu Dewa Naga yang berada di dalam tanah yang merupakan simbol kemakmuran sekaligus sumber kehidupan, sehingga banyak penjor yang berisi ornamen naga. Penjor juga merupakan simbol Gunung, sebagai tempat paling sakral dalam mepercayaan Bali. Gunung di yakini memberikan kemakmuran dan keselamatan, gunung juga merupakan sumber kehidupan dan sumber makanan, segalanya dapat tumbuh disini dan juga merupakan sumber segala obat seperti terdapat dalam Itihasa khususnya cerita Ramayana.

Penjor ini disimbolkan gunung yang sarat akan buah-buahan, umbi-umbian dan sumber makanan lainnya. Penjor di buat dari sebatang bambu yang melengkung dengan indah dan usahakan agar tidak terpotong ujungnya (masih utuh) karena sebagai simbol naga haruslah seperna jika terpotong bukan sebagai Naga Antaboga lagi tapi menjadi Naga sesa yang berpengaruh negatif sehingga usahakan batang bambunya yang tidak terpotong ujungnya. Yang dihias dengan daun enau (ambu) / janur yang muda serta daun-daun lainnya (plawa).


Bagian bawahnya di hiasi dengan useran atau ambu dililit sebagai simbol leher naga dan kepalanya tertanam di bawah tanah. Jika sebagai gunung sebagai simbol hutan lebat.

Lowongan Kerja Daerah Bali 2019

Lowongan Kerja Daerah Bali 2019


Halo Sahabat, Kali ini saya ingin membatu, bagi sahabat Bali yang belum punya pekerjaan.

Disini ada berbagai data lowongan pekerjaan yang ada di seluruh Dunia, tetapi saya cuma menautkan tentang di Bali saja.

Silakan kunjungi dan baca selengkapnya di Indeed. Semoga saudara menemukan perkerjaan yang saudara inginkan.


Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan 2019

Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan 2019

www.payanadewa.com kami selaku pengurus blog ini mengucapakan Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan 2019. 

Semoga sahabat yang setia mengikuti payanadewa.com khususnya warga Bali semoga selalu dalam lindungan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Masa Esa.

Trimakasih sudah selalu mengikuti payanadewa.com dan jika ada kata-kata yang kurang berkenan dalam tulisan di blog payanadewa.com ini, kami selaku Admin mohon maaf sebesar-besarnya.



  • Semoga saudara mendapatkan rejeki berlimpah dan umur panjang. ASTUNGKARA.

Renungan Hari Suci Galungan dan Kuningan

Renungan Hari Suci Galungan dan Kuningan

Om Swastyastu. Sami rahayu lan santi.

Renungan Hari Suci Galungan dan Kuningan

Seperti kita ketahui, perayaan Galungan adalah merupakan hari suci yg mengandung makna kemenangan Dharma atas Adharma atau kemenangan kebenaran dari ketidak benaran dan kebatilan.

Perayaan Galungan adalah suatu upacara sakral yg memiliki nilai spiritual, tidak hanya dilakukan pada saat hari raya Galungan itu sendiri, tetapi didahului berbagai upacara agama, baik sebelum dan sesudah hari Galungan, hingga perayaan hari Raya Kuningan.

Sesuai makna Galungan, sebagai hari kemenangan Dharma, bagi umat Hindu dlm menyambut perayaan Galungan melaksanakan serangkaian kegiatan, meliputi :

1. HARI SUGIAN. ( Persiapan ) - Sugian Tenten ( ingat/ mengingatkan ( enten ) Dilaksanakan pd hari Rabu Pon- Wuku Sungsang ) - Sugian Jawa. ( pembersihan/ menyucikan Bhuwana Agung ( jawa=jaba/ diluar diri Dilaksanakan.pd hari Kamis- Wage- Wuku Sungsang. - Sugian Bali ( penyucian di dlm diri ( Bhuwana Alit ) Dilaksanakan pd hari Jumat Kliwon Wuku Sungsang.

2. HARI SUCI PENYEKEBAN ( bermakna pengendalian diri melalui perenungan ke dlm diri/evaluasi, koreksi, instrospeksi/ meditasi. Dilaksanakan pd hari Minggu Paing Wuku Dungulan.

3. HARI SUCI PENYAJAN. ( Bermakna sungguh-2 dan disiplin melaksanakan kegiatan spiritual semakin mantap ) Dilaksanakan pd hari Senin Pon Wuku Dungulan.

4. HARI SUCI PENAMPAHAN.( bermakna bunuhlah sifat-2 kebintangan yg masih ada didalam diri. Simbolisasi membunuh sifat-2 rajas dgn memotong ayam sebagai pelengkap sarana upakara. Memotong babi simbolisasi menghilangkan sifat-2 malas./ awidya/ kegelapan. Dilaksanakan pd hari Selasa Wage Wuku Dungulan.

5. HARI SUCI GALUNGAN. ( bermakna sebagai hari kemenangan Dharma ) Patut dirayakan dgn semangat bhakti dan berhak menerima berkah Waranugraha dari Tuhan dgn berbagai manifestasi-NYA. Kemenangan atas rangkaian kegiatan yg telah dilaksanakan dgn disiplin dan semangat bhakti itulah disebut juga sebagai kemenangan.

Perayaan Galungan adalah juga salah satu upacara agama Hindu utk mengingatkan umat manusia secara ritual meningkatnya kekuatan dan ketahanan mental moral dan spiritual agar dpt lbh siap secara rohani menghadapi berbagai masalah dan persoalan-2 hidup.


Selamat Menyambut Hari Suci Galungan Kuningan, mugi kemenangan dharma selalu ada dihati. mugi bermanfaat Om Tat Sat Astu Swaha Om Santhi Shanti Shanti Om Rahayu Rahayu Rahayu.

Makna Hari PENAMPAHAN bukan sekedar nglawar dan makan-makan

Makna Hari PENAMPAHAN bukan sekedar nglawar dan makan-makan

Penampahan bermakna untuk mengalahkan Bhuta Galungan/Dunghulan dengan upacara pokok yakni Mabyakala yaitu memangkas dan mengeliminir sifat-sifat kebinatangan/keraksasaan yang ada pada diri, bukan semata-mata membunuh hewan untuk dijadikan korban atau persembahan, karena musuh sebenarnya ada di dalam diri, bukan di luar termasuk sifat hewani tersebut.

Lontar Sundarigama memberikan landasan pelaksanaan Penampahan tersebut yaitu; “Pamyakala kala malaradan” (memangkas dan mengeliminir sifat-sifat kebinatangan/keraksasaan yang ada pada diri). Penampahan merupakan puncak dari Brata dan Upawasa umat Hindu, bertempur melawan semua bentuk Ahamkara – kegelapan yang bercokol dalam diri.

Selama ini justru sebagain besar dari kita malah berpesta pora makan, lupa terhadap jati diri, menikmati makanan, mabuk. Sehingga bukan Nyomya Bhuta Kala- Nyupat Angga Sarira, malah kita akhirnya menjelma jadi Bhuta itu sendiri…nah kalau sudah begini, berarti kita belum mampu memenangkan Dharma atas Adharma. ini yang mesti kita renungkan..!! Mari kita untuk selalu mawas diri, eling ring kesujatian diri, melalui ke upacara, dan brata upawasa, serta tapa dan yoga.


Om Santih Santih Santih Om

Urutan, Sosis Khas Bali yang Lezat dan Cara Membuatnya

Jika ada Orang yang mengatakan kata-kata “Urutan” pasti di benak otak kita memikirkan angka yang berurutan. Apabila jika kita mendengar urutan yang enak dan lezat, tentu kita akan menjadi sangat lapar, hehehe. . . Kenapa sih urutan itu bisa enak? Hem. . .ya baca dulu yuk!

Urutan, Sosis Khas Bali yang Lezat dan Cara Membuatnya

Urutan ini bukanlah sesuatu yang berhubungan dengan matematika, melainkan sebutan makanan khas dari Bali yang super enak dan lezat. Jika Anda ke Bali, Anda pasti menemui banyak sekali warung makan yang menjual masakan dengan daging utamanya adalah daging BABI.

Nah, urutan ini adalah sosis khas andalan Bali yang dibuat dari daging Babi, kelezatannya sangat menggoda dan hal ini bukan diakui oleh orang lokal saja, bahkan turis mancanegara pun sangat menyukai sosis khas Bali ini.
Sosis ini dibuat dengan cara tradisional sehingga memberikan cita rasa unik dari rempah-rempah yang disertakan di dalamnya.

Menu “Urutan” ini juga merupakan menu wajib di Bali seperti halnya Lawar, Jukut Ares, Anyang atau Tum.
Menu ini juga disajikan pada upacara keagamaan khususnya pada hari Galungan dan Kuningan. 

Menu ini dijual secara bebas di Bali di banyak Warung Makan Babi Guling hingga warung makanan Nasi Campur di pinggir jalan dengan harga yang cukup murah. Penyajiannya pun dibuat sama dengan yang disajikan pada saat upcara keagamaan.

Walau dijual dengan harga yang cukup murah, karena itu, banyak orang yang suka kuliner khas Bali satu ini. Bahkan banyak turis yang pergi ke Bali untuk mencoba kuliner khas Bali ini.

Apa yang membuat unik sosis babi “Urutan” ini?

Ada 3 hal yang membedakan sosi Urutan ini dengan sosis babi yang lainnya yaitu:
Jika sosis pada umumnya memiliki permukaanya yang halus, urutan memiliki permukaanya lebih kasar. Hal ini dikarenakan pembuatannya yang tradisional, sehingga cacahan daging yang diisikan di dalamnya tidak memiliki ukuran yang sama satu sama lain.
Dari segi rasa sosis rasanya manis, sedangkan urutan rasanya bumbu genep (bumbu campur).

Karena campuran bumbu ini, Urutan dikenal sebagai Basa Genep oleh warga Bali.

Jika menyimak dari segi pembuatan sosis sapi di jemur dahulu di terik matahari kemudian di goreng. Nah, sedangkan urutan Bali ini bisa langsung di goreng.
Proses pembuatannya urutan ini sama, tapi ditambahkan dengan bumbu-bumbu rempah seperti lengkuas, ketumbar, bawang merah, lada, dan bawang putih.

Untuk campuran bumbu rempah-rempah ini berguna untuk menambah aroma dan cita rasa, dan untuk daya tahan sekaligus dapat menimbulkan aroma tajam untuk memacu selera makan ya, pokoknya Lezat.
Mengapa memberikan citra rasa rempah-rempah?  Karena berfungsi sebagai penghambat atau pencegah berkembangbiaknya bakteri. 

Selain itu, garam yang digunakan pada urutan juga berfungsi sebagai pengawet alami yang dibutuhkan selama urutan diawetkan.

Nah, ada dua jenis urutan, yaitu urutan yang dijemur di bawah sinar matahari, dan urutan yang langsung digoreng.
Untuk urutan yang dijemur, biasa disebut sebagai urutan terfermentasi.

Urutan jenis ini biasanya sosis sudah siap jemur yang dililitkan pada tangkai buah kelapa bercabang cabang.

Bisa juga urutan ini diletakkan di kelakat, yakni anyaman dari bambu yang selanjutnya digantung di pohon.
Harga urutan babi ini ditawarkan bervariasi tergantung campurannya, ada yang menjual Rp 65.000 per kg sampai Rp 80.000 per kgnya, atau bahkan lebih (ada yang menjual hhingga Rp 120.000,00 / kg).
Sedangkan yan dijual eceran harganya Rp 3.000 atau Rp 5.000 per bungkus.

Untuk Urutan yang dibuat murni tanpa pengawet hanya bisa bertahan 2-3 hari di udara terbuka, jika disimpan dalam freezer hanya bisa bertahan kurang dari 1 bulan. Kita bisa membuat Urutan ini sendiri loh.

Berikut Resep Cara Membuat Urutan Lezat:

BAHAN : 100 gr daging babi Usus babi (secukupnya) 

BUMBU :
  • 20 gr bawang merah
  • 15 gr bawang putih 
  • 1/2 sdm ketumbar 
  • 1/2 sdm jinten 
  • 7.5 gr kencur 
  • 15 gr lombok kecil 
  • garam (secukupnya) 
  • 1/2 gr terasi 
  • 1/2 sdm merica 
  • 5 gr kunir 5 gr jahe 
  • 5 gr laos

CARANYA MEMBUAT :

Semua bumbu dicincang halus, setelah itu usus babi dibersihkan berkali-kali dengan memasukkan air ke dalam usus, daging dipotong dengan ukuran tertentu sehingga dapat dimasukkan ke dalam usus.
Potongan daging selanjutnya dicampur dengan bumbu dan diaduk merata. 
Kemudian campuran daging dan bumbu tadi dimasukkan ke dalam usus satu persatu sampai penuh.

Jika sudah penuh, setelah itu, ikat kedua ujung usus tadi dengan tali atau serat serabut kelapa.


Kemudian digoreng dan siap disajikan.

Cara Membuat Lawar Super Enak, Penampahan Galungan

Cara Membuat Lawar Super Enak, Penampahan Galungan
Jaen

Label Galungan, Lawar merupakan makanan khas dari daerah Bali ,makanan ini mempunyai cita rasa yang enak, kaya akan rempah-rempah dan pedas. Namun kali ini kita akan membahas mengenai Cara Membuat Lawar Khas Bali ,sebelum membahas cara pembuatanya sudah tau jenis-jenis lawar yang ada dibali? Kalau belum mari simak sedikit :

Lawar Celeng (Lawar Babi) – Lawar yang menggunakan daging babi sebagai bahan utama.

Lawar Siap (Lawar Ayam) – Lawar yang menggunakan daging ayam sebagai bahan utama.

Lawar Penyu – Lawar yang menggunakan daging penyu sebagai bahan utama (untuk kelestarian lingkungan, dianjurkan untuk tidak menggunakan daging penyu, kecuali benar-benar untuk keperluan upacara/upakara).

Lawar Barak (Lawar Merah) – Lawar yang menggunakan darah sebagai bahan campuran, sementara dagingnya bisa salah-satu diantara ketiga jenis daging di atas.

Lawar Putih – Lawar yang tidak menggunakan darah samasekali. Disamping memang ada jenis upacara/upakar yang mengharuskan penggunaan lawar putih, ada juga yang tidak suka menggunakan darah sebagai bahan campuran.

Bahan-bahan Untuk Membuat Lawar

Ada beberapa bahan yang bisa ditambahkan atau dikurang sesuai selera, namun jika menginginkan lawar yang rasanya benar-benar seenak lawar asli buatan semeton Bali, sebaiknya diusahakan agar bahannya lengkap. Berikut ini adalah bahan lengkapnya : 

1 butir kelapa muda yang (dagingya masih agak lembek, di Bali disebut ”kuwud”)

2 butir kelapa sedang (sudah tidak lembek lagi namun belum tua).

Darah babi/ayam secukupnya (jika mau bikin lawar barak, jika mau lawar putih berarti tidak perlu darah)

1 kg Kulit Babi (jika mau bikin lawar babi, jika mau bikin lawar ayam berarti tidak diperlukan)

1/2 kg usus babi/ayam 1/2 kg hati babi/ayam
Kacang Panjang (jika lebih suka lawar yang ada campuran kacang panjangnya)

Bumbu Lawar Khas Bali

Jika mau lawar yang seenak aslinya, ada 3 kelompok bumbu yang diperlukan, yaitu:

a. Bumbu Utama (“basa gede”), terdiri dari:

Laos Kencur
Jahe
Kunyit
Bawang putih
Bawang merah
Kemiri
Lada hitam + lada putih

b. Bumbu Penggurih ("basa penyangluh"), terdiri dari:

Laos Kencur
Bawang putih
Kemiri

c. Bumbu “Embe”, terdiri dari:

Bawang merah
Bawang putih
Cabe
Terasi
Jeruk limau

Langkah-langkah Membuat Lawar Khas Bali

Ada banyak langkah-langkah membuat Lawar saya sebutkan 3 saya yang utama yang perlu dilakukan untuk membuat lawar Bali:

Tahap-1
Olah Bahan Utama – Di atas telah disampaikan rincian bahan utama yang diperlukan. Berikut adalah proses pengolahannya:

Sebutir kelapa muda yang telah dikupas, dipotong menjadi 4 lempengan daging kelapa, lalu dibakar kurang lebih 5 menit dengan api sedang (jangan sampai gosong).

Kelapa bakar diiris tipis serong lalu di rajang setengah halus (namun tidak sehalus kelapa parut). Simpan di mangkok atau piring.

Sebutir kelapa sedang yang telah dikupas, diparut, lalu diremas-remas seperti membuat santan hingga semua air dan minyaknya keluar.

Santannya disimpan di mangkok atau panci (untuk digunakan nanti). Sedangkan ampas kelapanya di simpan bersama-sama dengan kelapa bakar yang telah di cincang tadi.

Satu kilogram kulit babi (jika mau buat lawar babi), direbus hingga matang. Ciri kulit babi yang sudah matang adalah kaku.

Setelah kulit matang, diris tipis-tipis seukuran dengan irisan kelapa muda bakar tadi.
Selesai diiris, gabung dengan kelapa muda dan ampas perasan kelapa.

Jika mau bikin lawar ayam, berarti proses ini tidak diperlkan.
Setengah kilogram usus dan setengah kilogram hati babi/ayam ditusuk-tusuk lalu dibakar hingga cukup matang.

Ciri usus dan hati yang sudah cukup matang, tidak mengeluarkan air lagi dan menjadi kaku. Jangan sampai gosong.

Setelah matang, baik hati maupun usus diiris-iris seukuran kulit babi di atas, lalu simpan dalam mangkok atau piring tersendiri.

Tahap-2
Olah Bumbu Lawar – Masing-masing bumbu yang telah dirinci di atas diolah secara terpisah, tentunya dengan cara yang berbeda juga, Berikut adalah proses pengolahannya:

Bumbu Utama (basa gede) yang terdiri dari laos, kencur, jahe, kunyit, bawang putih, kemiri, lada hitam + lada putih, dirajang.
Bumbu penggurih (basa penyangluh) yang terdiri dari laos, kencur, bawang putih, kemiri, ditambah dengan bumbu utama (basa gede) di atas ditumbuk bersama-sama hingga halus.

Setelah halus, goreng dengan minyak kelapa (usahakan minya kelapa asli), hingga cukup matang.
Setelah mengeluarkan aroma, tuang santan hasil perasan kelapa di tahap-1.

diaduk-aduk dengan bumbu hingga merata dan kental (tidak ada kuah yang tersisa). Bumbu “embe”, bawang merah dan bawang putih diiris melintang tipis-tipis dan cabai dicincang kasar.

Bawang dan cabai digoreng bersama-sama dengan terasi hingga matang (tapi tidak sampai gosong). Setelah matang disimpan di mangkok, tambahkan garam secukupnya, lalu diremas-remas.

Tahap-3
Buat Adonan Lawar (Ngaduk Lawar) – Semua bahan utama dan bumbu lawar telah siap, selanjutnya tinggal diaduk.
Proses ini, di Bali, disebut “ngadukang lawar”— proses yang paling ditunggu-tunggu, karena sebentar lagi lawar siap untuk disantap.

Berikut adalah prosesnya: Siapkan tempat adonan yang agak besar, bisa pakai mangkok/panci ukuran besar.

Sekedar untuk diketahui, di desa-desa di Bali, proses “ngadukang” lawar biasanya dilakukan di atas “Nyiu/Ngiu” (alat penampon beras) yang dialasi daun pisang.
Untuk konsumsi massal dalam jumlah banyak, di daerah-daerah tertentu (seperti di Buleleng), lawar diaduk di atas tikar yang terbuat dari pandan. Tentu saja menggunakan tikar baru yang dicuci bersih.

Masukan bahan utama (kelapa bakar cincang, kulit iris, usus iris, hati iris dan ampas kelapa)—yang telah disiapkan di tahap-1—ke dalam tempat adonan. Lalu diaduk hingga merata.

Masukan bumbu ke dalam tempat adonan yang sama bersama-sama dengan bahan utama, lalu diaduk hingga merata.

Catatan penting: Untuk konsumsi massal dalam porsi banyak, biasanya tidak semua bahan dan bumbu diaduk sekaligus, mungkin hanya tiga-per-empat-nya saja dahulu.

Sambil mengaduk bahan utama dan bumbu bisa dicicipi, apakah kurang asin, kurang pedas, atau sebaliknya?

Jika kurang asin tambahkan garam. Jika kurang pedas tambahkan bumbu sisanya yang lagi seperempat. Jika sebaliknya (kebanyakan bumbu) tambahkan sisa bahan yang seperempatnya. Lalu diaduk lagi. Masukan darah ayam/babi secukupnya (jika mau bikin lawar barak/merah) ke dalam tempat adonan yang sama, dicampur dengan bahan dan bumbu yang telah diaduk rata. Lalu diaduk sambil diremas-remas.

Proses meremas-remas ini perlu supaya tidak ada darah yang menggumpal.
Usahakan agar tidak terlalu banyak darah. Mungkin ini tergantung selera; di daerah Buleleng misalnya, mungkin lebih suka dengan lawar merah yang benar-benar merah (menggunakan darah yang cukup banyak), sedangkan di Denpasar-Badung-Gianyar-Tabanan biasanya tidak terlalu banyak darah.

Catatan: Jika mau bikin lawar putih (tanpa darah), proses ini tidak diperlukan. Peras jeruk limau yang sudah dibelah dua. Lakukan secara bertahap—jangan sampai terlalu banyak limau atau terlalu sedikit. Tambahkan seperlunya.

Terakahir, setelah bahan+bumbu+darah sudah dicampur rata, bumbu “embe” dituangkan ke dalam tempat adonan lawar, lalu dicampur hingga rata. Ada kalanya basa embe disisakan—untuk ditaburkan di atas lawar pada saat disajikan, atau disajikan terpisah, diwadahi piring kecil khusus embe, bisanya bersama-sama dengan garam, dan cabai yang masih utuh.

Lawar siap Disantap, Sekian Semoga bermanfaat.

Penyekeban, Penyajaan, Penampahan, Rerentetan Sebelum Hari Raya Suci Galungan

Penyekeban, Penyajaan, Penampahan, Rerentetan Sebelum Hari Raya Suci Galungan
patram pushpam phalam toyam yo me bhaktya prayacchati tad aham bhakty-upahrtam asnami pryatatmanah Bhagawad Gita Bab IX: Sloka 26 Artinya adalah: Meskipun seorang Bhakta hanya mempersembahkan Daun, Bunga, Buah dan Air yang asalkan dilakukan dengan tulus iklhas, maka persembahan itu akan Aku terima 

Om Swastiastu

Hari Raya Suci Galungan yang jatuh pada hari Budha Kliwon Dungulan merupakan hari raya yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat Hindhu di Bali-Indonesia.

Hari raya Suci ini jatuh setiap 210 hari sekali, karena didasarkan atas pertemuan Panca Wara, Sapta Wara dan Wuku.

Beberapa rerentetan Hari Raya Suci untuk menyambut Galungan tersebut sudah dimulai 25 hari sebelumnya yaitu waktu kita merayakan hari Tumpek Pengatag.

Di hari Tumpek Pengatag tersebut pemeluk Hindhu khususnya di Bali melakukan ritual penghormatan terhadap tumbuh-tumbuhan agar berbuah dan berbunga yang lebat untuk digunakan menyambut Galungan.

Dan selanjutnya kita dihadapkan dengan prosesi atau hari Penyekeban Galungan, Penyajaan Galungan dan Penampahan Galungan.

Mari kita telaah satu persatu: Penyekeban Galungan jatuh pada hari minggu (Redite Paing Dungulan), yang secara nyata biasanya diikuti dengan proses "nyekeb" buah-buahan, terutama pisang, agar bisa matang pas digunakan di hari raya Galungan. Kenapa yang diutamakan pisang?

Memang secara filosofisnya pisang ini merupakan tumbuhan yang dinilai paling sedikit memiliki ego disebabkan meskipun dia beranak pinak dengan tunas tapi tetep saja memberikan buahnya bagi kerpeluan mahluk lain.

Penyekeban Galungan ini bisa juga diartikan agar manusia mengecilkan egonya atau perbuatannya sehingga bisa lebih mendekatkan diri kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Jika kita lihat dari sudut ini bisa juga diartikan betapa penting arti dari penyekeban Galungan tersebut.

Penyajaan Galungan jatuh pada hari senin (Soma Pon Dungulan), merupakan waktu yang digunakan oleh masyarakat untuk membikin jajanan yang akan dipakai dalam bebantenan Galungan.

Dalam sloka di kitab Yadnya Prakerti di sebutkan " Raka-raka pinaka widyadara - widyadari", ini mengacu kepada jajanan atau buah-buahan hendaknya merupakan hasil dari jerih payah sendiri.

Nah. . . Widyadara - widyadari ini mengacu kepada orang yang menguasai ilmu pengetahuan yang disimbolkan dengan membuat Jajanan sendiri untuk dipersembahkan dalam penyambutan Hari Suci Galungan.

Oleh sebab itu, maka alangkah pentingnya bila kita bisa membuat sendiri jajanan untuk Hari Suci Galungan, yang pasti, sudah tentu disesuaikan dengan kemampuan dan waktu kita.

Secara filosofis bisa diartikan bahwa Penyajaan Galungan merupakan usaha untuk meghasilkan sesuatu ciptaan yang bersifat manis dan berguna bagi manusia.

Ilmu pengetahuan yang bermoral merupakan efek yang diharapkan terjadi dengan perayaan Penyajaan Galungan ini.

Jika ilmu pengetahuan tersebut tanpa moral, maka kehancuran dunia adalah taruhannya.

Penampahan Galungan jatuh pada hari Selasa (Anggara Wage Dungulan).

Hari Raya Ini adalah saat yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat kita di Bali karena dirayakan dengan melakukan acara masak-memasak yang sangat meriah.

Memotong babi sebagai acara utama merupakan hal yang lumrah dilakukan. Pada hari ini semua anggota masyarakat Hindhu akan berusaha sebaik-baiknya untuk menyiapkan hidangan yang akan disantap di hari Galungan keesokan harinya.

Bila kita tinjau secara filosofis maka perayaan penampahan Galungan sebenarnya dititik beratkan dalam usaha untuk membasmi sifat hewani yang ada di dalam diri manusia, sehingga dalam perayaan Galungan keesokan harinya kita bisa terbebas dari sifat hewani tersebut.

Babi merupakan simbol dari kemalasan, sehingga dengan memotong babi maka secara simbolis kemalasan dapat dihilangkan. Penampahan Galungan juga diikuti dengan acara natab byakala di sore hari untuk pembersihan diri.

Saat ini arti filosofi dari penampahan Galungan secara perlahan-lahan sudah digantikan dengan arti harfiahnya yaitu pemotongan babi untuk persiapan Galungan. Ketidak mengertian ini bisa jadi akan menimbulkan efe samping yaitu diikuti dengan mabuk-mabukan dan lain sebagainya.

Dilihat dari segi filosofi ketiga rentetan Galungan tersebut sebenarnya adalah proses untuk penyucian diri agar dalam perayaan Galungan kita bener-bener merayakan kemenangan Dharma melawan Adharma. Bila arti filosofi tersebut dikesampingkan maka bukannya kebaikan yang kita dapat, tapi justru Adharma yang nanti merajalela di kehidupan masyarakat.

Berbagai prosesi yang mendahului hari raya Galungan merupakan suatu rangkaian yang sengaja dibuat oleh leluhur kita untuk menjadikan pemeluk Hindhu menjadi suci dan terjaganya keseimbangan Buana Agung dan Buana Alit.

"Om Shanti, Shanyi, Shanti Om"

Dikutip dari berbagai sumber: puragunungsalak, kb.alitmd, unggasan tulisan sedikit sama, karena pembahasannya sama, yaitu tenntang Galungan. 

Mengenakan Bija Yang Benar

Mengenakan Bija Yang Benar

"Mengenakan Bija yang Benar" MASIH banyak umat Hindu yang mengenakan bija dengan tidak pada tempatnya. Bukan saja cara mengenakan bija, mereka pun tidak banyak yang paham apa arti bija itu.

Bahkan proses “pembuatan bija” juga mulai disepelekan, orang Bali bilang sudah campah. Seolah-olah tinggal mencari beras lalu diisi air supaya basah sehingga mudah melengket di tubuh. Bija seperti halnya tirtha adalah anugrah yang kita terima selesai melakukan persembahyangan.

Tirtha dipercikkan oleh pemangku atau sulinggih, bija diterima oleh tangan umat dan umat sendiri yang mengenakannya di tubuh masing-masing. Lalu di mana dikenakan? Ada yang mengenakan di lelata (antara kedua alis), ada yang menambahkan lagi di tepi kening (pelipis) kiri dan kanan, lalu di bawah tenggorokan dan ditelan. Mengenakan bija di tepi pelipis kanan kiri adalah mubajir, tidak ada di dalam sastra.

Salah kaprah ini bisa terjadi karena pengaruh tata rias penari Bali yang selalu membuat hiasan di pelipis itu. Yang seharusnya bija tersebut diletakkan di sela-sela alis (lelata) merupakan simbol “mata ketiga” atau dalam sastra disebut cudamani.
Kalau ditambah di pelipis kanan dan kiri, berapa kita punya mata? Mantram atau doa yang diucapkan saat mengenakan bija itu berbeda di kalangan umat kebanyakan dengan pemangku atau sulinggih. Pada umat cukup doa-doa yang menunjukkan permohonan.

Ketika diletakkan di sela-sela alis, ucapkan doa:

Om criyam bhawantu (semoga kebahagiaan meliputi hamba).

Letakkan di bawah tenggorokan ucapkan doa: Om sukham bhawantu (semoga kesenangan datang pada hamba).

Lalu ditelan satu biji dengan doa: Om purnam bhawantu, Om ksama sampurna ya namah swaha (semoga segala kesempurnaan menjadi bertambah sempurna).

Namun untuk pemangku, biasanya sudah mengenakan apa yang disebut “bija tiga”, yakni di ubun-ubun, lelata dan dada di bawah tenggorokan ditambah dengan ditelan. Mantramnya berbeda.

Bagi sulinggih masih ditambah, selain “bija tiga” ada yang disebut “bija jangkep” yang atinya adalah mengenakan bija secara lengkap ke seluruh tubuh. Yakni di ubun-ubun, lelata, di bawah tenggorokan, bahu kanan, bahu kiri, ulu hati, puncak atau ujung rambut, punuk, telinga kanan dan kiri. Juga disertai doa-doa yang khusus.

Bija itu disebut Bhasma
Didalam berbagai Lontar Hindu yang juga disebut gandaksata, yang artinya biji padi-padian yang utuh serta wangi. Karena itu seharusnya bija memakai beras yang utuh tidak patah, di Bali biasa disebut beras galih. Beras ini kemudian dicuci bersih, lalu dicelupkan ke air cendana atau bunga yang harum.
Beras utuh yang basah dan wangi ini kemudian diberi doa-doa oleh pemangku atau sulinggih yang nantinya berfungsi sebagai anugrah suci dari Hyang Widhi. Apakah hal itu dilakukan?

Seharusnya ya. Tetapi karena saat ini kesulitan mendapatkan beras yang utuh, maka sembarang beras akhirnya digunakan. Begitu pula sulit memperoleh air cendana yang harum, maka beras itu cukup diberi air supaya basah saja. Supaya mudah melengket di tubuh. Jika itu yang terjadi, apa boleh buat, cukup yang ditelan saja dicari yang utuh.

Sebutir pun tak apa-apa. Yang lebih parah lagi adalah beras yang sudah disiram air itu ternyata tidak diberi doa oleh pemangku. Beras itu cukup ditaruh di depan pemangku tanpa ada doa khusus “ngarga bija” (membuat bija), lalu langsung diberikan kepada umat. Bahkan tak jarang ketika selesai muspa dan pemangku memercikkan tirtha, ternyata tak ada bija atau bijanya kehabisan.

Lalu ada petugas (pengayah) yang langsung mengambil beras dimasukkan dalam wadah dan dibagikan ke umat seolah-olah itu sudah bija. Tak peduli di mana beras itu didapat. Artinya, itu baru beras yang basah, bukan bija karena sama sekali tak didoakan dan tidak dilibatkan dalam proses persembahyangan yang dipimpin pemangku.

Bagaimana itu bisa disebut sakral? Bija selain sebagai anugrah juga simbol dari “benih kehidupan” dalam tubuh. Diharapkan benih itu memancar dengan kesuciannya dan orang itu akan mendapatkan kesempurnaan.


Karena itu janganlah hal-hal yang sakral ini disepelekan, baik proses penempatannya apalagi proses pembuatannya. Kalau barang itu jadi campah maka yang dikenakan bukan bija, tetapi beras yang basah tanpa makna. 

Buah-Buahan Yang Dianggap Bergengsi dan Elit di Indonesia, disini Tidak Dilirik Orang

Buah-Buahan Yang Dianggap Bergengsi dan Elit di Indonesia, disini Tidak Dilirik Orang


Sewaktu masih tinggal di Jakarta, kalau membesuk orang sakit atau berkunjung kerumah teman, selalu singgah di toko buah untuk membeli buahan impor. Setidaknya buah Apel dan buah Anggur atau buah Pir dipastikan ada dibawa.

Kalau membawa buahan lokal seperti Alpukat atau buah Pepaya rasanya malu. Karena sewaktu saya sakit, teman-teman yang datang membesuk juga membawa buahan impor. Karena buahan impor dianggap buahan bergengsi dan elit.

Tapi sejak tinggal di Perancis, saya baru sadar bahwa ternyata buahan yang di negeri kita dianggap buahan bergengsi di sini justru tidak dilihat orang sama sekali. Misalnya buah Apel yang bertumpuk-tumpuk, tidak ada yang mau beli walaupun harganya hanya 1 EUR atau sekitar Rp.15.000 perkilo. Begitu juga buah Anggur harga per kilo 1.91 EUR (Rp. 30.000) bahkan kalau lagi musim buah satu kardus yang isinya 10 kilo hanya dijual 8.93 EUR atau sekitar Rp. 140.000. Sementara itu buahan yang di negeri kita, buahan yang selama ini tidak dianggap dan dipandang sebelah mata ternyata harganya selangit.

Menyaksikan semuanya ini saya baru sadar bahwa selama ini saya kurang menghargai buahan lokal karena sangat mudah didapat dan bisa dibeli dengan harga sangat murah. Tetapi di sini mau makan buah Alpukat seharga Rp. 60.000 per buah jadi mikir dulu. Bukan karena pelit tapi rasanya sayang banget hanya untuk buah Alpukat harus keluar uang Rp. 60.000.

Apalagi kalau dibandingkan rasanya dengan buah Alpukat Mentega yang ada di Indonesia hanya 5 ribu rupiah per buah dan jauh lebih besar dan enak. Bahkan buah Labu Siam disini dijual dengan harga 10.21 EUR atau sekitar Rp. 160.000 per--kilogram--nya. Buah labu Siam kalau di kampung saya merupakan makanan murahan karena dapat dibeli dengan harga 15 ribu rupiah per--kilogram. Tapi di sini harganya sekitar Rp. 160.000 per kilogram.

Semoga tulisan ini dapat memberikan gambaran kepada teman-teman yang belum berkesempatan untuk berkunjung ke Perancis. Bahwa apa yang di negeri kita dianggap buahan elit dan bergengsi di sini jangankan dibeli, dikasih gratis tak ada orang yang berminat, bahkan tak ada anak-anak yang tertarik mengambilnya walau gratis.

Menyaksikan semua gambar buahan ini, setidaknya ada rasa penyesalan dalam hati bahwa selama ini kita kurang menghargai produk buahan lokal.

Tips Mandi Secara Baik, Benar dan Sehat Agar Tidak Jatuh di Kamar Mandi dan Terkena Stroke

Tips Mandi Secara Baik, Benar dan Sehat Agar Tidak Jatuh di Kamar Mandi dan Terkena Stroke
Ida Ayu Kadek

Rudy Badil baru saja meninggal dunia kemarin, Kamis 11 Juli 2019 akibat stroke yang dideritanya sejak tahun 2002 yang lalu. Pendiri Warkop DKI ini, bersama dengan Indro Warkop yang masih bertahan hidup, dikabarkan oleh salah satu media online tanah air ditemukan meninggal jatuh di kamar mandi di dalam rumahnya. "Dia ada riwayat stroke ya, tahun 2002 sama 2010, kalo dugaan kita sementara dia jatuh di kamar mandi itu karena pembuluh darahnya pecah dulu baru dia jatuh.

Jadi bukan jatuh baru pecah. Memang ada riwayat stroke". (CNN Indonesia) Kita sering mendengar orang jatuh di kamar mandi dan kena stroke. Dan jarang pemberitaan orang jatuh di tempat lain yang membuat seseorang stroke dan meninggal. Dan ini tentu menarik, mengapa orang sering jatuh di kamar mandi dan kemudian di-diagnosa terkena stroke? Pagi ini, saya di kirimin sebuah video pendek dari seorang dokter kenalan saya yang menjelaskan tentang cara mandi yang benar dan sehat agar tidak jatuh di kamar mandi dan terkena stroke. Penjelasan ini sangat berguna bagi semua orang.

Pada waktu mandi jangan basahkan kepala lebih dahulu, basahkan bagian badan. Karena kalau kepala yang basah lebih dulu, maka darah akan mengalir menuju ke otak untuk memanaskan kepala dulu dan melawan dingin akibat dari kepala yang disiram dengan air.

Dalam situasi ini, darah mengalir ke otak, bila ada saluran darah yang sempit maka bisa saja pecah karena derasnya aliran darah ke otak, maka menyebabkan terjadinya saluran darah ke otak pecah, dan orang itu akan jatuh, pingsan, dan stroke. Oleh karena itu, maka setiap mandi harus mengerti bagaimana cara mandi yang benar agar kejadian seperti jatuh dan stroke bisa dihindari sehingga akibat fatal tidak terjadi.

Jadi, kuncinya terletak pada cara mandi, terutama urutan bagian yang harus dibasahin lebih dahulu, kemudian baru bagian lainnya. Inilah tips yang sangat sederhana, dan bisa dilakukan oleh siapa saja yang mandi. Urutannya adalah ada 7 tahap, yaitu:

1. Tahap satu, siram air di telapak kaki.
2. Tahap dua, siram satu gayung di betis kiri dan kanan.
3. Tahap tiga, siram air satu gayung di paha kiri dan kanan.
4. Tahap empat, siram air satu gayung di perut.
5. Tahap lima, siram air satu gayung di badan.
6. Tahap enam, berhenti sejenak sekitar 5 sampai 10 detik, dan Anda akan merasakan badan Anda akan keluar semacam uap dan angin yang ke luar ke ubun-ubun di kepala, dan bada merasa nyaman karena badan sudah siap menerima siraman air keseluruh tubuh.
7. Tahap tujuh, lanjutkan mandi seperti biasa dengan menyiram seluruh badan, menggosok dan membersihkan.

Inilah urutan menyiramkan air di badan yang benar, sehat, dan tidak menyebabkan Anda sakit lalu terkena stroke. Pelajaran dan manfaat dari urutan cara mandi yang benar di atas, dapat dimengerti dengan sebuah contoh sederhana gelas yang diisi oleh air panas dan air dingin. Gelas kosong diisi dengan air panas, kemudian langsung diisi dengan air dingin. Yang terjadi adalah kemungkinan besar gelas akan retak. Ini sama dengan tubuh manusia, yang sebetulnya suhu tubuh manusia itu cenderung panas adanya.

Nah, ketika seseorang mandi dengan air yang cenderung dingin dan disiram langsung dari kepala, maka ada angin yang terperangkap di dalam tubuh. Dan angin inilah yang akan memaksa untuk keluar, dan di situlah terjadinya penyempitan pembuluh darah yang menyebabkan pecah.

Keadaan ini, juga menjelaskan bahwa seseorang yang sering sakit kepala tanpa sebab-musabab yang jelas, karena mandi yang salah. Angin yang terperangkap dalam tubuh kita, di dalam saluran darah akan menjadi penyebab sakit kepala ketika cara mandi yaitu urutan menyiram badan salah.

Sebenarnya, cara mandi ini bukan saja hanya bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit semacam hipertensi, jantung atau yang lain. Tetapi juga bagi siapa saja, terutama yang sehat. Karena metabolisme tubuh manusia, bisa berjalan karena aliran darah ke seluruh tubuh tidak menemui hambatan.

Ketika semua itu mengalir secara normal pada saat dibutuhkan, maka tubuh tidak mengalami gangguan.


Semoga informasi ini bermanfaat. Salam Sehat! Dan selamat pagi. Jangan lupa mandi.