Sewaktu masih tinggal di Jakarta, kalau membesuk orang sakit atau berkunjung kerumah teman, selalu singgah di toko buah untuk membeli buahan impor. Setidaknya buah Apel dan buah Anggur atau buah Pir dipastikan ada dibawa.
Kalau membawa buahan lokal seperti Alpukat atau buah Pepaya rasanya malu. Karena sewaktu saya sakit, teman-teman yang datang membesuk juga membawa buahan impor. Karena buahan impor dianggap buahan bergengsi dan elit.
Tapi sejak tinggal di Perancis, saya baru sadar bahwa ternyata buahan yang di negeri kita dianggap buahan bergengsi di sini justru tidak dilihat orang sama sekali. Misalnya buah Apel yang bertumpuk-tumpuk, tidak ada yang mau beli walaupun harganya hanya 1 EUR atau sekitar Rp.15.000 perkilo. Begitu juga buah Anggur harga per kilo 1.91 EUR (Rp. 30.000) bahkan kalau lagi musim buah satu kardus yang isinya 10 kilo hanya dijual 8.93 EUR atau sekitar Rp. 140.000. Sementara itu buahan yang di negeri kita, buahan yang selama ini tidak dianggap dan dipandang sebelah mata ternyata harganya selangit.
Menyaksikan semuanya ini saya baru sadar bahwa selama ini saya kurang menghargai buahan lokal karena sangat mudah didapat dan bisa dibeli dengan harga sangat murah. Tetapi di sini mau makan buah Alpukat seharga Rp. 60.000 per buah jadi mikir dulu. Bukan karena pelit tapi rasanya sayang banget hanya untuk buah Alpukat harus keluar uang Rp. 60.000.
Apalagi kalau dibandingkan rasanya dengan buah Alpukat Mentega yang ada di Indonesia hanya 5 ribu rupiah per buah dan jauh lebih besar dan enak. Bahkan buah Labu Siam disini dijual dengan harga 10.21 EUR atau sekitar Rp. 160.000 per--kilogram--nya. Buah labu Siam kalau di kampung saya merupakan makanan murahan karena dapat dibeli dengan harga 15 ribu rupiah per--kilogram. Tapi di sini harganya sekitar Rp. 160.000 per kilogram.
Semoga tulisan ini dapat memberikan gambaran kepada teman-teman yang belum berkesempatan untuk berkunjung ke Perancis. Bahwa apa yang di negeri kita dianggap buahan elit dan bergengsi di sini jangankan dibeli, dikasih gratis tak ada orang yang berminat, bahkan tak ada anak-anak yang tertarik mengambilnya walau gratis.
Menyaksikan semua gambar buahan ini, setidaknya ada rasa penyesalan dalam hati bahwa selama ini kita kurang menghargai produk buahan lokal.
No comments:
Post a Comment
Bagaimana Menurut Anda Tulisan Ini, Membantu atau Tidak? Tuliskan Masukan Anda di Kolom Komentar, dibawah!