Ini Makna Dari Kegagalan, Sebelum Meraih Kesuksesan dan Kebahagiaan

 

Ini Makna Dari Kegagalan, Sebelum Meraih Kesuksesan dan Kebahagiaan
Ilustrasi photo via shulhanrmr.blogspot.com
Kesuksesan merupakan hal yang paling diharapkan oleh setiap orang yang lahir di dunia ini. Namun, seberapa banyak dari kita yang siap akan kegagalan? Padahal kita semua tahu bahwa nggak akan ada kesuksesan tanpa adanya kegagalan. Kalau dipikir-pikir, mana ada sih orang yang mau menderita? 

Semua orang pasti mengharapkan kebahagiaan. Namun, adanya kegagalan tak jarang menimbulkan rasa takut dan jera untuk melangkah lagi. Jika kamu termasuk orang yang menganggap kegagalan adalah sebuah penderitaan, berarti kamu belum sepenuhnya siap untuk meraih kesuksesanmu. Coba yuk, pahami lebih dalam lagi makna dan pelajaran dari sebuah kegagalan agar kamu lebih 

Melatih diri menjadi seseorang yang tangguh 

Kegagalan memang awalnya terasa begitu menyakitkan karena apa yang kamu perjuangkan nggak bisa kamu dapatkan. Rasa sakit yang kamu rasakan seolah-olah hanya membuat dirimu merasa menjadi manusia yang paling lemah. 

Namun, hal itu nggak akan pernah terjadi kalau pikiranmu lebih bisa memaknai kegagalan sebagai sebuah peristiwa yang membuat dirimu menjadi lebih baik. Jatuh bertubi-tubi dalam mewujudkan impian membuat kamu bisa belajar untuk menjadi seseorang yang tangguh. Seperti halnya rasa sakit yang kamu rasakan saat membentuk fisik yang kuat dengan berolahraga, kekuatan emosional dirimu pun juga harus merasakan sakit agar menjadi kuat dan tangguh. Nah, dari kegagalan yang kamu alami, tentunya kamu akan lebih bisa membentuk ketangguhan itu sehingga kamu akan lebih percaya diri untuk mewujudkan mimpimu kembali. 

Belajar mengelola emosi negatif 

Kegagalan membawa berbagai macam emosi negatif dalam dirimu seperti rasa sakit, kecewa, takut, gelisah, marah hingga rendah diri. Keadaan seperti itu seringkali membuat stres. Stres menimbulkan perasaan down dan nggak tahu lagi harus melakukan apa. Ketika stres, kamu menjadi lebih mudah marah atau menangis dengan sendirinya. Emosi negatif membuat diri menjadi hilang arah dan nggak bisa berpikir jernih. Oleh karena itu, kalau lagi stres, pasti bakalan mudah terbawa emosi sampai akhirnya terburu-buru dalam mengambil keputusan. Nah, hal seperti itu tentunya harus kamu pelajari dengan hati-hati. Dengan kegagalan yang kamu alami, kamu bisa belajar untuk mengenali dan mengelola berbagai emosi negatif yang hadir dalam dirimu sehingga nantinya kamu bisa lebih tahu bagaimana harus mengambil langkah untuk mewujudkan mimpimu. 

Belajar untuk lebih bijaksana 

Terkadang kamu bisa menjadi seseorang yang bijaksana saat kamu mengalami kejadian buruk yang menimpamu, seperti halnya kegagalan. Kamu akan lebih bisa mengevaluasi tindakanmu yang menjadi penyebab kegagalan. Dengan melakukan evaluasi diri, kamu menjadi lebih mudah untuk membuat pertimbangan dari setiap tindakan yang akan kamu ambil ke depannya sehingga kamu nggak akan jatuh di kesalahan yang sama. Nah, dengan begitu kamu pasti akan lebih berhati-hati lagi dalam melangkah untuk mewujudkan mimpi. 

Melatih percaya pada kekuatan Tuhan

Seperti yang kita tahu bahwa manusia boleh berencana tapi Tuhan yang menentukan. Dalam mewujudkan mimpi, kamu boleh berusaha keras dan yakin pada kemampuan diri sendiri. Namun, apabila kamu harus merasakan kegagalan, hal itu menandakan bahwa kekuatan Tuhan memang jauh lebih besar dibandingkan dengan kekuatanmu. Melalui kegagalan, kamu bisa memaknai bahwa kamu nggak akan bisa mewujudkan mimpi jika Tuhan nggak mengizinkan. Percaya diri boleh, tapi percaya pada Tuhan adalah yang lebih utama. Dengan percaya pada kekuatan Tuhan maka kamu akan lebih yakin bahwa kamu pasti dapat mewujudkan impianmu di waktu yang tepat. 

Oleh karena itu, jangan patah semangat dan teruslah berdoa, ya! 5. Memahami penderitaan sebagai sebuah proses Pernah lihat anak kecil belajar berjalan? Rasanya pasti sakit saat harus jatuh berulang kali. Namun, mereka nggak pernah berpikir bahwa mereka harus berhenti karena rasa sakit itu. Mereka justru selalu mencoba berdiri dan melangkah lagi sehingga pada akhirnya dapat berjalan dengan baik. 

Seperti halnya kegagalan, mungkin bagimu hal itu hanya mendatangkan sebuah penderitaan yang menimbulkan luka, tapi dari luka itu kamu bisa memanfaatkannya untuk mengubah diri menjadi seseorang yang lebih kuat. Derita yang kamu rasakan akan menjadi sebuah kebahagiaan ketika kamu bisa mengolah rasa sakit itu menjadi sebuah proses belajar untuk menjadi seseorang yang lebih baik. 

Selama ini banyak dari kita yang menganggap bahwa kegagalan adalah sebuah penderitaan sehingga kita berusaha keras untuk menghindarinya. Padahal untuk meraih sukses, kamu harus siap dengan pengorbanan, kesakitan, penolakan, dan segala macam derita lainnya. Jika tidak, kamu hanya akan digeluti oleh rasa takut dan cemas karena tak kunjung meraih kesuksesanmu. 

Gagal dalam langkah membangun impian adalah hal yang biasa, namun belajar dari kegagalan untuk membangun kembali impian adalah hal yang luar biasa! Nah, kalau kamu udah siap dengan kegagalan, berarti kamu udah lebih

Sejarah Pura Tirta Harum, Kawitan Satria Taman Bali, Bangli

Sejarah keberadaan Pura Tirta Harum sangat erat kaitannya dengan kelahiran Sang Angga Tirta yang dikenal dalam khazanah sejarah sebagai cikal bakal pratisentana Maha Gotra Tirta Harum di Bali.
Sejarah Pura Tirta Harum, Kawitan Satria Taman Bali, Bangli

Siapakah Sang Angga Tirta ?

Sejarah singkat

Paduka Parameswara Shri Wijaya Rajasa adalah raja di Kerajaan Wengker, Daha, dan Keling. Dari segi genealogis atau hubungan kekerabatan, beliau adalah paman dan sekaligus menjadi mertua dari Raja Majapahit Hayam Wuruk. Paduka Bhatara Parameswara Shri Wijaya Rajasa sebagaimana yang tersurat dan tersirat dalam prasasti Her Abang II berangka tahun 1384 Masehi, dan prasasti Tamblingan III berangka tahun 1398 Masehi. Dalem Keling menyandang gelar abhiseka Paduka Shri Maharaja Raja Parameswara Shri Wijaya Rajasa Sakala Praja Nanda Karana yang menjabat sebagai salah seorang anggota lembaga tertinggi di kedatuan Majapahit yang dikenal dalam sejarah sebagai Sapto Prabu, satu institusi penting dan menentukan di Kerajaan Majapahit pada periode pemerintahan Raja Hayam Wuruk.

Di Jawa Paduka Parameswara Shri Wijaya Rajasa hanya mempunyai seorang putri sehingga keturunannya di Kedatuan Majapahit adalah dari unsur wanita atau wadon.

Setelah meninggal dimulyakan dengan abhiseka Shri Paduka Parameswara Sang Mokta ring Sunyalaya, diperabukan di Desa Manyar Gresik dalam bentuk sebuah Candi yang diberi nama Candi Wisnu Bhuwana serta untuk memulyakan arwah Bhre Wengker, maka dibangun sebuah candi bernama Candi Wisnubhuwanapura di Dusun Surowono, Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri (Jawa Timur).

Kemelut dan krisis kepemimpinan penguasa di Bali pada tahun 1380 Masehi mendorong Raja Majapahit Shri Natha Hayam Wuruk menugaskan Paduka Parameswara Shri Wijaya Rajasa sebagai anggota Pahom Narendra yang lebih dikenal dengan nama kelompok Sapto Prabhu di Kedatuan Majapahit untuk melaksanakan pergantian mahkota kerajaan dan menata pemerintahan di daerah taklukan Bali. Mencermati realitas sejarah atas kiprah Paduka Parameswara Shri Wijaya Rajasa selama 9 (sembilan) tahun di Bali.

Menurut Babad Purana Batur, Bhatara Guru atau Paduka Parameswara Shri Wijaya Rajasa di Bali menurunkan tiga orang putri dan seorang putra. Putra bungsunya ini oleh Babad Batur atau Purana Batur dikisahkan lahir di Permandian Tirta Harum.

Cuplikan yang tersurat dalam Purana Batur itu antara lain sebagai berikut : Bhatara Guru malih medruwe putra lanang I Gede Putu, cahi Putu manipuan cahi turunang Bapa ke Tirta Toya Mas Harum.

Di lokasi pancuran yang dicatat dalam Purana Batur dengan nama Toya Tirta Mas Harum, ini telah berdiri Pura Tirta Harum yang merupakan salah satu pura bersejarah dan sekaligus menjadi juga pura kawitan, yang berhubungan dengan kisah Bhatara Wisnu Bhuwana yang mempersunting Dewi Njung Asti.

Sang Angga Tirta dalam khazanah sejarah diketahui diangkat atau didharma putra oleh Dhang Hyang Aji Jaya Rembat sebagai putra angkat. Tidak bisa diragukan lagi bahwa Paduka Parameswara Shri Wijaya Rajasa adalah pembentuk, pembangun klan atau trah di Bali yang dikenal dengan sebutan saat ini sebagai Maha Gotra Tirta Harum.

Babad Purana Batur menyuratkan bahwa Ni Dewi Njung Asti dipersunting oleh Bhatara Wisnu Bhuana berputra Sang Angga Tirtha. Putra satu-satunya inilah kelahirannya dikaitkan dengan mata air Tirta Harum yang disuratkan dalam Babad Purana Batur itu dalam rentang waktu yang panjang nantinya menurunkan raja-raja Tamanbali, Nyalian, dan Bangli.

Interpretasi tentang mitologi yang menceritakan Bhatara Wisnu Bhuana yang turun dari sorga loka mempersunting Ni Dewi Njung Asti sampai saat ini masih sangat beragam. Namun konklusi yang dapat diambil dari mitologi ini setelah ditemukannya sumber-sumber primer sejarah sebagai hilikita berupa lempengan 21 lembar prasasti Her Abang II berangka tahun 1384 Masehi, 8 (delapan) lembar prasati dikeluarkan oleh Shri Maharaja Raja Paramerswara saat ini tersimpan di Pura Tuluk Biu Kintamani.

Prasasti Tamblingan III berangka tahun 1398 Masehi, yang saat ini disimpan di Puri Gobleg Buleleng menguatkan dugaan para sejarawan bahwa yang dijuluki sebagai Bhatara Wisnu Bhuana dalam pariagem Purana Batur tiada lain adalah Dalem Keling yang menyandang Abhiseka Paduka Bhatara Parameswara Shri Wijaya Rajasa.
Putrany yang paling bungsu yang bernama Sang Angga Tirta inilah kelahirannya dikaitkan dengan Pura Tirta Harum yang dikenal dalam khazanah sejarah sebagai cikal bakal pratisentana Maha Gotra Tirta Harum di Bali.

Dalam rentang waktu yang panjang karena titah dan kehendak sejarah putra satu-satunya dari Paduka Parameswara Shri Wijaya Rajasa menurunkan “warih” keturunan yang menjadi raja-raja di Kerajaan Tamanbali, Nyalian, dan Bangli.

Dari Sejarah Kerajaan Bangli Tersebut empat para Hyang bersaudara bernama Sanghyang Angsanabra (Sekar Angsana) di Gelgel, Sanghyang Subali di Gunung Tolangkir, Sanghyang Aji Rembat di Pura Kentel Gumi. Sanghyang Mas Kuning di Giri Lor Abang. Sedangkan, Sanghyang Subali pergi ke jurang Melangit menciptakan air suci yang harum (Tirta Harum) pada hari Selasa, Kliwon, Julungwangi, purnama bulan keempat.
Kemudian Sanghyang Subali mendirikan taman yang indah di sebelah barat laut Tirta Arum, diberi nama Taman Bali.

Setelah itu, Sanghyang Subali menyerahkan Tirta Arum dari Taman itu kepada Sanghyang Aji Rembat.

Sanghyang Subali moksa, menghadap Sanghyang Wisnu Bhuana memohon seorang anak, diberi nama Sang Angga Tirta. Anak tersebut diletakkan pada saluran air (pancuran) di Tirta Arum. Sanghyang Aji Rembat memungut bayi tersebut. Dan menerima wahyu, (sabda angkasa) dari Sanghyang Subali, bahwa anak itu adalah anugrah Dewa Wisnu bernama Angga Tirta dan kemudian agar diberi nama Sang Anom. Anak tersebut diupacarai oleh Sanghyang Aji Rembat dan berdiam di pura Agung Guliang.

Tersebut bahwa Sanghyang Angsana di Gelgel mempunyai seorang putri bernama Dewa Ayu Mas Dalem .

Karena, seringnya terserang penyakit, kemudian sembuh berkat pengobatan Sanghyang Aji Rembat di asramnya.

Terjadi hubungan gelap (seperti suami istri) antara Sang Anom dengan Dewa Ayu Mas Dalem. Dewa Ayu Mas Dalem diantar ke Gelgel, Segera Sanghyang Sekar Angsana mengusut putrinya karena menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Sang putri mengaku terus terang berkat hubungannya dengan Sang Anom.

Sanghyang Sekar Angsana mengirim pasukan untuk menyerang ke Pura Agung Guliang, menangkap Sang Anom namun gagal, Sang Anom tidak dijumpai. Sang Anom melarikan diri ke Alas Jarak Bang kemudian desa itu disebut Jagat Bali.

Sang Anom menjadi incaran, dan pengejaranpun terus dilakukan dan Sang Anom tertangkap dan dibawa ke Gelgel.

Sanghyang Aji Rembat amat kecewa, melaporkan hal itu secara gaib kepada Sanghyang Sekar Angsana di Gelgel perihal riwayat Sang Anom serta pantas menjadi suami Dewa Ayu Mas Dalem.

Pernikahan pun segera dilakukan. Dari sudut pandang geneologi atau hubungan kekerabatan dapat ditelusuri bahwa dari segi kepurusa atau garis kebapakan darah yang mengalir di tubuh Sang Angga Tirta adalah darah kesatrya sedangkan dari unsur wadon atau garis keibuan mengalir darah catur pandita atau kebrahamanaan. Dengan mengikuti realitas sejarah itu dapat diambil kesimpulan bahwa Sang Angga Tirta sebagai cikal bakal Maha Gotra Tirta Harum di Bali adalah gur kesatrya kebrahmanaan. Ia adalah Satrya Dalem karena ayah biologisnya Paduka Parameswara Shri Wijaya Rajasa adalah raja di Kerajaan Wengker, Daha, dan Keling, sedangkan Ni Dewi Njung Asti sebagai wanita cikal bakal dan sumber benih dari Sang Angga Tirta adalah putri dari Dhang Hyang Subali sebagai Manggala dan Bhagawanta Dalem Samprangan yang berdarah brahmana keturunan catur pandita di Bali.

Dari sudut pandang historis sosiologis dapat dicermati bahwa Paduka Parameswara Shri Wijaya Rajasa yang berputra Sang Angga Tirta adalah sebagai Wamsakarta Maha Gotra Tirta Harum di Bali. Wamsakarta adalah akronim yang diberikan oleh para peneliti sejarah bagi sosok atau gur sejarah yang berhasil mengembangkan dan membentuk kewangsaan atau klan tertentu dan menjadi raja-raja pada kurun waktu tertentu serta dicermati ikut menentukan jalannya sejarah. Menurut babad Pasek bahwa Ki Pasek Sadri menjadi sisya di Pasraman Siladri dengan Dhang Acarya adalah Dhang Hyang Jaya Rembat. Setelah beberapa lama berguru spiritual dari Dhang Hyang Jaya Rembat maka Ki Pasek Sadri dipodgala sehingga kemudian menyandang nama Ki Dukuh Suladri.

Dengan predikat sebagai pandita maka Ki Dukuh Suladri tinggal tak jauh dengan dhang guru nabenya yakni Dhang Hyang Jaya Rembat. Ki Dukuh Suladri lalu membangun sebuah pasraman yang letaknya disebelah utara dari pasraman Dhang Hyang Jaya Rembat masih berada dikawasan hutan dan sungai Melangit dekat dengan mata air Tirta Harum. Bekas pasraman Ki Dukuh Suladri ini berdiri sebuah pura kuno yang bernama Pura Taman Sari.

Di pasraman Pura Taman Sari ini Ki Dukuh Suladri mengabdikan seluruh sisa hidupnya. Pedukuhan Taman Sari ini secara sosiologis menarik penduduk daerah sekitarnya untuk ikut tinggal bermukim disana. Kawasan yang subur dekat hutan dan sungai Melangit itu lama kelamaan menjadi tempat hunian penduduk dan secara historis tempat itu sampai saat ini dikenal dengan nama Banjar Dukuh.
Babad Pasek secara panjang lebar menyuratkan bahwa Ki Dukuh Suladri yang membangun pasraman di Taman Sari itu menurunkan 4 (empat) orang putra- putri dari 2 (dua) orang istrinya. Disebutkan bahwa istri pertamanya anugrah dari Dalem Gelgel Shri Aji Dalem Semara Kepakisan dan istri keduanya keturunan Pasek Denpasar. Dari istri pertama anugrah Dalem Gelgel seorang dayang berasal dari Kamal diketahui Dukuh Suladri menurunkan dua orang putri kembar yang berparas cantik. Dua yang pertama diberi nama Ni Luh Ayu Sadri dan yang kedua diberi nama Ni Luh Ayu Sadra.

Sedangkan dari istri keduanya lahir dua orang putra yang pertama diberi nama I Gede Pasek Sadri, sedangkan adiknya bernama Made Pasek Sadra. Sudah menjadi kehendak dan titah sejarah putra putri Ki Dukuh Suladri yang beranjak dewasa dan kedua putri kembarnya yang berparas cantik masing- masing Ni Luh Ayu Sadri bertemu jodoh dengan Sang Angga Tirta, sedangkan adiknya yang bernama Ni Luh Ayu Sadra dikisahkan dipersunting oleh Dalem Gelgel Shri Aji Dalem Baturenggong.

Dari segi genealogi atau hubungan kekerabatan maka dapat dicermati bahwa Sang Angga Tirta yang setelah dewasa bernama I Dewa Gede Sang Anom Bagus itu adalah bersaudara ipar dengan Dalem Gelgel Shri Aji Baturenggong. Sudah menjadi kehendak sejarah pula bahwa putra dari Sang Angga Tirta dari perknikahan dengan Ni Luh Ayu Sadri yaitu Sang Garba Jata kawin dengan sepupunya bernama Ni Dewi Ayu Mas. Dikisahkan dalam babad Pasek bahwa Ni Luh Ayu Sadra yang dipersunting oleh Dalem Gelgel Shri Aji Waturenggong berputri Ni Dewi Ayu Mas.

Mengikuti realitas sejarah diatas, maka keturunan Sang Angga Tirta merupakan kerabat dekat dari Dalem Gelgel Shri Aji Dalem Baturenggong. Dengan diangkatnya Sang Angga Tirta sebagai putra dharma dari Dhang Hyang Jaya Rembat maka secara dinastik Sang Angga Tirta adalah menjadi bujangga, sedangkan dari segi biologis kita mengetahui bahwa Sang Angga Tirta adalah putra biologis dari Paduka Parameswara Shri Wijaya Rajasa.

Hubungan kekerabatan yang sangat dekat itu menjadikan Sang Angga Tirta dan keturunannya memegang posisi sentral dalam khazanah sejarah Bali dan sangat wajar masuk dalam jajaran birokrasi kerajaan. Salah seorang putra Sang Angga Tirta dalam babad Purana Batur disuratkan dengan nama I Gede Putu diberi kedudukan disebuah kawasan yang kemudian menyandang sebutan I Dewa Manca Tamanbali, sesuai dengan daerah kekuasaannya yang menjadi dan bernama Kerajaan Tamanbali.


Peristiwa lahirnya Kerajaan Tamanbali dan diangkatnya ketiga putra kesatriya dan brahmana itu dalam sejarah Bali tercatat terjadi pada tahun 1524 Masehi. Lahirnya Kerajaan Tamanbali pada tahun 1524 Masehi dengan raja pertamanya Sang Garbhajata memakai gelar abhiseka I Dewa Tamanbali adalah tonggak sejarah yang menumental bagi wangsa Maha Gotra Tirta Harum. Piodalan Pura Tirta Harum. Anggara Kasih Juluwangi

Lebih Baik Dibenci Karena Benar, Daripada Disukai, Tapi Palsu

Lebih Baik Dibenci Karena Benar, Daripada Disukai, Tapi Palsu

 Banyak orang kurang berani menegakkan dan mengatakan kebenaran. Agar orang lain tidak sakit hati, banyak orang lebih memilih membiarkan hal-hal yang tidak benar, demi sebuah hubungan tetap nyaman, banyak orang lebih memilih diam dan tidak mencampuri keputusan dan perbuatan orang lain yang salah.


Selain itu, beberapa alasan kenapa orang bungkam mengatakan kebenaran:
  • Zona nyamannya terganggu
  • Tidak tahu bagaimana mengatakannya
  • Takut karirnya menurun (lebih baik jadi penjilat, sekalipun nurani menjerit, apalagi kalau karir lagi naik-naiknya, apalagi kalau sedang mengincar kursi tertentu yang ujung-ujungnya duit)
  • Tidak siap dijauhi
  • Tidak siap dibenci
  • Takut tidak punya kawan
  • Takut di bilangin macem-macem, dan lain sebagainya
Parahnya bahkan ada yang berprinsip ‘lebih baik berbohong atau diam, daripada mengatakan kebenaran yang berakibat dirinya dibenci’.

Sebagai umat beragama seharusnya kita berani berkata benar. Dikucilkan, diremehkan dan diacuhkan adalah risiko seorang yang berjuang demi mewartakan kebenaran.

Lebih baik mempunyai sedikit teman tapi mengatakan kebenaran, daripada mempunyai banyak teman tetapi menyimpan kebohongan dan mendiamkan kebenaran.

Jangan pernah takut mengatakan yang benar, percayalah pada janji Tuhan : “Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau dan untuk melepaskan engkau”

saya yakin seperti roda yang berputar, sekarang di atas, besok mungkin dibawah

 

saya yakin seperti roda yang berputar, sekarang di atas, besok mungkin dibawah

Bershukur, kamu yang saat ini bisa membeli semua keinginanmu, entah itu dari pemberian orang tua maupun hasil keringatmu sendiri. Tapi, jangan sekali-kali usil dan menyombongkan diri kepada teman yang tak mampu, sepertimu.


Karena harta itu hanya titipan saja. Kita tidak tau apa yang akan terjadi selanjutnya dari kehidupan ini, saya yakin seperti roda yang berputar, sekarang di atas, besok mungkin dibawah, maka dari itu janganlah sombong jadi orang.

Ingat, kesombongan akan membuat kita tidak disukai orang, itu benar adanya. Sekarang mungkin saja orang masih ingin berteman denganmu karena kamu masih memiliki uang, percayalah apakah saat kamu udah nggak ada uang apakah tamanmu akan tetap menjadi teman setia? Pasti tidak, mereka bukan mata duitan kok, justru mereka pergi karena kesombonganmu itu, maka dari itu belajarlah mengerti perasaan orang yang tidak mampu.

Uang, memang membuat segalanya menjadi kacau, uang juga membuat segalanya menjadi baik. Orang semua butuh uang agar bisa makan, apalagi dizaman globalisasi saat ini, uang sangat dibutuhkan, tetapi moral yang baik masih tetap diharapkan.

Jika peribadimu baik, biarpun kami miskin orang akan segan menghormati dan mengjunjungmu dan tidak mengenal apakah kau kaya atau miskin.

Hidup ini tidak bisa ditebak, sekarang kau memberi, mungkin besok kau meminta. Apapun bisa terjadi, karena roda kehidupan itu selalu berputar, pastinya.

Maka dari itu, jangan sombong jadi orang.

Saya Bekerja Keras, Karena Sadar, Saya Bukan Penikmat Harta Orang Tua

Saya Bekerja Keras, Karena Sadar, Saya Bukan Penikmat Harta Orang Tua
Photo dari intisari.grid.id

Bekerja memang sudah menjadi bagian dari kehidupan orang dewasa. Demi mendapatkan karir yang cemerlang, semua berlomba untuk menjadi yang terbaik.

Khususnya untuk bagi anak muda, bekerja keras sedari muda bisa memberi keuntungan tersendiri. Selain pengalaman yang lebih banyak, kamu bisa mempersiapkan jalanmu dengan lebih matang.

Meski lelah karena harus bekerja, setidaknya hal baik ini bisa kamu peroleh karena sudah berusaha keras sejak muda.

Dengan kerja keras dari muda, sebenarnya kamu sedang mempersiapkan langkah awal untuk meraih masa depan yang cerah. Kamu meniti tangga satu persatu untuk belajar dari yang paling dasar sampai bisa jadi profesional.

Meski jalanmu masih berat dan berliku, jangan menyerah. Karena pemenang sejati gak akan mudah kalah.

Bekerja keras dari muda mengajarkanmu arti tanggung jawab yang sesungguhnya. Contohya bagaimana mengatur jadwal dengan efektif, menciptakan peluang dan belajar banyak dari pengalaman.

Kamu punya banyak kesempatan untuk mencoba hal-hal baru, atau menemukan passion yang sesuai dengan keinginanmu. Tanggung jawab yang kamu emban sejak muda dapat membentukmu jadi pribadi yang lebih bertanggung jawab.

Tak perlu berkecil hati jika hidupmu tak senyaman teman-temanmu yang lain. Mereka bisa bersantai sementara kamu sibuk mengumpulkan pundi uang.

Kamu memang mengalami rasa sakit yang bertubi-tubi, tapi perlahan, mentalmu sedang di tempa dan dilatih agar sekuat baja. Asal semangatmu tak patah dan terus berusaha, impian dan cita-cita yang kamu impikan pasti bisa didapatkan.

Bekerja itu memang melelahkan, tapi tak lebih lelah dari orang lain yang sedang mencari pekerjaan. Dengan bekerja giat, kamu sedang memanfaatkan masa muda dengan sebaik-baiknya.

Waktumu tidak terbuang sia-sia dengan melakukan hal yang tidak berguna. Tenagamu masih kuat dan semangatmu masih membara. Bahkan dari hasil kerja kerasmu, kamu bisa membantu orang tua atau kerabat terdekat. Bukankah itu sangat membanggakan?

Ada harga mahal yang harus dibayar demi meraih kesuksesan, seperti air mata dan jerih payah dari rasa lelah. Tapi dengan tekad kuat yang diimbangi dengan kerja keras, kamu bisa meraih masa depan gemilang yang kamu impikan. Bersabarlah, kamu pasti bisa melewatinya.

Masa muda adalah saat yang terbaik, oleh sebab itu kamu harus berusaha segiat-segiatnya di usia belia, semangat!

Jika Kita Pikir Hidup Kita Sulit, Coba Kita Lihat Orang Lain di Sekeliling Kita Dulu

Jika Kita Pikir Hidup Kita Sulit, Coba Kita Lihat Orang Lain di Sekeliling Kita Dulu

Apakah Anda sudah bershukur hari ini? Dalam hidup ini biasanya seseorang dihadapi fase yang membuat dirinya merasa hancur, harapan seakan tidak ada lagi. Sampai akhirnya, gak sedikit orang yang membiarkan masa depannya rusak begitu saja. Bahkan nggak jarang, pikiran buat mengakhiri hidup tersebut untuk dilakukan. Buat Anda yang millenials yang sedang berada di titik terendah atau belum pernah mengalami seperti foto diatas, coba deh pikir dan lihat di sekelilingmu, masih banyak yang mungkin lebih buruk kehidupannya daripadamu.

Saat Hatimu merasa hancur, Ingatlah bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkanmu sendirian. Masalah yang begitu berat memang membuat seseorang menjadi inferior. Anda mulai merasa tidak berharga dan tidak memiliki siapa-siapa. Padahal meskipun saat itu tak ada seseorang pun di sisimu., Kamu masih memiliki Tuhan. Tuhan merasakan perasaanmu, Tuhan memahami hatimu, Tuhan juga mendengar keluh dan kesahmu, walaupun ia tak terucap dan akan membukakan jalan untuk setiap hamba-Nya yang berdoa dan berusaha. Jadi, jangan merasa sendirian ya! 

Sesulit apapun hidup kita, tumpahkanlah perasaanmu pada seseorang yang kamu percaya dan memberimu jalan untuk menyelesaikan masalahmu, bukan yang membuat masalah baru lagi, teman, saudara atau orang tuamu. Dengan menumpahkan masalah pikiran hidupmu dengan orang yang kamu percayai dengan bercerita dan mencari jalan keluar. Cobalah, pasti kamu akan jauh lebih lega.

Dan coba lihat disekililingmu, masih ada banyak orang yang mungkin lebih jauh buruk kehidupannya dari padamu. Maka tetaplah bershukur dan berdoa agar Tuhan selalu memberikanmu jalan dan kehidupan dengan pikiran yang tenang. 

Apapun masalah Hidup yang Anda hadapi, ingatlah bahwa tidak ada masalah yang tidak mampu dipecahkan. Selama Kita selalu mampu memecahkan, selama kita berusaha dan berdoa, jalan akan selalu terbuka. Jadi, tetaplah Semangat!

Walau Kehidupan Ini Begitu Berat, Nggak Ada Alsan Untuk Tidak Tersenyum

Walau Kehidupan Ini Begitu Berat, Nggak Ada Alsan Untuk Tidak Tersenyum

Seberat apapun hidup itu, usahakan tetap tersenyum menjalaninya. Walau hidup itu keras dan berat, dengan tersenyum akan terasa ringan.

Jangan berputus asa untuk para generasi muda dan jangan pernah merasa gengsi untuk melakukan hal apapun selagi itu halal. Contoh dua nenek yang sangat tegar dan kuat menjalani hidup dengan jualan di pasar Ubud, Bali mereka tetap tenang dan bersemangat dalam mencari pundi-pundi rupiah untuk menyambung hidup mereka dan keluarganya.

Untuk kamu yang masih muda, jangan malu untuk melakukan hal apapun untuk menyambung hidup, apalagi disaat krisis Corona ini, semua karyawan di PHK termasuk saya. Tapi, saya tidak pernah putus asa, bangkit dan banting setir, jualan online.

Walau hidup ini begitu berat, nggak ada alasankan untuk tidak tersenyum? Ia, harus punya etikat dan keyakinan untuk memacu diri untuk tersenyum dan melakukan hal apapun untuk menyambung hidup.

Jangan berhenti dan Mengeluh Minta Bantuan

Malu Ama nenek-nenek yang semangat juangnya tinggi, tapi yang masih muda karena di PHK ngemis dan demo minta bantuan. Stop! Ayo kerja, banting setir. Jalani semua apa yang kamu bisa, jualan online, jualan makanan, jasa, atau apapun yang kamu bisa agar bisa tersenyum.

Mengeluh hanya membuat hidup kita semakin menderita, bangkit, dan semangat, jangan menyerah.

Nenek dua ini saja semangat kenapa kita yang muda mengeluh. Tetaplah tersenyum untuk memulai aktifitas apapun.

Jangan Sombong Saat Di Atas! Roda Kehidupan Terus Berputar

Jangan Sombong Saat Di Atas! Roda Kehidupan Terus Berputar
ilustrasi photo via liputanislam.com

Bershukurlah kamu yang saat ini bisa membeli semua keinginanmu, entah itu dari pemberian orang tua maupun hasil keringatmu sendiri. Tapi, jangan sekali-kali usil dan menyombongkan diri kepada teman yang tak mampu, sepertimu.

Karena harta itu hanya titipan saja. Kita tidak tau apa yang akan terjadi selanjutnya dari kehidupan ini, saya yakin seperti roda yang berputar, sekarang di atas, besok mungkin dibawah, maka dari itu janganlah sombong jadi orang.

Ingat, kesombongan akan membuat kita tidak disukai orang, itu benar adanya. Sekarang mungkin saja orang masih ingin berteman denganmu karena kamu masih memiliki uang, percayalah apakah saat kamu udah nggak ada uang apakah tamanmu akan tetap menjadi teman setia? Pasti tidak, mereka bukan mata duitan kok, justru mereka pergi karena kesombonganmu itu, maka dari itu belajarlah mengerti perasaan orang yang tidak mampu.

Uang, memang membuat segalanya menjadi kacau, uang juga membuat segalanya menjadi baik. Orang semua butuh uang agar bisa makan, apalagi dizaman globalisasi saat ini, uang sangat dibutuhkan, tetapi moral yang baik masih tetap diharapkan.

Jika peribadimu baik, biarpun kami miskin orang akan segan menghormati dan mengjunjungmu dan tidak mengenal apakah kau kaya atau miskin.

Hidup ini tidak bisa ditebak, sekarang kau memberi, mungkin besok kau meminta. Apapun bisa terjadi, karena roda kehidupan itu selalu berputar, pastinya.

Maka dari itu, jangan sombong jadi orang.

Teruntuk Sosok Tangguh yang Ku Sebut 'Ayah'

Teruntuk Sosok Tangguh yang Ku Sebut 'Ayah'
Ilustrasi photo via beritalima.com

Saat mendengar lagu Ayah yang sedang viral di media sosial, saya jadi ingat sosok ayah saya dan ingin menulis sepucuk surat lewat payanadewa ini.

Ayah sedang apa kau kini? Masih bergelut dengan rentetan kewajiban mencari uang atau menangis menahan siksa duniawi dengan keadaan sakitmu? Tenang ayahku sayang kau adalah pahlawan, kau berada dijalan yang benar, sakitmu mungkin tak mengenakan tapi percayalah dosaku berguguran karenanya.

Ayah, maafkan aku yang manja ini. Dalam keadaan yang begitu parahnya, kau harus berjuang begitu susah payah hanya agar aku dan kakakku dapat mencicipi bangku sekolah. Terima kasih ayah, kami sangat menyayangi ayah. Aku doakan agar kau dan Ibu mendapatkan umur panjang agar aku bisa membalas jasamu, walau tidak seperti yang kau lakukan.

Ayah aku ingat saat aku kecil dulu merengek minta mainan. Lalu dengan kerja keras kau tukar keringatmu dengan barang yang ku pinta. Trima kasih ayah berjanji saat aku sudah mendapatkan pekerjaan, aku akan menukar posisimu. Kita bertukar posisi, akan ku kabulkan semua keinginanmu. Aku berjanji ayah, saat kau dan ibu renta nanti, akan aku urus kalian dengan tanganku sebagaimana kalian telah mengurusku sejak kecil dulu.

Sekian dulu surat dari anak sulungmu ini, jangan terlalu memikirkan ku disini, aku bekerja jauh untuk kebahagiaan kalian sendiri, maaf untuk saat ini kalian menderita. Tak hidup mewah bukan berarti ayah gagal, karena bagiku ayah adalah ayah terbaik dimuka bumi ini yang mampu mendidik kedua anakmu ini menjadi berilmu dan berjiwa tegar. Semoga kelak jasa ayah dibalas dengan Hyang Widhi setimpal.

Atau mungkin lebih besar, Astungkara

Sayangilah Orang Tuamu, Jangan Samapi Saat Mereka Tiada Baru Kamu Menyesal



Halo semua kali ini saya akan membahas sebuah artikel yang menarik, baca sampai selesai ya biar mengerti dan tidak gagal paham.
Sayangilah Orang Tuamu, Jangan Samapi Saat Mereka Tiada Baru Kamu Menyesal


Setiap orang pasti merindukan sosok yang mampu menjadi teladan dan panutan dalam kehidupan sehari-hari. Sosok tersebut dapat kita temui melalui ayah dan ibu di rumah yang telah merawat dan menjaga kita mulai dari kecil hingga menuju ke puncak kesuksesan.

Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa sosok ayah maupun juga ibu tak luput dari kesalahan dan mungkin membuat kita sakit hati bahkan berniat untuk membenci mereka. Tapi apakah tindakan membenci orang tua merupakan suatu tindakan yang benar dan terpuji?

Mari kita bercermin perihal sikap yang harus kita tunjukkan terhadap orang tua baik itu ayah maupun ibu kita. Agama Hindu mengajarkan tentang bagaimana mengasihi orang tua dan tidak pernah sedikitpun menyinggung tentang membenci dan memusuhi orang tua. Justru sebaliknya, ketika perilaku membenci orang tua dilakukan maka akan ada suatu balasan atau dampak dari tindakan tersebut. Tidak ada agama di dunia ini yang mengajarkan bagaimana membenci orang tua.

Namun setiap agama pasti mengajarkan bagaimana mengasihi dan mencintai orang tua kita dengan sungguh-sungguh terlepas dari kelasahan yang mereka lakukan. istilah “baik buruk ayahku dia tetap pahlawanku, baik buruk ibuku dia tetap surgaku” mau menggambarkan kepada kita semua bahwa bagaimanapun keadaan orang tua kita. Mestinya kita harus tetap menghargai dan menghormati mereka sebagai utusan Tuhan dalam hidup kita masing-masing.

Setiap manusia pasti pernah melakukan dosa dan kesalahan termasuk kedua orang tua kita, namun kita dianjurkan untuk memaafkan beliau. Sayangi orang tuamu, hormati orang tuamu, bahagiakan orang tuamu.

Pasti akan ada saatnya nanti kamu akan berpisah dengan mereka selamanya, dan semoga perpisahan itu tidak meninggalkan bekas dan luka sehingga membuatmu tidak bisa memaafkan diri sendiri.




Tak Perlu Kaya Untuk Sebuah Kesetiaan, Tak Perlu Mewah Untuk Sebuah Kebahagiaan


Tak Perlu Kaya Untuk Sebuah Kesetiaan, Tak Perlu Mewah Untuk Sebuah Kebahagiaan
ilustrasi photo via https://www.facebook.com/InspirasiKehidupan/

Menjalin suatu hubungan sampai ke jenjang pernikahan merupakan hal yang sungguh-sungguh diantara dua insan manusia yang saling mencintai. Namun, perlu di ingat bahwa pernikahan itu bukan untuk hanya sehari dua hari saja. Tetapi pernikahan itu adalah anugrah. Jadi, susah, senang, suka maupun duka harus dijalani bersama.

Mungkin petuah ini sudah  disampaikan secara turun-temurun kepada pasangan pengantin oleh orang tua sebagai persiapan melangkah dalam menjalani kehidupan berumah tangga.

Kesetiaan Itu Sederhana


Seharusnya semakin lama usia pernikahan, biasanya semakin banyak pula ujian dalam menjalani kehidupan berumah tangga yang memerlukan kesabaran tingkat tinggi. 

Dasar sebuah hubungan adalah cinta dan kasih sayang. Tak perlu kaya untuk sebuah hubungan yang setia, karena menjalani kehidupan dengan pasangan yang tercinta dan keseharian penuh warna adalah impian semua insan manusia. Mungkin semua orang ingin hidup kaya dan bahagia, tetapi beberapa fakta setelah mapan dan kaya pasangan itu pisah, terbukti uang bisa membuat hubungan retak. Beda halnya dengan pasangan yang benar-benar mencintai dan membangun ekonominya dari 0 dan apa adanya. 

Kebahagiaan Itu Tak Perlu Mewah

Untuk sebuah kebahagiaan mungkin bisa dinilai dengan Uang, tetapi uang juga bisa menghancurkan hubungan rumah tangga, kecuali hubungan yang betul-betul setia dan saling menyayangi. Maka dari itu, jika suatu hubungan sudah saling memahami dan pengertian, maka kebahagiaan itu tak harus kaya. 

Hidup ini bukan hanya soal harta dan kekayaan, tetapi menjalani hubungan kehidupan berumahtangga dengan saling pengertian dan saling mensuport itu adalah yang terbahagia. 

Harta bisa dicari bersama, tetapi kebahagiaan yang utama. 

Jika Hatimu Sudah Ikhlas, Maka Seburuk Apapun Hal yang Datang Tidak Akan Membuatmu Lemah dan Menyerah

Jika Hatimu Sudah Ikhlas, Maka Seburuk Apapun Hal yang Datang Tidak Akan Membuatmu Lemah dan Menyerah


Begitu juga dengan keikhlasan, tatkala hatimu sudah terbiasa dengan rasa ikhlas, maka tentu seburuk apapun hal yang datang tidak akan membuatmu lemah dan menyerah.

Ketika ikhlasmu sudah memenuhi hati, maka pasti masalah sesulit apapun yang datang menyapamu, tentu kamu akan tetap tenang karena pasti keyakinanmu kepada Hyang Widhi selalu tinggi.

Kamu Akan Mudah Berlapang Dada, Tatkala Dari Awal Sudah Mampu Membidik Hati Dengan Ikhlas

Bukan cuma itu, kamu akan mudah berlapang dada tanpa tapi, tatkala dari awal sudah mampu membidik hatimu dengan sabar dan ikhlas.

Maka dari itu, sesulit apapun melatih hati dengan rasa sabar dan ikhlas, jangan pernah kamu menyerah, karena sungguh belajar bersabar dan ikhlas itu memang sangat menguji batin.

Karena Kamu Akan Tetap Baik-baik Saja Jika Sabar dan Ikhlasmu Terjaga

Oleh karenanya, jangan pernah menyerah pada keadaan meski hal tersebut sangat menyakitimu, kamu harus tetap kuat menekan hatimu untuk bisa bersabar dan ikhlas.

Sebab tidak peduli dalam keadaan yang paling menyiksa sekalipun, dalam masalah yang amat besar sekalipun, pasti kamu akan tetap baik-baik saja jika sabar dan ikhlasmu senantiasa memenuhi hati.

Bahkan Semua Hal Tidak Mengenakkan Akan Bisa Membuatmu Tetap Tenang, Tatkala Sabar dan Ikhlasmu Memenuhi Hati

Jadi penting sekali untuk siapapun kita belajar caranya menangkan hati dengan kesabaran dan keikhlasan, lebih-lebih kamu yang saat ini tengah dalam takdir-Nya yang tidak kamu sukai, karena saat kamu bersabar dan ikhlas maka disitulah kamu akan tetap tenang.

Maka Sebesar Apapun Masalah yang Datang Kepadamu Tidak Akan Serta Merta Kamu Keluhkan Bila Hatimu Sudah Sabar

Sungguh ketika hatimu sudah terbiasa bersabar, terbiasa lapang hati, maka sebesar apapun masalah yang datang kepadamu tidak akan serta merta kamu keluhkan.

Sesedih apapun rasa yang melanda, kamu tentu akan tetap baik-baik saja menjalani hidupmu, jika dari awal sabar sudah menjadi andalanmu dalam menjaga hati.

Lantas Bidik Hatimu Dengan Rasa Sabar dan Ikhlas, Agar Mudah Bagimu Menyimpan Hal-hal yang Tidak Mengenakkan

Selalu bidiklah hatimu dengan rasa sabar dan ikhlas, selalu ajarkanlah hatimu untuk selalu bisa bersyukur, agar mudah bagimu menyimpan hal-hal yang tidak mengenakkan.

Karena jika kamu sudah terbiasa menjaga hatimu dengan penuh sabar dan ikhlas, maka disitulah kamu akan selalu legowo dan lapang dada atas hal buruk yang telah Ida gariskan menjadi takdirmu.

Lebih Baik Dibenci Karena Kebenaran Daripada Dicintai Tapi Karena Kepalsuan

ilustrasi photo via kompasiana.com


Banyak orang kurang berani menegakkan dan mengatakan kebenaran. Agar orang lain tidak sakit hati, banyak orang lebih memilih membiarkan hal-hal yang tidak benar, demi sebuah hubungan tetap nyaman, banyak orang lebih memilih diam dan tidak mencampuri keputusan dan perbuatan orang lain yang salah.

Selain itu, beberapa alasan kenapa orang bungkam mengatakan kebenaran:
  • Zona nyamannya terganggu
  • Tidak tahu bagaimana mengatakannya
  • Takut karirnya menurun (lebih baik jadi penjilat, sekalipun nurani menjerit, apalagi kalau karir lagi naik-naiknya, apalagi kalau sedang mengincar kursi tertentu yang ujung-ujungnya duit)
  • Tidak siap dijauhi
  • Tidak siap dibenci
  • Takut tidak punya kawan
  • Takut di bilangin macem-macem, dan lain sebagainya


Parahnya bahkan ada yang berprinsip ‘lebih baik berbohong atau diam, daripada mengatakan kebenaran yang berakibat dirinya dibenci’.

Sebagai umat beragama seharusnya kita berani berkata benar. Dikucilkan, diremehkan dan diacuhkan adalah risiko seorang yang berjuang demi mewartakan kebenaran.

Lebih baik mempunyai sedikit teman tapi mengatakan kebenaran, daripada mempunyai banyak teman tetapi menyimpan kebohongan dan mendiamkan kebenaran.

Jangan pernah takut mengatakan yang benar, percayalah pada janji Tuhan : “Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau dan untuk melepaskan engkau”