Upacara Ngaben Bali atau Kremasi, adalah ritual yang dilakukan di Bali untuk mengirim almarhum dari kehidupan kini ke hidup berikutnya. Tubuh almarhum ditempatkan seolah-olah tidur, dan keluarga akan terus memperlakukan almarhum seperti tertidur. Tidak ada air mata yang ditumpahkan, karena almarhum sementara tidak hadir dan akan bereinkarnasi atau menemukan istirahat terakhirnya di Moksa (membebaskan dari reinkarnasi dan siklus kematian).
Hari yang tepat dari upacara Ngaben selalu konsultasi ke pendeta (Pedande) untuk memastikan untuk hari upacara Ngaben ini. Pada hari upacara mayat almarhum ditempatkan di dalam peti mati. Peti mati ini ditempatkan di dalam sarkofagus yang menyerupai kerbau (Lembu) ,Singa atau dalam struktur candi (Wadah) yang terbuat dari bambu, kayu, dan dihiasi ukiran dari kertas. Struktur kerbau atau candi akan dibawa ke tempat kremasi dalam suatu prosesi. Prosesi Ngaben tidak berjalan dalam garis lurus. Ini untuk membingungkan roh jahat dari almarhum.
Ngaben adalah upacara terpenting di Bali. Karena tubuh manusia terdiri dari 10 elemen dasar. Satu 5 elemen yang kita sebut sebagai Panca Maha Butha atau atau 5 elemen kosmos makro: Pertiwi (tanah), Apah (air), Teja (api), Bayu (udara) dan Akasa (enter atau ruang). Dan 5 elemen kenangan lainnya yang kita sebut sebagai Panca Tan Matra yang merupakan 5 elemen yang mempengaruhi kita dari rasa kita yang terdiri dari: Ganda (dari hidung atau bau), Rasa (dari lidah), Rupa (dari mata), Sparsa (dari pengertian kulit), Sabda (dari telinga).
Setelah semua pembakaran dari kremasi masih ada langkah lain karena atman atau roh masih memiliki bagian lain dari unsur yang perlu dihilangkan yang kita sebut Panca Karmendriya atau dosa besar yang kita lakukan. Panca Karmendriya terdiri dari: Padendria (dosa yang datang dari jalan hidup kita), Payundria (dosa yang datang dari makanan yang kita makan saat hidup kita), Panendra (dosa dari tangan kita diciptakan), Upastenindia (dosa dari perilaku berhubung intim kita), dan Twakindriya (dosa dari ucapan kita atau dari mulut kita).
Upacara untuk “menghapus” dosa-dosa itu kita sebut sebagai “Nyekah” itu tidak berarti kita bebas dari dosa-dosa itu setelah Nyekah, tetapi sebenarnya adalah rekapitulasi dari dosa kita. Dan hasilnya menjadi laporan yang “Atman” atau roh miliki yang akan menghasilkan apakah ia akan bereinkarnasi atau tidak. Laporan ini sendiri kita sebut sebagai Karma Wasana. Jadi “Ngaben” pada dasarnya membantu Atman untuk mencapai statusnya secepat mungkin ke “Brahman” atau Tuhan ke tingkat berikutnya dan ada beberapa lapisan “pembungkus” yang perlu dihapus dengan melakukan Ngaben dan Nyekah.
Dan untuk orang-orang yang masih hidup, Ngaben dan Nyekah adalah filosofi yang baik yang mengingatkan kita untuk selalu menciptakan karma yang baik dalam hidup. Jadi laporan kami atau Karma Wasana dapat membawa kita ke Moksatham Jagathita Ya Ca Ithi atau Dharma atau bebas dari reinkarnasi. Ini juga menunjukkan kepada kita bahwa Hinduisme bukan tentang mendapatkan surga tetapi bagaimana menjadi satu dengan Brahman atau Tuhan.
No comments:
Post a Comment
Bagaimana Menurut Anda Tulisan Ini, Membantu atau Tidak? Tuliskan Masukan Anda di Kolom Komentar, dibawah!