Joged Bumbung Tari Tradisional Bali yang Kini Disalahgunakan


Bali memiliki reputasi sebagai daerah yang menjunjung budaya begitu tinggi. Oleh karena itu, seni dan budaya di Bali berkembang pesat. Di sini, Anda bisa menjumpai hasil karya seni dan budaya dalam berbagai bentuk, termasuk di antaranya adalah tari. Bahkan, tak sedikit karya tari tradisional Bali yang mendapat pengakuan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.

Salah satu tarian tradisional yang memiliki status sebagai warisan budaya dunia adalah joged bumbung. Hanya saja, ada fenomena miris yang perlu menjadi perhatian serius terkait keberadaaan tari tradisional ini. Fenomena tersebut adalah adanya sebagian oknum masyarakat yang kerap mempertunjukkan tarian ini dalam cara (mohon maaf) yang mesum dan erotis.

Kebiasaan untuk mengajak pengunjung untuk menari bersama merupakan hal yang lumrah di kalangan penari bumbung. Hanya saja, secara pakem, ajakan tersebut hanya berupa godaan saja. Kalaupun ada pengunjung yang berpartisipasi, tarian tetap dilakukan dengan gerakan sopan. Namun, kondisi ini jauh berbeda pada praktik dari para penari mesum.

Para oknum penari bumbung yang tidak bertanggung jawab, sering menggunakan gerakan yang mesum. Tak jarang, gerakan yang dipertontonkan merupakan gerakan seperti orang (mohon maaf) tengah bersenggama. Hal ini tentu saja cukup memprihatinkan. Apalagi, tak sedikit anak-anak yang turut berpartisipasi melihat pertunjukan tari tradisional ini.

Oleh karena itu, Pemerintah Bali sempat memiliki inisiatif untuk melarang pelaksanaan pertunjukan tari bumbung. Namun, upaya tersebut ternyata masih belum cukup. Tak jarang, tarian tradisional yang disalahgunakan menjadi tari mesum ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Sontak, hal ini membuat citra tari tradisional ini memburuk.

Asal-usul Joged Bumbung Khas Bali

Dalam pakem aslinya, tari bumbung merupakan jenis tari tradisional yang positif. Keberadaannya bisa ditelusuri sejak thun 1940-an, dan dimanfaatkan sebagai tari pergaulan. Saat itu, tari ini menjadi sarana hiburan untuk para petani yang lelah setelah bekerja seharian di sawah. Dalam praktiknya, penari memang kerap mengajak para petani yang tengah menonton untuk berpartisipasi.

Penari yang biasa mempertunjukan tari bumbung adalah seorang wanita, yang memperlihatkan gerakan lincah serta dinamis. Dalam praktiknya, tari bumbung kerap disertai dengan iringan musik yang berasal dari gamelan serta perangkat musik dari bambu. Tidak ada cerita secara khusus yang menjadi corak dari pertunjukan tari ini. Hanya saja, secara umum tari Bali mengedepankan etika dalam setiap pementasannya.

Oleh karena itu, saat ini masyarakat Bali terus berusaha untuk mengembalikan joged bumbung dalam pakem aslinya. Hal ini penting, untuk bisa menghilangkan kesan sebagai tarian p0rn0 yang sudah berkembang di masyarakat luas. Apalagi, tarian ini memang sengaja diciptakan bukan untuk unsur mesum, tetapi murni sebagai hiburan.

Dengan begitu, citra Bali yang terkenal dengan kekayaan budayanya tidak tercoreng oleh tindakan orang-orang tak bertanggung jawab. Tidak ingin nama Indonesia buruk di mata internasional, kan?

Resepsi Nikah, Apakah Diharuskan? Simak Jawabannya Menurut Hindu



Upacara perkawinan dalam Ajaran Agama Hindu disebut ‘Vivaha Samskara’ semakin mengalami pergeseran. Nilai religius dari upacara perkawinan semakin berkurang, terutama pada bagian acara mengundang kerabat, sahabat, teman dekat, bahkan pejabat, yang lebih dikenal resepsi nikah.


Sering kali kita melihat kenyataan bahwa dalam resepsi nikah yang dipikirkan adalah penggalian dana, meskipun tidak semua orang seperti itu, akan tetapi pasti ada yang berpikiran demikian. Dengan kata lain mengundang seseorang dalam acara resepsi nikah untuk mendapatkan uang yang terselip dalam amplop, resepsi dijadikan ajang bisnis untuk mendapatkan keuntungan.


Hal ini tentu sudah menyimpang dan bertentangan dengan dharma karena dalam ajaran agama justru saat upacara pernikahan diwajibkan untuk bersedekah, berdana punia.


Sebenarnya apa hakekat acara resepsi nikah atau ‘mengundang’ ketika upacara perkawinan? Menurut pendapatku berdasarkan ajaran agama, ada dua tujuan utama alasan di balik acara mengundang seseorang ketika melaksanakan upacara perkawinan atau pernikahan, terutama resepsi nikah.

Melepas masa lajang untuk menikah merupakan babak baru dalam kehidupan berumah tangga. Dari sudut pandang niskala (secara gaib), menikah merupakan sebuah proses kelahiran, dimana kita lahir melalui upacara pernikahan atau wiwaha samskara. Oleh karena itulah adakalanya ucapan menikah itu, ‘Selamat menempuh hidup baru’.


Jangan anggap remeh kelahiran melalui upacara, kelahiran seperti ini lebih agung dari kelahiran secara biologis sebab lahir melalui mantra puja. Oleh karena itu, seseorang yang sudah menikah jangan coba-coba merasa bukan sebagai anak dari orang tua baru, yaitu ibu dan bapak mertua. Demikian sebaliknya seorang mertua jangan menganggap menantu sebagai bukan anak, meski mereka tidak lahir secara biologis.


Kelahiran baru inilah yang perlu diumumkan kepada masyarakat atau bahasa sederhananya kedua mempelai diumumkan kepada masyarakat bahwa mereka sudah menikah, agar masyarakat mengetahuinya. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti misalnya agar tidak ada lagi orang lain yang menggodanya layaknya seseorang yang masih lajang.


Alasan yang lebih sakral, resepsi nikah tujuannya adalah untuk bersedekah (berdana punia), terutama membagi-bagikan makanan. Menurut kitab Siva Purana, membagi-bagikan makanan dinyatakan sebagai sedekah yang paling utama.


Dengan melakukan sedekah pada saat melaksanakan Yajna maka pahala yajna akan berlimpah, pahalanya berlipat-lipat, tentu jika dilandasi hati yang tulus. Barangkali itusebabnya tamu undangan yang datang membawa oleh-oleh berupa amplop dimasukan ke dalam kotak dana punia atau kotak sumbangan, bukan dimasukan ke dalam kotak penggalian dana.


Menurut ajaran Agama Hindu, seseorang yang melaksanakan Yajna tanpa bersedekah dianggap melakukan perbuatan dosa, melakukan sesuatu yang sia-sia, Yajna seperti itu tidak ada pahalanya. Itu sebabnya ketika mengundang seseorang saat resepsi nikah menjadi hal yang sangat penting untuk menjamu undangan dengan makanan. Menurut ajaran Hindu, tamu itu dewa. Jangan remehkan tamu yang datang ke rumah meski mereka berasal dari orang hina, orang jahat, lebih-lebih mereka datang ketika melaksanakan upacara Yajna.


Dulu, tamu undangan bahkan diwajibkan membawa makanan ke rumahnya, akan tetapi tradisi ini mulai hilang, namun masih diterapkan oleh masyarakat yang masih memegang teguh tradisi leluhur. Ketika selesai melaksanakan upacara Yajna, sisa-sisa persembahan seperti buah-buahan, nasi, ketupat, sengaja dibawakan ke rumah warga, terutama tetangga dan kerabat. Tradisi ini disebut ‘ngejot’. Tradisi yang sudah seharusnya dilestarikan, mengingat tradisi ngejot sangat bermakna. Selain membawa pahala Yajna, juga sebagai ajang silahturahmi.


Orang-orang yang berpikiran mendapatkan keuntungan dari acara resepsi nikah, mereka tidak akan mendapatkan pahala atau keuntungan dari upacara Yajna, yang didapat hanya eforia kemeriahan yang tidak membawa kedamaian. Oleh karena itu jika mengundang kerabat, sahabat, pejabat, maka niatkanlah hati dan pikiran untuk membagi-bagikan makanan, bukan untuk mendapatkan uang dari mereka.


Meski pun mereka datang membawa amplop, yang terpenting orang yang melaksanakan resepsi nikah sama sekali tidak mengharapkan pada undangan bahwa mereka datang membawa amplop, melainkan mengharpkan kedatangan mereka untuk mendoakan kita agar dalam kehidupan baru memperoleh kesejahteraan dan kedamaian. Dengan cara itu, semoga upacara perkawinanan membawa berkah.

Cara Membuat Anak Laki-laki Hindu Bali



Tujuan setiap orang atau manusia adalah kebahagiaan. Keluarga yang bahagia adalah dambaan setiap orang. Seorang anak yang lahir adalah harta yang tidak ternilai harganya bagi setiap keluarga. Di dalam terbentuknya keluarga yang bahagia dan kekal adalah terciptanya seorang anak baik laki-laki maupun perempuan. Untuk mendambakan seorang anak yang suputra diperlukan persiapan yang sangat baik


Bayi dalam kandungan bisa terwujud berkat pertemuan antara kama petak dan kama bang yang juga disebut cukla wanita yang keluar dari purusa (laki-laki) dan pradana (wanita). Kama petak adalah unsure laki-laki yang juga disebut cukla yang disimbolkan dengan Sang Hyang Semara. Sedangkan kama bang adalah unsure perempuan yang juga disebut swanita, yang disimbolkan dengan Dewi Ratih. Kama petak dan kama bang yang disebut cukla swanita itu, lalu disimbolkan dengan Sang Hyang Semara Ratih. Menurut salinan lontar Smara Kriddha Laksana bahwa suami istri yang melakukan hubungan romantis, terlebih dahulu hendaknya mengucapkan mantra


"Om krong karetaya sampurana Dewa Manggala ya namah"


Dalam hubungan romantis suami dan istri agar memperoleh keturunan dan anak bijaksana, maka sebaiknya mengucapkan mantra terlebih dahulu seperti :


"Om rang Rudra ya namah, idep sire sadkrosa"


Kalau menginginkan anak yang selalu berhasil dalam hidupnya nanti, mantra yang diucapkan :


"Om jrung mrtyuncaya ya namah"


Selain itu suami istri harus melakukan pantangan yaitu dilarang membunuh makhluk hidup dan hati selalu cinta damai. Kalau ingin memiliki putra pintar, mantra yang diucapkan :


"Om crikomadewa ya namah", bratanya ialah suami istri melakukan seuatu hubungan romantis itu hendaknya saling asih.


Dari Pernyataan tersebut juga disebutkan cara memperoleh anak laki-laki, ada beberapa macam ketentuan adalah sebagai berikut :

suami menulis beberapa huruf pada ibu jari tangan kanan dan ibu jari kaki kanan yang bunyinya: "Apurusa bhawati". Kemudian melakukan hubungan romantis pada siang hari dan konsentrasikan pikiran ke Sang Hyang Kamajaya

Memakai sarana antara lain: embotan pandan “asti” (bagian pangkal dan muda serta warnanya putih yang didapat dengan jalan menarik daunnya pada bagian atas dari pohon pandan asti tersebut) dipakai rujak yang dilengkapi pula dengan arak, terasi merah. Rujak itu ditempatkan pada mangkuk sutra dan disertai mantra: “Om cupu-cupu mirah dewaning buwel, tengan maisi putra, petu maha pekik. Om sidhi mantramku.” Setelah itu rujak tadi dimakan bersama-sama dan selanjutnya berpuasa selama sehari.

Pada ibu jari tangan kanan si istri, hendaknya diberi suatu tulisan, seperti inilah rajahnya :

Selain tersebut diatas, waktu sangat menentukan untuk dilihat dalam hubungan romantis. Adapun hari-hari yang tidak diperbolehkan melakukan hubungan romantis adalah

Hari- hari suci

Hari purnama maupun tilem

Tanggal ke-14 (prawani), yang dimaksud adalah sehari sebelum purnama/tilem

Pada hari datang bulan wanita untuk masa empat hari

Weton suami atau istri

Menurut ahli agama, Gde Pudja, M.A, dalam artikelnya, hubungan romantis dengan tujuan memperoleh anak suputra, sangat baik dilakukan pada hari ke-14 dan 16 terhitung dari hari pertama menstruasi karena akan dilahirkan anak laki yang teguh imannya, mulia, hormat pada orang tua, bijaksana, pandai, jujur, suci dan menjadi pelindung manusia pada umumnya. Kalau dibandingkan secara ilmiah hari ke-14 dan ke-16 sangat cocok karena pada waktu itu adalah masa subur. Menurut informasi lainnya disebutkan bahwa adapun cara lain untuk memperoleh anak laki-laki adalah dengan berdoa/sembahyang meminta anugrah kehadapan Ida Bethara Hyang Guru yang berstana di kemulan Rong Tiga di Merajan masing-masing.

Demikian artikel berikut ini, Apa yang di berikan oleh Ida Shang Hyang Widi Wasa harus kita patut syukuri, dengan kita berdoa dan bersembahyang pasti kita akan di berikan karunia seorang anak.

Inilah Alasan Hindu Tidak Mengenal Kata Haram


Inilah Alasan Hindu Tidak Mengenal Kata Haram, Karena Haram adalah istilah bahasa arab yang berarti 'terlarang'. Oleh karena itu mengacu ke sesuatu yang sakral yang aksesnya dilarang untuk orang-orang yang tidak dalam keadaan kemurnian atau yang tidak diinisiasi ke dalam pengetahuan suci tentang suatu kejahatan, tindakan berdosa yang di larang untuk dilakukan. Istilah ini juga menunjukan sesuatu yang disisihkan, setara dengan konsep saceri (lih suci) dalam Hukum dan agama Romawi.


Hindu tidak mengenal kata haram. Tetapi hindu memiliki aturan tentang apa yang dilarang dan diperbolehkan. Dalam kategori besar hal-hal yang diperbolehkan disebut dharma dan hal-hal yang dilarang disebut adharma. Dibawah kategori besar ini ada tindakan yang dikelompokan sebagai tri kaya parisuda (yang baik), tindakan-tindakan yang dilarang seperti sad ripu, sapta timira dll. Karena hindu bukanlah agama hukum, hal-hal atau tindakan-tindakan umumnya dikelompokan berdasarkan sifatnya, sesuai dengan konsep tri guna. Misalnya dalam pemberian (danam), ada pemberian yang bersifat sattva (diberikan kepada orang yang memerlukan hasil); rajas (diberikan karena pamrih terhadap hasil, kadang-kadang kalau pamrih tidak terpenuhi, pemberian itu ditarik kembali, dan tamas (diberikan kepada orang yang salah dan untuk tujuan yang salah). Kategori ini tidak berkaitan dengan benar atau salah, jasa atau dosa, tetapi pengaruhnya atas karakter si pemberi sendiri. Makanan juga dikelompokkan berdasarkan tri guna : makanan yang sattvik, rajasik dan tamasik. Ink tidak berkaitan dengan dosa atau bukan dosa, tetapi berkaitan dengan pengaruh dari makanan itu terhadap kesehatan badan, mental dan spiritual. Jadi pengelompokan ini lebih bersifat etis dan spiritual dari pada hukum.

Demikian artikel tentang hindu tidak mengenal kata haram ini saya buat, semoga bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca..suksma..

Duase Ayu Mulai Usaha

Dalam melakukan sesuatu yang bersifat khusus, biasanya orang Bali keraf berpatokan pada padewasan. Padewasan sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari tatanan hidup orang Bali. Namun tak banyak yang bisa mencari padewasan paling tidak untuk dirinya sendiri. Sehingga lumrah meminta padewasan kepada orang yang dianggap sudah menguasainya. Di bawah ini akan diuraikan sedikit tentang Dewasa Ayu Untuk Memulai Aneka Usaha Dan Kegiatan.



Duase Ayu Mulai Usaha

Membuat Alat Penangkap Ikan : Kl.Jengking, Kl.Dangastra, Kl.Jengkang, Kl.Caplokan, Kl.Jangkut, Kl.Tiga Dungulan, Kl.Manguneb, Kl.Mina, Kl.Ngamut, Kl.Mapas, Kl.Rebutan, Kl.Susulan.

Membuat Sampan, Perahu, Kapal, Jaring. Corok Kodong, Dewa Ngelayang, Kl.Rebutan.

Membuat Aneka Barang Tajam dan Senjata. Kl.Timpang, Pemacekan, Kl.Pacekan, Aryang nemu Brahma, Kl.Aus, Kl.Bancaran, Kl.Beser, Kl.Caplokan, Kl.Jangkut, Kl.Dangastra, Kl.Gacokan, Kl.Keciran, Kl.Muncar, Kl.Muncrat, Kl.Rau, Kl.Kutila turun, Kl.Macan, Kl.Pati jengkang, Kl.Nanggung, Kl.Sapuhau, Kl.Sudukan, Kl.Wikalpa.

Membuat Alat Bunyi-bunyian: Kl.Geger.

Menganyam: Kl.Kilang-kilung,Kl.Atat.

Bakar Bata, Genteng, Keramik dll : Semua dewasa Geni. (Geni Rawana,Brahma dll).

Pindah Tempat Tinggal : Buda Kliwon, Penanggal, Tulus dan Dadi.

Membuka Usaha da Sarananya : Purna Suka,Sedana yoga,Amerta gati,Amerta Yoga,Ayu Nulus, Dauh ayu, Kl.Cakra, Kl.Gotongan, Kl.Rebutan, Kl.Raja, Tulus, Dadi. Hindari: Tali wangke, Kl.Mangap, Kl.Dangastra, Kl.Pati jengkang, Kl.Luang, Kl.Ngruda, Kl.Pegat.

Pelantikan Pejabat,Pengurus: Kl.Raja, Kl.Wisesa, Kl.Panyeneng. Hindari : Sasih Kasanga, Kl.Pegat, Kl.Suwung, Panglong.

Mengesahkan Peraturan/Awig-awig : Dauh Ayu, Ayu nulus, Kl.Panyeneng.

Melakukan Pertemuan Penting: KL.Ketemu,Kl.Ngunya,Kl.Panyeneng. Hindari : Kl.Pacekan, Kl.Pegat, Kl.Macan, Kl.Rau, Kl.Sudukan, Kl.Suwung, Titi buwuk.

Berobat Ke Dukun : Beteng, Kajeng, Agni agung, Patra limutan. Hindari : Kl.Pati

Meracik Obat dan Membuat Zimat Tengen : Kajeng Kliwon Enyitan, Purwani, Purnama, Kl.Miled, Kl.Lutung Magelut, Kl.Rau.

Pasang Guna-guna : Kl.Jangkut, Kl.Ngruda, Kl.Pati, Kl.Manguneb, Kl.Mapas, Kl.Tumpang, Patra limutan, Kajeng Kliwon uwudan, Tilem.

Berlatih : Tari, Tabuh, Beladiri : Suba cara. Hindari : Ingkel wong, Kl.Jengking, Wuku berisi tanpa guru.

Belajar Mantram/Buka Sekolah : Hari Senin, Rabu, Kamis, Penanggal ping 1 (siki ), Tutur Mandi, Tutut Masih, Dirga yusa, Suba cara, Dewa Ngelayang, Kl.Olih, Kl.Isinan. Hindari : Wuku berisi tanpa guru, Kl.M ertyu, Patra.

Memisahkan Bayi Menyusu: Beteng,Was,Kl.Pegat.

Memindahkan Orang Sakit: Hindari: Kl.Sudukan.

Bersenggama : Hindari : Kl.Mertyu, Kl.Ngruda, Kl.Pati, Kl.Pegat, Kajeng Kliwon, Purnama, Tilem, Anggara Paing, Redite Wage, Soma umanis, Anggara wage, Buda Kliwon, Wraspati Paing, Sukra Pon, Saniscara Kliwon, Dagdig Karana, Nuju Weton Lanang/Istri, Pati pata, Pati paten.

Makna Tamiang, Endongan, Ter dan Sampian Gantung Pada Hari Raya Kuningan

Foto via gedetoya.blogspot.com

Hari Raya Kuningan yang dirayakan umat Hindu 10 hari setelah Hari Raya Galungan ditandai dengan ciri khas sejumlah sarana, seperti tamiang, endongan, ter atau pun sampian gantung. Sarana itu dipahami sebagai simbol-simbol yang identik dengan alat-alat perang. Apa makna di balik simbol alat-alat perang itu?

Sebelum membaca lebih lanjut silakan klik link ini  apakah ada dengan nama situs Anda? Jika tidak ada, berarti saya tidak dan apalagi sengaja menjiplak situs dari Anda.

Jika ada konten yang sama saya memohon maaf dengan sebesar besarnya.

Sarana paling khas dan paling simbolik dalam perayaan Kuningan tentu saja tamiang. Kata tamiang mengingatkan pada tameng, sebentuk alat perisai yang lazim digunakan dalam perang. Saat Kuningan, tamiang dipasang di pojok-pojok rumah dan di palingih-palinggih (bangunan suci).

Selain tamiang, ada juga sarana lain, yakni endongan. Menurut Kamus Bali-Indonesia (Dinas Pendidikan Dasa Provinsi Bali, 1991) kata endongan diartikan sebagai ‘tempat bekal dari tapis kelapa’.

Tamiang kerap dimaknai sebagai simbol perlindungan diri. Tamiang, jika melihat bentuknya yang bulat, juga sering dipahami sebagai lambang Dewata Nawa Sanga yang menjadi penguasa sembilan arah mata angin. Tamiang juga melambangkan perputaran roda alam atau cakraning panggilingan yang merujuk pada pemahaman tentang kehidupan yang diibaratkan sebagai perputaran roda.

Endongan biasanya dimaknai sebagai alat atau wadah untuk menempatkan perbekalan. Sarana lainnya, yakni ter dan sampian gantung. Ter adalah simbol panah (senjata) karena bentuknya memang menyerupai panah. Sementara sampian gantung sebagai simbol penolak bala.

Sarana upacara yang identik dengan alat-alat perang ini memang sarat makna. Namun, pertanyaan yang kerap mengemuka, mengapa hari raya Kuningan diwarnai dengan sarana upacara yang identik dengan alat-alat perang?

Bukan hanya hari Kuningan yang diwarnai dengan sarana yang merujuk pada perlengkapan perang. Hari Galungan yang dirayakan sepuluh hari sebelumnya juga sarat dengan simbol-simbol peperangan. Pemakanaan Galungan sebagai hari kemenangan atau hari kemenangan perang menegaskan hal itu. Pemasangan penjor juga merujuk pada simbol dipancangkannya panji-panji kemenangan.

Hari raya memang dimaksudkan untuk senantiasa mengingatkan manusia tentang hakikat jati dirinya sebagai manusia sekaligus memahami hakikat kehadirannya dalam hidup dan kehidupan.

Hidup pada hakiktanya memang sebuah peperangan. Sepanjang hidupnya, manusia tiada henti berhadapan sebuah peperangan panjang. Sejarah umat manusia pun, jika diselami, lebih dalam sejatinya adalah sejarah perang.

Bagi manusia Bali, perang dalam kehidupan berwujud perang fisik di bhuwana agung (alam makrokosmos) maupun perang batin di bhuwana alit (alamt mikrokosmos). Justru, perang batin yang berkecamuk dalam hati itulah perang terbesar, terhebat dan terdahsyat. Inilah perang yang tidak pernah berhenti dan bahkan lebih sering menghadirkan kekalahan bagi manusia.

Dalam konteks perang batin, manusia mesti membentengi diri dengan tamiang (tameng) yang tiada lain berupa pengendalian diri (indria). Kemampuan mengendalikan diri adalah cerminan kesadaran akan hakikat dan jati diri sang Diri (uning ‘tahu’ atau eling ‘sadar’). Mungkin itu sebabnya yang mendasari lahirnya nama hari raya Kuningan (kauningan). Pada hari Kuningan yang dipuja tiada lain Dewa Indra, manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai penguasa pengendalian dasa indria (sepuluh musuh dalam diri manusia). Saat hari Kuningan, manusia disadarkan untuk uning, eling dengan selalu mengendalikan indrianya.

Namun, untuk senantiasa memenangkan “peperangan” dalam hidup, manusia harus memiliki bekal yang cukup. Bekal itu disimbolkan dengan endongan. Isi endongan tiada lain semesta hidup. Bekal itu dilengkapi juga dengan ter (panah) sebagai senjata. Senjata utama manusia dalam hidup tiada lain ketajaman pikiran atau kualitas pikiran. Ketajaman pikiran ditopang oleh jnana (ilmu pengetahuan).

Ini Makna Om Swastiastu, Jangan di Singkat Jadi Osa, Lain Artinya

Ini Makna Om Swastiastu, Jangan di Singkat Jadi Osa, Lain Artinya

Dalam Agama Hindu mengajarkan ketika bertemu dengan sesama menyapa dengan mengucapkan “Om Swastiastu” diharapkan agar dapat membina hubungan yang harmonis dan mempererat rasa persaudaraan dalam pergaulan di masyarakat. Salam ”Om Swastyastu” itu tidak memilih waktu. Ia dapat diucapkan pagi, siang, sore dan malam.

Makna Om Swastiastu

“OM” artinya Tuhan, “SU” artinya baik, “ASTI” artinya ada dan “ASTU” artinya semoga, jadi keseluruhannya berarti SEMOGA SELAMAT ATAS RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Dengan demikian maka pada setiap kegiatan telah dilaksanakan saling doa mendoakan satu sama lain.

Biasanya dalam aksara Latin menggunakan “OM SWASTIASTU” jika dalam Aksara Bali “OM SWASTYASTU” karena jika dalam Aksara Bali jika ‘i’ ketemu ‘a’ maka ada nania yang akan menjadi ‘y’.

Setelah mengucapkan Om dilanjutkan dengan kata ”swasti”. Dalam bahasa Sansekerta kata swasti artinya selamat atau bahagia, sejahtera. Dari kata inilah muncul istilah swastika, simbol agama Hindu yang universal. Kata swastika itu bermakna sebagai keadaan yang bahagia atau keselamatan yang langgeng sebagai tujuan beragama Hindu. Lambang swastika itu sebagai visualisasi dari dinamika kehidupan alam semesta yang memberikan kebahagiaan yang langgeng.

Adapun bentuk asli dari lambang Swastika ialah dua garis vertikal dan horisontal bersilang sama sisi, tegak lurus di tengah- tengah (+), seperti berikut:


Sebagai kreasi seni budaya yang selalu berkembang, Swastika juga mengalami perkembangan sehingga kemudian menjadi berbentuk seperti berikut:


Jadi bisa disimpulkan makna “OM SWASTIASTU” selain merupakan salam juga merupakan sebuah doa. Jika kita saling mengucapkan salam maka sama artinya kita saling mendoakan. Tapi dewasa ini semakin banyaknya kata-kata yang disingkat-singkat, termasuk Om Swastiastu pun disingkat menjadi OSA. Biasanya banyak dilihat ketika broadcast message ucapan hari raya, dan di sosial media pun banyak bisa ditemui.

Jika pendapat kami, singkatan pada salam Om Swastiastu akan dapat mengurangi maknanya sendiri, karena ketika kita mengucapkan OSA, belum tentu mereka yang membacanya akan memahami bahwa OSA adalah Om Swastiastu. Tidak bermaksud untuk menjadi terlihat fanatik tapi jika sudah memahi akan makna dari salam Om Swastiastu yang merupakan sebuah doa, tentu dalam doa diperlukan keikhlasan dan ketulusan. Ketika doa itu disingkat tentu akan tercermin kurangnya keikhlasan dan ketulusan dalam menyampaikan doa.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk semeton. Jika ada penjelasan yang kurang lengkap ataupun kurang tepat. Mohon dikoreksi bersama. Suksma… sumber inputbali.com

Jangan menyingkat Om Swastiastu menjadi OSA, Ini Alasannya


Om Swastiastu sudah sering kita dengar, terutama ketika bertemu dengan saudara seagama. Om Swastiastu dewasa ini seringkali disingkat menjadi OSA, terutama dalam pesan singkat di sosial media. Tahukah, bahwa Om Swastiastu adalah mantra luar biasa? Apabila mantra tersebut disingkat, segala kekuatan di dalamnya akan hilang.

Pertama, mari uraikan makna Om Swastiastu. Om (ॐ) adalah aksara suci nan istimewa. Dalam Aksara Dewanagari, aksara yang digunakan dalam Weda Sruti dan Weda lainnya, ॐ memiliki keistimewaan. Aksara ॐ dibaca sebagai OM, tetapi penulisannya adalah A,U,M tetapi digabungkan menjadi satu. Aksara Dewanagari, memiliki huruf vokal yang bisa di tulis sendiri yaitu A, I, U, E, O dan aksara lain seperti Na, Ma, Si, Wa, Ya dan lainnya. Yang terikat oleh aturan. Sedangkan aksara ॐ ditulis khusus, bukan di tulis menjadi 2 huruf OM atau 3 huruf A,U,M, melainkan ॐ.

Om adalah aksara suci yang melambangkan Tuhan. A melambangkan Ang, Brahma. U melambangkan Ung, Wisnu. M melambangkan Mang, Siwa. Om melambangkan Tuhan, itulah mengapa setiap mantra selalu diawali oleh Om.

Swasti berasal dari kata Su yang artinya baik, Asti artinya berada/keberadaan/keadaan. Ketika digabungkan, Swasti artinya berada dalam kondisi baik.  Dan Astu artinya semoga.
Om Swastiastu artinya Aku memohon kepada Tuhan, semoga seisi dunia berada dalam keadaan yang baik. Om Swastiastu erat kaitannya dengan Swastika, lambang keseimbangan dunia. Alam semesta, diciptakan dengan keseimbangan yang luar biasa, planet bergerak sesuai orbitnya, langit dilukiskan dengan indah dan sempurna, semesta digerakan oleh kekuatanNya.

Om Swastiastu mendoakan seluruh alam semesta berada dalam keadaan yang baik. Mulailah hari dengan Om Swastiastu. Sebab Tuhan akan menyelamatkanmu.

Jangan menyingkat Om Swastiastu menjadi OSA. Sebab kekuatan yang berada di dalamnya akan hilang. Bila ada yang mengatakan OSA, bacalah sebagai Om Swastiastu. Semoga bermanfaat.

Semangatlah Bekerja Walau Gajimu Kecil, Daripada Nganggur dan Jadi Beban Orang Tua!

Semangatlah Bekerja Walau Gajimu Kecil, Daripada Nganggur dan Jadi Beban Orang Tua!

Payanadewa.com Jaman sekarang, mencari pekerjaan memang sangat sulit apalagi pekerjaan yang sesuai dengan passion kita. Sedikitnya lowongan pekerjaan yang terbuka membuat banyak pengangguran bertebaran sana sini.

Bahkan yang sudah memiliki ijazah sarjanapun banyak yang menjadi pengangguran. Kurangnya kompetensi dan keahlian membuat seseorang akhirnya kalah bersaing dan minim ide untuk membuka usaha ataupun berbisnis.

Selain itu, banyak juga orang menjadi pengangguran karena gengsi. Ada banyak pekerjaan yang bisa dilakoni namun mereka gengsi karena gajinya kecil, belum lagi kalau dilihat sama teman sekolahnya, malu katanya. “Kuliah tinggi-tinggi kok jadi kuli”. Yah kira-kira begitulah pikirnya sehingga gengsi untuk bekerja.

Namun jika dipikir secara matang, lebih baik bekerja dengan gaji kecil daripada menjadi pengangguran kemudian membebankan kedua orang tua. Sampai kapan kamu akan menunggu pekerjaan yang kamu dambakan? Berdiam diri tidak akan merubah nasibmu.

Kasihan juga orang tuamu yang harus membiayai kehidupan anaknya padahal anaknya sudah mempunyai kemampuan untuk mencari nafkah sendiri. Sedangkan orang tuamu masih punya banyak keperluan yang harus dipenuhi.

Daripada Menganggur, Mendingan Bekerja Walau Gaji Kecil. Ingat! Bekerja Adalah Ibadah

Siapa bilang yang dikatakan ibadah ketika kita masuk rumah ibadah kemudian berdoa dan melakukan berbagai macam ritus-ritus ibadah. Ibadah adalah seluruh perjalanan kehidupan manusia yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Salah satunya adalah bekerja.

Ketika kamu bekerja dengan sungguh-sungguh, dengan niat yang tulus dan iklas maka kamu juga sementara menunaikan ibadahmu. Jika kamu sungguh-sungguh bekerja, maka Tuhan akan memberikan kelimpahan rejekiNya kepadamu.

Bekerjalah Dengan Niat Mencari Ilmu dan Pengalaman

Bekerjalah dengan niat untuk mencari ilmu dan pengalaman, bukan hanya sekedar mencari materi dan uang. Walau gaji kecil jangan mengeluh karena modal terbesar untuk membangun masa depan adalah ilmu dan pengalaman. Seiring waktu uang dan materi akan datang sesuai dengan wadah yang anda sediakan.

Tuhan Selalu Melihat Usaha UmatNya, Apakah Rejeki yang Diperolehnya Halal atau Haram

Bekerjalah meskipun dengan penghasilan (gaji) kecil. Jangan malu bekerja walau sebagai tukang sampah, jadi kuli, dan lain sebagainya. Tuhan menambah dan menutup (mengurangi) rejeki bukan melihat dari kedudukan pekerjaan, tapi melihat dari cara kita bekerja, apakah dengan cara halal atau haram. Pekerjaan akan menjadi lebih berkah bila tidak melupakan Tuhan dan bersedekah.

Jangan gengsi untuk bekerja, pekerjaan sekecil apapun itu tetap kerjakan. Gaji kecil lebih baik daripada menjadi pengangguran dan membebankan orang tua.

Sumber gedetoya.blogspot.com

Wanita Cerdas Itu Nggak Bakal Iri Sama Kesuksesan Sahabatnya



Terkadang ikatan persahabatan antar wanita itu seperti pedang bermata dua. Di satu sisi, bisa saling mendukung satu sama lain. Di sisi lain, bisa berbisik-bisik iri dengan kesuksesan yang didapat yang lain. Tapi sahabat terbaik nggak akan iri atau mencibir kesuksesan yang diraih oleh sahabatnya.

Wajar sih kalau merasa iri atau ingin menjadi lebih baik dari sahabat sendiri. Tapi itu bukan berarti kita punya hak atau campur tangan untuk mengutuk kesuksesannya. Apalagi jika sampai harus berniat untuk menghancurkan kesuksesannya tersebut, karena wanita yang cerdas akan saling mendukung bukan menjatuhkan sahabat sendiri.

Kesuksesannya Jadi Lecutan Motivasi Bagi Kita

Daripada iri atau menghabiskan energi menuruti rasa cemburu, mending kita jadikan kesuksesannya sebagai lecutan motivasi. Kita bisa belajar dari perjuangan dan usahanya mencapai kesuksesan yang bisa ia raih saat ini. Pastinya dia juga sudah melewati masa jatuh bangun yang tak sebentar. Dari situ, kita bisa mengambil semangat positifnya kemudian berusaha untuk meraih impian atau kesuksesan yang kita inginkan.

Terkadang yang Kita Lihat Hanya Permukaannya Saja

Oke, sekarang dia sukses dan terlihat bersinar. "Wah, enak ya dia sudah sukses seperti itu." "Nggak nyangka sahabatku sendiri bisa jadi orang yang sangat berhasil." Well, terkadang yang kita lihat dari kesuksesan seseorang hanyalah permukaannya saja. Kita tidak tahu proses panjang yang sudah ia lewati. Bahkan kita tak pernah menyadari kalau sebelum dia sampai di puncak tangga sekarang ini, dulunya ia harus jatuh dan berulang kali terluka tanpa henti. Dan ia tak menyerah.

Sahabat Sudah Sebaiknya Bisa Saling Mendukung

Namanya sahabat, seharusnya sih bisa saling mendukung dan memotivasi untuk sama-sama sukses. Bukannya menjatuhkan atau mencibir sahabat sendiri. Karena kita sadar kalau masing-masing orang punya jalan dan kesuksesannya sendiri. Setiap orang punya perjuangannya sendiri. Begitu pula dengan masalah yang dipunya, masing-masing dari kita punya kesulitan dan ujian yang harus dihadapi. Tinggal bagaimana kita menyikapi itu semua dengan cara yang lebih dewasa.

Punya Sahabat Sukses, Siapa Tahu BIsa Tertular Ikut Sukses Juga

Sering kan mendengar ungkapan kalau kita berdekatan dengan pedagang parfum maka kita akan ketularan wanginya? Begitu pula bila kita punya sahabat yang sukses, siapa tahu nanti kita juga akan tertular suksesnya. Memiliki semangat yang berhasil mendapatkan impiannya, kita pasti akan tertular semangatnya. Dengan begitu, kita jadi lebih tertantang untuk memperjuangkan impian kita sendiri.

Ladies, memang sih kadang perasaan iri muncul begitu saja melihat orang terdekat kita bisa sukses lebih dulu. Tapi sebisa mungkin kita menyikapinya dengan cara yang positif, ya. Yuk, saling mendukung dan menyemangati untuk bisa sama-sama sukses ke depannya.

Jika Belum Bisa Melunasi Hutang, Jujurlah! Jangan Sok Nggak Kenal


Pernah nggak sih kamu menghadapi seseorang yang berhutang padamu dan bikin kesal? Seperti ketika ia pura-pura tak kenal kamu karena takut ditagih hutangnya. Padahal, kamu orangnya santai aja. Tapi kalau sikapnya jadi sok nggak kenal dan bikin bete, jelas kita juga bisa marah.

Menghadapi orang yang seperti itu memang bisa bikin emosi sendiri. Bahkan bisa jadi dilema sendiri. Di satu sisi, kita bermaksud untuk membuatnya nyaman dengan tak terus menagih hutangnya. Tapi di sisi lain, sikapnya yang sok nggak kenal bikin kita merasa kesal bahkan terhina. "Kok semacam nggak ada rasa terima kasihnya, sih?" begitu yang ada di pikiran kita.

Kalau Kamu Masih Bisa Bersabar, Biarkan Dia Melakukan Sesuka Hatinya

Buat kamu yang memiliki stok rasa sabar yang masih besar, tak ada salahnya untuk membiarkan dia melakukan apa yang dia mau. Terserah dia mau melakukan apa. Suka-suka dia lah. Kalau dia memang punya rasa malu atau perasaan, nanti juga bakal sadar sendiri. Toh, kita juga nggak ada niatan jahat sama dia.

Ajak Bicara Empat Mata

Rasanya memang nggak perlu untuk mempermalukannya di muka umum. Kalau dirasa kamu perlu mendapat konfirmasi dan kejelasan darinya, ajak dia bicara empat mata. Daripada terus memendam perasaan dan berpikir yang tidak-tidak, mending cari kejelasannya. Kenapa sikapnya jadi sok nggak kenal dan bikin bete? Atau mungkin dia punya alasan sendiri dengan sikapnya itu? Kamu juga bisa memberi penjelasan kalau kamu sebenarnya juga nggak merasa keberatan kalau dia belum bisa bayar hutangnya.

Bersikap Jujur dan Apa Adanya Jauh Lebih Baik

Bersikap terbuka dan jujur pastinya jauh lebih baik dibandingkan menjaga jarak tanpa alasan. Kita juga pastinya nggak mau hubungan baik jadi rusak karena uang. Ada saatnya untuk menagih hutang. Tapi ada saatnya juga tetap bisa bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik.

Uang dan Hutang Memang Bisa Jadi Perkara Sensitif

Tak bisa dipungkiri bahwa perkara uang dan hutang bisa jadi hal yang sangat sensitif. Karena uang dan hutang, sebuah hubungan bisa di ambang kehancuran. Konflik yang timbul akibat uang dan hutang bisa membuat hubungan jadi baik jadi renggang. Di sini kita memang dituntut untuk berpikir lebih bijak dan dewasa. Dan menjaga komunikasi yang baik tetap jadi kunci utama untuk menjaga sebuah hubungan, terlepas dari adanya hutang atau perkara yang melibatkan uang.


Memang sebal rasanya jika orang yang berhutang jadi bersikap sok nggak kenal. Dia yang sebenarnya bersalah eh tapi jadi kita yang merasa nggak enak. Ya, semoga saja dia cepat sadar, ya Ladies dan bisa segera melunasi hutangnya atau setidaknya bersikap jujur kalau memang belum bisa membayar hutang-hutangnya.

Orang Cantik, Ganteng, dan Banyak Uang, Apapun Yang Dia Katakan Pasti Selalu Benar, Itu Fakta


Rahajeng Semeton Payanadewa.com Kali ini menulis sebuah realita kehidupan yang benar benar sangat mengispiratif tentang seperti apa itu rasa menghargai penuh peran.

Seperti yang kita bahas di atas tentang  Orang Cantik, Ganteng, dan Banyak Uang, pasti perkataanya selalu benar dan memang faktaya seperti itu. terutama bagi kami pemuja cinta masa depan.



Dalam hidup bermodal baik saja itu belum cukup, kalau dipikir pikir cukup saja sih tapi kebanyakan hanya sekedar untuk dimanfaatkan kebaikan kita. itu namanya bukan menghargai. dan ini ebuah fakta di dalam kehidupan.

Tapi kalau tahu, bahwa kehidupan akan seperti ini, saya kepengen rasanya balik ke rahim ibu terus memilih untuk jadi buah buahan saja. sebab tak dihargai itu perih bro. namun ada juga teman yang mengatakan lebih baik saya tidak dilahirkan. aduh sedihnya.

makanya itu, kerja biar cantik dan ganteng dan puya nama sendiri, tapi dengan posisi itu biasanya orang masih juga mengatakan kamu itu jangan tinggi tinggi jabatan dan jangan pintar pintar nanti ngak ada pria yang mau sama kamu. kan salah lagi "kata teman perempuan saya".

terakhir, cantik dan ganteng dianggao biasa saja bahkan tidak akan dihargai kalau tidak punya uang. tapi kalau punya uang pasti lebih dihargai sekalipun muka bentuknya seperti apapun.

Tak dapat dipungkiri kalau sebagian besar manusia kebanyakan suka lihat dari luarnya saja, tak memandag dalamnya (isi hati). Terima kasih,

Jangan Bangga Dengan Banyak Sembahyang, Puasa, Japa Mantra, Karena Itu Semua Belum Membuat Brahman Senang

PAYANADEWA.COM Jangan bangga banyak Sembahyang, Puasa, Japa Mantra, Karena Itu Semua Belum Membuat Brahman Senang, terus gimana cara agar membuat Brahman senang?

Jangan Bangga Dengan Banyak Sembahyang, Puasa, Japa Mantra, Karena Itu Semua Belum Membuat Brahman Senang

MAU TAHU APA YANG MEMBUAT BRAHMAN SENANG

Rsi : Wahai Brahman, aku sudah melaksana kan bhakti. Lalu manakah bhaktiku yang membuat Engkau senang ?
BRAHMAN:

SEMBAHYANG?  Sembahyang mu itu untukmu sendiri, karena dengan mengerjakan sembahyang, engkau terpelihara dari perbuatan keji dan ingkar.
JAPAM?  Japammu itu hanya untukmu sendiri, membuat hatimu menjadi tenang.
PUASA? Puasamu itu untukmu sendiri, melatih dirimu untuk memerangi hawa nafsumu sendiri.

Rsi: Lalu apa bhaktiku yang membuat hatiMu senang Ya Brahman?
BRAHMAN: Yajna Sedekah, berbagi, Punia serta PERBUATAN BAIKmu.

Itulah yang membuat AKU senang, karena tatkala engkau membahagiakan orang yang sedang susah, AKU hadir disampingnya.
Dan AKU akan mengganti dengan ganjaran Ribuan kali.

Nah, bila kamu sibuk dengan bhakti ritual dan bangga akan itu, maka itu tandanya kamu hanya mencintai dirimu sendiri, bukan Brahman.

Tapi, bila kau berbuat baik dan berkorban un tuk orang lain, maka itu tandanya kau mencintai Brahman dan tentu Brahman senang karenanya.

Buatlah Brahman senang maka ia akan limpahkan rahmat-Nya dengan membuat hidupmu lapang  dan bahagia.
Saudaraku seraddha sebarkanlah ilmu ini, agar makin Berkah/ Berkelimpahan. 

Silakan bagikan  tulisan ini, dumogi pahala selalu mengalir kepadamu, walaupun anda sudah tiada.