Dalam tatwa Kanda Pat disebutkan bahwa Ari-ari adalah salah satu dari 4 saudara gaib manusia, atau disebut Catur Sanak dalam ajaran Bali, yaitu air ketuban, darah, selaput ari, dan ari-ari. Merekalah yang menemani manusia dari lahir hingga akhir hayat. Saat bayi lahir maka ada upacara khusus yang harus dilakukan untuk menanam ari-ari si bayi.
Saat menanam pun memiliki etika, kalau bayi laki-laki ditanam dibagian kanan pintu rumah dari kita menghadap ke halaman rumah, sedangkan bagi bayi perempun dibagian kiri. Kemudian diatasnya ditanami pohon pandan dan batang kantawali, sebatang buluh guna memasukkan air nantinya ke ari-ari tersebut kemudian diletakkan sebuah batu kali. Diatas batu diletakkan sebuah lampu Bali dan dibiarkan tetap menyala sampai bayi kepus pusar, kemudian ditutup dengan sangkar ayam. Dibagian hulu dari ari-ari ditancapkan sanggah tutuan.
Makna dan tujuan yang terkandung pada upacara saat bayi baru lahir yaitu :
- Sang Anta Preta, sebutan dari air ketuban sebagai personifikasi saudara tertua dari sang bayi sebagai pengantar bayi lahir ke dunia.
- Sang Kala, sebutan darah yang saat melahirkan yang membantu bayi keluar. Sang Bhuta, sebutan untuk selaput ari yang membungkus tubuh bayi, sebagai penetralisir suhu udara sebelum maupun saat lahir.
- Sang Dengen sebutan untuk ari-ari yang ikut lahir sebagai sumber kehidupan bayi dalam kandungan.
Batu Kali
Bermakna sebagai permohonan kehadapan Sang Hyang Widhi agar sang bayi dianugrahi panjang umur.
Tanaman Pandan
Menyimbolkan buaya putih sebagai penjaga bayi terhadap gangguan ilmu hitam.
Lampu Bali
lampu ini berbahan bakar minyak kelapa (nyuh surya) yang dicampur dengan minyak lampu wayang. Melambangkan Sanghyang Surya Candra, simbol penerang kehidupan sang bayi.
Sangkar Ayam
Lambang kekuatan maya Sang Hyang Widhi dan sebagai Cakra Wala (batas pandang alam semesta) yang menjadi pelindung bayi.
Sanggah Tutuan
Merupakan simbul dari stananya Sang Hyang Maha Yoni sebagai Dewa pengasuh sang bayi.
Itulah etika Menanam Ari-ari dan maknanya, semoga sang anak menjadi anak yang sudarhma, astungkara.
No comments:
Post a Comment
Bagaimana Menurut Anda Tulisan Ini, Membantu atau Tidak? Tuliskan Masukan Anda di Kolom Komentar, dibawah!