Merindukan Perdamaian dan Kedamaian

Merindukan Perdamaian dan Kedamaian


Kenapa kedamaian di dunia ini sangat saya rindukan, karena dunia ini sangat indah dan manusia bisa menikmati keindahan dunia ini kalau ada kedamaian di seluruh jagat. Keindahan dunia harus bisa dinikmati oleh semua bangsa yang hidup dialam dunia ini, tampa membedakan bangsa, warna kulit dan Agama.

Bayangkan saja dengan adanya kedamaian didunia ini, manusia secara bebas bisa berkelana mengelilingi keseluruh belahan dunia.

Make Love Not War

Lebih dari 31 tahun saya hidup didunia ini, pernah tinggal dikampung, di Bali yang dilingkungi sawah dan ladang, pernah tinggal di pinggir sungai Cisadane yang airnya sudah tak jernih dan mulai semakin kotor, pernah tinggal dipinggir hutan di Kalimantan, pernah hidup di kota besar Surabaya dan Jakarta, bertahun-tahun tinggal di daerah Eropa yang dingin, pernah mengunjungi pegunungan Alpen yang indah, Himalaya, Hindukus yang pemandangannya mengagumkan, pernah ke padang pasir Sahara, pernah mengunjungi negara-negara di Eropa, Asia dan Amerika.

Kesan apa yang saya dapatkan dari pengalaman yang saya alami?

Pertama dunia ini indah, kedua semua manusia yang hidup didunia biarpun berbeda warna kulit, berbeda bangsa, berbeda agama, berbeda kebudayaan, memerlukan kebutuhan yang sama yaitu ingin hidup sejahtera, aman tenteram, bebas untuk melakukan keyakinan yang dipegang, lepas dari perasaan takut.

Saya mencintai dunia ini, mencintai semua bangsa yang hidup didunia ini. Saya mengharapkan adanya kedamaian antar bangsa. Saya merindukan Kedamaian di dunia.

Mungkinkah Kedamaian Dunia ini bisa dicapai?

Kebanyakan manusia mengatakan bahwa Kedamaian di dunia ini hanya ilusi semata, hanya satu impian.

Oleh karena itu semua negara harus punya angkatan bersenjata. Uang pendapatan negara banyak dipakai untuk meninggikan persenjataan angkatan Perang dengan alasan yang sama untuk mempertahankan diri.

Tetapi banyak yang berkeyakinan bahwa Kedamaian di dunia akan tercapai kalau ada kedamaian antar penganut Agama.

Saya sedih juga kalau melihat perkembangan jaman sekarang ini dimana banyak umat yang beragama yang saling membenci, berdendam, sepertinya mereka ini lupa apa yang tercantum dalam inti sari semua Agama-nya yaitu: Melakukan Kekerasan untuk menyakiti, membunuh manusia adalah satu hal yang tidak dibenarkan.

Dalam Yudaisme, kata Ibrani Shalom Aleichem diambil dari Kitab Suci Tanach yang selalu dipergunakan untuk menyapa seseorang, yang berarti: Semoga engkau hidup sejahtera aman dan damai. Ini satu pentunjuk adanya keharusan integritas untuk hidup bersama secara damai, ramah tamah dan hidup bahagia bersama.

Yesus Kristus dalam Perjanjian Lama yang diulas sebagai Raja Damai (Yesaya 9:5) yang mengakhiri perseteruan antara Allah dan manusia, dimana Yesus Kristus telah mengorbankan dirinya untuk menebus Dosa umat manusia. Pengorbanan ini bertujuan untuk menghilangkan perselisihan antar manusia dan mendirikan kedamaian antar umat manusia. Orang Kristen menyapa seseorang dengan kata: God Bless (Diberkahi Tuhan/Tuhan Memberkati), Peace on Earth (Kedamaian di dunia).

Islam dilihat dari bahasa Ibrani dan Arab dengan menekankan nada Sim Lam Min membentuk asal kata Salam (Keamanan, integritas, keutuhan, perdamaian), Salima artinya menjaga keutuhan, kebebasan, menjauhkan perbuatan yang mencederakan, kirimkan diserahkan, menjaga perdamaian, membuat perdamaian, saling memanjakan, hidup berdampingan damai.

Umat Islam menyapa seseorang juga dengan kata Salam yang ditambah dengan “As-salamu alaikum“, dan jawabnya "Wa-alaikumus-salam“. Artinya hampir sama dengan kedamaian dan kesejahteraan yang ditambah dengan doa untuk yang disapanya atau saling mendoakan.

Tetapi Moral, etika umat yang beragama tidak bertingkah laku menjaga pedoman Agama yang sangat penting demi kerukunan umat manusia sedunia ini.

Manusia yang beradab, yang berpendidikan, yang berperikemanusiaan sudah muak selalu mendengar kata-kata yang memuji-muji Agamanya sendiri, tetapi tidak membuktikan kebenarannya.

Seruan kepada seluruh Pimpinan Agama untuk benar-benar memberi petunjuk agar melakukan tindakan yang sesuai dengan pengakuan Agama tentang "anti kekerasan“ dan keharusan adanya kedamaian.

Maju Tanpa Melupakan Masa Lalu

Maju Tanpa Melupakan Masa Lalu


Saya bukan seorang arsitek, namun sedikit banyak saya bisa mengagumi karya arsitektur. Dan berada di negeri ini, memberi saya beragam kesempatan menikmati karya rancang bangun yang luar biasa.

Ada satu hal yang saya kagumi dari pendekatan arsitektural di sini. Yaitu bagaimana bangunan masa lampau terus dipertahankan dan tetap difungsikan.

Jika kita sering mendengar berita bangunan kuno apalagi bersejarah digusur di tanah air, atau bahkan dirusak. Maka kondisi berbeda di sini. Bangunan-bangunan tersebut justru dirawat, dimanfaatkan dan menjadi kebanggaan.

Mudah sekali kita temui gedung dari era Napoleon, bahkan tak sedikit dari masa pra Revolusi Industri yang tegak berdiri. Pasti kondisi fisiknya tak sekinclong bangunan mall, tapi hey, justru ketuaan, aus dan lumut di dindingnya itu yang unik dan khas.

Saya melihat ada mindset pembangunan yang berbeda di sini. Di mana masa lalu, khususnya peninggalan fisik berupa bangunan, tak dipandang sebagai hambatan kemajuan. Sebaliknya dia dijadikan aset untuk berkembang.

Ada kemauan merangkul karya orang-orang terdahulu, mengenali kelebihan dan kekurangannya, menambal potensi resiko dan keamanannya, mensinergikannya dengan temuan dan teknologi terkini untuk memberikan nilai guna bagi masyarakat sekarang.

Contohnya, ada satu bangunan hotel di dekat pantai yang dibangun di pertengahan abad 19 sebagai destinasi tetirah pertama. Bangunannya masih sama seperti saat didirikan pertama, hanya ditambahi fasilitas pendukung moderen, seperti penghangat listrik, pengatur suhu, alarm, CCTV dan semacamnya.

Di pusat kota, bangunan pusat belanja Galeries Lafayette sudah ada sejak masa perang dunia kedua. Bangunannya mengadopsi langgam art deco—dan sampai sekarang masih berfungsi sebagai lokasi tuan dan nyonya belanja.

Di luar perkara pelestarian peninggalan fisik masa lalu, ada lapisan lebih dalam jika saya boleh katakan. Lapisan kesadaran bahwa hidup terus berjalan, generasi berganti, jaman berubah namun satu hal tetap sama.

Kita semua adalah manusia. Dan warisan kita ditentukan seberapa besar ia memberi manfaat kepada sesama.

Untuk bisa memberi manfaat, kita tak musti jadi satu-satunya yang tampil di muka. Memberi ruang kepada yang lain, kepada yang beda, baik yang hadir semasa dengan kita atau yang lampau adanya.

Sehingga apa yang sudah diawali, dibibit, ditanam orang-orang lain bisa kita rawat dan ikut besarkan, menjadi hal yang memberi manfaat bagi sesama.

Saya percaya, kita bisa maju tanpa melupakan dan melepas masa lalu.

Sejarah Pohon Beringin di Pura Penataran Pande Desa Beng

Sejarah Pohon Beringin di Pura Penataran Pande Desa Beng

Jika Anda mempunyai teman asalnya dari Desa Beng, dan ingin berkunjung kerumah teman Anda itu, pasti Anda bertanya disebelah mananya pohon Beringin Penataran Pande?

Taukah Anda, Jika Pohon beringin yang ada di Jaba Pura ini di kenal sangat istimewa (alias Angker), yang dianggap sebagai penjaga Pura.

Dari sesepuh penua di Pura ini, konon pertama pohon beringin ini tumbuh disekitar Candi Bentar Pura, karena tumbuhnya pesat dan akarnya banyak, maka dipindahlah jaba (sisi) Pura. Sejarah cerita, dahulu ada warga sekitar yang mencari rumput untuk pakan dapinya di areal Pura Penataran Pande ini, tetapi sapinya akhirnya mati. Setelah di tanya ke orang pintar, katanya pohon beringin ini harus dipindahkahn, maka dari itu, Pohon Berin tersebut dipindahkan ke Jaba sisi Pura.

Sampai saat ini Pohon Beringin di Jaba sisi Pura penataran Pande Beng masih menjulang tinggi, dan kerap dijadikan sarana Uparaca ke Agamaan. Ada juga yang nunas (menggunakan) sebagai sarana pengobatan seperti, buah, daun, batang, maupun akar pohon beringin tersebut.
Kata sesepuh pura yang saya dapat baca dari sebuah situs, konon ada orang jahat yang ingin masuk keareal pura, mau ke jaba tengah dilihatnya ular yang bergelantungan, padahal itu hanya daun beringinnya.


Itulah, sejarah cerita Pohon Beringin Besar di Jaba Sisi Pura Penataran Pande Beng, Gianyar.

Desa Punya Cara Tersendiri, Negara Punya Aturannya Sendiri

Desa Punya Cara Tersendiri, Negara Punya Aturannya Sendiri


Setiap kali berkumpul bersama kawan-kawan di cafe, saya memesan kopi di cafe, kawan-kawan lokal sini selalu kaget. Ada yang kaget-nya banget, ada yang sedikit lebih kalem.

Pasalnya mengapa mereka kaget?

Sederhana, saya pesan kopi kemudian menuangkan paling tidak 2 sendok gula pasir ke dalamnya. Ya, saya suka kopi yang 'manis'. Karena itulah kebiasaan saya ngopi, dan bagaimana dikenalkan kopi oleh mendiang kakek semasa kecil.

Sebaliknya, saya sedikit kaget melihat kebanyakan orang sini minum teh tak pakai gula, alih-alih mereka menuangkan susu ke dalamnya. Yes, you heard me, teh campur susu. Bagaimana rasanya? Silahkan praktekkan sendiri di rumah.

Meskipun demikian, tapi kemudian saya teringat peribahasa Jawa 'Desa Mawa Cara, Negara Mawa Tata'. Yang kalau diterjemahkan ke bahasa Indonesia adalah 'Desa Punya Cara Tersendiri, Negara Punya Aturannya Sendiri'. Maknanya, setiap tempat, setiap masyarakat, setiap bangsa punya tata cara, aturan, norma dan hukum yang berbeda.

Tak ada yang paling benar, tak pula ada yang salah. Yang ada hanyalah keberagaman semata. Dan, seperti anjuran dari Julius Caesar, (ini saya tidak yakin beneran kutipan beliau atau tidak) "When in Rome, do as the Romans do."

Kenapa saya bicara soal ini. Baiklah, jujur karena keprihatinan betapa belakangan terutama semakin marak praktek intoleransi di negeri kita Indonesia. Semakin sering kita dengar, saksikan atau bahkan alami, ucapan, tulisan, tindakan orang-orang yang tidak menghargai adanya perbedaan. Alih-alih memaknainya dan menerimanya sebagai keniscayaan hidup, mereka memaksakan kebenaran mereka sendiri, entah dengan pembenaran mayoritas, agama atau sentimen politik dan lain sebagainya.

Mereka ibarat orang yang suka minum kopi tanpa gula yang dengan garang menggebuk penikmati kopi dengan gula macam saya. Mereka ibarat penyuka indomie rebus yang tak bisa paham apa nikmatnya menyantap indomie goreng. (Maaf bukan pesan sponsor apalagi berusaha jadi buzzer produk).

Walaupun demikian, saya belajar banyak hidup di negeri orang, menjadi yang minoritas, menemukan keyakinan lebih dalam bahwa menjadi berbeda adalah sesuatu yang wajar, sesuatu yang tidak bertentangan dengan kodrat dan cara Tuhan mengatur alam dunia. Dan menemukan orang lain, kelompok lain, masyarakat lain yang memegang nilai dan kebenaran yang berbeda bukanlah sesuatu yang musti ditakutkan, dinegasikan apalagi diperangi.

Karena, di ujung hari, kita semua tak lain dan tak lebih dari seorang manusia. Semua kita hanyalah manusia. Hitam putih kulit, lurus keriting rambut, Jawa, Sunda, Bali, Cina, Arab, dll semua hanyalah label fisik semata. Namun di dalam dada, di sanubari terdalam, kita semua sama manusianya.

Damai Indonesiaku. Damai kita dalam Kebhinekaan. Selamat Berlebaran.

Mudah Atau Susah Cari Kerja di Perancis?

Mudah Atau Susah Cari Kerja di Perancis?

Seorang sahabat sempat bertanya, mudah atau susah cari kerja di Perancis?

Baiklah, jawabannya bisa beragam. Bisa mudah, bisa pula susah. Tergantung banyak faktor; apa pekerjaan yang Anda mau, apa skill dan spesialisasi profesional Anda, di kota mana Anda berada dan pastinya, Visa macam apa yang Anda miliki. Di luar itu, masih ada berbagai faktor lain, mulai dari teknis, non teknis hingga soal keberuntungan.

Walaupun demikian, saya coba cerita sedikit berdasarkan pengalaman dan pengamatan selama ini.

Pertama, pra-syarat utama untuk bisa kerja pastinya adalah ijin kerja. Ini terkait dengan Visa yang Anda miliki saat tinggal di negeri ini. Jika Anda mengunjungi Perancis dengan Visa wisata, pastinya tidak akan diijinkan kerja. Kalau nekad, dijamin tak butuh waktu lama petugas imigrasi datang untuk menciduk Anda.

Kalau Anda tinggal di sini dengan Visa studi, alias menjadi pelajar, kemungkinan besar Anda diperbolehkan bekerja.

Namun, umumnya ada batasan jam maksimal dalam seminggu bisa bekerja. Ya, karena banyak pekerjaan di sini, khususnya blue collar job, alias kerja non kantoran yang hitungan bayarannya per jam, maka total jam kerja jadi batasan untuk para pelajar ini. Biasanya anak mahasiswa nyambi kerja di cafe, restoran atau sejenisnya sesuai dengan batasan jam kerja macam ini. Bisa 10-20 jam kerja seminggunya.

Hasilnya gimana? Ya lumayan lah, apalagi untuk kantong mahasiswa dan anak rantau. Bisa nambah-nambah uang jajan dan ongkos jalan-jalan ke luar kota/negeri pas liburan. Sebagai patokan, kerjaan non-skill di sini dibayar minimal 8.5 Euro per jam (kurang lebih 135 ribu rupiah). Jadi kalikan saja berapa yang Anda dapat kalau kerja 10-20 jam seminggunya.

Ada juga visa kerja untuk profesional atau non pelajar. Ini bisa dipakai untuk bekerja tanpa batasan jam. Jadi, kalau Anda minat kerja di kantor atau jadi ekspat profesional, Visa ini yang musti Anda punyai. Biasanya ada pra-syarat jaminan atau rekomendasi dari pemberi kerja dan penjamin lainnya.

Yang kedua, soal jenis pekerjaan yang dipilih. Seperti yang saya sebut sebelumnya, dua kategori pekerjaan yang bisa Anda pilih. Pekerjaan kasar non skill dan blue collar, atau pekerja kantoran plus profesional di kantor. Ini hanya pembagian general, biar gampang saja membedakannya.

Seperti yang saya sebut sebelumnya juga, pekerja kasar dibayar dari jam, pekerja kantor dibayar berdasarkan standar bulanan/tahunan. Lebih gampang cari kerjaan mana? Ya pasti lebih gampang yang kasar. Pekerja dari luar Perancis, khususnya dari negara-negara Eropa Timur plus Spanyol, Portugal dan Italia, kebanyakan mengisi ceruk pekerjaan macam ini. Plus ditambah warga-warga imigran berpaspor Perancis.

Sementara, pekerjaan kantoran tetap dikuasai warga asli Perancis, atau kalaupun ada pekerja asing, biasanya dari Eropa Barat, macam Jerman, Polandia atau bahkan Amerika Serikat. Nah, khususnya untuk pekerjaan profesional macam dokter dan sejenisnya, Anda akan mudah temui ekspat asal India atau Pakistan. Ya, mereka memang terkenal di sini untuk profesi satu ini.

Ohya satu lagi, menurut laporan pemerintah Perancis, ada satu bidang pekerjaan yang jumlah pekerja asingnya tak kalah jumlah dibanding pekerja lokal Perancis-nya. Yaitu di bidang IT. Laporan tersebut menyebut industri IT Perancis adalah salah satu yang terbesar di Eropa setelah Inggris baik dari nilai ekonomi, kontribusi terhadap GDP maupun jumlah perusahaan dan pekerja yang diserap di dalamnya. Dan, sebagian besar pekerja terampil bidang IT ini berasal dari luar Perancis.

Perancis mempunyai belasan kota-kota yang berfungsi sebagai hub industri IT, dengan kota Paris sebagai yang utama, disusul Marsielle, Cannes, Lyon dan sebagainya. Paris, kota tempat saya tinggal berada di ranking pertama. Memang wajar lah untuk sebuah ibu kota negara.

Walaupun demikian, peluang kerja di industri IT ini cukup besar. Khususnya bagi pekerja asing. Kebutuhan pasar besar, sementara pasokan talent lokal tidak mencukupi. Tawaran gajinya pun relatif menggiurkan. Saya sempat berpikir, kawan-kawan IT di Indonesia yang ingin mencari pandangan lahan kerja baru bisa mempertimbangkannya.

Apalagi ya? Hmm, ohya soal faktor keberuntungan. Ya, sebagaimana mencari pekerja di mana pun, terkadang faktor satu ini memainkan peran penting. Bisa jadi secara kemampuan Anda masuk ke pra-syarat satu pekerjaan, namun kadang ada faktor X yang menjadi penentu. Misal, soal warga negara mana Anda berasal. Adalah praktek umum di sini, khususnya untuk pekerjaaan-pekerjaan blue collar, dikuasai kelompok pekerja asing dari suatu negara. Contoh, pekerjaan bidang konstruksi bangunan, penguasanya adalah orang-orang Eropa Timur, kelompok imigran India dan Timur Tengah.

Kalau pekerjaaan kantor, biasanya isunya masih soal prioritas lebih untuk warga lokal. Jadi, meskipun Anda sama-sama punya kemampuan dan melamar kerja kantoran, kalau tidak benar-benar beruntung atau pas klop dengan calon boss-nya, bisa dijamin yang bakal dipilih adalah calon pekerja asli sini. Yang saya pikir cukup wajar, meski kadang sedikit banyak mengesalkan.


Jadi, ya begitulah gambaran singkat tentang bekerja dan mencari pekerjaan di sini. Menarik untuk dipertimbangkan, dan menantang untuk dicoba. Khususnya bagi Anda yang punya skill khusus, macam IT, atau profesional macam dokter atau sejenisnya.

Pelajar Papua Juara dI Amerika

Pelajar Papua Juara dI Amerika


Pelajar Papua kembali mengukir prestasi membanggakan di Amerika. Adalah Marike Agustin Tenawe, siswi asal Papua berhasil lulus sebagai juara umum pertama (Valedictorian) di West Nottingham Academy (WNA) Colora Maryland Amerika Serikat.

Atas keberhasilannya itu, Marike diberikan kesempatan membawakan pidato tunggal mewakili seluruh siswa pada acara kelulusan yang berlangsung di aula West Nottingham Academy, Sabtu, 18 Mei 2019. Selain Marike Tenawe, terdapat 11 pelajar asal Papua yang juga lulus dari West Nottingham Academy (WNA).

Mereka adalah Aprilia Burdam, Bone Atek, Pince Gombo, Elvine Mote, Vincensius Pekei, Vannar Krey, Valentine Talenggen, Ice Selegani, Golda Wihyawari, Lia Weya, dan Mendison Wonda. Dari 12 pelajar tersebut, 3 orang mendapat beasiswa dari Pemerintah Amerika Serikat untuk melanjutkan kuliah di University Of Rhode Island yakni Marike Agustin Tenawe berasal dari Mimika dengan IPK terakhir 4.00 diterima sebagai mahasiswi University of Rhode Island jurusan Ocean Engineering.

Kemudian, Vannar Krey asal Biak dengan IPK terakhir 3,71 jurusan Ocean Engineering (Teknik Kelautan) dan Golda Meir A Wihyawari asal Serui jurusan Fishery, Animal dan Veterany Science (Ilmu Perikanan). Sedangkan 9 pelajar lainnya juga diterima di sejumlah universitas di Amerika yakni Aprilia Burdam dan Ice Selegani melanjutkan studi ke Oregon State University. Kemudian Pince Gombo, Lia Weya, Valentine Talenggen dan Vincensius Pekei melanjutkan studi ke Washington State University.

Mereka dikirim pada tahuin 2016 dan menyelesaikan studi pada tahun ini (2019). Semua dapat beasiswa yang sama dari Beasiswa Otsus. Mereka dikirim belajar ke Manadi selama 11 bulan, lalu dikirim ke USA tahun 2016 masuk sekolah di West Nottingham Academy dan lulus tahun 2019. 🇮🇩 Bravo Pelajar Papua 🇮🇩.

Sumba Pulau Terindah di Dunia

Sumba Pulau Terindah di Dunia

Pulau Sumba merupakan salah satu pulau di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang memiliki 4 kabupaten dengan Waingapu sebagai kota terbesarnya. Pulau dengan luas wilayah 10.710 km2 ini terpilih sebagai 'Pulau Terindah Di Dunia' versi Majalah Focus terbitan Jerman.

Majalah dengan oplah mencapai 5 juta eksemplar ini memilih Sumba sebagai pulau terindah di dunia karena kekayaan alam dan budayanya yang melimpah. Keindahan padang sabana yang luas yang jarang ditemukan di dunia serta alam laut dan pantai yang sangat eksotis menjadi salah satu nilai plus-nya.

Lembaga internasional bird life pun menetapkan kawasan Taman Nasional Matalawa di Sumba sebagai important bird area karena ada 10 jenis burung endemik yang hidup di pulau ini. Sebuah artikel berjudul Sumba Kein Tanz, aber ein Traum (Focus 17. February 2018, Seite 116) yang berarti, "Sumba, Bukan Nama Sebuah Tarian, tapi Sebuah Mimpi" menuliskan bagaimana keindahan pulau ini, hingga Sumba terpilih menjadi satu diantara 33 pulau terindah.

Majalah Focus sendiri merupakan satu dari tiga majalah mingguan terkemuka di Jerman. Jumlah pembacanya hampir 5 juta orang dengan jumlah terbitan lebih dari 400.000 eksemplar. Majalah ini masuk sebagai deretan majalah yang menjadi referensi informasi di banyak belahan dunia.

Bukan tanpa alasan majalah tersebut memilih Sumba sebagai pulau terindah di dunia. Beberapa fakta keunikan alamnya bahkan mungkin hanya bisa ditemui di Pulau Sumba. Beberapa keunikan tersebut, adalah Danau Weekuri yang menjadi satu-satunya danau air asin di Indonesia. Ok! Selain itu, ada Nihiwatu Sumba yang merupakan hotel terbaik di dunia tahun 2016 & 2017 versi Majalah Travel + Leisure.

Banyak sekali ada atraksi permainan salah satunya yang paling menjadi lirikan orang adalah atraksi perang tradisional melempar lembing dari kuda, yakni Pasola juga meraih Runner-Up kategori atraksi budaya terpopuler. Anugerah bergengsi tersebut diberikan oleh Majalah Wisata ternama Travel + Leisure. Bukit Warinding juga merupakan tempat terindah di Sumba, di mana perbukitan ini akan berubah warna mengikuti musim.


Dan satu lagi ialah mahakarya tenun Sumba yang harganya bisa mencapai ratusan juta. Tenun Sumba memiliki arti tersendiri bagi masyarakat setempat. Proses pewarnaan yang natural dan unik, proses pembuatan yang lama serta motifnya yang kaya akan nilai seni menjadikan tenun ini sebuah kebanggaan yang tak hanya untuk Sumba tapi juga Indonesia. "Selamat berkunjung ke Sumba" 🇮🇩 Salam NKRI Gemilang 🇮🇩 . . . 

Sepenggal Kisah Dari Belanda Negeri Surga

Sepenggal Kisah Dari Belanda Negeri Surga


Bagi Para Pesepeda Angin dingin menyerbu saat saya keluar dari Sloterdijk Station untuk mencari bus yang akan membawa saya ke pusat kota Amsterdam. Summer baru saja berlalu, tapi aura winter sudah begitu terasa.

Jalur kereta ke Amsterdam sedang ditutup waktu itu karena ada perbaikan di salah satu terowongan, sehingga saya harus naik bus menuju Amsterdam Arena, stasiun yang dekat dengan hostel tempat saya menginap.

Tak masalah, sebab saat itu juga saya langsung melihat bagaimana pemerintah Belanda sangat serius menjadikan bersepeda sebagai budaya masyarakat. Jalur sepeda yang rapi, rambu-rambu yang jelas dan menghormati pengendara sepeda, hingga tempat parkir sepeda gratis. Amsterdam, yang dijuluki ibukota sepeda di Eropa, hampir 60% perjalanan penduduknya dilakukan dengan mengendarai sepeda. Dengan penduduk sekitar 820-an ribu, ada lebih dari 900 ribu sepeda yang dimiliki penduduk Amsterdam.

Ibukota Belanda ini memiliki jalur sepeda sepanjang 400 kilometer. Tak jauh dari Amsterdam Central, stasiun sentral yang juga menjadi tempat persilangan beragam moda transportasi, terdapat penyewaan sepeda. Para pesepeda berlalu lalang di depan stasiun bergaya Renaissance yang mulai digunakan pada tahun 1889 itu. Tak perlu bersaing dengan moda transportasi lain, dan para pesepeda bukanlah warga kelas dua. Bukan hanya di Amsterdam, di dekat terminal, stasiun, serta pusat keramaian di setiap kota bahkan pelosok sekali pun, pasti terdapat penyewaan sepeda.

Diperkirakan terdapat 18 juta unit sepeda di Belanda untuk penduduknya yang kurang dari 17 juta jiwa. Sementara jalur khusus sepeda di Belanda tercatat sepanjang 35.000 Km. Di Leiden, persis di depan stasiun keretanya, saya terperangah melihat ribuan sepeda yang terparkir rapi bertingkat-tingkat. Kota cantik ini merupakan rumah bagi universitas tertua di Belanda, Universitas Leiden. Sebagian besar mahasiswa, dari jumlah keseluruhan sekitar 18 ribu orang, bersepeda menuju kampus. Kanal-kanal cantik mengepung kota tua yang berjarak 40 kilometer dari Amsterdam ini.

Taman-taman publik seperti terserak di sekitar Universitas Leiden. Banyak mahasiswa belajar di taman-taman yang terletak di pinggir kanal, ada juga yang sambil piknik. Lelah berjalan, saya dan teman pun berniat meluruskan kaki di sebuah taman. Angin semilir membuat kami terbuai, dan tahu-tahu saja kami berdua sudah tertidur selama satu jam! Keseriusan pemerintah Belanda dalam mempromosikan budaya bersepeda memang patut diacungkan jempol.

Dengan bersepeda tentu saja masyarakat mengurangi penggunaan kendaraan motor dan tingkat polusi dapat ditekan. Pemerintah juga mematok harga parkir kendaraan bermotor yang mahal. Parkir mobil misalnya, dikenakan biaya hingga 7 Euro per jam. Sedangkan parkir sepeda? Gratis tis.

Saking istimewanya pengendara sepeda di Belanda, ada rambu uitgezonderd, yang berarti “kecuali”. Maksud dari rambu tersebut adalah hanya sepeda yang dikecualikan dari peraturan lalu lintas. Mantap kan? Memberikan kenyaman bersepeda juga menjadi prioritas bagi pemerintah Belanda.

Baru-baru ini kota-kota di Belanda sedang memikirkan cara untuk menghangatkan jalur khusus sepeda. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kecelakaan para pesepeda dan meningkatkan minat warga agar tetap bersepeda di musim dingin. Dalam perjalanan dari Paris menuju Amsterdam, bus yang saya tumpangi melewati kota Eindhoven dan Utrecht. Hujan mengiringi hampir sepanjang perjalanan.

Saya melihat usaha keras para pesepeda melawan angin yang bertiup kencang. Sesekali saya melihat pesepeda yang oleng saat mengayuh. Tentu kondisi ini lebih berat di musim salju. Sehingga lahirlah ide tersebut. Ide menghangatkan jalur sepeda ini datang dari Marcel Boerefijn. Menurut Borefijn, meski teknologi penghangat tersebut amat mahal, tapi pemerintah tetap dapat melakukan penghematan karena dapat menekan angka kecelakaan dan jumlah garam yang digunakan untuk mengurangi kelicinan jalan.

Cara menghangatkan jalur sepeda adalah dengan menggunakan teknologi panas bumi untuk mencegah pembentukan es. Biaya untuk teknologi berkisar antara Rp. 600 hingga Rp. 750 juta per kilometer. Mahal tentu saja, tapi banyak dukungan untuk usulan ini.

Bahkan kota Zutphen yang terletak di bagian timur Belanda, sudah ditunjuk untuk menjadi kota pertama yang menjalani penilaian sebelum studi kelayakan ide ini dilakukan tahun depan. Kota Utrecht juga sedang mempertimbangkan untuk mencoba ide tersebut.

Ah, makin iri deh saya. Kapan ya Indonesia meniru Belanda, negeri penjajahnya, untuk hal sepeda ini? Benar sekali yang dikatakan oleh Enrique Penalosa, Gubernur Bogota, ibukota Kolombia, periode 1998-2001.

Hikmah Apa Dari Kepergian Ibu Ani Yudhoyono

Hikmah Apa Dari Kepergian Ibu Ani Yudhoyono


Sulit sekali mencari dan mendapatkan pendampingan di RS Kanker di Indonesia. Pasien-pasien penyintas kanker semakin lama semakin banyak. Dalam era moderen seperti saat ini, Indonesia butuh rumah sakit kanker.

Sayangnya, RS Kanker di Indonesia sangat terbatas. Keluarga yang hidupnya pas-pasan pun juga hanya bisa berpasrah menerima nasib. Semoga saja setelah dua atau tiga bulan menunggu antrian, saudara yang terkasih masih bisa bertahan dan kanker tidak naik stadiumnya.

Ini adalah jeritan suara hati para keluarga pasien penyintas kanker. Kalau banyak uang, tentulah sudah berobat ke luar negeri. Biasanya, para pasien kanker harus menunggu dua atau tiga bulan agar mendapatkan giliran pengobatan di RS yang ada di Indonesia.

Rekomendasi pun muncul di RS Dharmais, yang sudah penuh. RS Dharmais menjadi satu RS yang sudah moderen. Kalau bicara kanker stadium tertentu, itu adalah angka, yang tentu bisa ada di angka berapa saja. Akan tetapi, ini bukan bicara sembuh atau tidaknya. Tapi ini berbicara mengenai keberadaan keluarga yang bisa mendampinginya.

Kalau ke luar negeri, siapa lah yang bisa menjenguknya? Ditemani satu dua orang kerabat terdekatnya pun sudah bersyukur. Tidak bisa dibayangkan, bagaimana seorang penyintas kanker yang harus dirawat 24 x 7 di RS luar negeri. Pasangannya sulit menemaninya. Apalagi harus mengorbankan pekerjaan mereka.

Tapi berbeda bila jika di Jakarta, setidaknya dengan bahasa yang sama, paspor yang sama, dan negara yang sama mereka bisa sembari menemani pasangan tercinta, handai taulan yang dihargai, orang tua yang disayang, mereka bisa sambil mencari pekerjaan di ibu kota.

Berbicara tentang perbedaan ini, tentu membuat hati kita semua merasa masygul. Kita melihat bagaimana dua orang sudah pergi berpulang ke sang pencipta. Dua orang ini, adalah Ibu Ani Yudhoyono, yang sebelumnya adalah Ustadz Arifin Ilham. Kedua orang ini adalah penyintas kanker.

Ustadz Arifin Ilham dirawat di RS di Malaysia, kalau tidak salah Penang. Kalau Ibu Ani Yudhoyono di Singapura, kalau tidak salah di National University Hospital Singapore. Ini adalah sebuah hal yang kita paham betul. Mereka adalah orang yang berada dan mampu ekonominya.

Banyak sekali pengalaman orang-orang yang saudaranya mengidap kanker, dan harus mengembuskan nafasnya yang terakhir, dan melihat perjuangan saudara-saudaranya atau pasangannya, dalam menghadapi kanker yang tidak bisa dilawan.

Yang paling penting ini bukan urusan kesembuhannya. Karena sampai saat ini kita harus sepakat bahwa belum ada penyakit kanker yang memiliki obat manjur nan mujarab.

Tapi yang terpenting adalah bagaimana ada saudara-saudara dan orang-orang terdekat berkumpul bersama-sama, menemani pasien. Ini adalah mimpi eks Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang layu sebelum terkembang. Membangun RS Kanker berstandar dunia seperti dirancangkan Ahok, namun tak dilanjutkan dan dibatalkan oleh Gubernur penggantinya.

Semoga saja ada pemimpin-pemimpin yang bisa memikirkan psikologis dan jiwa dari para keluarga pasien kanker. Mereka bisa mendapatkan pelayanan terbaik di Indonesia. Semoga saja Indonesia bisa maju dengan hal ini.

Para Wanita, Teladanilah Kisah Ibu Ani Yudhoyono!

Para Wanita, Teladanilah Kisah Ibu Ani Yudhoyono!


"Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama dan teladannya". (Peribahasa)

Hari ini Indonesia berduka atas kepergian Ibu Kristiani Herrawati (Ani Yudhoyono). Hati ini pun tergerak ingin menuliskan sepenggal tulisan mengiringi kepergian seorang wanita mulia yang pernah menjadi pendamping seorang yang pernah memimpin negeri ini selama dua periode.

Melihat dan merenungkan perjalanan ibu Ani semasa hidup bagaikan melihat satu sosok wanita yang sederhana, penuh kasih, sabar tegar dan bijaksana.

Mendampingi kekasih hati 10 Tahun memimpin negeri ini bukanlah hal yang mudah karena sesungguhnya ketika dua insan yang saling mencintai dipersatukan oleh yang Maha Kuasa maka dua insan tersebut telah menjadi satu tubuh yang artinya jika salah satu sedih pasti yang satunya lagi juga merasakan sedih. Sehingga setiap masalah sang suami, setiap kesedihan sang suami, setiap keputusasaan sang suami juga akan dirasakan seorang sosok Ibu Ani Yudhoyono.

Keteladanan sang mantan Ibu Negara ini memberikan pola atau contoh yang mulia untuk para wanita Indonesia.

Saya pribadi lewat tulisan ini ingin menobatkan beliau menjadi Kartini Indonesia masa kini. Saya ingin teladan sang Ibu Ani ini menjadi inspirasi bagi generasi milenial dan jutaan para wanita Indonesia yang sekarang mendampingi para suami mereka sebagai istri yang setia dan penuh cinta serta kesabaran.

Karena dibalik kesuksesan seorang suami pasti ada sosok istri yang hebat. Karena istri adalah penolong bagi suami yang dikirimkan oleh Tuhan.

Seorang penolong bagi suaminya dalam segala hal dan situasi apapun baik itu dalam suka maupun duka.

Jika seorang istri adalah penolong berarti sang suami adalah objek yang ditolong. Jadi seorang istri atau wanita sebenarnya adalah sosok pribadi yang kuat melebihi seorang suami, bukan dari segi kekuatan fisik, melainkan kekuatan cinta dan kasih.

Karena cinta kasih bisa mengubah kan seseorang dari yang putus asa kembali semangat, dari yang putus harapan kembali memiliki harapan, dari yang terlihat tiada jalan keluar menjadi bisa melihat sebuah jalan keluar. Mendampingi, memberikan masukkan, memberikan motivasi serta ikut memberikan jalan keluar bagi sang suami.

Sosok Ibu Ani Yudhoyono memiliki itu semua. Wanita satu-satunya bagi seorang sosok Pak SBY ini memiliki kebaikan, kekuatan cinta kasih yang luar biasa sehingga menjadi penolong bagi seorang sosok Pak SBY menjadi sosok yang sukses dalam karir militer dan keluarga dan menghantar kan beliau menjadi Presiden Indonesia selama dua periode.

Serta membesarkan dan mendidik anaknya sehingga menjadi anak-anak yang sukses dalam karir dan keluarga mereka. Pencapaian sebuah kekuatan cinta kasih yang luar biasa yang dilakukan oleh seorang Ani Yudhoyono.

Wanita yang sangat dicintai Bapak SBY ini adalah salah satu sosok teladan yang dikirim Tuhan bagi para wanita Indonesia sebagai hadiah dan anugerah bagi bangsa ini. Istri terbaik bagi seorang suami, Ibu terbaik bagi anak anaknya, dan eyang terbaik bagi cucu-cucunya.

Kini Ibu Ani Yudhoyono telah mengakhiri tugasnya sebagai Inspirator bagi jutaan wanita Indonesia yang sedang mendampingi suami, Inspirator bagi jutaan Ibu yang sedang membesarkan anaknya, dan Inapirator dari jutaan Eyang yang menyayangi cucunya.

Selamat Jalan Kartini masa kini, kami percaya teladan-mu tidak akan lenyap dalam sejarah Bangsa Indonesia karena engkau telah menjadi pelaku sejarah di Ibu Pertiwi ini.

Jutaan Air Mata kebanggaan mengiringi kepergianmu Ibu Ani Yudhoyono kami yang tercinta.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa menerima amal baik dan teladan nya semasa beliau hidup.

Masyarakat Perancis dan Problem Sampah Pakaiannya

Masyarakat Perancis dan Problem Sampah Pakaiannya


Tahukah kalian, salah satu masalah lingkungan yang dihadapi negara maju dan makmur seperti Perancis datang dari pakaian?

Ya, pakaian. Baju, celana, kaos, jas, jaket, dan aneka pernak-pernik fashion lainnya. Jika Indonesia darurat sampah plastik, Perancis saat ini menderita darurat sampah pakaian.

Survei terhadap 2.000 responden yang dilakukan ritel Sainsbury’s di tahun 2018 menemukan 680 juta pakaian dibuang pada musim panas lalu oleh masyarakat Perancis. Dari jumlah tersebut, 235 juta di antaranya berakhir di tempat pembuangan sampah akhir. Dan kemungkinan besar mencemari lingkungan.
Ditemukan bahwa 3/4 warga tidak tahu bahwa pakaian yang mereka buang karena rusak atau kotor sebenarnya bisa disumbangkan atau di-daur-ulang. Banyak dari mereka tak merasa pakaiannya layak disumbangkan, sementara lainnya menyebut malas untuk membawa pakaian tak terpakai ke tempat penerima donasi pakaian.

Bicara soal gender, ternyata laki-laki lebih banyak berkontribusi dalam tren sampah pakaian ini. Dengan 82% responden laki-laki mengaku memilih membuang langsung pakaian yang tak terpakai dan rusaknya ke tempat sampah, sementara hanya 69% wanita melakukan hal serupa.

Di masyarakat makmur seperti Perancis ini, pakaian dengan aneka pilihan dan range harga yang amat terjangkaunya sudah jadi produk konsumsi yang amat "murah" dan replaceable. Setiap musim berganti, ada tendensi kuat untuk membeli pakaian baru dan disesuaikan tren musim bersangkutan. Karena ada 4 musim, minimal ada 4 macam tren pakaian setiap tahunnya yang musti diikuti konsumen.

Belum lagi momen-momen festive macam Christmas dan Tahun Baru dengan boxing day sebagai puncaknya. Di mana hampir semua produk di-diskon gila-gilaan sampai 90%. Konsumen berlomba-lomba membeli sebanyak mungkin item pakaian yang di-inginkannya. Brand-brand besar macam Zara, LV, Gucci dll bahkan bisa menawarkan pakaian dengan harga setelah di-diskon tak lebih dari 11 Euro— atau sekitar 180 ribu rupiah saja. Bayangkan!

Namun, sebenarnya ada banyak lembaga sosial yang menerima donasi pakaian, misal Oxfam Fiele atau Variety Fiele. Masyarakat bisa menyumbangkan langsung ke kantor-kantor lembaga tadi atau cukup memasukkan pakaian bekasnya ke fasilitas donasi seperti kotak sampah (bukan kotak sampah sebenarnya). Biasanya berupa semacam box besi besar di spo-spot umum, macam pinggir jalan utama atau lokasi parkir.

Nantinya petugas lembaga tadi akan mengambil pakaian yang disumbangkan, menyortir dan mendistribusikannya ulang ke mereka yang membutuhkan. Sering pakaian tersebut diberikan ke para homeless di Perancis atau tak jarang disumbangkan ke negara lain yang membutuhkan. Saya kembali teringat kata-kata Marie Kondo, sang inspirator bersih-bersih rumah. Jika Anda merasa sudah terlalu banyak memiliki pakaian dan sebagiannya tak lagi membahagiakan, jangan ragu untuk melepaskannya. Tapi jangan dibuang ke tempat sampah. Lebih baik didonasikan ke yang membutuhkan.

Supaya kita tak ikut-ikutan memenuhi alam dengan sampah pakaian.

Renungan Untuk Istri Dari Suami

Renungan Untuk Istri Dari Suami

Ini adalah perasaan suami, dengarlah Istriku bahwa seburuk-buruknya suamimu, dia tetap lebih baik ketimbang mantan yang pernah menjadi kekasih haram mu dulu itu.

Janganlah kamu mengeluhkan kekurangan pasanganmu sekarang, apalagi kamu sampaikan Aibnya pada Orang lain. Kamu harus ingat bahwa kamu dipilih untuk menjadi pkaian untuknya, dan begitu sebaliknya suamimu adalah pakaian bagimu, maka salinglah menutupi aib diri masing-masing agar kedamaian selalu menyanding, dan rahmat tuhan pun berlimpah.

Ingat, janganlah  sampai Kamu membanding-bandingkannya dengan Orang dimasa lalumu, sebab pasangan halalmu akan tetap lebih baik darinya, karena keberaniannya mengikatmu dalam ikatan yang halal, sedang masalalumu hanya bisa mengajakmu bersenang-senang pada lembah kemaksiatan.

Dan yang namanya manua enggak ada yang sempurna, meskipun Suamimu masih banyak memiliki kekurangan menurutmu, tetapi tanggung jawabnya lebih hebat dari dia yang tidak mampu bertanggung jawab dulu! Maka, hargailah apapun kekurangan suami mu ini.

Dan apabila ada yang mau disesali dan dilelhkan, seharusnya adalah dirimu sendiri yang tak bisa bersabar menghadapi ujian pernikahan.

Nah lo, yang harusnya disesali adalah dirimu yang tak mampu ikhlas dan bersabar dalam menghargai kekurangan dirinya, dan bodohnya dirimu karena sudah tak menyadari bahwa tak ada makhluq yang sempurna didunia.

Karena, yang mana hakekat hidup bersama dalam atap pernikahan ini adalah untuk saling menyempurnakan satu sama lain, bukan saling mengeluhkan kekurangan masing-masing.


Tidak ada yg sempurna di dunia ini Semua sudah di atur sama yg di atas.

Merasa Bahagia Join di Group Forum Mekedekan Semeton Bali

Merasa Bahagia Join di Group  Forum Mekedekan Semeton Bali


Tujuan saya bergabung di group facebook  Forum Mekedekan Semeton Bali ini pertama karena namanya, dipikaran saya ya pasti komunitas masrakat Bali, jelas dong, mau bergabung.

Dari namanya saja mekedekan (Tertawa/Bahagia) hehe, , isi postingan memberpun sangat membuat bibir saya jadi doer karena postingan - postingannya lucu - lucu.

Pokoknya saya sangat bahagia hahah, terimakasih Admin Tude Silfa, Anggeri, Kadek Febri dan dll, member Forum Mekedekan Semeton Bali.

Jangan Lupa Bahagia hari ini. Silakan komen di bawah! Kita lanjut mekedekan di sini. Yeyyy 😄😄😄