Terlalu Sibuk Iri dengan Kehidupan Orang Lain, Nanti Kamu Stres Sendiri

Terlalu Sibuk Iri dengan Kehidupan Orang Lain, Nanti Kamu Stres Sendiri
ilustrasi photo via viveos.net

Hello, Udah Makan? seharian ini sudah berapa lama waktu yang dihabiskan untuk melihat akun media sosial orang lain? Sudah berapa banyak waktu yang kita gunakan untuk mengintip kehidupan orang lain dan merasa iri? Ya, bagaimana ya hidup di era seperti ini memang sangat memudahkan kita untuk mengetahui kabar terbaru dari kehidupan orang lain.

Rasa iri melihat hidup orang lain yang terlihat lebih "wah" memang kadang sulit dihindari. Ada saja perasaan rendah diri. Terlebih ketika kita melihat orang-orang terdekat kita sudah lebih dulu sukes dan terlihat makin gemilang dengan kehidupan yang dimilikinya sekarang. Rasanya kita bagaikan serpihan debu yang tak ada nilainya sama sekali. Cuma memang kalau kita malah sibuk sendiri iri dengan kehidupan orang lain, hati dan jiwa kita bakal capek sendiri dibuatnya.

Hidup Kita Tak Akan Membaik dengan Sendirinya

Sudah terlalu banyak waktu yang kita habiskan untuk melihat kehidupan orang lain. Begitu banyak menit dan jam yang kita habiskan untuk melihat satu per satu foto dan postingan orang lain di media sosial. Lalu, saat kita merasa kehidupan kita sangat jauh di bawah kehidupan mereka, kita akan merasa rendah diri sendiri. Tapi terlalu lama memelihara rasa iri ini juga tak akan membuat hidup kita membaik dengan sendirinya.

Semakin Sering Membandingkan, Semakin Stres Pikiran

Di atas langit akan ada langit. Selalu ada yang terlihat lebih baik dan lebih bagus dari yang kita punya. Ada hal-hal yang tampak lebih menyenangkan dari semua yang kita miliki saat ini. Semakin sering membandingkan bisa membuat pikiran jadi stres sendiri.


“Don't compare your beginning to someone else's middle, or your middle to someone else's end. Don't compare the start of your second quarter of life to someone else's third quarter.” ― Tim Hiller, Strive: Life is Short, Pursue What Matters

Yang Kita Lihat Pun Tak Selalu Seindah Kenyataannya

Apa yang ditampilkan orang di media sosial umumnya adalah hal-hal yang sudah dipilih dan "diseleksi" terlebih dahulu. Di balik senyuman pada sebuah foto bisa jadi ada perjuangan berat yang baru dilalui. Di balik mewahnya sebuah barang, bisa jadi ada hal-hal yang sudah lebih dulu dikorbankan. Yang tampak oleh mata tak selalu seindah kenyataan yang ada.

Tetap Ingat Kalau Ada Kehidupan Sendiri yang Perlu Diperjuangkan

Tak apa untuk sesekali melihat kehidupan orang lain sebagai motivasi. Melihat orang lain sukses bisa jadi inspirasi dan motivasi kita sendiri untuk bisa sukses dengan cara yang kita bisa. Setiap orang punya perjalanan dan perjuangannya masing-masing. Saatnya untuk kembali mengingatkan diri bahwa kita juga punya kehidupan sendiri untuk diperjuangkan.

Jangan sampai energi kita habis untuk hal yang sia-sia, ya. Kita masih butuh banyak energi dan kerja keras memperbaiki kehidupan kita saat ini. Gunakan waktu kita untuk hal-hal yang lebih produktif, bukan cuma melulu membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain.

Disetiap Langkahku, Selalu Ada Doa Ibu



Apakah Anda punya momen yang tak terlupakan bersama ibu? Memiliki sosok ibu yang inspiratif dan memberi berbagai pengalaman berharga dalam hidup? Seorang ibu merupakan orang yang paling berjasa dan istimewa dalam hidup kita. Kita semua pasti memiliki kisah yang tak terlupakan dan paling berkesan bersama ibu. Seperti kisah Sahabat payanadewa.com yang setia membaca tulisan kami.

Entah apa jadinya bila dalam setiap langkah perjalananku bila tanpa seorang ibu. Sebenarnya aku bukan orang yang terbuka dengan mudah bercerita semua hal pada ibu, tapi tanpa bercerita pun ibu seolah tahu apa yang kurasakan apa yang kukhawatirkan, hanya dari melihat raut muka atau kebiasaanku. Sebagai seorang wanita yang masih lajang, kadang aku sering berpikir, semua wanita semuanya akan menjadi ibu tapi kita di sekolah tidak dididik atau diajarkan menjadi ibu. Kadang aku selalu salut dengan cara berpikir cepat, penyelesaian masalah ketegaran dan kesabaran seorang ibu.

Rasanya aku ingin selalu bersyukur dan berterima kasih pada ibu dalam setiap detik dan menit yang kulalui. Saat aku mengalami masa berat-beratnya dalam hidup yang diawali dari proses PKL di kampusku, saat yang lainnya dengan gampangnya menemukan tempat PKL dan segera dapat berangkat praktik. Aku harus tujuh kali ditolak oleh tempat yang kupilih. Rasanya aku ingin menangis kala itu, tapi ibu selalu mendampingi aku, mengantarkan aku mencari tempat PKL. Di saat aku hampir menyerah, ibu dengan sukarela mencarikan tempat dan menelepon satu per satu tempat yang bahkan ibuku sendiri tidak paham apa pun dengan duniaku. Dan atas dorongan dan doa ibuku akhirnya aku dapat tempat PKL.
Disaat PKL telah dapat kulewati saatnya aku melakukan koasistensi. 

Aku sebenarnya adalah anak yang pemalu, tertutup, dan cenderung susah berkomunikasi. Kebetulan aku mendapat kesempatan terlebih dahulu untuk koasistensi bersama kakak tingkat yang sama sekali aku tidak mengenalnya dan asing sekali rasanya berada di lingkungan itu. Aku hampir melepaskan kesempatan itu yang sebenarnya sangat diimpikan oleh banyak orang lain.

Saat aku menuju tempat pendaftaran, ibuku berpesan kepadaku bahwa sebenarnya kita akan selalu dihadapkan pada pilihan yang mulanya terasa asing, tapi begitu dijalani kita akan merasa terbiasa dan tidak semenakutkan yang dipikirkan. Selain itu, ibuku tidak memaksaku, hanya bilang pilihlahpilihan yang tidak akan membuatmu menyesal telah melakukannnya, setelah kurenungkan selama hampir dua minggu akhirnya, aku melakukan pendaftaran karena setelah kupikir-pikir menunggu untuk bersama teman seangkatanku akan memakan waktu lama dan pasti aku tidak akan sanggup melakukannya.

Selain itu, yang terakir ialah masa terberat yang terjadi dalam hidupku yaitu menjadi pengangguran setelah lulus. Aku baru mendapat pekerjaan setelah 1,5 tahun menunggu. Bagiku itu waktu yang cukup untuk membuat aku hilang kewarasan, hilang harapan. Bagi pengangguran yang di masa sekolah dan kuliah terbiasa banyak kegiatan pasti sangat membuat frustasi.

Ibu Tetap Menyemangatiku saat Aku Menjadi Pengangguran

Hampir 100 lebih lamaran kerja dan puluhan wawancara kulalui demi mendapat pekerjaanku yang sekarang. Setiap aku melihat pengumuman hasil rasanya aku selalu down dan seolah menyalahkan diri sendiri. Sering kali aku berpikir apa yang salah dalam diriku hingga aku selalu mendapatkan penolakan. Tapi sebenarnya yang merasakan kesedihan itu bukan hanya aku, ibuku juga merasakan kesedihan itu tapi tak pernah sekalipun ibu menunjukkan rasa kecewa padaku, dan itu adalah salah satu penyemangat untuk melamar kerja.

Tanpa kusadari ibu juga sering dinyinyirin oleh para tetangga dan saudara, karena boleh dibilang hanya aku yang kuliahnya paling lama dan satu-satunya yang berada di bidang medis. Para tetangga bahkan sering berkata, "Jangan seperti anak si ibu itu yang kuliahnya lama ujung-ujungnya juga di rumah dan nggak kaya," dan membandingkan dengan anak mereka yang tidak sekolah tinggi tapi bisa punya harta benda rumah, tanah, mobil, dan sebagainya. Maklum kultur di desa selalu menilai seseorang dari materinya.

Saat ibuku mendengar itu ibu selalu tersenyum dan selalu bilang padaku, "Jangan mendendam, orang yang mengolok-olok itu tidak tahu perjalanan apa yang telah kamu lalui biarkan saja." Bahkan para saudara juga sering menghina ibuku yang memiliki idealisme yang terlalu tinggi untuk menyekolahkan anaknya hingga sarjana, ujungnya nganggur. Ibuku selalu berkata, "Biar pun aku miskin karena menyekolahkan anakku tidak apa apa yang terpenting sudah memberikan warisan ilmu yang tidak lapuk dan tidak akan bisa dijual belikan daripada kita mewariskan harta yang hanya bikin pertikaian saudara."

Entah seperti apa hati ibuku, yang selalu memandang seseorang dari sisi positif dan tidak pernah lelah mengajarkan hal tersebut kepada anaknya, dan mengajarkan tidak boleh mendendam pada siapapun karena dendam akan merugikan diri sendiri. Ibuku yang membanting tulang untuk menghidupiku yang tidak pernah mengeluh sekalipun meskipun harus mengajar di tiga lokasi yang sama jauhnya demi anak anaknya sekolah, yang tidak pernah sekalipun melupakan kodrat sebagai ibu.

Aku teringat waktu masa sekolah sebelum berangkat ibu akan selalu memasak dan pukul setengah enam pagi semua masakan sudah bisa dinikmati dan tidak pernah membiarkan kami berangkat tanpa sarapan. Aku baru mensyukuri nikmat sarapan saat temanku yang sering mengeluh berangkat sekolah tanpa sarapan dan ibunya berstatus sebagai ibu rumah tangga, sedangkan ibuku sebagai wanita pekerja akan selalu membuatkanku sarapan. Dari situ terasa sekali rasa dedikasi dan pengorbanan seorang ibu, yang pasti itu sangat melelahkan, belum lagi berangkat kerja di pagi buta ibu mengendarai motor menerjang dinginnya udara.

Ini Yang Dinamakan Cinta Sejati

 Di post dari sebuah akun Facebook yang bernama Jujur Anthary yang diberi judul  'Tqk Mampu Berkata Lagi, Sehat Selalu ya.


Coba bisa kita bayangkan senyuaman kedua pasangan ini, apakah kita bisa seperti mereka suatu saat nanti? Bahagia yang menyaputi kedua insan dan cinta tak memandang umur, jika cinta sejati itu sesungguhnya ialah ini.


 Foto ini membuktikan betapa indahnya hidup jika pasangan kita jika saling mengerti dan setia.

 Walaupun sudah berumur, tapi tidak bisa mengalahkan cinta. Dan cinta selalu menjadi sepirit yang tangguh untuk menjalani idup penuh senyuman dan indah pastinya.

 Istri yang setia, suami yang setia saling mencintai apa adanya. Sungguh tak ingin terpisahkan.

 Cinta membuat kita semakin awet muda, karena pasangan yang kita cintai, kita ingin terlihat lebih dimatanya.

 Dan karena cinta kita menjadi panjang umur, untuk bertahan ingin selalu bersamanya.

Semoga cinta mereka tak akan rapuh karena usia. Semoga sehat selalu. Rahayu

Wanita Bali Adalah Tulang Punggung Sebenarnya

Mungkin judul tulisan ini sedikit menyinggung dan membuat laki-laki Bali marah. Tapi memang kenyataan dilapangan memang wanita Bali lebih (Tuyuh) pekerja keras dan tahan banting.


Bisa Anda lihat, banyak wanita Bali yang bekerja sampingan untuk menambah uang untuk rumah tangga mereka. Coba bisa kita lihat ada wanita Bali yang meburuh ngajang bias, meburuh ngajang kayu, dan lain-lainnya itu hanya contoh yang saya lihat, berat tidak?

Selain memperhatikan anak dan keluarga yang paling penting selain memasak adalah budaya Bali~ mebabten, rerainan, ngopan, ngayah. Itu memang keharusan dan masih mempunyai kerja penting ada yang jadi PNS, guru, dll.

Sedangkan Suami? 

Disini saya nggak membicarakan semua laki-laki Bali tidak baik atau bagaimana, kebanyakan hanya mempunyai 1 pekerjaan sisanya minum, bebotoh, coba kita berpikir betapa susah dan capeknya wanita kita. Apakah ini kewajiban sebagai wanita Bali?

Tidak seimbang jika bisa kita samakan. Tapi inilah Bali. Dimana wanita selalu di no duakan. Apakah benar? Jika tidak, ini hanya pikiran saya, jika lain, itu beda pemikiran.

Mari, coba kita berpikir jika tidak ada wanita dirumah, apa yang terjadi? Siapa yang ngurus anak, siapa yang mebabten, siapa yang, kebanjar bawa aban-aban? Susah tidak?

Inti dari tulisan ini, bukan menyudutkan laki-laki Bali tidak bagus,, hanya perhatikan wanita lebih, bantu dia jangan sampai dia lelah, sayangi dia, jangan sampai dia sakit, hargai dia, karena dia rela meninggalkan rumah dan keluarganya hanya untuk mengikuti suami yang dia cinta sampai akhir hanyatnya.

Ampura, jika tulisan ini tidak berkenan tapi saya sangat bahagia menulis ini.

Ini Cerita Perempuan Bali di Keluarga Baru

Ini Cerita Perempuan Bali di Keluarga Baru
Foto dari dewabalitravelinfo.blogspot.com

Seorang perempuan Bali ketika akan mengarungi bahtera kehidupan berkeluarga.

Memerlukan tekad, cinta kasih yang besar untuk perempuan Bali meninggalkan rumahnya sendiri untuk memasuki rumah yang dijanjikan oleh pendampingnya sebagai ‘rumah barunya’…rumah yang dipenuhi kasih sayang…sama besar kasih sayangnya seperti rumah asalnya.

Namun di kenyataan tidaklah seindah yang dibayangkan…


Tidak semua perempuan Bali teranugrahkan ‘rumah baru’ yang menjadi istana idamannya…
Terkadang rumah baru dan keluarga baru yang menjadi impian indahnya berubah menjadi mimpi buruk yang berkepanjangan…

Untuk calon keluarga baru bagi perempuan Bali (baik mertua, adik - kakak calon suami atau anak anak calon suami yang duda), mohon sayangi, cintai, hormati pilihan kedua insan yang saling mencintai ini…

Perempuan yang hadir di tengah keluarga baru ini dengan ikhlas meninggalkan orang tuanya…mengabdi hingga akhir hayat untuk pujaan hatinya, belum lagi ketulusannya untuk mempertaruhkan nyawanya melahirkan calon calon penerus keluarga selanjutnya.

Tidak mudah bagi seorang perempuan untuk memilih dan "datang" sendirian ke sebuah keluarga baru..

Kemudian harus menyesuaikan diri sedemikian rupa..untuk dapat hidup bersama, hidup di kehidupan keluarga barunya.

Tidaklah mudah..
Yang terjadi kemudiannya adalah konflik batin..

Tangis..
Ketidak cocokan di banyak hal dan kadang harus tetap bertahan demi suami yang dicintainya

Meskipun sebenarnya yang sering terjadi ditutup tutupi hingga menimbulkan stress bahkan depressive.

Disini hendaknya dihayati untuk pendamping (suami) yang penuh pengertian, mampu menengahi, membijaki situasi ini…

Renungkan keikhlasan sang istri yang rela meninggalkan kedua orangtua yang sudah menyayanginya sejak kecil..

Ikhlas meninggalkan rumahnya yang merupakan tempat ternyamannya sejak kecil..

Hanya demi cinta, menaati...mengikutimu dan membahagiakanmu wahai suami...
Dengan harapan bahwa kamulah suami yang akan menjadi pengganti orang yang menyayanginya dan menjadi tempat ternyamannya setelah meninggalkan rumahnya...

Maka.. hargai perasaan istrimu..sayangi istrimu.. jangan disakiti lagi dengan hal hal lain..

Sungguh.. kedua orangtuanya mengijinkannya menikah denganmu..karena mereka berharap,engkau bisa membahagiakannya...


Bahagia itu diciptakan…bukan terciptakan

Renungkan keindahan percakapan ayah dan putrinya yang menginjak dewasa;

Anak : “Ayah, mengapa seorang wanita itu sangat mudah menangis?”

Ayah : “Seorang wanita itu mudah menangis karena Tuhan menciptakan bahu yang cukup kuat untuk menopang dunia, namun harus cukup lembut untuk memberi kenyamanan!”

Anak : “Menopang dunia?”

Ayah : “Iya, karena wanita memiliki peranan sangat penting di dunia ini!”

Anak : “Bisa ayah jelaskan apa yang istimewa dari seorang wanita?”

Ayah : “Tuhan memberikan kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak, dan menerima penolakan yang sering datang dari anak-anaknya. Tuhan memberi kekerasan untuk membuatnya tegar saat orang lain menyerah, namun dia mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh.”

Anak : “Seistimewa itu yah.?”

Ayah : “Bukan hanya itu, Tuhan juga memberikan kepekaan untuk mencintai anak-anaknya saat nanti sudah berkeluarga dalam setiap keadaan. Bahkan ketika anak-anaknya bersikap sangat menyakiti hatinya.”

Anak : “Ternyata wanita itu sungguh luar biasa ya, ayah?!”

Ayah : “Masih ada lagi keistimewaan yang dimiliki seorang wanita.”

Anak : “Apa itu yah?”

Ayah : “Tuhan memberinya kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalan dan melengkapi tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya. Tuhan memberi kebijaksanaan untuk mengetahui bahwa suami yang baik tak akan pernah menyakiti istrinya. Tetapi kadang menguji kekuatannya dan ketetapan hatinya untuk berada di sisi suaminya tanpa ragu.”

Anak : “Lalu bagaimana dengan lelaki?”

Ayah : “Lelaki harus membuat wanita merasa nyaman dan terlindungi saat berada disampingnya.

Jangan pernah membuat hati wanita terluka, apalgi menangis, jika lelaki berniat mempermainkan wanita, ingatlah pengorbanan wanita yang telah melahirkannya.”

Untukmu perempuan Bali yang hebat, selalulah tegar & senyum di segala kondisi…

Jika Perempuan yang Terbiasa Melakukan Banyak Hal Sendirian, Jiwanya Bersinar-sinar



Perempuan yang Terbiasa Melakukan Banyak Hal Sendirian, Jiwanya Bersinar-sinar. Kita hidup di dunia yang makin dinamis. Perkembangan zaman dan teknologi yang sangat cepat menuntut kita untuk bisa selalu beradaptasi dengan baik. Sebagai perempuan, kita juga kadang dituntut untuk bisa menjalankan berbagai peran dengan baik.

Tidak setiap saat kita bisa menggantungkan diri pada orang lain. Tidak ada jaminan akan selalu ada orang yang dapat membantu dan menolong kita bangun dari keterpurukan. Sehingga kita pun perlu memiliki kemampuan untuk melakukan banyak hal sendirian. Menjadi perempuan yang lebih mandiri menjadi kebutuhan sendiri.

Masih ada yang memandangmu sebelah mata karena masih sendiri? Masih sering disindir untuk segera menikah karena katanya sudah cukup umur? Sering diminta untuk cepat-cepat punya gandengan biar nggak melakukan segalanya sendirian? Hm, kalau selalu mendengar nyinyiran orang lain, hidup memang tak pernah bisa tenang.

Bila saat ini kita masih diberi kemampuan untuk bisa bekerja dan melakukan banyak hal sendirian, syukuri itu. Kalau ada orang yang sering menyindirmu karena sering tampak melakukan segala sesuatu seorang diri, tak perlu dimasukkan ke dalam hati. Kita punya cara sendiri menjalani hidup kita dengan sebaik-baiknya.

Menjadi perempuan yang mandiri itu istimewa. Kita punya perjuangan kita sendiri yang membuat kita tangguh. Biarlah orang berkata apa, yang penting kita tak menyerah melakukan segala sesuatunya dengan sebaik-baiknya. Kita memang tak bisa mengatur dan menyuruh orang lain memiliki cara berpikir yang sama dengan cara berpikir kita. Tapi kita bisa tetap membuat pilihan-pilihan terbaik atas reaksi yang akan kita berikan pada yang terjadi di sekeliling kita.

Bukan berarti kita tak membutuhkan orang lain. Kita selalu butuh orang lain. Kita juga menginginkan adanya pendamping. Hanya saja kita memang perlu membekali diri kita dengan kemampuan untuk menjadi pribadi yang mandiri supaya bisa memudahkan banyak hal ke depannya.

Tetaplah jadi diri kita dengan versi terbaik setiap saatnya. Terus berproses menjadi perempuan tangguh dan tegar dari waktu ke waktu. Dengan semua kelebihan yang kita miliki, kita bisa memberi lebih banyak manfaat untuk orang lain dan semua yang ada di sekitar kita.

Jangan Pernah Menyakiti, Jika Tak Ingin Disakiti, Karma Pala Cicih, Hindu



Payanadewa.com Ingatlah rumus hidup bahagia mulai dari sekarang, jangan melukai hati bila tak terima hatimu dilukai dan jangan pernah menyakiti jika tak ingin disakiti, karena pastinya akan ada yang memperlakukanmu demikian.

Oleh sebab itu selalu berbuatlah sebaik mungkin pada siapapun, karena jika pernah menyakiti, pasti akan pernah disakiti pula, entah itu kapan karena Karma Pala itu cicih.

Karma Memang Tak Pernah Ada Didalam Hukum Hindu, Tapi Pembalasan Sangatlah Nyata. Karma memang tak pernah ada didalam hukum Hindu, tapi pembalasan sangatlah nyata, akan ada pembalasan dari setiap yang kita lakukan, meski tak dibalas didunia maka pasti Ida yang akan membalas balas dikedituan.

Oleh karenanya, teruslah membawa diri selalu pada kebaikan, terutama saat bersama dengan orang lain, jagalah hati dan perasaannya, sama halnya kita menjaga hati dan perasaan kita sendiri dengan penuh kehati-hatian.

Setiap Tindak Tandukmu, Entah Itu Baik Atau Buruk Pasti Akan Terbalas Setimpal
Karena setiap tindak tandukmu, entah itu baik atau buruk pasti akan terbalas dengan yang setimpal. Maka, sukailah kebaikan agar diri selalu tahu caranya berbuat baik pada siapapun, sehingga orang lainpun akan memperlakukan kita dengan baik dan bijak.

Berlakulah Baik Pada Siapapun, Agar Dimanapun Kamu Berada Orang Lainpun Akan Memperlakukanmu Baik
Selalu berhati-hatilah menjaga sikap dan perilaku, terutama dalam menjaga mulut saat berbicara dengan yang lainnya.

Dan berlaku baiklah pada siapapun, agar dimanapun kamu berada orang lainpun akan memperlakukanmu Demikian.

Perbuatan Baik Sekecil Apapun Pasti Akan Allah Balas Dengan Kebaikan Yang Nantinya Membuatmu Lebih Baik
Maka ingatlah dengan bijak bahwa setiap perbuatan baik meski sekecil apapun, pasti akan Ida balas dengan kebaikan yang nantinya membuatmu lebih baik, sebab kebaikan yang Ida sediakan untuk kita takkan pernah bisa kita kira-kira, mengapa?

Karena otak kita tak pernah sampai jika digunakan untuk menghitung segala nikmat yang telah Ida beri selama ini, terlebih bila hanya membayangkannya.

Pembalasan Ida Yhang Widhi Akan Tiba Padamu, Entah Langsung Atau Lewat Orang Lain

Karena Ida memang selalu mempersembahkan yang terbaik untuk setiap umatnya, maka pembalasan yang disediakan Ida akan tiba padamu, entah itu langsung atau lewat orang lain.
Dan yang jelas kau akan selalu mendapatkan ganjaran dari apa yang telah kau perbuat.

Mari Jadi Diri Sendiri, Bukan Orang Lain yang Hayut Dalam Pujian



Sebuah ungkapan mengatakan ' jadilah diri sendiri bukan menjadi orang lain' ada benarnya cobalah kita kaji lebih dalam.
Di jaman kekinian dengan permasalahan hidup yang begitu komplek dan semua orang berlomba lomba seakan akan berusaha menjadi yang terbaik tentu memerlukan waktu dan usaha yang begitu banyak dan tidak jarang memanfaatkan situasi agar bisa meraih untung bukan buntung parahnya lagi orang mulai melupakan jasa orang yang telah ikut punya andil besar dalam mengantarkan mencapai suatu tujuan,tak jarang orang memaki akibat kekesalan yang di sebabkan oleh perilaku tak waras tersebut.

Amatlah susah kita mendapatkan orang yang betul tulus membantu orang lain dan amatlah susah kita mendapatkan orang yang menghargai jerih payah orang lain, yang telah mengantarkan ke puncak tujuan,dan kebanyakan mereka melupakan jasanya walaupun orang yang berjasa tidak pernah minta balas budinya.seperti pepatah " kacang lupa kulitnya ".

Sebagai manusia yang di sebut mahluk sosial yang artinya tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain maka jika memahami ini,semestinya secara sadar tanpa perlu di ingatkan lagi,sudah tentu tidak akan melupakan jasa orang lain,ingatlah karma itu aktif 24 jam yang slalu merecord setiap detik kebaikan dan keburukan yang di lakukan.

Dalam sloka Bhagawad Gita di sebutkan " lakukanlah kewajibanmu walau tidak sempurna masih lebih baik dari pada melakukan kewajiban orang lain walau sempurna" sloka ini dapat di maknai menjadi diri sendiri lebih baik dari pada menjadi orang lain walau dapat pujian atau pengakuan sekalipun,yang sebenarnya bukan pengakuan atau pujian yang perlu di capai,tetapi sadarilah hidup di dunia sedang menjalani sebuah proses reinkarnasi maka menjadi diri sendiri adalah sebuah proses menjalani kewajiban yang di wajibkan akibat dari karma phala.
Ada pepatah mengatakan " jelek-jelek punya sendiri masih lebih baik dari pada bagus-bagus tapi punya orang lain " adalah mengandung nasehat yang baik agar bisa menyikapi kondisi dan situasi diri sendiri,agar tidak berlebihan di luar kemampuan.

Maka menjadi diri sendiri dan menjalankan kewajiban sendiri walau tdk sempurna jauh lebih bernilai ketimbang mengejar PUJIAN atau pengakuan orang lain.sadarilah di sanjung tidak akan membuat menjadi rembulan di rendahkan tidak akan menjadi sampah.
Sadarilah kebanyakan orang akan datang minta bantuan pada saat mereka merasa kesulitan dan akan lupa saat mereka meraih sukses,sangatlah relevan sloka Bhagawad Gita di jaman kekinian di mana jaman penuh perlombaan entah dengan siapa mereka berlomba lomba,namun begitulah realitanya..

Hidup memang bukan ajang perlombaan,namun berlombalah mengendalikan nafsu,hidup ini memang bukan juga ajang mencari siapa pemenang dan siapa pecundang namun jadilah pemenang dalam pengendalian nafsu,hidup ini untuk menjalani sebuah proses reinkarnasi untuk menggapai Moksa.hidup ini bukan di nilai dari siapa yang terbaik tapi di nilai dari siapa yang mampu berbuat baik maka mulailah dari diri sendiri melakukan upaya yang baik bukan menjadi orang lain karena karma di tanggung oleh diri sendiri bukan oleh orang lain.

Ya Tuhan, Bertahanlah Meski Sakit, Sabarlah Meski Perih, Kuatlah Meski Berat, Yakinlah Semua Akan Indah Pada Waktunya



Tak ada satupun seorang hamba yang lepas dari ujian-Nya, maka bila saat ini kau tengah terbelenggu dengan besarnya ujian yang Tuhan tetapkan padamu, bersabarlah! Sebab dibalik kesulitan pasti ada kemudahan.

Bertahanlah meski sakit, bersabarlah meski perih, dan kuatlah meski hal itu sangat memberatkanmu. Karena Tuhan pasti tahu bahwa kau mampu lewati ujian-Nya dengan sempurna.

Tidak Ada Ujian Yang Amatlah Berat Untukmu, Dan Bila Memang Ada Berarti Tuhan Percaya Bahwa Kau Mampu Melewatinya.

Sebab, tidak ada ujian yang amatlah berat untukmu, dan bila memang ada berarti Tuhan percaya bahwa kau mampu melewatinya.

Maka, cukup kau sadarkan saja hatimu untuk terus mencari Tuhan, dikala ujian-Nya tak kunjung mendapat jalan terang yang pasti.

Tidak Ada Cobaan Yang Besar Untukmu, Kecuali Kau Tak Pernah Percaya Bahwa Kau Punya Tuhan Yang Lebih Besar
Tidak ada cobaan yang besar untukmu, kecuali kau tak pernah percaya bahwa kau punya Tuhan yang lebih besar.

Karena bila kau selalu percaya dan yakin bahwa kau punya Tuhan sebagai sandaran disaat ringkih, maka tentu apapun yang membelenggumu takkan mengikatmu dalam sedih.



Kau Akan Selalu Merasa Baik-Baik Saja Dengan Ujian-Nya, Bila Kau Sadar Bahwa Tuhan Selalu Dekat Denganmu.

Kau akan selalu merasa baik-baik saja dengan ujian-Nya, bila kau sadar bahwa Tuhan selalu dekat denganmu. Oleh karena itu, saat masalah Tuhan datangkan padmu, mendekatlah pada-Nya agar kasih sayang-Nya selalu menyandingmu dengan sempurna.

Kau Tidak Akan Menganggap Ujian Tuhan Amatlah Berat, Bila Kau Pandai Melapangkan Hatimu Untuk Bergantung Pada-Nya.

Kau tidak akan menganggap ujian Tuhan amatlah berat, bila kau pandai melapangkan hatimu untuk selalu bergantung pada-Nya.

Iya, bergantunglah pada Tuhan saat ujian-Nya tengah mengusik ketenanganmu, agar kau sadar bahwa ujian Tuhandatangkan tak lain hanya agar dirimu tahu bahwa Allah begitu menyangimu.

Allah Tidak Memaksamu Menyelesaikan Ujian-Nya, Tapi Tuhan Memintamu Untuk Mendekat Pada-Nya Dikala Ujian-Nya Tengah Menyapa Hidupmu.

Dan perlu kau ingat, bahwa Tuhan tidak memaksamu untuk menyelesaikan ujian-Nya, tapi Tuhan memintamu untuk mendekat pada-Nya, Bergantung pada-Nya, dan meminta petunjuk-Nya dikala ujian-Nya tengah menyapa hidupmu.

Merayakan Galungan di Belgia 2020


Benarkah kebudayaan Hindu Bali lama-lama akan tergusur ? Sanggupkah masyarakatnya mempertahankan eksistensinya di jaman serba android ini ? 

Bagaimana dengan generasi muda penganut Hindu Bali, akankah mereka perduli dengan kebudayaannya sendiri ? 

Pertanyaan bimbang yang sering menjadi perbincangan gamblang dikalangan  masyarakatnya.  Perbincangan ini menjadi topik hangat untuk dibicarakan, didebatkan hingga  dicarikan solusinya. Tidak sedikit pula yang acuh tanpa perduli dengan kebudayaan hindu Bali. Lebih ekstrim lagi mengungkapkan dengan kekesalan bahwa adat dan agama hindu Bali itu dibilang ribet. Ribet, tidak ribet itu hanyalah ungkapan saja. 

Tidak ada keharusan kita melakukan dengan keribetan, yang ada justru sebaliknya yaitu melaksanakan dengan ketulusan hati saja. Buktinya disini, masyarakat Hindu Bali berduyun-duyun tangkil di Pura Agung Santi Bhuwana Pairi Daiza. Sarana upacara sangat sederhana, yang penting kita bersembahyang memohon keselamatan dan kesejahteraan.
Di negeri Belgia, berdiri megah pura Bali yang dinamakan Pura Agung Santi Bhuwana. Pura ini didirikan oleh arsitek Bali sejak tahun 2006 hingga 2008 yang disponsori oleh pemilik Taman Pairi Daiza, Mr. Eric Domb.  Pura yang terletak 85 km dari ibukota Uni Eropa, Brussel sekarang ini menjadi sentra budaya Bali dengan berbagai kegiatan agama dan budaya Bali.  Ratusan umat hindu Bali datang berbondong-bondong dari luar Belgia berpartisipasi  di berbagai perayaan hari raya umat hindu Bali seperti  Perayaan kemenangan dharma (kebaikan) melawan adharma (Keburukan) yang disebut dengan perayaan  Galungan pada hari Rabu 19 - 2020.


Perayaan ini terbagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama  ritual persembahyangan, Dharma Wacana (penyampaian makna Galungan dan Kuningan) yang disampaikan oleh I Gusti Ngurah Ketut Sumantera, Mantan Duta Besar RI di Belgia tahun 1997-2000 dan Dewa Made Sastrawan, Duta Besar RI untuk Swedia.  Kemudian bagian kedua, diadakan acara megibung/saling berbagi makanan khas Bali yang bertujuan melepaskan kerinduan  akan makanan Bali yang sangat kaya dengan rempah-rempah eksotis. Bagian Ketiga adalah pertunjukan tari pendet oleh anak-anak, tari panyembrama oleh sanggar Dwi Bhumi pimpinan Aafke De Jong, Parade tari Joged Bumbung  serta dimeriahkan dengan Quiz berhadiah aneka kerajinan Bali untuk para pengunjung Taman Pairi Daiza.

Perayaan Galungan ini berlangsung secara khidmat dan lancar walaupun hujan angin membasahi area pura. Umat hindu tetap saja duduk bersila (laki-laki) dan bersimpuh (perempuan) tidak beranjak dari tempatnya. Suasanapun menjadi lebih magis lagi, ketika asap dupa dan mantra mengalun terpadu  dengan rintik rintik hujan gerimis menyambut hari raya yang sangat penting bagi umat Hindu Bali ini.
Kegiatan Galungan ini, diselenggarakan oleh perkumpulan masyarakat Hindu Bali yaitu Banjar Shanti Dharma Belgia-Luxemburg.  Anggota Banjar yang berjumlah 50 kepala keluarga bergotong royong membangun tradisi Bali di Belgia. Kegiatan ini bertujuan sangat mulia, bahwa sebagai masyarakat Bali yang beragama Hindu di Eropa, adat, budaya dan agama mesti tetap dilestarikan dan dijaga keberadaannya. Tradisi itu tidak boleh diabaikan begitu saja, namun tetap dipertahankan melalui 3 pedoman dasar penyesuaian yang berdasarkan agama Hindu  yaitu  ‘’desa (tempat),  kala (waktu) dan  patra (kondisi)’’.  

Dalam perayaan kali ini, anak-anak yang tergabung dengan kelompok kesenian gamelan dan tarian, diberikan kesempatan menunjukan ketrampilannya menarikan tarian pendet sebagai pembuka pertunjukan.  Kesempatan ini merupakan ajang pembinaan dalam upaya menanamkan nilai budaya bali (toleransi, solidaritas, kebersamaan, kreatifitas)  sejak mereka usia dini. Nilai budaya ini akan menjadi jaminan seumur hidup dan terpatri selamanya di hati anak-anak tersebut. Ketika mereka menjadi generasi muda belia, bekal nilai budaya yang diperoleh sejak  kecil tersebut  dapat dikembangkan lagi, diadaptasikan pada jaman yang terus mengalami perubahan demi perubahan ini.

Bersyukurlah kita terutama masyarakat Hindu Bali di Eropa ini, kemauan untuk mempertahankan kebudayaan Hindu Bali sangatlah besar. Dari tahun ke tahun kegiatan perayaan hari besar umat Hindu tetap aktif diselenggarakan. Berbagai kesenian Bali sudah dipertunjukan, digali dan dilestarikan. Dari penari cilik hingga penari berumur diatas 60 tahun semakin hari semakin bertambah. Itulah bukti nyata, bahwa kebudayaan Hindu Bali digemari dan dicintai. Dengan demikian, kekhawatiran akan tergusurnya budaya Hindu Bali yang oleh sebagian orang dicap ribet akan dapat kita hapuskan.

Perayaan Hari Raya Galungan, Mari Coba Mengulik Sisi Religius Warga Hindu Bali

 Hari Raya Galungan, Mari Coba Mengulik Sisi Religius Warga Hindu Bali
Perayaan Hari Raya Galungan menjadi satu dari beragam jenis hari raya yang dirayakan umat Hindu di Bali. Dalam perayaan ini, masyarakat Hindu Bali melakukan berbagai aktivitas yang spesial dan mereka lakukan secara khusus.

Perayaan Hari Raya Galungan merupakan sebuah perayaan hari kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan), yaitu kemenangan kebenaran lewat restu dari Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan yang Maha Esa.

Perayaan Hari Raya Galungan ini akan dirayakan oleh umat Hindu setiap 210 hari, menggunakan perhitungan kalender Bali yaitu di hari Budha Kliwon Dungulan ( Rabu Kliwon wuku Dungulan). Dan perayaannya dilaksanakan selama 10 hari berturut-turut.


Tahun ini, Hari Raya Galungan akan dilaksanakan tak lama lagi. Pada 1 November, Hari Suci Galungan dilaksanakan. Anda yang ingin ikut melihat kemeriahan Hari Galungan dapat berkunjung ke Karangasem, Bali.

Arti Perayaan Hari Raya Galungan

Galungan sendiri berasal dari bahasa Jawa Kuno yang memiliki arti ‘menang’. Dan juga kata Galungan memiliki makna yang serupa dengan Dungulan yang berarti menang. Selain merupakan sebuah perayaan hari kemenangan, perayaan Hari Galungan ini juga memperingati terciptanya alam semesta jagad raya beserta isinya.

Pada perayaan Hari Galungan umat Hindu akan menuju ke pura-pura yang ada di sekitar tempat tinggal mereka. Masyarakat Bali yang beragama Hindu akan mengenakan pakaian adat dengan didominasi oleh warna putih. Para perempuan akan membawa sesaji di kepala mereka. Bagi umat Hindu yang memiliki anggota keluraga berstatus mapendem atau dikubur atau biasnya istilah di Bali yaitu Makingsan di Pertiwi, maka umat tersebut harus membawakan benten ke kuburan.


Keindahan Penjor Menghiasi Jalanan Menyambut Perayaan Hari Raya Galungan

Saat perayaan Hari Raya Galungan anda yang sedang liburan di Bali pasti akan banyak menemui hiasan penjor di pinggir jalanan yang ada di Bali. Penjor sendiri merupakan sebuah tiang bambu yang menjulang dengan tinggi sekitar delapan meter dan akan dilengkapi dengan janur dan hiasan dari hasil bumi seperti, buah-buahan, padi, jagung, kelapa, daun-daunan dan lainnya.

Bentuk dari penjor ini selain panjang juga melengkung. Memasang penjor sendiri memiliki makna sebagai rasa terima kasih atas kemakmuran dan kesejahteraan yang telah diberikan oleh Hyang Widhi Wasa. Akhir dari Perayaan Hari Raya Galungan ialah Hari Kuningan. Hari Galungan sendiri dipercaya hari dimana para dewa turun ke bumi dan Hari Kuningan ialah hari dimana para dewa kembali ke khayangan. Sehingga momen ini tak akan dilewatkan oleh masyarakat Bali meskipun sedang berada di luar Bali.

Perayaan hari Galungan ini akan berlangsung dengan meriah. Selain itu perayaan ini akan diadakan secara terbuka. Jadi bagi anda yang sedang liburan dan bertepatan dengan perayaan hari Galungan, anda dapat melihat upacara tersebut.

Anda dapat menjadikan perayaan tersebut sebagai objek pemotretan. Barisan masyarakat Hindu di Bali yang sedang berjalan membawa sesaji di atas kepala mereka dapat menjadi pemandangan yang unik dan menyenangkan.

Jadi selain sebagai sebuah ritual kegamaan, perayaan hari Galungan ini juga dapat menjadi sebuah pemandangan yang menarik. Keunikan perayaannya dapat membuat para wisatawan tertarik dan penasaran untuk melihat. Sehingga Bali tidak hanya diminati karena keindahan lamnya saja, melainkan juga karena kebudayaan dan tradisi yang dimiliki oleh masyarakat Bali.

Tulisan kintamani id

Anak Perempuan Pertama, Bahunya Harus Sekuat Baja, Hatinya Harus Setegar Karang

Anak Perempuan Pertama, Bahunya Harus Sekuat Baja, Hatinya Harus Setegar Karang
Ilustrasi photo via sayangianak.com

Tak ada yang tahu bagaimana proses perjuangannya yang terlihat tangguh dan tegar itu ia bisa menangis sejadi-jadinya sendirian, ia tertatih berusaha melawan keterbatasan, ia bersikeras menerjang nasib keberuntungan. Tak ada tempat meminta tolong bagi anak pertama, kecuali dirinya sendiri dan Tuhan.

Tak ada tempat meminta yang akan menjadikannya payah, tak ada tempat merengek yg akan membuatnya tampak lemah. Ketika terpaksa meminjam pada teman, hati kecilnya selalu berteriak, "Saya harus segera sukses agar kelak bisa bantu orang lain juga." Ya, mandiri. Dibentuk mandiri atau terbentuk mandiri.

Menurut penelitian, anak pertama perempuan berpotensi lebih hebat dari anak pertama laki-laki. Menurutku itu karna ketika anak pertama perempuan merasakan pahit kehidupannya saat masih menjadi anak, naluri keibuan memanggilnya untuk tidak membiarkan anak-anaknya kelak menderita sepertinya.

Karakteristik anak pertama secara mendasar yaitu lebih dewasa, bijaksana dan mempunyai banyak pengetahuan yang jarang diutarakan. Dalam hal ini anak pertama mempunyai pola pemikiran yang kritis sehihngga daya analisanya sangat kuat.

Kehidupan akan terus menuntun untuk terus berlajar tentang hidup. Maka anak pertama biasanya selalu melanjutkan pendidikan pada jenjang perguruan tinggi dan berharap bisa membahagiakan kedua orang tuanya dan saudaranya kelak.

Untuk kamu yang menjadi anak pertama, hal ini mungkin bisa membantumu semakin kuat.

  • Kejar mimpimu biarpun sendirian
  • Belajar tentang apapun yang kamu sukai
  • Teruslah menyayangi keluarga mu meskipun suatu saat kamu akan jauh dari mereka
  • Hiduplah dengan bahagian mu melalui hobby
  • Belajar untuk tetap tegar
  • Harus Semangat ya, engkau lah jawaban atas semua doa keluargamu


Semoga bermanfaat dan menginspirasi.

Untuk Suamiku yang Kini Mendampingi Hari-Hariku: Terima Kasih Kuucapkan Untukmu


Aku dan kau adalah dua orang yang saling jatuh cinta. Sepakat menjalani hubungan cinta, kita berdua yakin bahwa kisah ini kelak akan berujung bahagia dan indah pada akhirnya.

Sejak awal kita pacaran hingga menjalani kebersamaan selama berbulan-bulan, kesungguhan untuk mempersuntingku selalu saja kau utarakan. 

Katamu,
Aku tak berharap hubungan yang sementara. Aku mau kau jadi pendamping hidupku untuk selamanya.”
Hati wanita mana yang tak tersentuh mendengarnya. Tatapanmu yang meyakinkan dan semua kebaikan yang selama ini kau tunjukkan, membuatku tak habis-habis mengucap syukur pada Tuhan untuk sebuah pertemuan yang dahulu pernah Ia takdirkan.

Kau adalah harapan yang menemukan jawaban. Aku bersyukur karena doa-doa yang kurapal siang malam akhirnya dikabulkan Tuhan.

Saat masih berpacaran denganmu, sering gundah datang dalam hati. Rindu ingin bertemu tapi tak bisa begitu saja memelukmu. Ketika waktu kunjungmu berakhir dan ayah sudah memintamu pulang, aku selalu berharap kau bisa tinggal lebih lama di sini dan berbincang ringan sampai kita lelah bicara. 

Ketika ibu membuatkan hidangan ringan untuk ayah, aku pun berharap bisa melakukan hal yang sama untukmu.
Setiap gundah menghampiri, merapal doa jadi caraku menenangkan diri. Kau yang namanya kusebut berkali-kali, aku harapkan jadi pendampingku nanti.”
Akhirnya, Tuhan mendengar harapku. Segala keinginan sederhana tentang kita kini bisa menjadi nyata. Aku dan kau tinggal satu atap bersama. Makan di meja yang sama, bahkan tidur satu ranjang berdua. Bagiku, menikah denganmu seperti sedang bermimpi. 

Memilikimu yang kini mendampingi hari-hari, jadi salah satu yang tak henti-henti aku syukuri.

Ketulusanmu memang bukan sekadar kata-kata. Layaknya suami siaga, kau selalu berusaha memberikan segala yang terbaik yang kau bisa.

Saat kata “sah” dari penghulu terucap, aku bahagia melihat raut wajahmu yang seketika lega. Mimik tegang saat mengucap akad nikah itu sekelebat berganti wajah bahagia. Aku pun merasakan yang sama, Sayang. Kita memang sama-sama menanti hari dimana semua proses pacaran ini bermuara.

Meski segalanya telah kau persiapkan dengan baik sebagai upayamu memantaskan diri, aku menyadari jika banyak hal yang harus kau tanggung kelak. 
Perkara memenuhi kebutuhan rumah tangga, menjadi pemimpin keluarga, dan contoh baik bagi anak-anakmu setelah kelak mereka terlahir ke dunia.

Tapi aku bersyukur kau bukan orang yang mudah menyerah. Kau bukan orang yang mudah mengeluh untuk melakukan semuanya demi kita. Tak henti aku berdoa, agar kau tetap kuat menjalani tugasmu sebagai kepala keluarga.

Tak sekadar perkara dunia yang jadi perhatianmu. Kau pun terus memperbaiki diri demi jadi imam terbaik bagi istri dan anak-anakmu.

Tak hanya dunia yang kau kejar, target surga bahkan tak kalah kau perjuangkan. Pesan orang tuaku padamu yang cukup sederhana tetap kau pegang erat. Kau diminta untuk bisa mengingatkanku agar tetap giat beribadah. Sebagai suami, kau juga ingin menuntaskan niatanmu untuk bisa menjadi imam yang baik untukku dan keluarga kecil kita.

Bagaimana bisa aku tak mengucap syukur atas nikmat tak terkira yang Tuhan berikan. Saat kau membuka kedua matamu di pagi hari, dalam hati aku berkata:
Terima kasih Tuhan untuk pendamping hidup yang kau titipkan. Lingdungi dirinya agar dia bisa selalu membimbingku pada kebaikan.”
Kau adalah sosok laki-laki baik yang mampu menjaga prinsipmu. 

Selain mencukupkan segala yang keluargamu butuhkan, perkara kehidupan setelah mati juga terus kau perjuangkan. Aku pun hanya bisa berdoa, semoga Tuhan memberikan ganjaran yang tak berbatas untukmu, Sayang.

Suamiku, terima kasih untuk cinta dan kasih sayang yang kau beri. Harapanku semoga kita bisa bersama hingga maut memisahkan nanti.

Terima kasih telah bersedia menjadi pelengkap dalam hidupku. Menutupi segala kekuranganku dengan segala kelebihanmu. Terima kasih telah membuatku merasa menjadi wanita yang paling beruntung di dunia. 

Kau yang tak banyak menuntut dan mau menerima segala kekurangan yang kupunya.

Sayang, mungkin kau tak pernah tahu bahwa di setiap sembahyangku selalu ada namamu yang kusebut. Doaku semoga kau selalu sehat dan bahagia. Semoga kau diberi umur panjang agar bisa terus mendampingiku. Dan semoga aku selalu merasakan bahagia yang sama saat bersamamu.

Dari aku, istri yang bersyukur bisa jadi pendampingmu.