Bali identik dengan Pura dan umat Hindunya. Sekitar 97% penduduk Bali memeluk agama Hindu. Sisanya penganut agama selain Hindu, salah satunya adalah Islam. Ya, jumlah penganut agama Islam adalah yang terbesar kedua setelah Hindu di Bali.
Menjelang puasa seperti saat ini, tidak terlalu banyak yang berubah. Hanya para pedagang makanan yang sebagian besar merupakan umat Islam mulai berkurang di siang hari. Mungkin banyak tantangan bagi umat Islam yang menjalankan ibadah puasa di Bali.
Tidak banyak rutinitas yang berubah, dimana aktivitas pasar dan toko tetap berjalan dan orang-orang yang tidak berpuasa tetap makan dan minum di depan umum.Tidak hanya itu, tantangan juga datang dari para wisatawan asing. Di tempat wisata, khususnya daerah pantai, selalu saja ada wisatawan asing yang berpakaian terbuka. Belum lagi kafe dan diskotik yang buka siang malam.
Kaum Muslim harus benar-benar menahan diri agar puasanya tidak batal. Tidak seperti di Jawa umumnya, di Bali tidak ada libur bagi pegawai dan sekolah pada hari pertama puasa. Ini dikarenakan jumlah pegawai dan siswa Muslim di Bali masih menjadi minoritas. Kalaupun ada, mereka dapat meminta ijin untuk libur hari pertama puasa di tempat kerja dan sekolah masing-masing. Untuk penjual Takjil (makanan berbuka puasa), bisa ditemukan di pinggir-pinggir jalan raya, terutama di daerah Kampung Jawa, Denpasar. Sebagian besar masyarakatnya beragama Islam dan selama bulan puasa banyak yang berjualan takjil dengan harga yang relatif terjangkau.
Toleransi Beragama? Ya! Dalam ajaran Hindu ada asas "Tat Twam Asi" yang berarti aku adalah kamu dan kamu adalah aku. Masyarakat Hindu tetap menghormati umat Muslim yang sedang berpuasa. Tidak hanya umat Hindu, masyarakat Bali yang beragama Kristen, Katolik, maupun Budha juga menghormati umat Muslim yang berpuasa. Begitupun sebaliknya, masyarakat Muslim juga menghormati pemeluk agama lain yang tidak berpuasa dengan tidak memprotes pemeluk agama lain yang makan dan minum. Tidak sedikit Masjid yang letaknya berdampingan dengan Pura, Gereja, ataupun Wihara. Walaupun demikian, kerukunan antar umat beragama tetap terjalin baik di Bali. Terlebih lagi saat puasa seperti sekarang.
Contoh lainnya adalah perayaan Hari Raya Nyepi pada Maret lalu yang bertepatan pada hari Kamis-Jumat, dimana umat Muslim wajib menunaikan ibadah Sholat Jumat. Umat Muslim tetap diijinkan menjalankan kewajibannya ke Masjid, bahkan dikawal oleh para Pecalang Adat.
Umat Muslim pun juga menghormati umat Hindu yang sedang menjalankan Catur Brata Penyepian dengan tidak menggunakan pengeras suara di Masjid. Toleransi antar umat beragama di Bali tergolong tinggi. Sangat jarang terdengar adanya bentrok antar agama di Pulau Dewata ini. Semua masyarakatnya hidup dengan damai walaupun memiliki adat daerah yang berbeda-beda.
Seandainya toleransi ini tercipta di seluruh daerah di Indonesia, bisa dibayangkan kedamaian bangsa kita. Bali dengan mayoritas umat Hindunya akan tetap menjaga kerukunan dan toleransi antar umat beragama. Salam Damai 🙏