Jika anda ingin belajar tentang Banten Daksina maka dalam artikel ini akan diberikan beberapa penjelasannya. Memahami tentang Banten Daksina maka perlu memahami terlebih dahulu tentang Daksina.
Dimana Daksina berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya upah. Selain itu Daksina juga bermakna Selatan atau nama sebuah Banten atau sarana untuk persembahyang umat Hindu. Sarana Banten Daksina mempunyai makna-makna tersendiri di dalamnya karena ada beberapa jenis unsur yang terdapat di dalam Banten Daksina.
Selain itu Daksina juga merupakan buah yajna serta salah satu jenis sarana upacara yang dibuat dari daun kelapa sehingga bentuknya menyerupai wadah bakul. Biasanya wadah bakul tersebut dalam bahasa Bali disebut dengan wakul daksina atau bedongan.
Makna Banten Daksina
Secara lebih jelasnya makna Banten Daksina yaitu sarana persembahyangan yang begitu penting karena di dalamnya ada unsur-unsur yang memiliki makna atau simbol kehidupan di dunia. Banten Daksina merupakan rasa ucapan terima kasih kepada Sang Hyang Widhi Wasa sehingga Banten Daksina sering dipakai sebagai sarana persembahyangan.
Unsur Banten Daksina Dan Maknanya
Biasanya Banten Daksina bisa dilihat pada upacara yang besar. Tentunya saat melihat Banten Daksina, anda bisa memperhatikan secara lebih jelas unsur-unsur yang ada di dalamnya. Masing-masing unsur tersebut memiliki makna masing-masing sehingga semua unsur harus ada. Berikut ini akan dijelaskan beberapa unsur penting dalam Banten Daksina yang perlu anda ketahui.
- Bebedogan Unsur Banten Daksina ini dibuat dari daun janur yang telah hijau serta bentuknya bulat panjang. Sedangkan di bagian atasnya terdapat batas pinggirnya. Bebedogan adalah lambang pertiwi unsur yang bisa dilihat secara jelas.
- Serobong Daksina Unsur Banten Daksina ini juga sering disebut sebagau Serobong Bebedogan yang dibuat dari daun janur hijau tanpa tepi ataupun di bawahnya. Serobong Daksina merupakan lapisan bagian tengah dari bebedogan. Seluruh bahan daksina masuk kedalam serobong daksina. Dimana serobong daksina ini adalah lambang akasa tanpa tepi.
- Tampak Tampak terbuat dari empat potong helai janur yang bentuknya seperti kembang teratai bersegi delapan. Dimana bentuk tampak ini merupakan lambang arah atau kiblat mata angin serta mengarah ke delapan penjuru. Pada daksina, diisi dengan tetampak dari janur sebagai tanda dari Swastika yang memiliki makna semoga baik serta sebagai dasar dari pengider. Lalu ke atas menuju Ida Sang Hyang Widhi serta ke samping menuju arah kehidupan alam sekitar tetampak yang dibubuhi beras sejumput.
- Telur Itik/Telur Bebek Unsur ini dibungkus memakai urung ketipat taluh yang melambangkan Bhuana Alit penghuni bumi ini. Telur itik tersebut merupakan lambang dari sifat satwam.
- Beras Beras adalah simbol dari hasil bumi yang menjadi sumber penghidupan bagi umat manusia di alam ini.
- Benang Tukelan atau Benang Bali Unsur ini merupakan simbolis dari penghubung Jiwataman yang tidak berakhir sampai terjadinya pralina. Pralina Atman berasa dari paratman yang akan terus menerus menjelma secara berulang-ulang hingga mencapai moksa. Semua itu akan kembali ke Hyang Widhi meskipun sudah Pralina.
- Uang Kepeng Jumlah yang digunakan dalam Banten Daksina yaitu sebanyak 225 kepeng sebagai simbol Bhatara Brahma yang tak lain adalah inti kekuatan dalam menciptakan hidup maupun sumber kehidupan. Angka 225 tersebut bila dijumlahkan menjadi angka sembilan yang tak lain adalah angka suci lambang dari Dewata Nawa Sanga yang ada di sembilan penjuru alam Bhuana Agung.
- Pisang, Tebu dan Kekojong Unsur ini adalah simbol manusia sebagai penghuni bumi dan bagian dari alam ini. Idealnya manusia menghuni bumi hidup menggunakan ajaran Tri Kaya Parisudha.
Selain unsur-unsur di atas masih ada unsur lain yang memiliki makna dalam Banten Daksina. Melalui penjelasan di atas tentu anda sudah mulai memiliki gambaran makna Banten Daksina sehingga bisa menambah wawasan anda. Selain itu ketika anda sedang menyaksikan upacara umat Hindu maka anda tidak perlu bertanya-tanya lagi tentang Banten Daksina.