Apa Itu Makna Banten Otonan Dalam Agama Hindu?

Masing-masing agama pasti memiliki upacara tersendiri termasuk agama Hindu. Dimana dalam agama Hindu sering dilakukan berbagai jenis upacara atau Banten untuk memperingati berbagai peristiwa atau sebagai ucapan terima kasih kepada Sang Hyang Widhi. Salah satu upacara dalam agama Hindu yang sering diperingati adalah Banten Otonan. Dimana otonan berasal dari kata Pawetun yang artinya peringatan hari lahir yang menurut tradisi agama Hindu di Bali berdasarkan pada Wuku, Panca Wara dan Sapta Wara. Sedangkan dalam kalender Bali Otonan dirayakan setiap 6 bulan atau 210 hari sekali.

Mengenal Makna dari Banten Otonan

Perlu anda ketahui pula bahwa dalam tradisi agama Hindu Bali tidak merayakan ulang tahun karena memiliki sistem perhitungan hari kelahiran tersendiri. Meskipun merupakan sebuah upacara, tetapi otonan tidak harus dibuatkan dala upacara yang mewah dan besar. Hal yang terpenting dari otonan yaitu nilai rohaninya. Sehingga nilai rohani tersebut bisa mentransformasikan pencerahan untuk setiap orang yang menyelenggarakan otonan. Secara lebih jelas berikut akan dijelaskan makna banten otonan dalam tradisi Hindu Bali.

  1. Tak ada gunanya otonan yang besar tapi si anak tidak pernah diajarkan sungkem maupun hormat pada orang yang lebih tua. Sehingga otonan akan sia-sia bila hanya dilaksanakan sebagai ajang pamer kepada tetangga.
  2. Otonan harus bisa mengubah perilaku yang tidak benar menjadi perilaku yang santun, bijaksana, hormat dan welas asih baik itu kepada orang tua, saudara maupun masyarakat. 
  3. Otonan yang dilaksanakan sadhana dapat mengarahkan orang tersebut pada realisasi diri yang tertinggi. Sebab dalam upacara otonan terkandung makna manusia berasal dari Brahma serta harus kembali kepada-Nya. 
Dalam tradisi Hindu Bali memang tidak merayakan ulang tahun karena bukanlah sebuah hal yang wajib namun berbeda dengan banten otonan. Sebab pada pelaksanaan otonan tersimpan makna memanjatkan puja pada Sang Hyang Widhi atas perkenan-Nya menjadikan roh atau atma dapat menjelma kembali menjadi seorang manusia. Selain itu banten otonan merupakan permohonan keselamatan sekaligus kesejahteraan dalam menempuh kehidupan.

Dalam Banten Otonan terdapat sarana yang wajib dan masing-masing memiliki makna tersendiri. Adapun saranan banten otonan tersebut antara lain banten pejati untuk Bhatara Guru/Kemulan, Daperan sebagai tanda syukur, sesayut pawetun untuk sang Manumadi, segehan untuk Bhuta dan bisa diisi dengan kue tart, canang sari dan dupa.

Bagaimana Cara Menetapkan Hari Otonan ?

Untuk menetapkan hari otonan ternyata tidak boleh asal-asalan dan keliru. Sebab dalam lontar pawacarakan serta lontar jyotisha bila keliru saat menetapkan otonan maka anaknya bisa mengalami hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk menentukan hari otonan maka yang perlu dijadikan patokan yaitu sistem kalender Saka-Bali. Dimana dalam pergantian hari ataupun tanggal adalah saat matahari terbit atau sekitar jam 6 pagi.

Sedangkan untuk bayi, penetapan otonan pertama kali dilakukan saat bayi sudah berumur 105 hari. Dimana di umur ini organ tubuh bayi sudah dianggap berkembang secara sempurna dan panca inderanya telah aktif. Panca Indra ini bisa membawa dampak yang positif maupun negatif pada kesucian jiwa. Hal inilah yang membuat upacara otonan harus dilakukan atau upacara tiga bulnan. Bila belum dilakukan otonan atau upacara tiga bulanan maka anak tersebut masih Cuntaka atau belum suci.

Demikianlah penjelasan mengenai makna banten otonan yang bisa menambah wawasan anda. Melalui penjelasan di atas tentu kini anda semakin memahami dan mengerti apa itu banten otonan serta mengapa penting dilaksanakan bagi umat Hindu Bali. Sehingga bagi umat Hindu Bali sebaiknya tidak melewatkan banten otonan karena memang begitu penting bagi kehidupan seseorang.

Mengenal Makna Otonan Tumpeng Lima

Dalam agama Hindu Bali dikenal adanya upacara otonan. Dimana upacara otonan ini merupakan hari kelahiran umat Hindu yang datang serta diperingati setiap 210 hari sekali. Perhitungan tersebut didasarkan pada Wuku, Sapta Wara dan Panca Waka.

Biasanya hari ulang tahun seseorang dihitung berdasarkan kalender Masehi namun berbeda bagi umat Hindu Bali. Tujuan dilaksanakannya upacara otonan ini agar hidup seseorang penuh makna dalam memperbaiki diri, kebahagiaan dan menikmati kesejahteraan. Dalam upacara otonan terdapat sarana yang disesuaikan dengan pelaksanaan upacara tersebut. Salah satu sarana tersebut adalah otonan tumpeng lima.

Dalam upacara otonan menggunakan tumpeng lima maka terdiri dari beberapa saranan yang wajib ada. Dimana sarana tersebut antara lain peras terdiri dari 2 tumpeng, pengamben terdiri dari 2 tumpeng, dapetan terdiri dari 1 tumpeng, gebogan, sesayut, rayunan dan teterag. Adapun masing-masing sarana tersebut tentunya juga memiliki makna tersendiri yang perlu anda pahami. Berikut akan dijelaskan makna dari sarana otonan tumpeng lima yang bisa menambah wawasan anda.

  1. Peras, Peras artinya Sah atau Resmi sehingga pemakaian peras dalam banten bertujuan sebagai pengesahan serta peresmian sebuah upacara yang sudah diselenggarakan secara lahir batin. Secara lahiriah, peras diwujudkan sebagai sarana dan secara batiniah dimohonkan kepada persembahannya. Dalam sebuah upacara keagamaan yang tidak menggunakan peras maka bisa dikatakan upacara tersebut tidak sah atau tidak resmi. Makna peras dalam otonan bisa diartikan sebagai lambang kesuksesan yang artinya dalam banten peras terkemas nilai-nilai konsep hidup sukses. 
  2. Pengambean, Pengamberan berasal dari kata Ngambe yang artinya memanggil atau memohon. Sehingga Pengambean bermakna simbolis memohon karunia dari Sang Hyang Widhi serta para leluhur guna bisa menikmati hidup maupun kehidupan yang berdasar pada Dharma di bawah lindungan serta kendali Sang Hyang Widhi serta lelihur. Pengambean bisa disimpulkan bermakna untuk memohon tuntunan sekaligus bimbingan hidup supaya diarahkan serta diberikan penyinaran untuk kehidupan yang lebih berkualitas. 
  3. Dapetan, Dapetan adalah simbol permohonan pada Sang Hyang Widhi supaya diberikan karunia atau dikembalikan kekuatan Tri Pramana termasuk juga kekuatan Tri Bhuwanaya. Dapetan juga bermakna seseorang harus siap menghadapi kenyataan hidup dan harapan agar bahagia dan sejahtera. Banten Dapetan bermakna sebagai ungkapan terima kasih, syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa karena sudah diberikan kesempatan untuk menjelma sebagai manusia. 
  4. Gebogan, Gebogan adalah simbol persembahan sekaligus rasa syukur pada Sang Hyang Widhi. Gebogan biasanya berupa persembahan rangakaian buah-buahan dan bunga. Selanjutnya Gebogan dibawah ke pura sebagai rangkaian dari upacara yadnya. Gebogan dalam bahasa Bali artinya Jumlah. Sehingga makna gebogan yaitu dibuat dari beragam jenis dan jumlah buah sebagai hasil bumi dan ungkapan rasa syukur pada Sang Hyang Widhi. 
  5. Sesayut, Sayut bisa diartikan sebagai mempersilakan karena sayut dismbolkan sebagai lingga Ista Dewata. Selain itu Sesayut yang berasal dari kata sayur berarti cegah atau tahan yang bertujuan untuk mencegah seseorang supaya terhindar dari mala, kemalangan, gangguan yang merusak ataupun penyakit kemudian dibuatkan sesaji yang disebut sesayut. 
  6. Rayunan, Rayunan dipakai untuk persembahan atau melengkapi daksina suci dan lain sebagainya. Jika dimaknai, Rayunan mempunyai makna persembahan makanan untuk Sang Hyang Widhi/Leluhur/Dewa maupun Bhatara. Jika ditujukan untuk leluhur maka salah satu peneknya diisi menggunakan kunir atau dibuat nasi kuning, jajan, buah-buahan dan lauk pauk. 

Itulah tadi penjelasan mengenai makna otonan tumpeng lima yang bisa menambah referensi anda. Melalui penjelasan di atas dalam melaksanakan upacara otonan perlu adanya tumpeng yang menggunakan sarana sesuai dengan pelaksanaan upacara tersebut. Tentunya masing-masing otonan wajib ada karena memiliki makna yang penting bagi upacara otonan tersebut.

Pesta Para Leak Saat Malam Tumpek Wayang

Pesta Para Leak Saat Malam Tumpek Wayang

Dalam dunia leak, konon juga mengenal atraksi unjuk kebolehan di antara para paguyuban para penekun ilmu leak, dalam atraksi ini para leak akan unjuk kebolehan dari berbagai tingkatan, yang dibagi dari ilmu leak tingkat terendah sampai tertinggi. Mereka mengadakan perang-perangan di angkasa dan berbagai macam unjuk kebolehan lainnya.

Atraksi para leak diadakan di beberapa tempat seperti kuburan atau perempatan dan dulu katanya dapat dilihat dengan mata telanjang, unjuk kebolehan para leak ini biasanya diadakan setiap enam bulan sekali yaitu setiap malam sehari sebelum Tumpek Wayang dikenal sebagai malam ‘Kala Paksa’ yang jatuh pada tanggal 23 Februari 2018 tahun ini adalah malam keramat bagi penganut ilmu leak karena malam Kala Paksa ini Dewa Brahma memberi anugrah kepada Bhatara Kala agar boleh memangsa segala makhluk yang lahir pada hari yang bertepatan dengan Wuku Wayang dalam kalender Bali.

Pada malam ini para leak akan bersembahyang dan menghaturkan sesajen di Pura Dalem dan di Pura Merajapati meminta izin agar acara lancar. Kemudian para leak akan berubah wujud seperti rangda, naga, monyet dan lain-lainnya. Lalu mengadakan rapat dan pesta mayat di kuburan atau bangkai hewan dan meminum darahnya, dalam pesta inilah biasanya dilakukan atraksi unjuk kebolehan dari berbagai tingkatan ilmu leak, konon para leak sangat senang dan antusias mengisi acara tersebut.

Saat para leak melakukan unjuk kebolehan, orang awam akan melihatnya dalam bentuk endih atau semacam bola api yang berbagai warna yang berterbangan di langit. Langit dipenuhi cahaya bola api yang terbang ke angkasa menukik dan bisa berbenturan dengan bola api lainnya. Biasanya atraksi semacam ini seperti mengadu kesaktian antar leak dari berbagai Desa, adu kesaktian ini hanya ajang kontestasi bukan adu kesaktian sampai mati, sekarang hal seperti ini cuma bisa dilihat di desa terpencil yang kurang pencahayaan, kondisi Bali terus maju membuat kontes para leak saat malam Tumpek Wayang jadi pindah saat hari raya Nyepi karena saat itu Bali dalam keadaan gelap gulita tanpa lampu itu pun sangat jarang dilihat.  

Tantrayana, Ajaran Asal Mula ilmu Leak

Tantrayana, Ajaran Asal Mula ilmu Leak

Ajaran Tantrayana adalah suatu ajaran ajaran agama Budha saat dibawa ke Indonesia dipadukan dengan agama Hindu khususnya aliran Shakti Esme dan Bhairawa, aliran ini populer saat Nyi Calonarang masih hidup. Tantrayana adalah suatu aliran yang mendasari lahirnya ilmu leak, salah satu Lontar yang dalam kategori Tantra dan dispesifikasikan isinya khusus pada bagian pengeleakan. Sebagai referensi tentang Lontar pengeleakan diantaranya; “Lontar Tantra Bhairawa, Lontar Kanda Pat dan Lontar Siwa Tantra”.

Istilah Tantrayana berasal dari kata Tan = yang artinya memaparkan kesaktian atau kekuatan dari pada Dewa itu. Di India menganut Tantrisme lebih banyak terdapat di India Selatan dibandingkan dengan India Utara. Di Indonesia ajaran ini dianut oleh Nyi Calon Arang kemudian dianut oleh raja Kertanegara (1268-1292 M) dari Singasari, saat ke Bali Tantrayana menjadi ajaran untuk menyembah Dewi Durga Bhairawi/Kali lalu terciptalah ilmu leak.

Upacara yang dilakukan antara lain adalah menari-nari di kuburan dengan iringan musik (instrumen kangsi dan kemanak) sambil minum darah dan makan daging hewan mentah yang dilakukan pada malam hari bertelanjang badan ritual ini disebut “Mamsa”,  ritual ini sudah umum.dilaksanakan oleh para penekun ilmu leak.

Ritual lain dalam Tantrayana adalah melakukan hubungan intim suci yang umumnya dilakukan dengan pasangan yang sudah sah, ritual ini disebut sebagai “Maithuna”, ritual yang bermakna menyatukan purusha (unsur laki-laki) dan Pradhana (unsur perempuan), simbol bersatunya Siwa Dan Durga, ritual ini dianggap bisa membawa manusia kepada “kebebasan jiwa” dalam upacara Tantra.

Dalam Tantra hubungan intim adalah fenomena. Hubungan intim disini tidak mengarah kepada nafsu birahi lebih dengan sikap kesadaran sebagaimana dengan orang yang bermeditasi. Jelas, hubungan intim dalam Tantra adalah Piranti bagi kesadaran, wahana mentransformasikan diri dari kesadaran ego yang kerdil menuju kesadaran non-ego yang transenden, jadi tidak semua yang mengarah kepada hubungan intim adalah sesuatu yang terkesan kotor.

Ilmu Leak Jahat atau Baik? Baca Dulu Ini!

Ilmu Leak Jahat atau Baik? Baca Dulu Ini!
Umumnya orang Bali mengetahui Leak sebagai ilmu hitam yang mematikan yang digunakan orang untuk menyakiti orang lain. Sejatinya pada awal diciptakan, ilmu leak merupakan ilmu yang diturunkan oleh Dewi Durga, agar suatu saat bisa digunakan untuk kebenaran.

Menurut Lontar Kuno ilmu Leak atau Liak adalah singkatan dari kata Lelintihan Aksara atau Linggihan Aksara, aksara yang dimaksud adalah Dasa Aksara (Sepuluh Cakra Dalam Diri Manusia) yaitu Sa, Ba, Ta, A, I, Na, Ma, Si, Wa, Ya jadi ilmu leak adalah ilmu yang mengajarkan untuk mengolah cakra sehingga pelakunya memperoleh suatu kekuatan supranatural.

Kemudian ilmu leak digunakan oleh para ksatria dan pendekar untuk melindungi kerajaan dan mengelabuhi musuh dengan kekuatan tenaga dalam atau berubah wujud menjadi makhluk seram, terciptalah ajian-ajian leak yang dahsyat, dan ilmu leak terbagi menjadi dua yaitu Leak Pemaron (Pengiwa/Aliran Kiri) dan Leak Sari (Penengen/Aliran Kanan).

Ilmu leak pemaron atau pengiwa berhak menyakiti orang yang melakukan kesalahan, itupun kalau diizinkan oleh leluhur orang tersebut, jadi tidak sembarangan menyakiti orang, sedangkan ilmu Leak Sari atau Penengen, tingkatan ilmunya sudah tinggi, dan jauh lebih sakti dari Leak Pemaron, bertugas mengobati orang yang sakit akibat Leak Pemaron contohnya Balian.

Namun saat ini banyak orang Bali yang menekuni ajaran ilmu pengeleakan ini hanya untuk menyakiti orang saja, karena rasa iri dan dendam, mereka membeli jimat pengeleakan dari dukun, agar dapat ilmu leak dengan instan, sehingga tidak tahu apa tujuan ilmu leak ini diciptakan.

Dalam Bhisama Dalem Pakerisan disebutkan;

“Barang siapa yang menyungsung anugrah Dewi Durga (Leak) tetapi menggunakan untuk menyakiti orang yang tidak bersalah, maka arwahnya akan dilebur di kawah Candra Goh Muka di Neraka Loka selama 100 tahun, sebelum mendapat pangruwatan Asta Pungku arwahnya tak bisa dibebaskan dan keturunannya akan mati dengan tidak wajar hingga 7 generasi”.

Ilmu Leak bukan semata-mata untuk menyakiti, tergantung kepada orang yang menekuni ilmu tersebut, bahkan dulu ilmu leak digunakan untuk menghalau penjajah.

Renungan kemanusiaan: Dari Bali untuk dunia

Renungan kemanusiaan: Dari Bali untuk dunia

Untuk ke sekian kalinya, petaka kemanusiaan terjadi lagi dan lagi. Persisnya kamis 14 maret 2019 lalu sebuah mesjid di Selandia Baru ditembak oleh orang-orang yang berhati kurang menyentuh. Dan nyawa manusia lagi-lagi melayang diikuti oleh perasaan yang sangat tersentuh.

Sebagaimana kejadian lain, ia bisa dilihat dari berbagai perspektif. Bagi sebagian orang, kekerasan barbar seperti ini mudah sekali membakar dendam dan amarah. Sesuatu yang sangat manusiawi. Tapi di Bali pernah muncul Cahaya sangat indah. Setelah Bali dilukai bom teroris di tahun 2002, tidak ada tanda-tanda orang Bali melakukan kekerasan balik.

Ujungnya sudah dicatat sejarah, beberapa tahun setelah kejadian bom Bali, berkali-kali oleh media-media terkemuka dunia disebutkan: "Bali adalah pulau terindah di dunia". Pelajaran yang tersisa dari sini, menyaksikan manusia dibunuh di Mesjid di Selandia Baru tentu saja sangat menyedihkan.

Dari sudut pandang mana pun tidak bisa dibenarkan. Namun kebenaran bukan kawannya kekerasan. Kebenaran adalah sahabat karibnya keindahan. Maksudnya, di saat-saat seperti inilah para sahabat diundang untuk menunjukkan wajah agama yang indah. Tidak dengan cara marah-marah. Melainkan melalui sikap yang indah.


Setidaknya tidak memperpanjang daftar panjang kekerasan yang telah panjang. Shanti, shanti, shanti (damai, damai, damai).

Taman Jinja, Wisata Terbaru di Bali Timur Tahun 2019

Taman Jinja, Wisata Terbaru di Bali Timur Tahun 2019

Apakah Anda ingin jalan-jalan dengan suasana alam yang berbeda? Para instagramable serta kekinian di Bali, tentunya akan terus mencari informasi-informasi terbaru di internet ataupun media soaial. Nah, jangan khawatir, saat ini telah diperkenalkan sebuah tempat wisata yang baru di Bali Timur, tempat tersebut adalah Taman Jinja, objek wisata ini baru buka pada tanggal 14 Pebruari 2019 bertepatan dengan hari kasih sayang (Valentine Day), namun demikian walaupun tergolong baru sudah cukup viral di media sosial, ini dikarenakan Taman Jinja Bali Timur ini menyuguhkan tempat istimewa bagi mereka yang suka akan keindahan alam, suka akan wisata selfie ataupun hunting foto-foto instagramable.

Taman Jinja, Wisata Terbaru di Bali Timur Tahun 2019

Tempat-tempat wisata terbaru di Bali saat ini memang sangat digandrungi, tidak hanya bagi kalangan anak muda Bali, tetapi juga kalangan  traveler Indonesia maupun luar negri, karena di tempat tersebut mereka menemukan ketenangan dan suasana yang berbeda, termasuk juga anak-anak bisa merasakan lebih dekat dengan alam, karena kecenderungan anak saat ini lebih sering bermain dan berkutat dengan gadget yang banyak memberikan pengaruh negatif pada perkembangan anak. Dengan kehadirannya Taman Jinja Bali Timur ini, bisa membuat warga Bali maupun luar Bali yang butuh tempat-tempat terbaru, membuat tempat ini sudah mulai ramai pengunjung apalagi nantinya saat liburan dan akhir pekan.

Taman Jinja, Wisata Terbaru di Bali Timur Tahun 2019
Daya Tarik Tempat Wisata Taman Jinja Bali

Tempat wisata ini dikemas dengan begitu apik, alamnya yang indah di dataran tinggi lereng Gunung Agung, memberikan peluang bagi anda untuk menyaksikan kemegahan Gunung Agung tersebut dari dekat, serta pemandangan lembah-lembah cantik. Tempat wisata Taman Jinja Bali Tumur ini terletak di Banjar Dinas Angsoka, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Dengan kehadiran tempat ini melengkapi daftar tempat wisata Bali terbaru di kawasan Bali Timur. Tempat dan lokasinya memang cukup strategis berdekatan dengan pura Besakih yang merupakan sebuah komplek pura terbesar dan berikut menjadi salah satu tujuan tour terpopuler di Bali. Silakan Cek alamat dan peta lokasi di google maps.

Informasi  tentang Taman Jinja Bali Timur memang masih belum banyak beredar di Internet baik oleh kalangan bloger atau website agen perjalanan wisata dan sementara masih didominasi dari media sosial saja. Maka dari itu, dalam halaman ini selain informasi daya tarik yang ditawarkan juga mengetahui berapa harga tiket masuk (htm), jam buka, alamat dan juga peta lokasi dalam google maps, sehingga bisa dengan mudah menjangkaunya. Lokasi Taman Jinja dari Pura Besakih sekitar 1.8 km, sedangkan dari Taman Gemitir dan Padang Kasna hanya sekitar 800 meter, sehingga jika anda berkunjung ke sini bisa berkunjung ke empat tempat wisata sekaligus, yaitu Pura Besakih, Taman Gemitir dan Padang Kasna juga Jinja Bali Timur.

Daya tarik Taman Jinja Bali Timur memang cukup sepsial, di kawasan ini disediakan sejumlah wahana atau anjungan dengan latar belakang kemegahan Gunung Agung dan juga lembah-lembah cantik. Dengan adanya sebuah anyungan di atas pohon, wahana rumah bambu, ayunan, jalan dengan atap batang bambu, serta taman-taman bunga yang cantik termasuk juga bunga Kasna (Edelweis) tertata dengan begitu apik dan indah, menyuguhkan keindahan alam instagramable bernuansa Jepang , yang saat ini menjadi tujuan hits dan trend. Berada di atas ketinggian, tempat ini juga sering turun kabut, seolah anda berada di negeri atas awan.

Taman Jinja, Wisata Terbaru di Bali Timur Tahun 2019

Sendainya anda ada rencana dan ingin berkunjung ke Taman Jinja Bali Timur ini kerinduan akan keindahan alam Gunung Agung yang telah lama tutup untuk pendakian karena erupsi akan bisa sedikit terobati. Tempat wisata Taman Jinja Bali Timur sangat berbeda jauh dari keramaian, dengan suguhan alam yang cantik serta banyak wahana foto selfie yang disediakan, akan memberikan pengalaman spesial bagi setiap orang yang menikmatinya. Tempat Wisata Taman Jinja Bali Timur terletak di atas laha seluas 1 hektar, dengan alam sekitarnya berwarna hijau, berpadu cantik dan serasi dengan wahana yang disediakan di tempat ini. Walaupun anda berkunjung pada sore harinya, akan berkesempatan juga menyaksikan keindahan sunset spektakuler dari sini.

Jam Buka Taman Jinja Bali Timur dan Harga Tiket
Taman Jinja, Wisata Terbaru di Bali Timur Tahun 2019

Jam buka dan harga tiket sementara waktu ini, karena baru diperkenalkan dan sebagai langkah promosi belum dikenakan tiket masuk ke Taman Jinja Bali Timur, hanya berupa donasi seiklasnya, mungkin setelah satu bulan kedepan akan ditentukan harga tiket masuk ke tempat ini. Tempat Wisata Taman Jinja Bali Timur di buka setiap hari dari pukul 08.00 – 19.00 wita. Nah, jadi agendakan wisata atau tour anda ke tempat ini sekarang mumpung lagi promo. Tetapi pada bulan-bulan berikutnya kawasan ini akan tampil lebih cantik lagi, apalagi ketika bunga-bunga yang memenuhi taman di kawasan ini sudah tumbuh dengan baik, yakin akan memberikan anda pengalaman baru yang tidak terlupakan.



Jika anda mengagendakan tour ke Taman Jinja Bali Timur, maka anda bisa mengunjungi sejumlah objek wisata terdekat dan searah perjalanan lainnya, selain berdekatan dengan Pura Besakih dan Taman Edelweis Bali, anda juga bisa menikmati wisata arung jeram (rafting di Sungai Telaga Waja), pemandangan sawah terasering di Sidemen, dan suguhan lembah cantik dari Bukit Putung di desa Duda Timur.

Kado Valentine Terbaik Untuk Pacar

Kado Valentine Terbaik Untuk Pacar
Kado Valentine Terbaik Untuk Pacar
Valentine akan tiba tak lama lagi. Sudahkah Anda menyiapkan kado valentine terbaik untuk pacar Anda? Jadilah yang terbaik dan berikan sesuatu yang special untuk hari yang hanya datang satu kali saja dalam satu tahun tersebut.

Ada banyak cara yang bisa Anda berikan sebagai kado valentine. Tidak harus cokelat atau barang mewah yang harganya mahal. Apapun kadonya, yang penting Anda berikan dengan hati tulus ikhlas, maka akan menjadi sangat berharga.
Terlebih ketika Anda sebagai orang special yang memberikannya. Lantas, apa saja kado valentine terbaik untuk pacar Anda? Disini kami akan berikan referensi yang bisa menjadi inspirasi Anda.

Kado Valentine Terbaik Untuk Pacar

Mug dengan foto Anda dan pasangan
Kado valentine terbaik untuk pacar yang dapat menjadi inspirasi Anda yang pertama adalah mug. Anda bisa berikan mug dengan foto Anda dan pasangan agar bisa mengingatkan kepada dia betapa berkesannya hubungan kalian.
Baju couple
Belum punya baju couple dengan pasangan? Anda bisa memberikannya di hari valentine yang special. Kaos couple bisa menjadi pilihan terbaik jika Anda ingin memberikan pakaian untuk pasangan Anda. Nggak perlu cari yang harganya mahal, sekarang banyak kok baju couple yang dibanderol murah.
Anda bisa membeli baju couple yang harganya sesuai budget Anda. Jangan lupa berikan tulisan tentang ungkapan hati Anda atau memberikan ucapan selamat valentine didalam box kado tersebut.
Tiket liburan
Anda dan dia kebetulan sama – sama suka liburan? Gampang banget kalau seperti itu! Berikan kepada dia sebuah box hadiah yang isinya tiket liburan. Jangan lupa, di hari valentine ketika memberikannya, Anda harus bisa membuat dia membuka kado tersebut di hadapan Anda.
Cari tahu bagaimana reaksi dia setelah membukanya. Dijamin si dia akan kegirangan nggak karuan dengan memberikan tiket liburan tersebut.
Tiket nonton
Jika dia kurang suka liburan, dan lebih suka nonton, maka Anda bisa berikan tiket nonton untuk dia. Berikan box kecil yang isinya tiket nonton dengan ucapan selamat valentine. Murah meriah banget dong pastinya?
Kartu permintaan
Sebuah box dengan kertas kosong. Mungkin akan membuat dia bingung ketika pertama kali membuka kado valentine ini. Atau bahkan Anda dibilang sebagai orang yang aneh. Freak, its ok!
Tapi ketika Anda sudah menjelaskan maksud Anda di hadapan dia, pasti dia akan sangat berkesan. Berikan ungkapan special kepadanya, misalkan dengan mengatakan :
“Aku akan berusaha menjadikan kamu special hari ini. Aku memang bukan seseorang yang romantic, namun hari ini aku akan menjadikanmu merasa special. Tulis apa yang kamu inginkan di kertas kosong tersebut!”
Sangat romantis dong pastinya! Hari valentine tersebut akan membuat hari valentine yang tidak pernah terlupakan untuk si dia.
Scrapbook
Valentine tapi nggak punya duit karena belum gajian? Eits, jangan salah! Anda masih bisa kok memberikan kado terbaik dan unik untuk dia. Caranya adalah memberikan scrapbook.
Jadikan satu foto – foto kebersamaan Anda dengan dia dan tampilkan dalam bentuk scrapbook yang unik dengan hiasan cinta yang sangat menarik. Jika Anda masih belum bisa cara membuatnya, sekarang berbagai tutorial membuat scrapbook di Youtube bisa Anda saksikan. Ikuti cara membuatnya.
Siapkan semua bahan yang dibutuhkan dan berikan yang berkesan di hari valentine untuk orang terkasih dalam hidup Anda. Walaupun murah meriah banget, cara ini bisa menjadi sebuah cara mengesankan yang tidak terlupakan. Buat dia berkesan dengan cara Anda berkreasi menjadikan sesuatu yang murah agar unik.
Itulah berbagai kado valentine terbaik untuk pacar yang bisa Anda berikan untuk orang terkasih di hari valentine. Selamat menyiapkan hari valentine terbaik tahun ini!

Masyarakat Bali: Banten Upakara

Budaya Bali Banten Upakara

BANTEN UPAKARA Prilaku keagamaan masyarakat Bali pada pelaksanaan upacara yajnya tidak bisa lepas dengan banten upakara sebagai sarana bhakti. Banten upakara adalah hasil rumusan seorang brahmana yang bernama Mpu Lutuk, beliaulah desain banten yang dikenal masyarakat Bali sampai saat ini.

Namun tidak semua masyarakat Bali memahami arti dan makna banten upakara, bahkan saat ini banten upakara malah menjadi paket komoditi bagi beberapa masyarakat karena peluang kemasabodohan masyarakat sekarang ini. Banten upakara memiliki nilai spiritualitas dan prinsip moralitas pada bentuknya, memiliki prinsip dan hakekat keterhubungan ( yoga ) pada saat mengerjakan sebuah banten.

Banten pada dasarnya dapat dibagi tiga golongan yang memiliki karakter yang berbeda pula. Pertama banten adalah sebagai LINGGA dari para dewa , kedua banten adalah sebagai bentuk RIASAN atau berfungsi estetika, ketiga banten adalah sebagai SODA atau suguhan kepada para dewa dan pengikutnya.

Keseluruhan bentuk banten memiliki konsep energi yang bersumber pada bahan dasar banten yang memang menggunakan bahan tertentu, walaupun susah mencarinya. Karena itu merupakan sarana pokok banten dan tidak bisa digantikan oleh bahan lain. Inilah prinsip yantra dalam lontar Mpu Lutuk yang mengandung nilai eksoterik atau energi kuantum yang bersifat mistis dan unik. Saat ini masyarakat mengartikan banten sebagai sarana yang disuguhkan atau makanan sehingga banten saat ini menggunakan jenis buah dan panganan APA YANG DISENANGI oleh sipembuat banten tersebut.

Prinsip lingga merupakan pengganti dari bangunan suci atau patung pada jaman Bali kuno adalah banten DAKSINA yang ditempatkan pada setiap bangunan pelinggih. Lantas apa latar belakang daksina sebagai pengganti lingga arcanam adalah sebuah tehnik YANTRA dari karakter spiritual masyarakat Bali, disamping tetap pada karakter spiritual Bali yang unik dimata dunia. Yantra adalah sebuah konsep simbul yang sengaja diciptakan para leluhur untuk adanya kekhawatiran mulai mengendornya konsep mantra yang dinilai sudah mulai menurun minat belajarnya sehingga banten ini merupakan simbul dari sebagian untaian mantra para brahmana.

Begitulah para leluhur kita sangat memahami perkembangan jaman dan prilaku masyarakatnya. Selanjutnya kalau banten juga mulai ditinggalkan masyarakat, kita-kira apa yang akan menjadi penggantinya? Apakah kita akan kembali ke jaman mantra ? tidak mungkin karena membutuhkan tingkat kecemerlangan pikiran dan bathin untuk melafalkannya dan tidak kebanyakan memiliki kemampuan. Inilah yang mendorong kami untuk menggali kembali ajaran tantra bali kuno yang berdasarkan mantra, yantra dan tantra.


Sebagai penopang atas mulai kendornya minat masyarakat untuk belajar membuat banten upakara, maka kami mendominasi segala kegiatan termasuk kajian dan analisa relegius dengan menggunakan tehnik pendekatan tantra. Untuk itu mohon para pencinta agama, tradisi dan budaya Bali untuk ikut memikirkan permasalahan ini, mumpung belum terlambat untuk mencegah serta mempersiapkan masa depan anak cucu kita......rahayu.

Banten Otonan dan Langkah-langkan Ngotonin

Banten Otonan dan Langkah-langkan Ngotonin

Otonan Bali. Bagaimanakah tata cara yang benar saat ‘ngotonin’? Pertanyaan seperti itu sering muncul dari orang tua terutama sang ibu yang akan mengotonin anaknya. Seperti, apa saja bantennya, bagaimana langkah-langkahnya, dan apa saja bantennya? Silakan simak dibawah ini!
Persiapan penggunaan Banten sebenarnya fleksibel, namun beberapa masyarakat menggunakan banten seperti tumpeng lima dan tumpeng telu.Pada banten tumpeng lima berisi banten :

  • Pengambean
  •  Dapetan 
  •  Peras 
  •  Pejati
  •  Sesayut
  •  Segehan 

Sarana-sarana lain seperti, Bija, Dupa, Toya Anyar, Tirta Pelukatan, dan Tirta Hyang Guru.

Tahapan-tahapan Sebelum memulai, sang ibu wajib ngayab (menghaturkan) banten kehadapan Sang Hyang Atma. sebagai pertanda bahwa inilah hari dimana beliau manumadi (menjelma). Dilanjutkan menghaturkan Segehan ring sor ( bawah ) bale atau tempat anaknya me’oton’.

Memohon kepada Sang Hyang Butha Kala agar prosesi berjalan lancar, terbebas dari mara bahaya. Selanjutnya ritual otonan dapat dimulai. Pertama adalah mesapuh-sapuh, yaitu mengusap telapak kanan anak dengan Buu, dimulai dari tangan kanan kemudian tangan kiri, diiringi dengan sesontengan ‘Ne cening, jani cening mesapuh-sapuh, apang ilang dakin liman ceninge, apang kedas cening ngisiang urip’ dilanjutkan mengusap dengan toya anyar.

Mesapuh-sapuh bertujuan untuk menghilangkan mala atau leteh pada badan kasar yang bersangkutan. Dilanjutkan dengan masegau atau matepung tawar, yaitu mengusap kedua tangan yang bersangkutan dengan don dapdap. ‘Niki cening, jani cening masegau, suba leh liman ceninge melah-melah ngembel rahayu’.

Selanjutnya yang bersangkutan diberi tirta pelukatan. Maknanya adalah, menyucikan, menetralisir kembali Sang Hyang Atma. Agar jiwa yang bersangkutan senantiasa suci, melah (baik), ngembel (dalam genggaman) dan rahayu (keselamatan).

Dilanjutkan dengan Matetebus. Ambil dua helai benang, pertama diletakan di atas kepala sisanya dililit dipergelangan tangan kanan yang bersangkutan, diiringi sesontengan.

‘’Nah cening-cening ne magelang benang, apang ma uwat kawat ma balung besi.

Setelah itu yang bersangkutan diberi tirta Hyang Guru. Ini memiliki makna agar yang bersangkutan memperoleh kesehatan dan keselamatan lahir batin, selalu diberi perlindungan oleh sang pencipta. Yang terakhir adalah Ngayab Sesayut diputar 3 kali searah jarum jam diiringi sesontengan ‘’Ne cening ngilehang sampan, ngilehang perahu, batu mokocok, tungked bungbungan, teked dipasisi napetang perahu bencah” . Sebagai pengenteg bayu, bermakna untuk memohonkan agar yang bersangkutan tetap pendirian serta berkepribadian stabil (tidak labil) didalam menjalani kehidupannya.
Dari meotonan filosofi yang dapat diperoleh antara lain, diawali Masesapuh, yakni pembersihan badan kasar dari segala leteh atau mala.

Kemudian Matepung tawar/Masegau, sebagai sarana untuk menyucikan kembali jiwa atau Sang Hyang Atma, lalu menghubungkan serta menguatkan kembali badan kasar dengan Sang Hyang Atma melalui benang tebus, dan diakhiri dengan mestabilkan pikiran (Ngayab sesayut pengenteg bayu).


Ada sedikit varian prosesi Otonan di beberapa daerah, Nah Bagaikamana Proses Otonan di Tempat Kamu?

Sejarah Pura Lempuyang Luhur Merupakan Stana Hyang Gni Jaya

Sejarah Pura Lempuyang Luhur

Pura Lempuyang Luhur terletak di puncak Bukit Bisbis atau Gunung Lempuyang di Kecamatan Karangasem, Bali. Ternyata pura ini juga merupakan Pura tertua keberadaannya di Pulau Bali, bahkan ada yang memperkirakan keberadaannya Sudah ada pada zaman pra Hindu-Budha yang semua bangunannya terbuat dengan babatuan. Dan Ternyata Pura Lempuyang Luhur ini merupakan Stana Hyang Gni Jaya atau Dewa Iswara.

Dikutip dari lempiran buku dari Kebudayaan Bali tahun 1998 yang berjudul "Lempuyang Luhur" disebutkan Lempuyang berasal dari kata 'lampu' yang berarti sinar, dan "Hyang" untuk menyebut Tuhan, seperti Hyang Widhi Wasa.

Dari kata itulah Lempuyang diartikan sinar suci dari Tuhan yang terang - benderang. Ada juga yang mengartikan Lempuyang sebagai jenis tanaman yang dipakai bumbu masak. Hal itu dikaitan dengan Nama Banjar (balai pertemuan) disekitar Lempuyang yaitu Banjar Bangle Dan Gamongan. Bangle Dan Gamongan merupakan sejenis bisa dipakai bahan bumbu masak Dan obat tradisional. Versi lain ada juga yang menyebut Lempuyang berasal dari kata 'empu' atau 'emong' yang diartikan menjaga. Btahara Pasupati mengutuskan ketiga anaknya mengemong/turun ke Bumi untuk menjaga kesetabilan Pulau Bali dari guncangan bencana alam. Dalam Lontar Kutara Kanda Dewa Pura a Bangsul dinyatakan: Sang Hyang Prameswara membawa Gunung-Gunung yang ada di Pulau Bali dari Jambhudwipa (India) ke Gunung Mahameru. Setelah itu dipotong Dan bagian Gunung itu dibawa ke Bali Dan dipecah menjadi tiga bagian, yang bagian tengah dijadikan Gunung Batur Dan Gunung Rinjani, sedangkan puncaknya menjadi Gunung Agung. Sedangkan pecahan yang kecil - kecil menjadi deretan Gunung-Gunung di Bali yang berhubungan Satu dengan yang lainnya.

Gunung-Gunung terse but merupakan Gunung Tapsahi, Pengelengan, Siladnyana, Beratan, Batukaru, Nagaloka, Pulaki, Puncak Sangkur, Bukit Rangda, Trate Bang, Padang Dawa, Andhakasa, Uluwatu, Seraya, dan Gunung Lempuyang.

Dari semua Gunung-gunung terse but merupakan Stana para Dewa yang manifestasi Tuhan/Sang Hyang Widhi Wasa untuk menjaga Pulau Bali. Dalam Lontar diatas juga disebutkan bahwa Sang Parameswara menugaskan Putranya 'Sang Hyang Aghni Jaya Sakti' turun ke Bumi Bali untuk menjaga kesejahteraan Bali. Dan beliau berinstana di Gunung Lempuyang bersama Dewa-dewa lainnya.

Masih dalam Lontar di atas, Sekitar tahun 1950-an ditempat didirikannya Pura Lempuyang Luhur kini baru batu dan Sangat Agung yang dibuat dari pohon hidup. Sedangkan dibagian Timur berdiri sebuah pohon Shidakarya besar yang kini sudah nggak ada lagi. Mungkin pohon terse but tumbang atau mati perlahan Tampa ada generasi baru.

Pura Lempuyang memiliki status penting, sama seperti Pura Besakih. Mungkin dari segi Padma Bhuana Catur Loka Pala atau Dewata Nawa Sanga  dalam konsep Lontar atau prasasti kuno  ada tiga Pura besar yang Disebut selain Pura Besakih yaitu, Pura Ulun Danu Batur Dan Pura Lempuyang Luhur ini.

Disimak Dari berbagai media yang mewawancarakan kepada pemangku di Pura ini, yaitu Jro Mangku Gede Wangi, yang mengartikan, orang Bali berbagai wangsa atau kata nggak boleh melupakan Pura ini. Paling tidak sekali seumuh hidup sempatkan tangkul ke pura ini. Sebab, jika nggak pernah atau coba lupa untuk menyembah Tuhan yang ber-stana di selama hidup, bisa nggak pernah menemukan kebahagiaan.

Dan selain menjadi Pura suci, Pura Lempuyang juga banyak didatangai oleh Para wisatawan dari berbagai belahan Dunia, mereka Sangat antusias untuk datang kesini haya untuk berfoto di Candi Pura, candi ini juga Disebut Gerbang Pintu Ke surga Karena keindahannya yang seperti menuju ke puncak Gunung Agung.

Memang seharusnya masyarakat Bali berkewajiban memuja Ida Bethara Hyang Gni Jaya, yang tertulis dalam Lontar Brahmada Kumara seperti berikur:
Wastu kite wong Bali, Yan kite lali ring khayangan, tan bakhti kite kedaya temuang sepisan, ring khayangan Ira Hyang Aghni Jaya, moga-moga kite ten Jadi jatma, wastu kite ping tiga dadi jatma kena saupa drawa.

Jero Mangku Gede Wangi juga mengatakan, untuk memulai belajar ilmu pengetahuan tentang keagaam  Hindu Bali, Sangat bail dimulai dengan memohon restu di  Pura Lempuyang Luhur.

Di Pura ini terdapat tirta pingit di pohon bambu yang tumbuh di area Pura Luhur. Saat para umat nunas tirta, seusai mengaturkan panguning akan memotong sebuah pohon bambu, dan keluarlah air/tirta dari pohon bambu Dan di-pundut untuk maupun berbagai upacara keagamaan. Siapa pun nggak boleh campah di areal Pura, jika tak ingin kena Mara bahaya.
Oh, ya banyak para calin pejabat yang ingin maju menjadi Dpr maupun lainnya datang untuk memohon doa ke pura ini juga.

TUMPEK KANDANG - Anjing dipakaiakan UDENG adalah Benar atau Salah ??

TUMPEK KANDANG - Anjing dipakaiakan UDENG adalah Benar atau Salah ??

Memang sangat bagus ketika kita sebagai manusia melaksanakan ritual dalam TUMPEK KANDANG sebagai perwujudan rasa syukur kita terhadap Binatang atau Hewan yg kita miliki, terlebih lagi itu adalah hewan ternak.

Tetapi ada sebuah fenomena keliru yg beredar di kalangan masyarakat ketika seperti dalam contoh foto yg saya screenshot di galeri google , disana terlihat Anjing yg dari pakaikan udeng dan seperangkat busana adat bali lainnya dan berdasarkan nilai-nilai kepatutan hal tersebut adalah sangat SALAH!!!

Dan terlalu berlebihan dalam meluapkan ekspresi kecintaan terhadap binatang sehingga melupakan kaedah yang benar.

Hewan yg hendak dilakukan ritual OTONAN pada hari TUMPEK KANDANG seharusnya cukup dengan pakaikan :
Kain Putih Kuning saja , dan Bantennya cukup Dapetan saja.

Saya MOHON .... Semoga untuk kedepannya tidak ada lagi yg terlampau berlebihan memperlakukan hewan kesayangannya sehingga ada upaya atau potensi
mensejajarkan hewan (anjing) dengan manusia. 

Kepatutan Udeng tersebut dipakai oleh Manusia bukan binatang atau hewan.

Kita sering melihat pelinggih (biasa disebut tugu) yg dimana pelinggih itu dipakaikan udeng ,dan seperangkat wastra lainnya itu tentu benar karena itu sebuah simbol pelinggihan Ida Bhetara dan sifatnya disucikan atau dimuliakan.

Makna Tumpek Kandang

Tumpek Kandang adalah hari untuk menyembah Sang Hyang Rare-Angon, Dewa Hewan. Nama Tumpek Kandang berasal dari dua kata, "Tumpek" yang berarti Sabtu dan "Kandang", kata Bali untuk rumah hewan seperti sapi, babi, ayam, bebek, anjing, dan burung - yang semuanya sangat dihargai oleh orang Bali.

Tumpek Kandang

Sapi di Bali menerima perlakuan lebih baik daripada hewan lain karena mereka membantu para petani ketika membajak sawah. Sapi dimandikan dan dihiasi kuangen berbentuk kerucut khusus dari daun kelapa ditempatkan di tanduk mereka. Pada hari ini, babi biasanya di pakaikan dengan kain putih yang membungkus perutnya. Hewan-hewan tersebut kemudian diberi makan dengan makanan khusus, ditaburi dengan beras dan air suci dan doa-doa.

Ritual ini tentu saja bukan ritual penyembahan binatang, orang Bali menganggap hewan sebagai teman seumur hidup yang diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk hidup. Kehidupan manusia banyak dibantu oleh hewan, terutama dalam memenuhi kebutuhan makanan, tenaga kerja, upacara keagamaan, dan ekonomi. Demi pelestarian dan kemakmuran hewan-hewan seperti itu, orang Bali memohon kepada Tuhan sebagai Sumber Terbesar.



Tumpek Kandang memiliki makna tambahan sebagai demonstrasi bukti bahwa masyarakat Bali sadar akan kesejahteraan hewan. Ini berarti ada kesadaran akan “jasa” berhutang kepada hewan, karena makhluk seperti hewan adalah pelestarian dan kemakmuran ekosistem. Tanpa hewan di bumi, siklus hidup tidak berjalan, dan bahkan terganggu. Tumpek Kandang tidak hanya tentang hewan ternak, itu sering terkait dengan pelestarian satwa liar. Perayaan semacam itu dapat dilihat di kebun binatang atau suaka margasatwa di Bali di mana staf mengadakan upacara besar untuk menghormati binatang yang ditahan di penangkaran. Di Monyet Forest Ubud, meskipun monyet tidak di penangkaran, upacara dilaksanakan untuk berdoa demi keselamatan dan kesehatan monyet karena peran sosial dan ekonomi yang besar yang dimainkan monyet untuk desa utama di Ubud.


Secara keseluruhan, makna yang lebih dalam dari Tumpek Kandang adalah untuk mengingatkan orang agar tetap berhubungan dengan alam dan bersyukur atas berkah yang diberikan alam. Dalam hal itu, Tumpek Kandang dapat dilihat berkorelasi dengan hari-hari Tumpek lainnya, seperti Tumpek Pengatag (untuk tanaman dan pohon), sekali lagi semua tentang menjaga hubungan yang harmonis dengan semua aspek alam.