Tak bisa dipungkiri agama Hindu memiliki berbagai tradisi yang unik dan bermakna. Selain itu, agama Hindu juga mempunyai beragam simbol yang begitu indah serta menarik bagi siapa saja yang melihatnya. Tentunya bagi umat Hindu, simbol-simbol tersebut begitu menggetarkan hati dan memiliki makna yang begitu mendalam. Ternyata simbol-simbol tersebut adalah media bagi umat Hindu sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Selain itu simbol tersebut adalah dialog manusia dengan Yang Maha Kuasa sekaligus memohon perlindungan dan maupun wara nugraha-Nya.
Salah satu simbol yang ada di dalam agama Hindu yaitu memakai banten untuk berbagai ritual upacara. Di dalam agama Hindu, Banten merupakan bahasa agama. Sedangkan banten di dalam lontar Yajna Praktrti mempunyai tiga arti yaitu sebagai simbol ritual yang sakral. Banten juga mempunyai banyak jenis yang masing-masing memiliki konsep hidup yang sifatnya universal. Secara lebih jelasnya, banten adalah sesajen yang rumit dan kompleks namun juga sangatlah indah. Dibalik keindahan banten tersebut tersimpan makna filsafat atau tattwa yang menyertainya.
Dalam kitab suci Weda, Banten juga disebut Wedya yaitu sebuah istilah yang juga ditemui di Bali. Dalam sebuah tulisan karya Ida Perdana Made Sidemen disebutkan bahwa hilanglah puja tanpa menengakkan wedya seperti manusia yang akan hilang jika tanpa makanan. Hal inilah yang membuat antara Weda Puja dan Banten tak bisa terpisahkan. Di dalam ajaran Tantra disebutkan sebagai mantra serta yantra. Dimana dalam hal ini yantra menjadikan mantra sebagai jiwanya. Sehingga yantra tidak bisa terpisahkan dengan mantra.
Di dalam kakawin Ramayana telah disebutkan bahwa sesajen untuk yadnya sudah disiapkan seperti kayu cendana, bunga, kayu bakar dan harum-haruman. Selain itu sesajen tersebut juga disertai buah, santan dan susu, madu dan biji hitam. Tak lupa juga priuk dan ujung alang-alang yang disertai bertih dan tepung. Berbagai benda yang dibutuhkan dalam upacara tersebut sampai saat ini masih terus dipergunakan. Maka jelas bahwa upakara banten memang dibutuhkan dalam upacara yadnya sehingga weda, puja dan mantra memperoleh tempat yang sebagaimana mestinya.
Selama ini Bali disebut juga sebagai Pulau Banten karena pulau di Bali Banten mempunyai tempat yang baik serta bersatu bersama Weda, Puja, Sruti, Mantra dan Sthawa. Banten lahir dengan melewati jari jemari lalu memusatkan pikiran dalam proses yiga pada Hyang Maha Suci mengolah isi laut, isi bumi dan lain sebagainya.
Di dalam setiap upacara yadnya di bagian tengah banten dihadirkan santun. Dimana santun ini merupakan bentuk upakara yang hadir dalam bentuk bulat. Selain itu isinya juga serba bulat seperti telur, kelapa dan lain sebagainya. Bila dilihat secara fisik, Banten santun memang terlihat seperti miniatur alam semester yang dibangun oleh planet-planet berbentuk bulat. Untuk itulah santun dijadikan untuk Sthana Hyang Maha Suci namun juga dijadikan punyai pada para pendeta ataupun orang-orang suci.
Untuk itulah Bali membangun simbol dengan penuh makna kesucian maupun kesemestaan. Hal ini membuktikan bahwa Bali sudah melestarikan pemikiran Hindu serta dituangkan di dalam kitab-kitab sucinya. Kecuain Bali memang harus selalu dijaga karena Bali dibangun atas dasar konsep kesucian padma bhuana yaitu bunga suci yang dijadikan Sthana Hyang Maha Suci.
Demikianlah penjelasan mengenai Banten Santun yang bisa menambah wawasan anda. Melalui informasi di atas kini anda bisa memahami bahwa dalam agama Hindu Bali terdapat berbagai jenis Banten yang masing-masing memiliki makna dan komponen yang penting dalam upacara.