Sumba Pulau Terindah di Dunia

Sumba Pulau Terindah di Dunia

Pulau Sumba merupakan salah satu pulau di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang memiliki 4 kabupaten dengan Waingapu sebagai kota terbesarnya. Pulau dengan luas wilayah 10.710 km2 ini terpilih sebagai 'Pulau Terindah Di Dunia' versi Majalah Focus terbitan Jerman.

Majalah dengan oplah mencapai 5 juta eksemplar ini memilih Sumba sebagai pulau terindah di dunia karena kekayaan alam dan budayanya yang melimpah. Keindahan padang sabana yang luas yang jarang ditemukan di dunia serta alam laut dan pantai yang sangat eksotis menjadi salah satu nilai plus-nya.

Lembaga internasional bird life pun menetapkan kawasan Taman Nasional Matalawa di Sumba sebagai important bird area karena ada 10 jenis burung endemik yang hidup di pulau ini. Sebuah artikel berjudul Sumba Kein Tanz, aber ein Traum (Focus 17. February 2018, Seite 116) yang berarti, "Sumba, Bukan Nama Sebuah Tarian, tapi Sebuah Mimpi" menuliskan bagaimana keindahan pulau ini, hingga Sumba terpilih menjadi satu diantara 33 pulau terindah.

Majalah Focus sendiri merupakan satu dari tiga majalah mingguan terkemuka di Jerman. Jumlah pembacanya hampir 5 juta orang dengan jumlah terbitan lebih dari 400.000 eksemplar. Majalah ini masuk sebagai deretan majalah yang menjadi referensi informasi di banyak belahan dunia.

Bukan tanpa alasan majalah tersebut memilih Sumba sebagai pulau terindah di dunia. Beberapa fakta keunikan alamnya bahkan mungkin hanya bisa ditemui di Pulau Sumba. Beberapa keunikan tersebut, adalah Danau Weekuri yang menjadi satu-satunya danau air asin di Indonesia. Ok! Selain itu, ada Nihiwatu Sumba yang merupakan hotel terbaik di dunia tahun 2016 & 2017 versi Majalah Travel + Leisure.

Banyak sekali ada atraksi permainan salah satunya yang paling menjadi lirikan orang adalah atraksi perang tradisional melempar lembing dari kuda, yakni Pasola juga meraih Runner-Up kategori atraksi budaya terpopuler. Anugerah bergengsi tersebut diberikan oleh Majalah Wisata ternama Travel + Leisure. Bukit Warinding juga merupakan tempat terindah di Sumba, di mana perbukitan ini akan berubah warna mengikuti musim.


Dan satu lagi ialah mahakarya tenun Sumba yang harganya bisa mencapai ratusan juta. Tenun Sumba memiliki arti tersendiri bagi masyarakat setempat. Proses pewarnaan yang natural dan unik, proses pembuatan yang lama serta motifnya yang kaya akan nilai seni menjadikan tenun ini sebuah kebanggaan yang tak hanya untuk Sumba tapi juga Indonesia. "Selamat berkunjung ke Sumba" 🇮🇩 Salam NKRI Gemilang 🇮🇩 . . . 

Sepenggal Kisah Dari Belanda Negeri Surga

Sepenggal Kisah Dari Belanda Negeri Surga


Bagi Para Pesepeda Angin dingin menyerbu saat saya keluar dari Sloterdijk Station untuk mencari bus yang akan membawa saya ke pusat kota Amsterdam. Summer baru saja berlalu, tapi aura winter sudah begitu terasa.

Jalur kereta ke Amsterdam sedang ditutup waktu itu karena ada perbaikan di salah satu terowongan, sehingga saya harus naik bus menuju Amsterdam Arena, stasiun yang dekat dengan hostel tempat saya menginap.

Tak masalah, sebab saat itu juga saya langsung melihat bagaimana pemerintah Belanda sangat serius menjadikan bersepeda sebagai budaya masyarakat. Jalur sepeda yang rapi, rambu-rambu yang jelas dan menghormati pengendara sepeda, hingga tempat parkir sepeda gratis. Amsterdam, yang dijuluki ibukota sepeda di Eropa, hampir 60% perjalanan penduduknya dilakukan dengan mengendarai sepeda. Dengan penduduk sekitar 820-an ribu, ada lebih dari 900 ribu sepeda yang dimiliki penduduk Amsterdam.

Ibukota Belanda ini memiliki jalur sepeda sepanjang 400 kilometer. Tak jauh dari Amsterdam Central, stasiun sentral yang juga menjadi tempat persilangan beragam moda transportasi, terdapat penyewaan sepeda. Para pesepeda berlalu lalang di depan stasiun bergaya Renaissance yang mulai digunakan pada tahun 1889 itu. Tak perlu bersaing dengan moda transportasi lain, dan para pesepeda bukanlah warga kelas dua. Bukan hanya di Amsterdam, di dekat terminal, stasiun, serta pusat keramaian di setiap kota bahkan pelosok sekali pun, pasti terdapat penyewaan sepeda.

Diperkirakan terdapat 18 juta unit sepeda di Belanda untuk penduduknya yang kurang dari 17 juta jiwa. Sementara jalur khusus sepeda di Belanda tercatat sepanjang 35.000 Km. Di Leiden, persis di depan stasiun keretanya, saya terperangah melihat ribuan sepeda yang terparkir rapi bertingkat-tingkat. Kota cantik ini merupakan rumah bagi universitas tertua di Belanda, Universitas Leiden. Sebagian besar mahasiswa, dari jumlah keseluruhan sekitar 18 ribu orang, bersepeda menuju kampus. Kanal-kanal cantik mengepung kota tua yang berjarak 40 kilometer dari Amsterdam ini.

Taman-taman publik seperti terserak di sekitar Universitas Leiden. Banyak mahasiswa belajar di taman-taman yang terletak di pinggir kanal, ada juga yang sambil piknik. Lelah berjalan, saya dan teman pun berniat meluruskan kaki di sebuah taman. Angin semilir membuat kami terbuai, dan tahu-tahu saja kami berdua sudah tertidur selama satu jam! Keseriusan pemerintah Belanda dalam mempromosikan budaya bersepeda memang patut diacungkan jempol.

Dengan bersepeda tentu saja masyarakat mengurangi penggunaan kendaraan motor dan tingkat polusi dapat ditekan. Pemerintah juga mematok harga parkir kendaraan bermotor yang mahal. Parkir mobil misalnya, dikenakan biaya hingga 7 Euro per jam. Sedangkan parkir sepeda? Gratis tis.

Saking istimewanya pengendara sepeda di Belanda, ada rambu uitgezonderd, yang berarti “kecuali”. Maksud dari rambu tersebut adalah hanya sepeda yang dikecualikan dari peraturan lalu lintas. Mantap kan? Memberikan kenyaman bersepeda juga menjadi prioritas bagi pemerintah Belanda.

Baru-baru ini kota-kota di Belanda sedang memikirkan cara untuk menghangatkan jalur khusus sepeda. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kecelakaan para pesepeda dan meningkatkan minat warga agar tetap bersepeda di musim dingin. Dalam perjalanan dari Paris menuju Amsterdam, bus yang saya tumpangi melewati kota Eindhoven dan Utrecht. Hujan mengiringi hampir sepanjang perjalanan.

Saya melihat usaha keras para pesepeda melawan angin yang bertiup kencang. Sesekali saya melihat pesepeda yang oleng saat mengayuh. Tentu kondisi ini lebih berat di musim salju. Sehingga lahirlah ide tersebut. Ide menghangatkan jalur sepeda ini datang dari Marcel Boerefijn. Menurut Borefijn, meski teknologi penghangat tersebut amat mahal, tapi pemerintah tetap dapat melakukan penghematan karena dapat menekan angka kecelakaan dan jumlah garam yang digunakan untuk mengurangi kelicinan jalan.

Cara menghangatkan jalur sepeda adalah dengan menggunakan teknologi panas bumi untuk mencegah pembentukan es. Biaya untuk teknologi berkisar antara Rp. 600 hingga Rp. 750 juta per kilometer. Mahal tentu saja, tapi banyak dukungan untuk usulan ini.

Bahkan kota Zutphen yang terletak di bagian timur Belanda, sudah ditunjuk untuk menjadi kota pertama yang menjalani penilaian sebelum studi kelayakan ide ini dilakukan tahun depan. Kota Utrecht juga sedang mempertimbangkan untuk mencoba ide tersebut.

Ah, makin iri deh saya. Kapan ya Indonesia meniru Belanda, negeri penjajahnya, untuk hal sepeda ini? Benar sekali yang dikatakan oleh Enrique Penalosa, Gubernur Bogota, ibukota Kolombia, periode 1998-2001.

Hikmah Apa Dari Kepergian Ibu Ani Yudhoyono

Hikmah Apa Dari Kepergian Ibu Ani Yudhoyono


Sulit sekali mencari dan mendapatkan pendampingan di RS Kanker di Indonesia. Pasien-pasien penyintas kanker semakin lama semakin banyak. Dalam era moderen seperti saat ini, Indonesia butuh rumah sakit kanker.

Sayangnya, RS Kanker di Indonesia sangat terbatas. Keluarga yang hidupnya pas-pasan pun juga hanya bisa berpasrah menerima nasib. Semoga saja setelah dua atau tiga bulan menunggu antrian, saudara yang terkasih masih bisa bertahan dan kanker tidak naik stadiumnya.

Ini adalah jeritan suara hati para keluarga pasien penyintas kanker. Kalau banyak uang, tentulah sudah berobat ke luar negeri. Biasanya, para pasien kanker harus menunggu dua atau tiga bulan agar mendapatkan giliran pengobatan di RS yang ada di Indonesia.

Rekomendasi pun muncul di RS Dharmais, yang sudah penuh. RS Dharmais menjadi satu RS yang sudah moderen. Kalau bicara kanker stadium tertentu, itu adalah angka, yang tentu bisa ada di angka berapa saja. Akan tetapi, ini bukan bicara sembuh atau tidaknya. Tapi ini berbicara mengenai keberadaan keluarga yang bisa mendampinginya.

Kalau ke luar negeri, siapa lah yang bisa menjenguknya? Ditemani satu dua orang kerabat terdekatnya pun sudah bersyukur. Tidak bisa dibayangkan, bagaimana seorang penyintas kanker yang harus dirawat 24 x 7 di RS luar negeri. Pasangannya sulit menemaninya. Apalagi harus mengorbankan pekerjaan mereka.

Tapi berbeda bila jika di Jakarta, setidaknya dengan bahasa yang sama, paspor yang sama, dan negara yang sama mereka bisa sembari menemani pasangan tercinta, handai taulan yang dihargai, orang tua yang disayang, mereka bisa sambil mencari pekerjaan di ibu kota.

Berbicara tentang perbedaan ini, tentu membuat hati kita semua merasa masygul. Kita melihat bagaimana dua orang sudah pergi berpulang ke sang pencipta. Dua orang ini, adalah Ibu Ani Yudhoyono, yang sebelumnya adalah Ustadz Arifin Ilham. Kedua orang ini adalah penyintas kanker.

Ustadz Arifin Ilham dirawat di RS di Malaysia, kalau tidak salah Penang. Kalau Ibu Ani Yudhoyono di Singapura, kalau tidak salah di National University Hospital Singapore. Ini adalah sebuah hal yang kita paham betul. Mereka adalah orang yang berada dan mampu ekonominya.

Banyak sekali pengalaman orang-orang yang saudaranya mengidap kanker, dan harus mengembuskan nafasnya yang terakhir, dan melihat perjuangan saudara-saudaranya atau pasangannya, dalam menghadapi kanker yang tidak bisa dilawan.

Yang paling penting ini bukan urusan kesembuhannya. Karena sampai saat ini kita harus sepakat bahwa belum ada penyakit kanker yang memiliki obat manjur nan mujarab.

Tapi yang terpenting adalah bagaimana ada saudara-saudara dan orang-orang terdekat berkumpul bersama-sama, menemani pasien. Ini adalah mimpi eks Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang layu sebelum terkembang. Membangun RS Kanker berstandar dunia seperti dirancangkan Ahok, namun tak dilanjutkan dan dibatalkan oleh Gubernur penggantinya.

Semoga saja ada pemimpin-pemimpin yang bisa memikirkan psikologis dan jiwa dari para keluarga pasien kanker. Mereka bisa mendapatkan pelayanan terbaik di Indonesia. Semoga saja Indonesia bisa maju dengan hal ini.

Para Wanita, Teladanilah Kisah Ibu Ani Yudhoyono!

Para Wanita, Teladanilah Kisah Ibu Ani Yudhoyono!


"Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama dan teladannya". (Peribahasa)

Hari ini Indonesia berduka atas kepergian Ibu Kristiani Herrawati (Ani Yudhoyono). Hati ini pun tergerak ingin menuliskan sepenggal tulisan mengiringi kepergian seorang wanita mulia yang pernah menjadi pendamping seorang yang pernah memimpin negeri ini selama dua periode.

Melihat dan merenungkan perjalanan ibu Ani semasa hidup bagaikan melihat satu sosok wanita yang sederhana, penuh kasih, sabar tegar dan bijaksana.

Mendampingi kekasih hati 10 Tahun memimpin negeri ini bukanlah hal yang mudah karena sesungguhnya ketika dua insan yang saling mencintai dipersatukan oleh yang Maha Kuasa maka dua insan tersebut telah menjadi satu tubuh yang artinya jika salah satu sedih pasti yang satunya lagi juga merasakan sedih. Sehingga setiap masalah sang suami, setiap kesedihan sang suami, setiap keputusasaan sang suami juga akan dirasakan seorang sosok Ibu Ani Yudhoyono.

Keteladanan sang mantan Ibu Negara ini memberikan pola atau contoh yang mulia untuk para wanita Indonesia.

Saya pribadi lewat tulisan ini ingin menobatkan beliau menjadi Kartini Indonesia masa kini. Saya ingin teladan sang Ibu Ani ini menjadi inspirasi bagi generasi milenial dan jutaan para wanita Indonesia yang sekarang mendampingi para suami mereka sebagai istri yang setia dan penuh cinta serta kesabaran.

Karena dibalik kesuksesan seorang suami pasti ada sosok istri yang hebat. Karena istri adalah penolong bagi suami yang dikirimkan oleh Tuhan.

Seorang penolong bagi suaminya dalam segala hal dan situasi apapun baik itu dalam suka maupun duka.

Jika seorang istri adalah penolong berarti sang suami adalah objek yang ditolong. Jadi seorang istri atau wanita sebenarnya adalah sosok pribadi yang kuat melebihi seorang suami, bukan dari segi kekuatan fisik, melainkan kekuatan cinta dan kasih.

Karena cinta kasih bisa mengubah kan seseorang dari yang putus asa kembali semangat, dari yang putus harapan kembali memiliki harapan, dari yang terlihat tiada jalan keluar menjadi bisa melihat sebuah jalan keluar. Mendampingi, memberikan masukkan, memberikan motivasi serta ikut memberikan jalan keluar bagi sang suami.

Sosok Ibu Ani Yudhoyono memiliki itu semua. Wanita satu-satunya bagi seorang sosok Pak SBY ini memiliki kebaikan, kekuatan cinta kasih yang luar biasa sehingga menjadi penolong bagi seorang sosok Pak SBY menjadi sosok yang sukses dalam karir militer dan keluarga dan menghantar kan beliau menjadi Presiden Indonesia selama dua periode.

Serta membesarkan dan mendidik anaknya sehingga menjadi anak-anak yang sukses dalam karir dan keluarga mereka. Pencapaian sebuah kekuatan cinta kasih yang luar biasa yang dilakukan oleh seorang Ani Yudhoyono.

Wanita yang sangat dicintai Bapak SBY ini adalah salah satu sosok teladan yang dikirim Tuhan bagi para wanita Indonesia sebagai hadiah dan anugerah bagi bangsa ini. Istri terbaik bagi seorang suami, Ibu terbaik bagi anak anaknya, dan eyang terbaik bagi cucu-cucunya.

Kini Ibu Ani Yudhoyono telah mengakhiri tugasnya sebagai Inspirator bagi jutaan wanita Indonesia yang sedang mendampingi suami, Inspirator bagi jutaan Ibu yang sedang membesarkan anaknya, dan Inapirator dari jutaan Eyang yang menyayangi cucunya.

Selamat Jalan Kartini masa kini, kami percaya teladan-mu tidak akan lenyap dalam sejarah Bangsa Indonesia karena engkau telah menjadi pelaku sejarah di Ibu Pertiwi ini.

Jutaan Air Mata kebanggaan mengiringi kepergianmu Ibu Ani Yudhoyono kami yang tercinta.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa menerima amal baik dan teladan nya semasa beliau hidup.

Masyarakat Perancis dan Problem Sampah Pakaiannya

Masyarakat Perancis dan Problem Sampah Pakaiannya


Tahukah kalian, salah satu masalah lingkungan yang dihadapi negara maju dan makmur seperti Perancis datang dari pakaian?

Ya, pakaian. Baju, celana, kaos, jas, jaket, dan aneka pernak-pernik fashion lainnya. Jika Indonesia darurat sampah plastik, Perancis saat ini menderita darurat sampah pakaian.

Survei terhadap 2.000 responden yang dilakukan ritel Sainsbury’s di tahun 2018 menemukan 680 juta pakaian dibuang pada musim panas lalu oleh masyarakat Perancis. Dari jumlah tersebut, 235 juta di antaranya berakhir di tempat pembuangan sampah akhir. Dan kemungkinan besar mencemari lingkungan.
Ditemukan bahwa 3/4 warga tidak tahu bahwa pakaian yang mereka buang karena rusak atau kotor sebenarnya bisa disumbangkan atau di-daur-ulang. Banyak dari mereka tak merasa pakaiannya layak disumbangkan, sementara lainnya menyebut malas untuk membawa pakaian tak terpakai ke tempat penerima donasi pakaian.

Bicara soal gender, ternyata laki-laki lebih banyak berkontribusi dalam tren sampah pakaian ini. Dengan 82% responden laki-laki mengaku memilih membuang langsung pakaian yang tak terpakai dan rusaknya ke tempat sampah, sementara hanya 69% wanita melakukan hal serupa.

Di masyarakat makmur seperti Perancis ini, pakaian dengan aneka pilihan dan range harga yang amat terjangkaunya sudah jadi produk konsumsi yang amat "murah" dan replaceable. Setiap musim berganti, ada tendensi kuat untuk membeli pakaian baru dan disesuaikan tren musim bersangkutan. Karena ada 4 musim, minimal ada 4 macam tren pakaian setiap tahunnya yang musti diikuti konsumen.

Belum lagi momen-momen festive macam Christmas dan Tahun Baru dengan boxing day sebagai puncaknya. Di mana hampir semua produk di-diskon gila-gilaan sampai 90%. Konsumen berlomba-lomba membeli sebanyak mungkin item pakaian yang di-inginkannya. Brand-brand besar macam Zara, LV, Gucci dll bahkan bisa menawarkan pakaian dengan harga setelah di-diskon tak lebih dari 11 Euro— atau sekitar 180 ribu rupiah saja. Bayangkan!

Namun, sebenarnya ada banyak lembaga sosial yang menerima donasi pakaian, misal Oxfam Fiele atau Variety Fiele. Masyarakat bisa menyumbangkan langsung ke kantor-kantor lembaga tadi atau cukup memasukkan pakaian bekasnya ke fasilitas donasi seperti kotak sampah (bukan kotak sampah sebenarnya). Biasanya berupa semacam box besi besar di spo-spot umum, macam pinggir jalan utama atau lokasi parkir.

Nantinya petugas lembaga tadi akan mengambil pakaian yang disumbangkan, menyortir dan mendistribusikannya ulang ke mereka yang membutuhkan. Sering pakaian tersebut diberikan ke para homeless di Perancis atau tak jarang disumbangkan ke negara lain yang membutuhkan. Saya kembali teringat kata-kata Marie Kondo, sang inspirator bersih-bersih rumah. Jika Anda merasa sudah terlalu banyak memiliki pakaian dan sebagiannya tak lagi membahagiakan, jangan ragu untuk melepaskannya. Tapi jangan dibuang ke tempat sampah. Lebih baik didonasikan ke yang membutuhkan.

Supaya kita tak ikut-ikutan memenuhi alam dengan sampah pakaian.

Renungan Untuk Istri Dari Suami

Renungan Untuk Istri Dari Suami

Ini adalah perasaan suami, dengarlah Istriku bahwa seburuk-buruknya suamimu, dia tetap lebih baik ketimbang mantan yang pernah menjadi kekasih haram mu dulu itu.

Janganlah kamu mengeluhkan kekurangan pasanganmu sekarang, apalagi kamu sampaikan Aibnya pada Orang lain. Kamu harus ingat bahwa kamu dipilih untuk menjadi pkaian untuknya, dan begitu sebaliknya suamimu adalah pakaian bagimu, maka salinglah menutupi aib diri masing-masing agar kedamaian selalu menyanding, dan rahmat tuhan pun berlimpah.

Ingat, janganlah  sampai Kamu membanding-bandingkannya dengan Orang dimasa lalumu, sebab pasangan halalmu akan tetap lebih baik darinya, karena keberaniannya mengikatmu dalam ikatan yang halal, sedang masalalumu hanya bisa mengajakmu bersenang-senang pada lembah kemaksiatan.

Dan yang namanya manua enggak ada yang sempurna, meskipun Suamimu masih banyak memiliki kekurangan menurutmu, tetapi tanggung jawabnya lebih hebat dari dia yang tidak mampu bertanggung jawab dulu! Maka, hargailah apapun kekurangan suami mu ini.

Dan apabila ada yang mau disesali dan dilelhkan, seharusnya adalah dirimu sendiri yang tak bisa bersabar menghadapi ujian pernikahan.

Nah lo, yang harusnya disesali adalah dirimu yang tak mampu ikhlas dan bersabar dalam menghargai kekurangan dirinya, dan bodohnya dirimu karena sudah tak menyadari bahwa tak ada makhluq yang sempurna didunia.

Karena, yang mana hakekat hidup bersama dalam atap pernikahan ini adalah untuk saling menyempurnakan satu sama lain, bukan saling mengeluhkan kekurangan masing-masing.


Tidak ada yg sempurna di dunia ini Semua sudah di atur sama yg di atas.

Merasa Bahagia Join di Group Forum Mekedekan Semeton Bali

Merasa Bahagia Join di Group  Forum Mekedekan Semeton Bali


Tujuan saya bergabung di group facebook  Forum Mekedekan Semeton Bali ini pertama karena namanya, dipikaran saya ya pasti komunitas masrakat Bali, jelas dong, mau bergabung.

Dari namanya saja mekedekan (Tertawa/Bahagia) hehe, , isi postingan memberpun sangat membuat bibir saya jadi doer karena postingan - postingannya lucu - lucu.

Pokoknya saya sangat bahagia hahah, terimakasih Admin Tude Silfa, Anggeri, Kadek Febri dan dll, member Forum Mekedekan Semeton Bali.

Jangan Lupa Bahagia hari ini. Silakan komen di bawah! Kita lanjut mekedekan di sini. Yeyyy 😄😄😄

Kacang Panjang Thailand dan Indomie

Kacang Panjang Thailand dan Indomie


Pagi hari ini saya mampir ke toko makanan Asia. Maklum, stok beras menipis, begitu juga Indomie. Semua barang yang dibutuhkan sudah masuk keranjang belanja, ketika saya temukan barang satu ini.

Kacang panjang, ya kacang panjang. Bukan, saya bukan penggemar sayuran jenis ini sebenarnya, namun saya cukup kaget menemukannya di sini. Yang lebih mengagetkan adalah, kacang panjang tadi produk dari negara Thailand.

Rasa penasaran saya bertambah. Jangan-jangan masih banyak lagi produk Thailand di sini. Dan benar adanya, hampir sebagian besar produk bahan makanan mentah maupun kemasan di toko ini, yang khas Asia Tenggara, adalah produk dari Thailand.

Mulai beras, sayur macam pokchoi, kangkung, aneka bumbu masak seperti lengkuas dan kunir, hingga daun pisang pun asal negeri Gajah Putih tersebut. Saya lalu mencoba mencari pembandingnya. Adakah produk dari Indonesia yang dijual di toko ini? Pandangan saya tertuju pada jejeran bumbu masak kemasan di salah satu rak. Ada bumbu rendang juga opor. Nah ini pasti produk Indonesia, seru saya dalam hati.

Namun saat saya baca labelnya, damn, maki saya. Produk Singapura ternyata. Bahkan sambal bajak dalam botol di sebelahnya pun produk negeri Singa.

Wait, wait pasti ada produk Indonesia di sini. Ah, tempe. Pasti tempe produk kita. Saya ambil dari tumpukan di freezer untuk kemudian kembali kecewa. Tempe di sini dibuat di negara Belanda.

Akhirnya, saya melangkah lesu menuju rak mie instan. Saya tahu pasti, kalau ada produk Indonesia di sana. Apalagi kalau bukan Indomie. Ya, satu-satunya hal yang membuat saya temukan koneksi dengan tanah air adalah produk kesayangan penjual warung kopi (warkop) ini.

Ada apa dengan negara kita? Ada kendala apa sehingga produk-produk negeri tetangga macam Thailand dan Singapura banyak beredar hingga sejauh ini, namun tidak produk negeri kita?

Saya belum temukan jawaban atas pertanyaan itu. Saya terburu pulang sembari membawa bungkusan kacang panjang di tangan. Terpikir menyandingkan kacang panjang dengan Indomie.

Siapa tau bisa jadi ide jualan baru kelak saat pulang ke Indonesia.

Ketika Tempat Ibadah Beralih Fungsi Menjadi Tempat Hiburan

Ketika Tempat Ibadah Beralih Fungsi Menjadi Tempat Hiburan

Simak foto di postingan saya kali ini. Bisakah kalian tebak bangunan apakah ini?

Ya, jika kalian menjawab Gereja, dan saya yakin sebagian besar kalian mungkin menjawab demikian, kalian separuh benar. Ini adalah foto bekas Gereja. Lokasinya di tengah kota Lyon, Perancis di mana saat ini saya sedang berkunjung di rumah mertua.

Kenapa saya sebut bekas, karena sekarang bangunan dengan arsitektur menarik ini sudah tak lagi berfungsi sebagai rumah ibadah. Alih-alih, bangunan ini digunakan sebagai "night club", alias klab malam. Ya klab malam di mana pengunjung datang, bergoyang mengikuti dentuman musik sembari bersenang-senang.

Kaget? Tak percaya? Ya, teruskan baca dan kalian akan tahu alasannya.

Meski secara resmi Republik Perancis bukan negara agama, namun Perancis (ʁepyblik fʁɑ̃sɛz) sebagai bagian terbesarnya mengakui Gereja Katolik Roma sebagai Gereja resminya (disebut Gereja Katolik/Roma). Di mana segala urusan formal keagamaan dilakukan dan jadi pertanggujawabannya. Sri Paus (Paus) memegang jabatan tertinggi dalam struktur Gereja Katolik Roma ini.

Namun, beberapa dekade belakangan, trend keagamaan warga Perancis menampilkan wajah pucat. Di mana berdasarkan survei yang dilakukan British Social Attitudes pada 2017, hanya 14% dari 66,8 juta penduduk Perancis mengaku sebagai penganut Katolik. Sementara 52% penduduk Perancis mengaku tidak menganut agama apapun.

Sebagian besar mereka yang masih mengaku beragama berada di rentang usia tua. Sementara di kelompok muda, hanya 2% saja yang mengaku berafiliasi dengan Gereja, sementara 7 dari 10 anak muda mengaku tak beragama.

Dari jumlah penduduk Katolik tersebut, hanya 1 dari 5 orang yang masih aktif pergi beribadah di Gereja setidaknya sekali dalam sebulan. Ini di luar menghadiri pernikahan atau upacara kematian.

Mungkin statistik di atas bisa memberi kita gambaran mengapa ada bangunan rumah ibadah yang akhirnya dikonversi jadi fasilitas hiburan macam tadi. Dan jangan salah, jumlahnya tidak sedikit lho, bukan hanya di kota Lyon saja, kota-kota lain di Perancis seperti Paris, Nantes, Cannes dll juga ada.

Jadi, silahkan kalian renungkan dan ambil hikmahnya sendiri-sendiri.


Salam 🙏

Antara Kritik dan Caci Maki


Adakah yang salah dengan kritik? Adakah yang salah jika yang dikritik adalah penguasa? Tidak dan tidak sama sekali. Tapi akan salah jika yang disampaikan bukanlah kritik melainkan caci maki. Apa beda kritik dan caci maki?

Ini adalah menurut saya, kritik bersandar pada fakta, disampaikan menggunakan logika dan ditujukan untuk membenahi subyek yang dikritiknya.
Sedang caci maki, lebih berisi ungkapan tidak suka, seringnya tendensius, emosional dan menafikkan fakta serta nirlogika.

Saya selalu salut dengan mereka yang tegak berdiri dan lantang menyuarakan kritik pada penguasa. Dibutuhkan kecerdasan untuk merangkai kritik, keberanian untuk menyuarakan ketidaksetujuan dan keteguhan hati menahan konsekuensi yang mungkin datang.

Sayang sekali, tak semua orang paham beda kritik dan caci maki. Lebih parah lagi, caci maki sering disuarakan dalam mimbar berlabel acara keagamaan. Jauh lebih mengerikan, ada saja telinga-telinga yang mau mendengarkan dan bahkan memberi dukungan.

Bangsa ini nampaknya masih punya PR besar mendidikan anak-anaknya untuk bisa membedakan kritik dari caci maki. Kita bersama punya PR besar mendidik bangsa kita untuk bisa menyuarakan kritik secara logis dan berlandas fakta, dan menghindari terjebak caci maki berselimut emosi dan kebencian semata.

PR kita banyak, PR kita panjang, namun justru itu bisa kita jadikan agenda bersama untuk diwujudkan. Demi kita semua, demi Indonesia.


Salam 🙏

Isu Referendum Aceh Hanya Ocehan Orang Kalah!

Isu Referendum Aceh Hanya Ocehan Orang Kalah!

Isu referendum di Nanggroe Aceh Darussalam kembali bergema. Kehendak itu dicetuskan oleh Muzakir Manaf (Mualem), mantan Panglima Gerekan Aceh Merdeka (GAM) yang saat ini menjabat sebagai ketua umum Komite Peralihan Aceh (KPA) dan sekaligus ketua umum Partai Aceh (PA), di depan Pangdam Iskandar Muda, Kapolda Aceh dan sejumlah pejabat di Provinsi paling barat itu.

Seriuskah gagasan referendum yang digagas Muzakir alias Mualem? Tentu tidak. Seruan mantan Wakil Gubernur Aceh tak lebih "ocehan" orang-orang kalah seperti halnya seruan merdeka yang pernah dilontarkan beberapa daerah usai jagoan mereka kalah dalam kontestasi elektoral atau pun ketika ada persoalan yang dirasa merugikan segelintir orang di daerah tersebut.

Seperti diketahui, pada Pilpres 2019, Partai Aceh mengusung pasangan Prabowo Subianto -- Sandiaga Salahudin Uno. Perolehan pasangan nomor urut 02 di Aceh cukup fantastis yakni 2.400.746 suara atau setara 85,59 persen. Sedangkan pasangan Joko Widodo -- Ma'ruf Amin hanya mengumpulkan 404.188 suara atau 14,41 persen suara. Namun Aceh tidak cukup untuk mendudukkan Prabowo sebagai Presiden. Secara nasional, Prabowo -- Sandiaga kalah telak dari Jokowi -- Ma'ruf dengan selisih sekitar 16,9 juta suara.

Tetapi suara untuk Prabowo belum tentu suara yang menghendaki pemisahan Aceh dari Indonesia. Terlebih di antara petinggi Partai Aceh lainnya seperti Sekjen Partai Aceh Kamaruddin Abubakar, menolak seruan tersebut. Jika pun Kamaruddin dianggap pro Jokowi, masih ada politisi Partai Aceh seperti Cut Meutia yang menyayangkan pernyataan Mualem karena dilakukan setelah Prabowo kalah.

Seruan referendum juga didasari tuduhan sumir. Mualem menyebut Indonesia, akan dijajah oleh asing. Pertanyaannya, negara mana yang akan menjajah Indonesia? Tiongkok, atau Amerika Serikat? Bagaimana jika Indonesia dijajah Arab, masihkah seruan referendum disuarakan? Ungkapan ini hanya untuk mempertegas bahwa isu yang dibangun tidak cukup serius sebagaimana seruan serupa, bahkan merdeka, yang pernah dilontarkan sejumlah daerah seperti Riau, Minahasa, Makasar, Maluku, Kalimantan dan lain-lain.

Beda halnya dengan Papua yang tidak mengenal penguasa di Jakarta, apalagi sekedar kekalahan dalam kontestasi daerah. Sekelompok orang Papua tetap menyuarakan pemisahan sejak era Soekarno, Soeharto hingga SBY dan Jokowi.

Namun demikian ada beberapa hal yang perlu menjadi catatan. Pertama, upaya rekonsiliasi harus lebih konkret, bukan sekedar pernyataan politis. Sebagai bukti keseriusannya, pemenang harus berani membuka tawaran politik yang bisa diterima semua pihak.

Kedua, pendekatan hukum yang terkesan hanya menekan salah satu pihak, terlebih dengan pasal karet, perlu dievaluasi. Jika semua saluran disumbat atas nama hukum, ruang demokrasi menjadi sangat sempit. Sejarah membuktikan, kondisi demikian menjadi ruang tunggu bagi terjadinya ledakan sosial-politik yang sulit diprediksi.

Ketiga, kemungkinan isu referendum disusupi kepentingan lain, harus juga menjadi sandaran kubu Prabowo dalam memutus sikap politik. Negoisasi politik harus tetap mengesampingkan opsi-opsi yang bisa memicu hal tersebut. Kubu Prabowo harus menjamin pihaknya mampu menangkal masuknya pengaruh yang tidak memiliki komitmen untuk menjaga keutuhan NKRI.

Kita sudah jenuh melihat pertikaian elit politik dan tebaran cacian dari pendukung kedua kubu. Polarisasi politik saat ini sudah melenceng karena bukan berangkat dari perbedaan cara mewujudkan cita-cita kemerdekaan menuju kesejahteraan rakyat, tetapi murni kebencian atas nama ras dan golongan.


Salam 🙏

Menara Kembar Petronas Kalau kalian jalan-jalan ke Kuala Lumpur, Malaysia

Menara Kembar Petronas Kalau kalian jalan-jalan ke Kuala Lumpur, Malaysia


Jangan lupa untuk singgah di Menara kembar Petronas. Menara ini pernah sempat menjadi menara tertinggi di dunia. Tingginya 452 meter, 88 lantai, dan di lantai 41 dan 42 ada jembatan yang menghubungkan keduanya.

Tujuan jembatan ini adalah untuk berjaga-berjaga, kalau menara satunya terjadi kebakaran, maka penghuninya dapat pindah ke menara yang aman dengan melalui tangga darurat, menyeberang lewat jembatan ini.

Menara kembar ini selesai dibangun pada tahun 1998, di desain oleh Cesar Pelli, merefleksikan seni budaya Islam yang sudah mengakar di Malaysia. Pada tanggal 17 Oktober 2003, "Taipei 101" mengambil alih rekor menara tertinggi ini.

Di lantai bawah ada berbagai permainan dan pertunjukan simulasi, jika ada gledek atau halilintar yang menyambar gedung kembar itu. Aliran listrik berupa kilat diterima oleh penangkal petir dan "diamankan" ke bagian bawah gedung tanpa mempengaruhi penghuni gedung ataupun merusak bangunan fisik Menara.
Kejadian itu disimulasikan dengan cukup menarik setiap beberapa waktu tertentu, setiap setengah jam sekali (kalau nggak salah). Jadi banyak orang yang nungguin pertunjukan itu, hanya kepingin lihat geledek. Lucunya...gledek palsu aja kok pake ditunggu-tunggu. Berbagai Souvenir berupa gantungan kunci, poscard, plakat dan lain-lain yang nuansanya tentang kehebatan menara kembar itu dijual juga di situ. Kalau mau berkunjung ke sana, harus pagi-pagi sekali.

Karena pengunjung yang boleh naik dibatasi hanya 1.200 orang sehari. Antrian dibuka jam 7.30 pagi, tapi dalam sekejap, jatah sudah habis. Karena sudah diborong oleh agen-agen perjalanan. Masuk dan Naik ke Menara itu hingga lantai teratas, sebetulnya tidak bayar, percuma, alias gratis.

Tapi ya... itu, kayaknya sudah dikuasai oleh agen perjalanan deh. Tapi mungkin harus lebih pagi lagi dari si agen perjalanan itu. Kalau saya tidak terlalu bernafsu sangat, untuk naik sampai ke lantai tertinggi menara tersebut. Ngeri, tahu-tahu liftnya macet atau apa-apa lah, belum lagi kalau mual akibat naik lift. Di halaman bawah ada kolam dan air mancur simfonik serta ada ruang untuk joging dan jalan-jalan.

Ada juga Pusat perbelanjaan tersibuk di Malaysia yaitu SURIA KLCC (Kuala Lumpur City Centre). Jalan-jalan di Kuala Lumpur ada transportasi umum yang dapat digunakan, yaitu Bus, MRT (Mono Rail Train) dan juga taksi. Tapi untuk yang terakhir ini, lebih baik nggak usahlah, sebab banyak supir taksi yang nakal, suka ngegetok harga, nggak pake meteran, tapai main getok aja, 20 RM atau 50 RM, padahal jaraknya ya nggak jauh-jauh amat, cuma kita diputer-puter biar kelihatan agak jauh.

Gambar foto ini diambil pas lagi mendung, hari sudah hampir hujan dan menjelang malam waktu itu, jadi ya hasilnya, begitulah hehehe..

Singapura Oh Singapura

Singapura Oh Singapura


Jika kalian jalan-jalan dan shopping di Singapura, kalian jangan buru-buru dulu memuji-muji kemajuan negeri Singa itu. Kalian tentu saja akan memuji Singapura yang bersih, tertib, teratur, dan disiplin.

Singapura tentu beda dengan Jakarta misalnya. Di Jakarta setiap orang bisa membuang sampah di sembarang tempat. Salah satunya yaitu merokok dimana pun dan membuang puntung rokok di mana saja, termasuk sambil merokok saat menyetir dan menjentikkan abu rokok ke atas aspal.
Kalian pun akan biasa melihat para penumpang taksi yang rela antri menunggu taksi dan tak ada seorang pun yang berani menyerobot antrian. Kalian takkan melihat motor yang berjalan di atas trotoar. Di Singapura trotoar khusus diperuntukkan bagi pejalan kaki yang disebut "Pedestrian".

Di Singapura tidak akan terlihat pula mobil-mobil, taksi atau bus yang ngetem parkir di sembarang tempat mencari penumpang. Tetapi kalian coba lebih jeli sedikit. Saat kalian masuk ke mall ingin shopping atau kalian sedang di Changi Airport dan kalian masuk ke toilet sekedar untuk "Passing Water", maka kalian bisa melihat petugas kebersihan yang bertugas adalah pria berusia di atas 50 tahun.

Tak ada anak muda berusia di bawah 40 tahun yang bekerja sebagai petugas kebersihan toilet.

Pemandangan seperti itu juga akan kalian lihat saat makan di tempat-tempat makan baik yang berada di Changi Airport maupun di tempat-tempat lain di Singapura. Sebut saja misalnya di kawasan China Town tepatnya di People Park disana banyak terdapat tempat makan yang menyediakan Chinese Food.

Hampir semua petugas kebersihan, waiter atau waitress adalah orang-orang berusia di atas 40-50 tahun. Petugas-petugas hotel tempat saya menginap di kawasan Orchad Road yang bertugas mengatur keluar masuk mobil dan taksi juga adalah pria-pria berusia di atas 50 tahun. Coba lagi amati saat kalian shopping di mall di kawasan Orchad Road.

Kalian akan melihat para pramuniaga yang di Jakarta disebut SPG (Sales Promotion Girl) sebagian adalah ibu-ibu, wanita-wanita berusia di atas 40 tahun. Di Indonesia rasanya sulit menemukan SPG yang berusia di atas 40 tahun, bukan?

Saya sempat naik taksi yang drivernya seorang pria berusia 70-an tahun. Tetapi, driver itu masih tampak sehat dan gesit menyetir. Dia mengeluh katanya hidup di Singapura cukup berat. Biaya hidup di Singapura tinggi.

Bagi yang berpenghasilan per bulan 1.000 - 3.000 dolar Singapura masih terasa berat, katanya. Dia memberi contoh bahwa makan mie semangkok paling murah 3 dolar. Itupun jika makannya di tempat biasa. Nsh, jika mau makan mie di mall, maka harga semangkuk bisa sampai 7 - 9 dolar. Dan yang terberat katanya adalah biaya sewa tempat tinggal atau menyicil apartemen. Di Singapura harga tanah sangat super duper mahal.
Makanya, jika tidak kaya beneran rasanya sulit bisa membeli rumah yang menempel di tanah (Landed House). Oleh karena itu, di Singapura banyak dibangun rumah vertikal yakni rumah susun atau apartemen. Para anak muda di Singapura mana mau bekerja menjadi petugas kebersihan (Cleaning Service), SPG, atau supir taksi. Saya tak tahu apa penyebabnya.
Apa mungkin karena ada faktor gengsi atau barangkali karena para pemuda di Singapura rata-rata teredukasi sehingga mereka tidak mau lagi bekerja kasar?

Di tambah pula di Singapura masih ada wajib militer. Makanya, para pekerja seperti penjaga toko, SPG, asisten rumah tangga banyak diimpor dari negara kita Indonesia dan Philipina. Sementara, karena biaya hidup yang tinggi, mau tak mau, orang-orang berusia tua masih harus bekerja.

Minimal mereka tidak membebani anak-anak mereka yang juga berat dalam mencari nafkah. Setelah kita tahu sedikit cerita tentang Singapura, maka kita mestinya bersyukur hidup sebagai warga negara Indonesia. Yang belum serumit hidup di Singapura.

Singapura memang terlihat indah, cantik, dan glamor dari brosur-brosur promosi bagi para turis dan indah bagi para "Shopaholic". Yang harus kita pelajari dari Singapura adalah bagaimana menerapkan aturan hukum yang tegas sehingga membuang puntung rokok pun bisa bikin orang jera dan takut.

Sementara, di Indonesia memukul orang laksana samsak bagai tindakan biasa dan tidak membuat efek jera. Kemudian, kita bangsa Indonesia, memang harus belajar dari Singapura dalam hal hidup bertoleransi.

Di Singapura antar etnis hidup berdampingan, rukun, dan damai.