Mengenal Apa Itu Banten Bayuan dalam Hindu Bali
Banten Penyeneng dalam Upacara Hindu Bali
Makna Banten Peras dalam Upacara Agama Hindu Bali
Banten Ngulapin Sebagai Upacara Kembalikan Bayu dan Seimbangkan Catur Sanak
Secara lebih jelasnya dalam sastra di jelaskan bahwa ulap-ulap biasanya diletakkan di halaman depan di sebuah bangunan serta di bawah atap di kolong rumah dan ketika upacara ngulap ngambe bangunan tersebut. Artinya untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa jika terdapat unsur-unsur ingin mengganggu maka akan menjadi silau. Silau tersebut membuat unsur-unsur sulit menggangu manusia.
Upacara ngulapin adalah bagian dari upacara Manusa Yadnya yang dilakukan sebagai upaya menormalisasikan kehidupan seseorang sesudah mengalami kejadian mengerjutkan. Kejadian yang dimaksud tersebut yaitu kecelakaan atau masalah lainnya. Bila dibiarkan tanpa adanya upacara maka bisa membuat kehidupan orang tersebut menjadi tak normal seperti kebingungan dan membuat gila. Tak heran jika upacara ngulapin sering dilakukan saat seseorang mengalami kecelakaan. Dimana kecelakaan tersebut menyebabkan terjadinya benturan sehingga bayu dalam diri manusia menjadi terlepas. Hal ini bisa berdampak negatif sebab bayu mempunyai peran yang penting untuk penggerak kehidupan manusia.
Melalui upacara ngulapin ini diharapkan bisa mengembalikan bayu agar hidup orang tersebut dapat normal kembali seperti semula. Upacara ngulapin dapat dilaksanakan di perempatan terdekat dengan tujuan untuk memanggil bagian diri yang telah tertinggal di tempat kejadian. Tetapi tidak jarang masyarakat melakukan upacara ini pada tempat kejadian kecelakaan. Selain itu upacara ini juga bisa dilakukan sebagai penyeimbang empat saudara di dalam diri manusia yang dikenal dengan sebutan catur sanak. Adapun catur sanak tersebut terdiri dari Anggapati, Banaspati, Banaspati Raja dan Prajapati.
Dalam kondisi terkejut akibat kecelakaan maka keempat saudara tersebut menjadi tidak seimbang. Dengan upacar ngulapin maka keseimbangan dalam diri seseorang bisa dikembalikan. Upacara ini juga bisa menghilangkan trauma seseorang yang sudah mengalami kecelakaan maupun kejadian yang mengejutkan. Dengan begitu maka orang tersebut bisa kembali beraktivitas sebagaimana mestinya.
Tidak hanya sebagai upacara bagi orang yang kecelakaan, upacara ngulapin di Bali juga mempunyai tujuan lain yaitu ngulapin pitra yang dilakukn sebelum pengabean yang bertujuan mencari galih atau tulang untuk diaben. Upacara ini hanya khusus dilakukan bila mayat seseorang yang sudah dikubur dulu sebelum diaben. Kemudian Ngulapin Pretima bagi pretima yang pernah jatuh baik disebabkan oleh disenggol binatang saat upacara tersebut dilakukan. Selain itu dapat juga dilakukan karena tempatnya yang tidak dibawa oleh manusia. Pratima yang sudah pernah dicuri juga wajib diupacarai ngulapin karena pratima tersebut dianggal sudah sial sehingga membuat aura magisnya meninggalkan pratima tersebut.
Di Bali upacara ngulapin ini memiliki banyak versi mengenai tetandingan banten pangulapan. Tentunya hal tersebut berhubungan dengan Sima, Dresta atapun kebiasaan masyarakat padasebuah daerah. Tetapi upacara pangulapan ini akan dipuput oleh pemangku dan di beberapa daerah cukup dilakukan oleh tertua kelurga saja. Untuk banten pangulapan tersebut biasanya memakai dasar tempeh, bagian atasnya menggunakan taledan gede dengan buah-buahan, tumpeng kecil 11 biji di atas ceper, untek 22 biji, daksina 1, kojong rangkadan dan lain sebagainya.
Melalui penjelasan di atas tentu membuat anda semakin tahu mengenai banten ngulapin. Dimana banten ini memiliki makna dan komponen yang penting sehingga begitu penting untuk dilaksanakan bagi umat Hindu Bali.
Terhalang Covid-19? Banyu Pinaruh Melukat dengan Bungkak Nyuh Gading! Ini Dasyatnya yang Didapat
Melukat Dengan Kelapa Gading
Kelapa Gading ( Bungkak Nyuh Gading) merupakan salah satu sarana yang sering dipergunakan dalam melukat. Kenapa menggunakan Kelapa Gading ( Bungkak Nyuh Gading)? Karena Kelapa Gading merupakan simbol dari Siwa Raditya. Siwa Raditya adalah pancaran sinar suci Siwa dalam kekuatan-Nya untuk menyinari dan menjaga yang ada di alam ini.
Sejarah Kelapa Gading Untuk Melukat
Dari sejarah yang coba kami telusuri tentang dasyatnya kelapa gading(Bungkak Nyuh Gading) untuk melukat tidak banyak pembahasan mengenai hal tersebut akan tetapi ada yang menyebutkan bahwa pada jaman dahulu, Ida Pedanda Sakti juga menggunakan klungah/bungkak kelapa gading untuk memperlancar proses ritual beliau. Akibat prana matahari yang kuat, maka air kelapanya memiliki daya pembersih yang sangat kuat. Daya yang demikian kuatnya ini dapat untuk membersihkan badan secara lahir dan batin. Mampu merubah aura tubuh menjadi prana , mampu membuka cakra spiritual, mampu menetralisir pencemaran tubuh manusia , serta mengurangi bekas-bekas pengaruh hewani, membersihkan pengaruh negatif, magic ataupun mengobati penyakit.
Saat Tepat Melukat Dengan Kelapa Gading
Untuk dewasa atau hari baik dalam penggunaan kelapa gading untuk melukat, dari beberapa Mangku yang kami coba tanyakan mengenai hal ini menyebutkan bahwa pada setiap Hari Purnama merupakan salah satu hari yang baik untuk melukat dengan menggunakan kelapa gading. Karena jika melukat setiap Hari Purnama menggunakan kelapa gading akan mampu membersihkan tubuh kita dari segala hal yang bersifat negatif baik itu secara medis ataupun non-medis. Dan tentunya dengan segala kuasa dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Kuasa.
Itulah Dasyatnya Kelapa Gading untuk melukat. Jika tulisan ini bermanfaat silakan Share agar semua saudara kita paham.
Ternyata - Wanita Bertubuh Gemuk Lebih Menyenangkan Dibandingkan Wanita Bertubuh Langsing, Ini Alasannya...
Wanita bertubuh gemuk lebih menarik. (Foto: Thinkstock) prempuanbali.asia |
Kebanyakan wanita bertubuh besar merasa minder untuk mendekati pria yang disukai. Alasannya sepele, mereka merasa kalah menarik dengan wanita yang bertubuh proporsional.
Padahal setiap orang mempunyai kelebihan dan pesonanya masing-masing, termasuk juga para wanita plus size. Dan, tidak semua pria menilai wanita dari penampilannya, karena justru banyak pria yang lebih tertarik dengan wanita bertubuh plus size. Apa alasannya?
1. Mudah Diajak Bicara
Kelebihan nomor satu yang dimiliki oleh wanita bertubuh gemuk adalah kemampuan mereka yang mudah diajak berbicara. Dilansir Puamore, wanita plus size akan lebih mengutamakan otak dan kepribadian mereka dibandingkan penampilan mereka. Mereka akan membuat para pria atau siapa saja yang berada di dekatnya untuk merasa selalu nyaman.
2. Kepribadian yang Menyenangkan
Mungkin wajah wanita bertubuh langsing lebih memikat dibandingkan dengan wanita bertubuh gemuk. Namun, pria harus tahu bahwa tidak semua wanita bertubuh langsing memiliki kepribadian yang menyenangkan seperti yang umumnya dimiliki oleh wanita bertubuh gemuk. Wanita bertubuh gemuk memiliki kepribadian yang lebih menyenangkan dan ceria sehingga mereka akan lebih mudah untuk bergaul dengan siapapun.
3. Tidak Menyiksa Diri Sendiri
Wanita plus size yang menyayangi dirinya sendiri tidak akan menyiksa diri dengan melakukan diet mati-matian demi mendapatkan tubuh ideal. Mereka bisa membuat tubuh lebih sehat dengan mengatur pola makan dan tidak 'ngoyo' harus memiliki tubuh proporsional. Berbeda dengan wanita lainnya yang seolah terobsesi demi mendapatkan bentuk tubuh ideal harus diet mati-matian.
Jika kamu mengajak wanita bertubuh besar untuk bepergian maka mereka akan dengan senang hati menemani kamu untuk kuliner di suatu tempat dan tanpa ragu mencicipi semua panganan yang ada.
4. Penuh Kasih Sayang
Wanita bertubuh ekstra adalah tipe orang yang penyayang. Mereka tak akan sungkan untuk memeluk kamu dengan penuh kehangatan jika kamu sedang merasa sedih. Mereka juga akan mencoba menenangkan kamu dengan membuat kamu kembali ceria.
5. Selalu Mendukung Setiap Kegiatan Kamu
Mereka yang memiliki tubuh berukuran besar termasuk ke dalam kategori wanita yang setia. Mereka akan selalu mendukung kegiatan kamu, termasuk hobi yang kamu sukai. Tidak merasa bosan untuk selalu menemani kamu, justru mereka akan senang dan setia untuk menunggu dan menemani kamu menjalankan aktivitas harian kamu.
6. Senang Pergi Keluar
Wanita bertubuh besar senang pergi keluar dan melakukan banyak aktivitas. Mereka bersedia pergi denganmu untuk sekadar main sepeda, berolahraga santai atau bahkan naik gunung.
7. Menyukai Traveling
Wanita bertubuh gemuk bukan hanya senang diajak melakukan suatu kegiatan saja, namun juga senang diajak traveling. Mereka tidak mempunyai keraguan tentang mengemudi berjam-jam hanya untuk pergi ke pantai atau lokasi yang memiliki pemandangan eksotis. Pria, kamu tidak akan melihat mereka mengeluh hanya karena lokasi yang kalian kunjungi terlalu panas.
8. Tipe yang Setia
Karena mereka adalah tipe yang penyayang, mereka akan setia hanya pada satu orang yang mereka sayang. Dan bagi pria yang menjalin hubungan dengan wanita plus size maka kalian adalah orang-orang beruntung karena kekasih kamu tidak akan meninggalkan kamu apalagi untuk berselingkuh. Mereka akan setia berada di samping kamu dan hanya akan memberikan perhatiannya terhadap kamu seorang.
9. Tidak Takut untuk Berpendapat
Pria, kamu tidak akan merasa bosan jika sedang mengobrol dengan wanita yang bertubuh gemuk. Karena saat kamu sedang berbicara, mereka akan menyimak pembicaraan kamu dan tidak ragu menanggapi apa yang sudah kamu bicarakan. Kamu akan dibuat masuk ke dalam pemikiran mereka yang tak terduga.
10. Menjadi Diri Mereka Apa Adanya
Wanita bertubuh gemuk akan membuat kamu nyaman dengan sifat mereka yang menyenangkan. Mereka tidak akan merasa jaim atau jaga imej, justru sifat aslinya akan muncul dengan menjadi diri mereka apa adanya. Selain itu, selera humor wanita bertubuh gemuk bisa membuat kamu selalu tertawa terbahak-bahak dan menikmati setiap candaan yang mereka lontarkan.
Ini Makna di Balik Hari Saraswati, Banyu Pinaruh, Soma Ribek, Sabo Mas dan Pagerwesi
Saniscara umanis Watugunung adalah hari raya Saraswati. Yaitu hari turunnya ilmu pengetahuan, yang dimana pengetahuan itu adalah cikal bakal kehidupan manusia. Kehidupan manusia yang perlu menelorkan suatu peradaban.
Adab adalah suatu kata dimana kehidupan manusia berkembang sedemikian rupa menjadi suatu sistem yang terorganisir dan terdapat unsur-unsur modernitas di sana. Modernitas dalam hal ini adalah suatu keadaan yang mengarah pada sistem-sistem berisikan pengetahuan.
Hari Saraswati adalah cikal bakal turunnya ilmu pengetahuan itu. Ilmu pengetahuan yang mengubah cara pandang berpikir manusia menjadi “lebih manusia”. Itu menjadi suatu hal yang dapat dikatakan sebagai kesejatian hidup, dan kesejatian hidup membuat manusia menjadi beradab.
Makna Hari Banyu Pinaruh
Redite Pahing Sinta adalah hari Banyu pinaruh. Yaitu bagaimana setelah ilmu pengetahuan itu turun saatnyalah menerima dengan rasa bangga pada diri bahwa kita telah memiliki pengetahuan tentang kesejatian hidup itu.
Banyu pinaruh yang berarti air “kaweruh” atau air pengetahuan yang mengalir. Kenapa air? Dalam hal ini diharapkan manusia berperan sebagai air yang mengalir dalam menjalani kehidupan.
Banyu pinaruh adalah sebagai pensucian diri telah didapatkan atau teraliri pengetahuan yang ada untuk dipergunakan sebesar-besarnya kemakmuran khalayak. Dan awal diterimanya pengetahuan itu berbarengan dengan awal bergantinya wuku menjadi awal kembali. Jadi pengetahuan itu digunakan untuk sewaktu wuku itu kembali menemukan awalnya kembali di masa yang akan ada nanti.
Makna Hari Soma Ribek
Soma Pon Sinta adalah hari raya Soma Ribek. Soma ribek masih berhubungan erat dengan Hari raya Saraswati. Dimana Soma Ribek adalah hari bagaimana pengetahuan itu paling tidak bisa digunakan untuk tetap membuat “dapur tetap ngebul”. Dalam hal ini adalah bagaimana pengetahuan itu diisyaratkan bisa digunakan untuk kemakmuran diri serta keluarga.
Pengetahuan yang berguna bagi khalayak akan berguna pula menciptakan kemakmuran bagi yang berpengetahuan itu. Untuk itu sekehendaknya manusia mau mencari pengetahuan serta belajar pengetahuan itu sedemikian rupa agar kehidupannya tidak kekurangan. Tidak kekurangan artinya bagaimana pengetahuan itu dipergunakan untuk membuat sekarung beras tetap ada di dapur sebagaimana kemakmuran hidup itu tercipta pada dasarnya.
Pakem-pakem yang ada adalah agar pengetahuan itu digunakan sesuai dengan kebenaran atau dharma serta berhubungan dengan swadarma masing-masing pemilik pengetahuan itu. Pengetahuan tentang bagaimana swadarma itu terbentuk adalah bagian dari bagaimana pemilihan bagian diri
Makna Hari Sabo Mas
Anggara Wage Sinta adalah hari Sabo Mas yang juga bagian dari hari saraswati. Hari Sabo Mas adalah hari dimana mas itu menjadi suatu kemuliaan diri ini dengan menggunakan pengetahuan. Pengetahuan itu adalah yang membuat suatu kemuliaan diri itu sendiri. Ini adalah sambungan dari Soma Ribek yang menjadikan diri suatu kebahagiaan lahir, yaitu adalah suatu saat batin itu terpenuhi dengan pengetahuan itu sendiri.
Batin yang tersendiri menjadi kemuliaan sejati, raja sebagai yang mengatur keadilan terhadap jiwa. Disebut juga Siwa Dwara,sebagai mahkota yang berarti juga suatu kemuliaan itu sendiri. Pengetahuan yang diberikan dan dimanfaatkan langsung atau tidak langsung mendirikan suatu kemuliaan yang meraja pada diri sendiri.
Batin yang termanifestasikan menjadi suatu yang terpenuhi dengan mendapatkan suatu kemuliaan. Dari lahir kita lahir mulia, jadi Sabo mas adalah memperingatkan bahwa pengetahuan itulah yang membuat kita mulia apa adanya seperti pengetahuan itu sendiri.
Makna Hari Pagerwesi
Setelah mencapai kebahagiaan lahir batin, maka sampailah kita pada bagaimana “mengajegkan” hal tersebut. Mejadikan itu tonggak kehidupan yang tiada pernah tergerus oleh jaman dan waktu. Pager dari besi yang berarti suatu bagian perlindungan dari apa-apa yang telah dicapai.
Buda Kliwon Sinta merupakan jatuhnya hari Pagerwesi. Pagerwesi merupakan juga arti dari deretan-deretan Hari raya Saraswati menuju hari Tumpek Landep. Setelah pada akhirnya sampai ke Pagerwesi, maka kemuliaan serta kebahagiaan lahir menjadi suatu yang tetap ada pada jiwa-jiwa manusia yang tercahayakan pada hari raya Saraswati tersebut.
Mengenal Banten Rarapan dalam Hindu Bali
Banten Pejati Alit
Banten merupakan sebuah sarana dan persembahan untuk umat agama Hindu demi mendekatkan diri kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Banten sendiri dapat dikatakan sebagai wujud rasa terima kasih, bakti dan rasa cinta kepada Tuhan karena sudah melimpahkan wara nugrahaNya. Banten sendiri dapat dikatakan bahasa agama Hindu.
Pengertian Banten Pejati alit
Kata Pejati sendiri berasal dari bahasa Bali. Awalnya dari kata Jati yang memiliki arti sungguh-sungguh atau benar. sehingga penambahan kata pa ini akan menegaskan bahwa sebuah makna pekerjaan yang sungguh-sungguh.
Banten pejati ini merupakan sekelompok yang dipakai untuk menytakan rasa kesungguhan kepada Tuhan atau Hyang Widhi. Untuk itu akan dilakasanakan sebuah upacara dan mohon dipersaksikan. Hal ini bertujuan demi mendapatkan keselamatan. Banten pejati alit ini merupakan banten pokok yang digunakan untuk Panca Yadnya.
Terdapat empat unsur utama yang ada pada pejati dengan sebutan Catur Loka Phala. Unsur tersebut mulai dari Daksina, Penyeneng, Banten Peras, Kelanan. Di dalam pejati juga terdapat Pasucian, Soda, dan Segehan dan berbagai perlengkapan lainnya. Setiap unsure di dalam banten pejati memiliki makna masing-masing sebagai berikut :
1. Daksina
Daksina ini digunakan untuk persembahan dan tanda terima kasih. Biasanya akan disertai dengan banten yang besar sebagai perwujudan dan pertapaan. Daksina ini juga melambangkan sebagai Hyang Guru atau Dewa Siwa.
2. Banten Peras
Banten peras ini merupakan sebuah sesajen yang ditujukan untuk mengesahkan anak atau cucu. Apabila dalam sebuah sesajen tidak dilengkapi dengan peras maka upacara tersebut tidak sah. Sehingga banten peras ini pasti selalu ada pada sesajen-sesajen yang memiliki tujuan tertentu. Jadi pada intinya banten peras ini memiliki fungsi sebagai permohonan agar berbagai kegiatan itu bisa sukses.
Banten peras ini tidak digunakan untuk sesuatu yang tersendiri. Jadi banten peras ini akan menyertai banten lainnya seperti tulang, sesayut, daksina dan lainnya. Sehingga pada alas akan dilengkapi dengan benang putih dan sedikit beras. Sebagai pertanda upacara selesai biasanya seseorang akan menarik lekukan pada kulit peras. Kemudian menaburkan beras tersebut di bawahnya.
3. Tehenan/Penyeneng
Jenis jejaitan ini memiliki beruang tiga yang berisi benang, uang, beras, nasi aon dan porosan. Jejahitan ini memiliki fungsi sebagai alat untuk menurunkan Prabhawa Hyang Widhi. Hal ini bertujuan agar beliau mau berkenan hadir di upacara tersebut. Tehenan atau penyeneng in dibuat dengan tujuan membangun hidup yang lebih seimbang sejak lahir sampai seseorang itu meninggal.
4. Ketupan Kelanan /Tipat
Tiap ini merupakan lambang dari Sad Ripu dan sudah dikendalikan oleh rohani. Jadi kebijakan akan selalu meliputi kehidupan umat manusia. Hal ini akan timbul keseimbangan hidup yang menyelimuti manusia.
5. Pasucian
Pasucian ini merupakan sebuah alat yang dipakai untuk menyucikan Ida Bhatara pada upacara keagamaan. Semua ini mengandung makna kalau manusia ini seharusnya senantiasa untuk menjaga kebersihan dan kesucian rohani.
6. Segehan
Segehan ini memiliki arti menyuguhkan. Ini semua disuguhkan kepada Bhuta Kala. Di dalam segehan ini diharapkan mampu menetralisir serta menghilangkan pengaruh negative dari kotoran pikiran. Segehan ini dapat disimbolkan sebagai keraharmonisan antara hubungan manusia dengan Tuhan.
Belajar Makna Banten Daksina
- Bebedogan Unsur Banten Daksina ini dibuat dari daun janur yang telah hijau serta bentuknya bulat panjang. Sedangkan di bagian atasnya terdapat batas pinggirnya. Bebedogan adalah lambang pertiwi unsur yang bisa dilihat secara jelas.
- Serobong Daksina Unsur Banten Daksina ini juga sering disebut sebagau Serobong Bebedogan yang dibuat dari daun janur hijau tanpa tepi ataupun di bawahnya. Serobong Daksina merupakan lapisan bagian tengah dari bebedogan. Seluruh bahan daksina masuk kedalam serobong daksina. Dimana serobong daksina ini adalah lambang akasa tanpa tepi.
- Tampak Tampak terbuat dari empat potong helai janur yang bentuknya seperti kembang teratai bersegi delapan. Dimana bentuk tampak ini merupakan lambang arah atau kiblat mata angin serta mengarah ke delapan penjuru. Pada daksina, diisi dengan tetampak dari janur sebagai tanda dari Swastika yang memiliki makna semoga baik serta sebagai dasar dari pengider. Lalu ke atas menuju Ida Sang Hyang Widhi serta ke samping menuju arah kehidupan alam sekitar tetampak yang dibubuhi beras sejumput.
- Telur Itik/Telur Bebek Unsur ini dibungkus memakai urung ketipat taluh yang melambangkan Bhuana Alit penghuni bumi ini. Telur itik tersebut merupakan lambang dari sifat satwam.
- Beras Beras adalah simbol dari hasil bumi yang menjadi sumber penghidupan bagi umat manusia di alam ini.
- Benang Tukelan atau Benang Bali Unsur ini merupakan simbolis dari penghubung Jiwataman yang tidak berakhir sampai terjadinya pralina. Pralina Atman berasa dari paratman yang akan terus menerus menjelma secara berulang-ulang hingga mencapai moksa. Semua itu akan kembali ke Hyang Widhi meskipun sudah Pralina.
- Uang Kepeng Jumlah yang digunakan dalam Banten Daksina yaitu sebanyak 225 kepeng sebagai simbol Bhatara Brahma yang tak lain adalah inti kekuatan dalam menciptakan hidup maupun sumber kehidupan. Angka 225 tersebut bila dijumlahkan menjadi angka sembilan yang tak lain adalah angka suci lambang dari Dewata Nawa Sanga yang ada di sembilan penjuru alam Bhuana Agung.
- Pisang, Tebu dan Kekojong Unsur ini adalah simbol manusia sebagai penghuni bumi dan bagian dari alam ini. Idealnya manusia menghuni bumi hidup menggunakan ajaran Tri Kaya Parisudha.
Makna Sesajen Canang Sari dan Bahan Pembuatannya
- Daun Janur Setiap pembuatan sesajen canang yang mempunyai alas yang dibuat dari daun janur. Daun janur harus dibentuk model segi empat atau ceper sebagai representasi simbil dari kekuatan bulan atau Ardha Candra. Porosan Tidak hanya ceper, dalam pembuatan sesajen ini anda juga akan menemukan porosan yang tak lain adalah bahan-bahan di atas ceper. Porosan tersebut terbuat dari beberapa jenis bahan seperti daun janur, pinang, sirih maupun kapur. Dimana bahan-bahan ini adalah simbol dari Tridharma Hindu Bali yaitu Dewa Brahma, Dewa Siwa dan Dewa Wisnu.
- Irisan Tebu, Pisang serta Kue Khas Bali Dalam sesajen canang biasanya juga terdapat irisan tebu, kue khas Bali atau jajan khas Bali dan pisang yang memang harus ada. Dimana bahan-bahan ini adalahg simbol Wisma Ongkara.
- Sampaian Urasari Bahan ini wajib ada dalam sesajen dengan bentuknya yang bulat dan dijadikan sebagai tempat menaruh bunga.
- Bunga Segar dan Harum Bunga yang segar dan harum juga wajib ada dalam sesajen canang ini. Pastinya anda tidak akan menjumpai bunga yang layu atau bunga plastik dalam sesajen canang di Bali. Penggunaan bunga yang segar dan harum ini merupakan bukti ketulusan dan kesucian yang dilakukan masyarakat Hindu Bali.
- Bunga Rampai Bunga rampai biasanya ditempatkan pada bagian atas susunan bunga. Adanya bunga ini merupakan simbol dari kebijaksanaan yang harus ada dalam sesajen canang.
Silakan Tonton Juga Video Cara Membuat Canang Sari di Bawah Ini
Melalui penjelasan di atas tentu kini anda bisa semakin memahami jenis sesajen canang dalam agama Hindu Bali. Meskipun merupakan jenis sesajen yang paling sederhana namun sesajen ini tetap sangat penting dan harus selalu ada dalam persembahyangan. Jadi tidaklah heran jika sesajen canang memang bisa anda temukan secara mudah di berbagai lokasi di Bali termasuk tempat persembahyangan umat Hindu.