ilustrasi photo Kompasiana.com |
Diremehkan itu memang menyakitkan. Suara-suara sumbang tentang diriku dari orang yang sok tahu dan suka menghakimi, memang sering membuatku sedih. Tapi, seringnya diremehkan membuatku bisa lebih dewasa dalam menyikapi kehidupan.
Hujatan yang sering aku terima, membuatku lebih tegar
Tapi, tak bisa dipungkiri, rasa kesal saat diremehkan pasti menyelimuti hati. Tapi aku mencoba bersabar. Mungkin saat ini kondisiku memang sedang di bawah. Aku tidak pernah tahu esok hari itu seperti apa. Tapi setidaknya aku punya keyakinan, kesuksesan sudah menantiku di ujung jalan sana.
Tak mengapa aku dianggap sebelah mata oleh semua orang. Toh nasib selalu bisa berubah kok
Kamu itu gak bisa jadi orang berguna, gayamu itu sok, dan sombong!
Iya, aku memang ndeso dan gak tahu gemerlap kota. Aku buta soal kehingar-bingaran kota yang menampilkan kesenangan duniawi. Justru, disitulah aku bersyukur. Aku tak peduli seperti apa kehidupan duniawi. Yang aku mau hanya ketenangan hidup bersama orang-orang tersayang. Dan untukmu yang suka meremehkan hadirnya diriku, kita lihat nanti, nasib pasti akan merubahku.
Aku tidak dendam, tapi aku hanya mau membuktikan padamu bahwa aku bisa lebih darimu
Tidak ada orang yang terlahir sempurna. Pasti ada kurangnya, tapi aku paham. Rizki setiap orang itu beda-beda
Siapa yang tidak ingin terlahir jadi orang kaya raya dan hidup berkecukupan? Beli ini itu mudah, keluarga lengkap dan sehat. Hampir setiap orang inginkan itu, tapi apa dayaku yang terlahir dari keluarga biasa-biasa saja dan punya masalah yang bertubi-tubi. Terlintas iri dengan kalian yang bisa hidup enak dengan keluarga yang lengkap. Tapi, aku percaya dan yakin bahwa setiap rizki orang itu beda-beda. Tidak mungkin sama. Tugasku, menggapai rizki yang besar itu dengan segala usaha, walaupun sampai berdarah-darah.
Iya, aku paham kamu punya segalanya, harta yang banyak dan keluarga yang utuh. Aku iri? Tidak. Karena aku percaya Tuhan memberikan rizki-Nya dengan adil kepada umat-Nya
Prinsipku, tak mengapa hidupku kamu remehkan. Asal jangan mencoba meremehkan orangtuaku
Sejujurnya, kau teriaki aku miskin dan tidak harga diri itu lebih baik, dibanding kau hina ibuku!
Aku sangat menerima bila diriku dihina atau diremehkan sedemikian rupa. Tapi, aku tidak bisa menerima kalau keluargaku, terutama ibu kandungku dihina. Rasa sakitnya melebihi dari apapun. Bila itu terjadi, kemarahanku akan meledak dan tidak peduli siapa kamu yang berani menghina keluargaku. Kenapa aku bisa bicara seperti ini?
Karena ini adalah prinsip hidupku.
Tidak mungkin seseorang yang tangguh lahir dari ombak yang tenang. Berbagai cobaan pernah kuhantam dengan berani
Tuhan, aku bersyukur dengan keadaanku seperti ini. Semakin aku bersyukur, nikmatmu pasti akan bertambah, aku yakin itu
Aku selalu percaya, tidak mungkin orang-orang hebat yang sudah berada di puncak kejayaan tidak pernah mengalami pahit manis kehidupan. Tidak ada orang yang tangguh lahir dari ombak yang tenang. Pasti ada ombak yang membuatnya jatuh, bangun, tenggelam dan mampu berdiri kembali. Ya, itulah aku. Orang yang mampu tegak berdiri dari cobaan apapun.
Tuhan maha tahu isi hatiku, suatu saat dia akan berikan cahaya kesejahteraan untukku dan keluarga
Hidup itu seperti roda yang akan selalu berputar. Tidak mungkin seseorang akan terus berada di bawah dan tidak selamanya di atas. Mungkin saat ini posisiku di bawah dan kamu sedang jumawa diatas. Tapi, dengarlah, aku tidak akan mau bertahan di posisi ini terus-terusan. Usaha demi usaha akan terus aku lakukan. Berbagai cara, berbagai usaha dan berbagai doaku panjatkan agar kesejahteraan menjumpai aku dan keluargaku.
Tuhan, bahagiakanlah keluargaku. Kuyakin, doa ini yang akan terwujud sebentar lagi
Setiap orang yang datang dan memandang rendah diriku, aku tak masalah, karna aku percaya setiap nasib pasti akan berubah. Semua hanya masalah waktu dan usaha. Doa akan selalu akan kupanjatkan disetiap langkahku mencapai puncak. Tak masalah mereka memandangku sebelah mata. Tak masalah aku diremehkan dengan keadaanku yang rendah dihadapan mereka. Tak masalah aku dan keluarga belum sejahtera. Yang jelas, aku tetap berada di jalan yang benar.
Usaha keras dan doa selalu menyertai langkahku. Doa dari ibu, selalu menuntun langkahku hidupku agar mendapatkan yang terbaik
Dan untukmu yang meremehkanku, terimakasih sudah memandang sebelah mataku. Akan kubuktikan lebih baik lagi.
No comments:
Post a Comment
Bagaimana Menurut Anda Tulisan Ini, Membantu atau Tidak? Tuliskan Masukan Anda di Kolom Komentar, dibawah!