BABI HITAM / KUCIT SELEM / CELENG SELEM BALI
Bagi masyarakat Bali yang boleh makan daging babi, pasti rindu untuk makan daging babi hitam/ kucit selem/ celeng selem Bali. Kerinduan dengan rasa daging yang gurih wajar terjadi, karena saat ini populasi babi hitam/ kucit selem/ celeng selem Bali, sudah tak banyak lagi. Masyarakat dan para pelaku pengemukan babi lebih memilih untuk mengembangkan celeng putih yang cenderung lebih cepat besar dan cepat di panen.
Dampaknya babi hitam/ kucit selem/ celeng selem, yang autentik Bali jadi semakin berkurang jumlah populasinya dan dagingnya semakin sulit didapat di pasar umum.
Nah, Karena cepat ingin besar dan cepat panen makanya mengunakan pakan luar, seperti polar dan dll.
Jika dulu, tetua kita memberi pakan babi mereka dengan dagdag yang sudah dimasak sebelumnya.
Dari situlah celeng Bali lebih lama bertahan dagingnya ketimbang babi putih yang diberi makan polar tersebut.
Apakah harus ternak asli Bali jadi tamu di daerahnya sendiri?? yang asli sebaiknya menguasai daerahnya sendiri.
Mari lestarikan BABI HITAM / KUCIT SELEM / CELENG SELEM BALI
No comments:
Post a Comment
Bagaimana Menurut Anda Tulisan Ini, Membantu atau Tidak? Tuliskan Masukan Anda di Kolom Komentar, dibawah!